ARC 3 : ISLAND of DESPAIR 14
Powered by #RH_Group☂️
“Setelah mendengar semua darimu, kini aku dapat memprediksikan dirimu adalah seorang detektif yang handal!” seru Vinto.
“Aku hanya sedikit menerka saja dan tentunya dibantu oleh segala bentuk bahan petunjuk yang ada.”
“Haha, apa kau hobi merendah saat dipuji?”
“Aku hanya benci pujian. Pujian tidak akan membuatmu berkembang ataupun maju.”
“Hmmm kau benar. Baiklah, karena kau adalah seorang pemburu misteri, aku akan memberitahukan semua informasi yang aku tahu mengenai Fat Bob selama aku hidup di pulau ini.”
“Benarkah! Aku siap menjadi pendengar yang baik!”
“Salah satunyanya adalah ... aib Fat Bob!”
“Aib Fat Bob?”
“Aku tahu asal-usul agent elite generasi pertama di pulau ini, dan juga dibantu oleh beberapa sumber referensi dari berbagai orang yang pernah tercurangi. Generasi pertama hanya berjumlah 2 orang saja, di antaranya Ben Stetham dan Erik Stetham.”
“Hanya 2?”
“Karena mereka berdua sebenarnya bukanlah agent bentukan alami Fat Bob, melainkan agent yang pindah dari organisasi milik Tn. A.C.E.”
“Kenapa bisa pindah?”
“Itu karena tipu muslihat Fat Bob sendiri, dia mengiming-mingkan kekayaan agar Ben dan Erik beralih profesi kek kubunya. Ada alasan lain kenapa Fat Bob melakukan itu.”
“Kenapa?”
“Dia melakukan itu sebagai pelampiasan marahnya karena pada tahun 2000, bisnis Fat Bob pernah ditolak oleh Tn. A.C.E. Rencana jahatnya mulai meletus pada tahun itu, awalnya dia menghasut Ben, tambah ke sini serangan balas dendamnya karena ditolak semakin menggila dan cenderung kejam, Fat Bob tipe orang yang suka menghancurkan lawannya sampai sehancur-hancurnya. Menurut sumber yang aku tahu, Fat Bob beraliansi dengan presiden dunia.”
“Dengan presiden dunia!?”
“Dia mengambil kesempatan saat presiden dunia berbisnis dengan Tn. A.C.E. Untuk ke sananya aku tidak terlalu tahu, tapi yang pasti ada kejadian insiden pada keluarga Tn. A.C.E.”
“Insiden?”
“Ya, dengar-dengar, kalau tidak salah seperti perpisahan rumah tangga. Pada saat itu, Fat Bob melangkah maju untuk mengambil kesempatan menghasut salah satu orang terbaik di sisi Tn. A.C.E.”
“Siapa dia?”
“Dia adalah sniper nomor 2, Carlo Redbeard.”
“Ah! Bagaimana bisa semudah itu orang-orang dari kelas terbaik terhasut!?”
“Aku tidak tahu masalah dan kebenaran jelasnya seperti apa, yang pasti Carlo telah direkrut sebelum Ben dan Erik masuk menjadi bawahannya.”
“Harusnya Ben dan Erik bukan generasi pertama dong, ‘kan ada Carlo yang pertama kali masuk?”
“Carlo tidak dimasukkan sebagai bawahan generasi, melainkan sebagai tangan kanan Fat Bob. Aku pernah dengar, bahwa gaji pertama Carlo adalah uang yang ada di dalam koper milik Ben Stetham yang awalnya uang itu digunakan sebagai pelunasan hutangnya, tapi kembali lagi, semua itu adalah rancangan skenario yang dibuat oleh Fat Bob.”
“Jadi, Ben dan Erik masuk agent di bawah naungannya karena terjerat hutang yang tidak dapat dibayar?”
“Benar, sebenarnya Ben dapat melunasinya oleh bantuan dana milik adiknya, Erik, tapi karena permainan Fat Bob yang licik, semua itu bisa dengan mudah diatur sesuai keinginannya.”
“Apa jangan-jangan setelah itu ....”
“Ya, sistem perbudakkan dideklarasikan! Banyak sekali kejadian yang terjadi, dari mulai menikahi ke-3 wanita, mendirikan pabrik pengeboran emas, mendirikan pabrik fermentasi anggur, menculik istri orang dan menjadikannya istri ke-11, mendirikan Bank dunia, mengubah pembantu menjadi istri ke-12, bencana longsor akibat pengeboran emas, penanggulangan area longsor oleh para kaum jelata, Fat Bob mulai aksi bisnisnya di pulau buah, pernikahan yang ke-13, 14, dan 15, kabar buruk mengenai pulau tetangga yang berbahaya, berpindahnya para pekerja Tn. A.C.E ke lapangan pekerjaan milik Fat Bob, Fat Bob ditolak yang kedua kalinya berbisnis dengan Tn. A.C.E, bangkrutnya Tn. A.C.E, masuknya Si Mata Elang Misterius, Fat Bob mulai meminjami uangnya kepada Tn. A.C.E, gemparnya berita orang-orang asing yang membebaskan para budak, pembobolan Bank yang dilakukan oleh organisasi The Robs, tahun tagihan Tn. A.C.E pada Fat Bob, penculikan Farma, eksekusi kerabat dekat 5 budak, dan pulau tetangga yang diisolasi oleh Fat Bob.”
