ARC 3 : FLASHBACK ALERT! 14!
Sejak peristiwa kecelakaan pagi hari lalu, yang tepatnya dialami oleh beberapa mahluk yang memiliki perawakan sangat aneh dan asing, kini mereka berempat dibawa ke istana kerajaan untuk menghadap ke Raja Galizur.
“Ha!? Kenapa Sraosha membawa mahluk sampah-sampah jelek ini di kerajaan?? Apa dia sinting?” batin salah satu kesatria yang berhasil didengar oleh Sraosha.
Sejenak Sraosha memasuki ruangan raja dan menitipkan 4 mahluk aneh tdai ke K’.
“Ada apa Sraosha? Hingga kau harus datang kemari?” tanya Raja Galizur.
“Bukan apa-apa, Ya Mulia, aku datang kemari untuk memberitahukan bahwa ada alat kendaraan asing yang melaju dengan cepat dan akhirnya menabrak pesisir pantai Asteraossa, dan itu terjadi sekitar pagi hari yang lalu.”
“Ah! Apa sebelumnya kau telah mengecek alat kendaraan itu? Aku khawatir itu sebuah bentuk dari perangkap musuh yang berasal dari luar.”
“Aku dan K’ sudah memeriksanya. Ternyata alat berat tersebut adalah sebuah kapal yang dapat berlayar di dalam perairan. Aku bisa memprediksikan bahwa alat kendaraan itu adalah teknologi yang dibuat oleh orang-orang yang jenius dan memiliki peralatan yang sangat canggih.”
“Lalu apa kau dan kera itu memeriksa bagian dalamnya juga?”
“Iya, Ya Mulia, aku menemukan 4 orang manusia dengan 3 orang yang berperawakan sangat aneh.”
“Sangat aneh?”
“Benar. Mereka seperti mengalami masalah terhadap pertumbuhan tubuhnya tapi yang membuat aneh adalah tubuhnya lebih besar 2X lipat dari pada manusia normal.”
“Apa jangan-jangan mereka adalah kaum kurcaci? Tapi yang aku tahu dari ras mereka itu rata-rata memiliki tubuh yang terbilang kerdil, tapi aku belum tahu juga mengenai jenis yang kalian berdua temukan.”
“Untuk itu aku dan K’ sudah membawa mereka kemari.”
“Kalian membawanya kemari? Ke dalam istana? Lalu dalam keadaan apa kalian membawa mereka?”
“Kami membawa mereka dalam keadaan tidak sadarkan diri.”
“Bisa kau memperlihatkan mereka padaku?”
“Tentu saja, Ya Mulia, izinkan aku untuk membawa mereka kemari bersama dengan K’.”
“Baik.”
Sraosha pun keluar dari ruangan raja dan meminta K’ yang dalam bentuk gorilla untuk membawa masuk 4 orang asing tersebut ke dalam ruangan raja. Setelah meletakkannya di lantai karpet kerajaan, selanjutnya Raja Galizur mulai melihat-lihat dan menganalisis lebih dalam mengenai 4 orang asing itu.
“Kau benar. Mereka dalam keadaan tak sadarkan diri. Aku merasakannya sendiri melalui masing-masing dari detak jantung mereka.”
“Oh iya, Ya Mulia, kami akan kembali ke tugas kami untuk menjaga Asteraossa dari luar. Apakah 4 orang asing ini perlu kami amankan ke tempat lain sebelum kami kembali?”
“Tidak perlu. Biarkan untuk sementara waktu mereka di sini. Aku perlu tindakan lebih lanjut mengenai identitas mereka dan apa tujuan mereka bisa datang kemari. Aku butuh waktu untuk menunggu mereka sadarkan diri.”
“Baik, Ya Mulia.”
Tiba-tiba Putri Sophia memasuki ruangan raja dan terlihat kebingungan.
“Eh! Tumben ada Sraosha!” serunya sambil menepuk punggung Sraosha.
“Ah! Kau mengagetkanku saja!”
“Hehehe! Lagian jarang-jarang kalian berdua kemari? Biasanya ‘kan setiap kali kalian kemari berarti kalian sedang berada dalam masalah.”
“Hmmm ... kau sok tahu!”
“Eh? Emangnya ada apa deh?”
“Tuan Muda, menemukan 4 orang asing yang diperkirakan berasal dari dunia luar.”
