ARC 3 : FLASHBACK ALERT! 3!


Pada tahun 1940 adalah tahun di mana aku mulai dikenalkan kembali oleh Raja Zagzagel pada putranya yang bernama Nathanael. Tepat pada hari menjelang kematiannya, pertama kalinya dalam sejarah seekor monyet dipersilahkan duduk di samping putra seorang raja, duduk berdua di dalam kamar menghadap raja yang sudah tak lama lagi akan menemui ajal. Menyaksikan hembusan napas terakhirnya, tapi sebelum itu Raja Zagzagel memintaku untuk menemani putranya dalam mengemban tugas yang berat. Ternyata dia sudah memprediksikan kematiannya sendiri, itulah alasan mengapa Raja Zagzagel menghabiskan waktunya bersama Nathanael hanya untuk memberikan pengetahuan dan seni bertarung.

“Sejak aku divonis akan mati, pada saat itu sisa hidupku hanya kugunakan untuk meningkatkan kekuatan Nathanael,” ungkap Raja Zagzagel.

Selama ini aku tidak pernah mengeluarkan suaraku sekali pun sampai saat ini, aku hanya berpura-pura menjadi layaknya seekor monyet biasa yang hanya punya naluri merasakan detik-detik akan kematian manusia.

“Jangan kaku seperti itu, jadilah menjadi dirimu sendiri, kau adalah spesies kera yang lain dari yang lain. Kau adalah kera legenda, aku pernah mengetahui mengenai cerita itu.”

Tidak aku sangka, ternyata Raja Zagzagel mengetahui bahwa aku adalah kera yang berbeda dari kera pada umumnya.

“Mana ada kera yang selama 20 tahun ini memisahkan diri dari koloni hanya untuk hijrah di wilayah pepohonan jati yang setiap pagi menyaksikan putraku Nathanael bermain pedang dengan putra Zuriel di dekat pagar pembatas.”

“Anda ... tahu akan hal itu?” ucapku.

“Haha ... aku tahu semuanya, kau ‘kan kera yang sendirian menatapku di atas pohon cemara? Kau mencoba untuk menolongku tapi hatimu berkata lain, kau masih ragu akan statusmu kalau-kalau kau akan terlihat aneh jika seekor kera menolong manusia. Tapi aku kaget, karena niat baikmu kecolongan oleh Zuriel membuatmu tinggal selama 20 tahun di pepohonan jati samping kerajaan. Selain itu aku lihat kau selalu menjaga putraku dan putra Zuriel sewaktu kecil, itulah mengapa aku lebih memilih untuk menjaga mereka dari balik jendela rumah, karena sudah aman, ada dirimu yang mengawasi selain aku.”

“Untuk itu ... aku ....”

“Benar, aku tahu yang ada di dalam isi hatimu, kau hanya ingin membantu. Aku adalah raja yang memiliki keahlian dalam mendengarkan isi hati semua mahluk, kelak Nathanael pun mungkin akan mengeluarkan kemampuan yang unik lainnya, karena dia putra dari Raja Asteria.”

“Ayah, aku dengar ada yang ingin kau bicarakan setelah kau memerintahkanku untuk membawa kera ini,” ujar Nathanael.

“Benar. Aku ingin memberitahukan mengenai vonis kematianku ini, dan kenapa aku hanya memerintahkan kalian berdua yang menghadap di dalam kamarku? Karena hanyalah kalianlah satu-satunya rasa kepercayaanku.”

“Bagaimana dengan Ksatria Zuriel?” tanyaku.

“Sejak 20 tahun yang lalu, di mana saat aku tengah ditolong oleh mereka, aku membaca hati mereka ternyata ada aura gelap di dalamnya, walaupun Zuriel berkata bahwa dia tidak meminta apa-apa tapi sebenarnya dia meminta sesuatu yang besar.

“Terima kasih sebelumnya. Apa kau yakin akan pergi begitu saja tanpa membawa imbalan apa-apa?”

“Mmm ... kurasa setelah aku melihat kerajaanmu yang megah ini, dan karena setelah menolongmu aku difasilitasi tempat dan makanan yang mewah, aku jadi ragu untuk menolak imbalanmu.”

“Baguslah kalau begitu, kau meminta apa?”

“Karena kau memaksaku untuk memberitahukan keinginanku ... mmm ... jujur saja aku ingin menjadi panglima di kerajaan ini, dan aku butuh wanita dari negeri ini sebagai pendampingku kelak.”