“Kita harus membedahnya satu persatu.”
“Apa barusan setelah aku paparkan semua kejadiannya, kau merasa bingung? Haha?”
“Tidak, informasi barusan sangat penting sekali, aku perlu penjelasan yang lebih rinci dari satu-persatu insidennya.”
“Wah, kau memang cerdas serta ahli juga, aku kira kau akan sulit menangkap apa yang telah aku paparkan?”
“Apa kau bisa mulai dari 3 wanita yang dinikahi oleh Fat Bob?”
“Itu terjadi pada tahun 2000. Setelah hari pendeklarasian perbudakkan.”
“Tahun 2000 mengingatkanku pada stempel logo pemerintah yang ada di dahiku ini,” batinku.
Di suatu tempat.
“Uh, akhirnya sampai juga, setelah sekian lama aku bersembunyi di dalam gerbong kapal.”
Aku berjalan mengikuti para orang-orang yang pergi berpariwisata. Tempat yang sangat menarik. Aku berada di lautan yang dikelilingi oleh 3 pulau, 2 pulau di kanan dan kiri, dan 1 pulau utama di depan mata.
Aku baru pertama kali ke sini. Ketiga pulau sama sekali sangat samar karena sebagian wilayahnya tertelan kegelapan malam, hanya yang terlihat cuma masing-masing lampu yang terpasang di setiap pulau. Lampu itu terus berputar-putar berwarna merah dan putih, sangat menyilaukan.
Sebenarnya, mereka ini mau berariwisata apa sih? Malam-malam begini?
Sejenak aku mencoba untuk memerhatikan orang-orang di sekelilingku. Mereka terlihat seperti bukan orang yang mau jalan-jalan, penampilan mereka rata-rata seperti preman, ada yang di sekujur tubuhnya penuh dengan tato, kalung rantai di leher, fisik tubuh yang kekar, dan pandangan mata mereka selalu melotot tajam.
Akhirnya setelah aku dan yang lainnya berjalan menyusuri sebuah dermaga, kami dibariskan oleh petugas di pulau itu. Kulihat barisan yang paling depan dari kalangan turis diperiksa satu-persatu sebelum memasuki tempat pariwisata.
“Wah, penjagaan di wahana ini, cukup ketat juga, ya.”
“Hahaha, kau dengan mudahnya menyebutkan tempat ini wahana. Sudah tidak diragukan lagi, pasti dosamu sangat besar, ya?” sahut seseorang yang sebaris denganku.
“Ah, bukankah kita berkunjung kemari untuk bersenang-senang?”
“Hahaha! Kau benar! Aku suka cara bicaramu, aku jadi lebih bersemangat untuk mengasah pukulanku di sana.”
“Hey, kita di sana bukan untuk kontes tinju, emangnya ada permainan tinju di sana?”
“Ya, banyak. Rata-rata bertarung tanpa wasit.”
“Eh? Emangnya ada yang seperti begituan?”
Akhirnya tibalah barisan giliran kami diperiksa.
“Siapa nama lengkapmu?” tanya petugas sambil memegang alat tulis.
“Namaku Alexander Murphy.”
“Oke. Selamat bersenang-senang!” ucap petugas pulau.
“Iya, tentu sa-”
Cring!
Eh!!? Kedua tanganku diborgol!?
“Dan ... selamat menempuh hidup baru sebagai tahanan napi,” lanjut petugas.
Ah!? Aku dipenjara? Ja-jadi tempat ini adalah ... pulau penjara!??
“Setelah kita diborgol seperti ini, pastikan siap mentalmu untuk membusuk di dalam penjara, kita akan bekerja banting tulang, pertarungan bebas di mana-mana, dan mati karena porsi makannya direbut oleh napi yang lebih berkuasa,” ujar seseorang di sampingku.
Sial! Ternyata aku menyelinap masuk dan bersembunyi di dalam kapal tahanan!
Aku dan yang lainnya pun digiring masuk ke dalam penjara terbesar dan terketat di dunia. Penjara yang dulu pernah disinggahi oleh Bos, Hellios Meyer Dochkin. Aku tidak tahu nasibku di sini seperti apa, entah akan menjadi kuat seperti Bos ... atau mati sebagai pecundang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top