“Oalah! Mana-mana!?”
“Di situ Tuan Putri,” ucap K’ sembari menunjukkannya.
“Wah! Mereka sangat unik!” seru Putri Sophia menghampiri satu-persatu orang asing.
“Lah!? Ini ada satu manusia normal yang ada bersama dengan mereka bertiga?”
“Benar, Putriku. Ada satu manusia yang ada di antara mereka bertiga dalam satu kapal kapsul.”
“Kapal kapsul?”
“Semacam kendaraan air yang dapat berkendara di dalam air.”
“Wah! Aku baru mendengarnya!”
Dengan sedikit iseng Putri Sophia mencubit hidung salah satu manusia aneh dengan kedua jarinya.
“Pu-Putri! Jangan sentuh dia!” seru Sraosha.
“Oh, tidak, aku hanya sengaja melakukan hal ini agar memastikan bahwa dia masih bisa bernapas dengan menggunakan hidung atau tidak, mengingat tubuhnya yang berbeda dengan kita, apa mungkin dia mempunyai insang.”
“Tuan Putri jangan mengada-ada dia bukanlah manusia ikan melainkan seorang manusia yang hanya saja mungkin mereka berada di golongan ras yang berbeda.”
“Oh begitukah?” sahutnya sembari menengok Sraosha.
Saat wajah Putri Sophia masih mengarah ke Sraosha, tiba-tiba salah satu manusia aneh yang barusan dicubit hidungnya oleh Putri Sophia mendadak membuka mata.
“Di mana aku?”
Seketika seisi orang di dalam ruangan tersebut pun mendadak terkejut, apalagi Putri Sophia yang posisinya berada dekat dengan kepalanya membuatnya terjengkang ke belakang karena terbelalak terkejut.
“Kau tidak apa-apa?” ucap Sraosha sambil menahan tubuh Putri Sophia yang akan terjatuh ke belakang.
“Ah! Terima kasih, Sraosha.”
“Ekhem! Aku tidak mempermasalahkan kalian seperti ini jika status kalian sudah menikah!” ketus Raja Galizur.
“Mmm, tadi kan aku cuma kecelakaan Ayah, dan Sraosha menolongku, jadi tidak ada yang salah kan?”
“Kau juga selama ini telah membohongi ayah kalau kau mengandung anak dari Sraosha!”
“Hehehe kenapa harus dibahas lagi sih, Yah? Kan itu sudah lama, sejak satu tahun kemarin.”
“Tapi tetap saja ayah masih kesal.”
“Oh Ayah masih kesal??? Ya sudah aku mau peluk Ayah,” kata Putri Sophia sembari bermanja-manja memeluk ayahnya.
“Aku minta maaf ya, Yah, aku melakukan ini demi kepentingan bersama, aku tidak mau Sraosha di penjara, dan selama ini aku adalah saksinya bahwa Sraosha tidaklah menculikku, para kesatria Ayahlah yang melebih-lebihkannya.”
“Ayah tidak tahu kenapa akhir-akhir ini kau selalu merendahkan para kesatriaku. Apa kau tidak menerima Ayah memasukkan Sraosha ke bagian divisi keamanan luar kerajaan?”
“Kau sudah sadarkan diri?” ujar Sraosha sambil membantunya untuk duduk dari tidurnya.
“Ah! Iya, terima kasih, kau adalah salah satu kalangan dari banyaknya ras manusia yang berbuat kebaikan padaku,” sahut mahluk asing tersebut.
“Ah?”
“Aku ada di mana?”
“Kau dan kerabatmu yang kini masih dalam ketidaksadaran diri berada di Pulau Asteraossa, tepatnya di ruangan raja yang berada di dalam kerajaan.”
“Tempat ini? Ruangan raja? Besar sekali! Di tempat kami ruangan seperti ini disebut ruangan aula besar kerajaan.”
“Jadi, kalian berasal dari kerajaan?”
“Iya, tapi sayangnya kerajaan dan tempat tinggal kami telah hancur dalam satu malam.”
“Ba-bagaimana bisa?”
“Mungkin karena ketamakan dari beberapa orang-orang kami yang berhasil mencuri suatu benda milik ras raksasa.”
“Ras raksasa?”