“Kalau begitu, carilah wanita di kerajaanku yang menurutmu cocok, dan setelah itu bawakan dia kemari, pada jam itu juga aku akan menikahkanmu dengannya.”

“Ah, baik, terima kasih.”

“Lalu apa setelahnya dia berhasil membawakan seorang wanita?” tanyaku.

“Ya, tentu saja, dia memilih menikah dengan adikku.”

“Menikah dengan adik Raja?”

“Memang tujuannya itu dia ingin memiliki seorang putra. Tapi di balik hatinya, dia berencana untuk mengambil alih sistem kerajaan Asteria ini, setiap hari dia selalu memberikan teh padaku, dan aku tahu sebenarnya teh itu adalah racun, yaitu racun yang dapat mengurangi usiaku.”

“Raja tahu bahwa yang Anda minum itu adalah racun, tapi kenapa Anda?”

“Aku minum bukan karena Zuriel yang setiap hari memintaku untuk meminum tehnya, melainkan karena aku tahu sendiri bahwa yang membuat tehnya adalah adikku, aku adalah pria yang sangat menghargai segala bentuk makanan apa pun yang dibuat oleh wanita. Zuriel hanya menaruh racunnya saja pada saat memberikan tehnya padaku.”

“Istriku, kau tahu betapa aku sangat menghormati kakakmu? Hampir sama seperti kau menghormatiku, jadi mulai saat ini, buatkan setiap pagi aku dan kakakmu teh. Karena teh yang kau buat waktu itu, saat pertama kali aku membawa Raja ke kamarnya, aku disuguhkan teh buatanmu, dan aku ingin masa-masa itu selalu teringat setiap pagi dan seterusnya.”

“Ah, baik suamiku, aku akan membuatkan teh setiap pagi.”

“Ah, jangan repot-repot, hahaha!”

“Tidak apa-apa paduka raja, inilah bukti bahwa aku tidak mau melupakan tanda balasmu, karena kau telah memberikanku segalanya di negeri ini.”

“Kau tahu mengapa 10 tahun lalu aku memintamu untuk kembali lagi ke sini saat putraku berusia 25 tahun?”

Tapi kembalilah kemari saat putraku, Nathanael sudah beranjak usianya yang ke-25 tahun.”

“Bukankah itu agar Nathanael lebih fokus dalam menerima semua pengetahuan dan pelatihan bertarung?”

“Kau benar, tapi ada sesuatu yang lain dari itu.”

“Apa itu?”

“10 tahun yang lalu ... dalam hati Zuriel sudah memvonisku bahwa 10 tahun yang akan datang ... semua zat racun yang menumpuk akan mencapai tarafnya pada tahun ini ... aku akan segera mati, dan saat itulah, Zuriel akan menguasai Asteria dengan menggulingkan takhtaku termasuk akan mengasingkan Nathanael.”

“La-lalu dia ingin melakukan itu agar dirinya menjadi raja penerus Anda?” tanyaku.

“Tidak ... dia ingin putranya Gazardiel Galizur yang menjadi seorang raja.”

“Ah!? Putranya sendiri??”

“Dari kecil hingga sekarang aku sering bertarung dengan Galizur, 100X menang dan 99X kalah, itulah skor yang aku dapatkan saat bermain pedang dengannya. Dan pertarungan itu selesai saat aku yang menjadi peraih kemenangan yang ke-100.”

“Itu artinya kemampuannya bertarung sangatlah hebat. Bagaimana bisa dia dapat mengimbangimu? Padahal Raja sendiri yang mengajarimu berlatih pedang secara fokus?”

“Aku tidak tahu pasti, yang aku dengar darinya, selama aku berlatih dengan ayahku, dia pernah dilatih oleh seseorang, dia hanya dilatih sebulan tapi sudah hampir mengimbangiku yang notabenenya telah berlatih selama 10 tahun.”

Itu artinya ... orang yang melatih Galizur adalah orang yang sangat jenius,” sahut Raja Zagzagel.

“Selama hidupnya dia selalu berambisi untuk bisa mendapatkan takhta raja. Itulah mengapa dia sangat ngotot dengan ayahnya agar ambisinya terwujud.”

“Dari awal Zuriel adalah orang yang menantikan putranya menjadi penerus raja tapi siapa yang menyangka bahwa penantian ayahnya akan sangat sangat terwujud ... karena ambisi yang besar sudah tertanam jauh sejak Galizur masih dalam kandungan,” ujar Raja Zagzagel.