“Benar. Saat orang-orang kami berhasil mencuri dan memilikinya, kami tidak mengira bahwa ras raksasa akan mencari dan menemukan persembunyian dan kediaman kami. Setelahnya, kerajaan serta rumah-rumah penduduk dihancurkan dengan sekali serangan, tidak hanya itu orang-orang kami yang khususnya dari bangsawan pun telah dimusnahkan.”
“Sebenarnya, kalian berasal dari kerajaan yang mana?”
“Aku, kakakku, dan kedua kakak iparku berasal dari Kerajaan Midget.”
“Kerajaan Midget?”
“Ya, kami adalah ras kurcaci. Rata-rata dari penduduk kami memiliki ukuran tubuh yang cenderung lebih kecil dari pada induk kelinci.”
“Se-sekecil itu? La-lalu bagaimana dengan kalian? Kenapa kalian bisa sebesar ini?”
“Aku dan kakakku adalah kurcaci yang memiliki gen yang sangat langka dari banyaknya kurcaci pada umumnya.”
“Kalian memiliki gen yang sangat langka? Lalu bagaimana dengan 1 wanita ini? Kau bilang hanya kau dan kakakmu saja yang memiliki tubuh besar?”
“Dia adalah kakak iparku yang bernama Hilda Frostbeard, awalnya dia memiliki tubuh sebesar kelinci, namun setelah meminum ramuan yang dia racik sendiri berhasil memberikan efek yang sangat mengejutkan. Efeknya adalah setiap bagian tubuh akan mengalami pembengkakkan yang sangat ekstrim.”
“Tapi aku lihat tubuhnya masih terlihat sama saja dengan tubuhmu atau kakakmu, tidak ada pembengkakkan yang terlihat menonjol.”
“Itu karena kakak iparku sangat rutin dalam memberikan asupan ramuan pada dirinya. Dia melakukan itu karena dia sangat mencintai kakakku, begitupun dengan kakakku. Karena tidak ada satupun pasangan kurcaci yang cocok seukuran dengan tubuh kakakku membuat dirinya kadang merasa tersiksa. Tapi untungnya karena ada Hilda, kekurangan yang dimiliki kakakku perlahan-lahan tertutupi.”
“Lalu bagaimana dengan kakak ipar satunya yang aku lihat dari postur tubuhnya dia adalah seorang wanita normal dari kalangan manusia?”
“Benar. Dia adalah seorang manusia, istri ke-2 kakakku yang bernama Gwendolyn Wolf. Dialah manusia yang selama ini dapat merubah penampilan kakak ipar yang pertama menjadi seukuran seperti ini.”
“Maksudmu, dia adalah seorang spesialis peracik ramuan?”
“Benar. Sebetulnya kakakku menikahi ras kaum manusia hanya untuk keperluan istri pertamanya agar tubuhnya tidak menyusut mengecil.”
“Jadi dia dijadikan sebagai alat?”
“Tidak begitu juga. Gwendolyn pun tidak keberatan dijadikannya menjadi seorang istri ke-2, karena masing-masing kedua belah pihak memiliki tujuan yang saling menguntungkan. Kakakku mendapatkan ramuan yang dapat membuat istri pertamanya menjadi seukuran tubuhnya, sedangkan Gwendolyn mendapatkan perlindungan kakakku dari buruan pemangsa.”
“Buruan pemangsa? Siapa mereka?”
“Kaum werewolf.”
“Kaum werewolf?”
“Awalnya kami bangsa Midget tidak memiliki masalah dengan kaum werewolf, tapi semenjak perburuan Gwendolyn Wolf yang membuatnya bersembunyi di kerajaan kami berhasil memancing kaum werewolf masuk ke dalamnya. Itu terjadi sekitar 2 tahun yang lalu, tapu untungnya ada mahluk sekelas dewi yang berhasil memukul mundur para werewolf itu.”
“Jangan-jangan, werewolf itu adalah ...,” sahut K’.
“Benar! Mereka adalah werewolf yang menyerang Asteraossa 2 tahun yang lalu, penyerangan tanpa adanya komando yang membuat penyerangan tersebut menjadi kacau balau dan terkocar-kacir,” tutur Sraosha.
“Ngomong-ngomong siapa namamu? Dari tadi kami belum tahu namamu? Kata orang jika tak kenal maka tak sayang,” ujar Putri Sophia.