Seketika Raja Zagzagel menunjukkan jarinya ke arah suatu lemari.

“Satu-satunya agar kau tak terkalahkan oleh siapa pun hanyalah dengan menggunakan sesuatu benda yang berada di dalam peti besar di balik lemari itu. Dengan begitu, targetku dalam meningkatkan pencapaianmu menjadi penerusku sudahlah selesai.”

Setelah Nathanael mengetahui apa yang dia dapatkan di dalam peti, Raja Zagzagel memintaku untuk menjaga dan mengawasi Nathanael, setelahnya ... Raja meninggal.

Sejak saat itu, kekuasaan diambil alih oleh Nathanael. Nathanael menjadi seorang raja. Nathanael mendeklarasikan bahwa dirinya adalah penerus kerajaan dengan menampilkan pedang sebagai asset simbol kerajaan. Pedang merah darah yang memancarkan suatu elemen ... yaitu elemen magma, bernama Adammagma Zweihander.

Nathanael berjalan di atas tangga yang menuju ke puncak bangunan sakral. Orang-orang berkerumun berdesak-desak hingga memenuhi suatu alun-alun kerajaan. Sesampai di atasnya Nathanael mengacungkan pedangnya ke langit Asteria dan bersumpah di depan rakyatnya.

“Ya mulya Raja Zagzagel telah berpulang ... semua kekuasaan serta sistem kekerajaan yang beliau tinggalkan diteruskan kepada putranya ... dan demi Adammagma Zweihander ini ....”

“Gunakanlah pedang itu untuk melindungi kerajaan dari luar ... Adammagma Zweihander adalah pedang kuno yang memiliki kapasitas besar yang sifatnya menumpuk kekuatan dari para leluhur sebelumnya. Sudah turun temurun sekitar beratus-ratus tahun lamanya, hanya seorang yang memiliki darah keturunan raja yang dapat menggerakkan serta mengendalikannya. Ada beberapa keahlian yang dimiliki pedang tersebut, yaitu ... mampu membuat penggunanya mendengar suara langkah serigala dan warna merah pada pedang akan semakin memancarkan warna merah tajamnya saat ketika serigala bergerak semakin mendekat dalam radius area pedang. Memang pedang itu dahulu digunakan untuk membantai serigala.”

“Izinkan aku untuk melanjutkan kepemimpinannya yang telah gugur ... serta meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan rakyat ... dengan ini aku mendeklarasikan sistem yang baru dan mengganti nama kerajaan Asteria menjadi kerajaan Asterazura!”

“Walaupun di balik hatinya dia berencana untuk menggulingkan kekuasaan kita, tapi dengan adanya dirimu yang segera menjadi penerusku untuk mengisi singgasana yang kosong ... maka berakhirlah impiannya untuk menaklukkan Asteria, karena siapa pun yang mencoba untuk melawan seorang raja maka siapa pun orangnya akan segera cepat tunduk, karena seorang raja memiliki senjata jiwa yang sakti.”

“Tapi walaupun begitu, berikan dia hadiah dan sangkut pautkan nama kerajaan ini dengan namanya. Dengan begitu semua jasanya menjadi panglima di kerajaan ini selama 20 tahun akan terbalas. Walaupun putranya tidak menjadi penerus kerajaan tapi sudah cukup untuk mengangkat tinggi namanya bersama dengan leluhur kita. Kita dari keturunan Asteria dan dia yang lahir dari keturunan Galizur.”

“Bagaimana dengan penamaannya Ayah?”

“Kau bisa memikirkan untuk penamaanya, intinya kaitkan dengan nama leluhurnya, agar setidaknya mereka merasakan bangga. Karena Asteria tidak boleh diturunkan kepada selain Asteria karena jika terjadi maka kerajaan akan lemah. Raja yang bukan dari klan Asteria tidak dapat mencabut/mengangkat pedang warisan, dengan begitu raja tidak akan dapat melindungi kerajaan dari ancaman terbesar di luar. Itulah mengapa dianjurkan hanya klan Asteria saja yang dapat menjadi raja.”

Akhirnya setelah pendeklarasian yang tengah berlangsung lama pun berakhir. Pidato tersebut diakhiri dengan sorakan yang sangat meriah oleh para rakyatnya. Nathanael turun dari bangunan tinggi tersebut dan berjalan menuju istana bersama denganku yang berada di belakang mengikutinya.

“Setelah mendeklarasikan diri menjadi raja, lalu apa langkah selanjutnya yang ingin kau lakukan?” tanyaku.

“Tentu saja aku akan mengubah kerajaan ini menjadi sangat maju. Aku akan dengan suka rela mengulurkan tangan kepada beberapa kerajaan siapa pun yang membutuhkan pertolongan, dan kembali memperkuat ikatan aliansi.”

Tak sengaja saat melintasi suatu ruangan pos penjagaan istana, kami mendengar pembicaraan antara Panglima Zuriel dan putranya, Galizur.

“Kenapa Ayah membiarkannya begitu saja? Bukankah ini adalah kesempatan kita untuk memperebut kekuasaan Asteria!?” bentak Galizur.

“Awalnya juga ayah akan bertindak seperti itu, Ayah sudah lama memprediksikan bahwa hari ini adalah hari kematian Raja Zagzagel tapi salahnya ayah tidak memperkirakan bahwa Raja Zagzagel memerintahkan putra beserta monyet liar itu mengunjungi kamarnya.”

“Kalau begitu, buatlah skenario seakan-akan mereka berdua adalah dalang dari kematian seorang raja, Ayah! Dengan seprti itu, aku akan lebih leluasa untuk menyingkirkan keluarga Asteria!”

“Sepertinya ayah tidak bisa lagi memenuhi ambisimu yang terakhir ini, kurasa keputusan Raja Zagzagel untuk meneruskan kerajaan kepada putranya adalah benar.”

“Kenapa Ayah malah mendukung mereka!?”

“Kau tahu, Nak? Sudah berapa rasa syukurku ini curahkan? Setiap hari aku selalu memuji ya mulya raja, karena dari saat awal ketemu, dia selalu memberikan segalanya yang ayah mau atau yang ayah minta. Ayah hanyalah pemimpin dari segelintir orang-orang miskin yang mengoleksi senjata di medan perang. Suatu bentuk kejahatan ayah cukup memberinya minum teh yang beracun setiap hari, lebih dari itu ... ayah tidak mau melakukan hal yang melebihi itu. Cukup dengan Nathanael mencantumkan nama leluhurku pada kerajaannya yang pada hakikatnya aku bukanlah siapa-siapa itu membuatku sangat bahagia serta bercampur sedih atas selama ini yang aku lakukan, kerajaan Asterazura membuatku tersadar, bukan lebih tepatnya Raja Zagzagel beserta putranya, Nathanael.”

“Jadi pergantian nama kerajaan itu yang membuat Ayah berhenti mewujudkan ambisiku serta terlena oleh itu? Asal Ayah tahu, Ayah terjebak olehnya! Dia sudah mensiasati hal tersebut agar Ayah menerima keputusannya menjadi raja!”

“Kau harus ingat, Galizur. Mereka bukanlah musuhmu, mereka adalah bagian dari keluargamu sendiri. Nathanael adalah ponakan ibumu.”

“Persetan dengan saudara, yang aku inginkan sekarang adalah ... kekuasaan dan aku ingin menjadi raja di dalamnya!” teriaknya sembari memungut barang.

“Kau mau ke mana?”

“Aku akan berkelana jauh! Aku akan membuat kerajaan dengan tanganku sendiri!”

“Kalau begitu ... baguslah. Kau harus belajar mandiri dan memulainya dari nol, jika ingin meminta bantuan kepada ayah, jangan sungkan-sungkan.”

“Tidak akan! Tidak pernah akan!”

Pada saat itu, Panglima Zuriel sudah sangat bersabar dan merelakan Galizur untuk pergi. Mungkin itu adalah keputusan yang terbaik dari seorang ayah untuk mendidik putranya. Galizur pun meninggalkan rumah dan pergi keluar dari kerajaan Asterazura.

Dengan kepergian sang ambisius, lahirlah kerajaan yang sangat kuat. Panglima Zuriel yang sudah mengalami masa tuanya, dia diangkat oleh Nathanael menjadi penasihat kerajaan yang sangat bijak, Penasihat Zuriel buka mulut mengenai teh beracun yang setiap pagi dia sajikan pada Raja Zagzagel tapi karena Nathanael mengetahui kebenaran itu semua, akhirnya semua kesalahannya diampuni. Sejak kejadian tersebut, Penasihat Zuriel mendapatkan suatu pelajaran yang berharga dari putra Raja Zagzagel.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top