“Ahk! Ini kali pertamaku ditanya oleh manusia wanita dengan bahasa yang sangat lembut. Na-namaku Bully Hunger.”
“Dari tadi aku mendapatkan sesuatu kejanggalan. Apa selama ini kau baru diperlakukan baik dan lembut oleh manusia?”
“Ah! I-iya benar. Jarang-jarang mahluk yang berbicara lembut seperti ini padaku. Kau ataupun wanita ini sangat memperlakukanku dengan baik.”
“Memangnya di duniamu kau diperlakukan seperti apa?”
“Selama ini aku selalu dikucilkan dan dianggap oleh kaumku bahwa aku adalah monster. Hingga membuat mereka memperlakukan aku dengan semena-mena. Apa yang mereka lakukan padaku adalah suatu perbuatan yang mulia, tapi sekali saja aku mencoba untuk melindungi diri mereka menyebutnya sebagai tindak kekerasan. Padahal aku sama sekali tidak pernah menyentuh sedikitpun orang yang menyakitiku, tapi hanya karena aku sedikit mengangkatkan tanganku hanya untuk menakut-nakuti saja, mereka malah membalasku kejam, aku dipaksa menelan 5 biji bom peledak setiap kali aku membela diri.”
“!!!”
“Itulah mengapa selama ini, setiap kali ada yang menggangguku, aku lebih baik diam dan senantiasa menerima lemparan batu ataupun tombak. Selama itu tidak membahayakan bagian tubuhku dari dalam setidaknya aku tak apa menerima serangan walaupun itu telak yang terpenting serangannya hanya melukai bagian luarnya saja.”
“Memangnya kenapa pada bagian dalam tubuhmu? Kau seperti menyembunyikan rasa sakit?”
“Aku sudah menelan puluhan bom beberapa kali karena telah melakukan tindak kekerasan. Tapi syukurnya kakakku memberikan pembelaan padaku, ke mana pun aku berada, dia selalu mengikutiku untuk melindungi.”
“Ngomong-ngomong separah apa luka yang kau terima setelah menelan puluhan bom?”
“Sebenarnya, mungkin bom itu ukurannya tidak seberapa karena yang membuat bom tidak lain adalah mereka sendiri, kaumku itu awalaupun bertubuh kecil tapi memiliki keahlian membuat senjata yang kuat, contohnya seperti bom yang besarnya tidak lebih dari jempol tanganku, tapi sekali aku makan, aku harus menanggung dampak ledakan dari dalam. Dan kakak iparku yang ke-2 telah memprediksikan bahwa di dalam tubuhku sudah rentan dan tidak memiliki harapan lagi jika terjadi sesuatu yang melukai dari dalam tubuhku.”
“Apakah kedua kakak iparmu memperlakukanmu dengan baik layaknya kakakmu?”
“Mungkin jika aku menilai, kakakku adalah orang yang paling terbaik di kalangan ras kurcaci, dia sangat menyayangiku melebihi siapapun.”
“Itu artinya apakah tidak ada tempat kebaikan bagi kedua kakak iparmu dalam memperlakukanmu selain kakakmu?
“Kurasa seperti itu. Kakak Hilda memperlakukan aku dengan baik hanya saat ada kakakku di sampingku.”
“Jika tidak ada?”
“Dia akan memperlakukan aku layaknya babi, dia bebas memperbudak selama tidak ada kehadiran sosok kakakku.”
“Bagaimana dengan kakak iparmu yang ke-2?”
“Dia pun sama, hanya saja Gwendolyn agak sedikit berbeda, secara terang-terangan ataupun tertutup pun dia akan memperlakukanku dengan tidak ramah.”
“Artinya entah saat ada kehadiran kakakmu ataupun tidak ada kehadirannya pun tetap sama saat memberikan perlakuan padamu?”
“Benar. Gwendolyn hanya bersikap tak ramah padaku, dia tak sekejam kakak iparku yang pertama.”
Tiba-tiba kakaknya Bully mulai tersadar dan disusul dengan 2 kakak ipar lainnya.
“UGH! ADA DI MANA AKU? SIALAN! BENTURAN YANG AKU TERIMA PADA BAGIAN KENING SANGAT TERAMAT SAKIT!” ucap kakaknya Bully meringis.
“Kakak! Akhirnya Kakak telah sadarkan diri!”
“OH, BULLY! APA ADA SESUATU YANG TERJADI PADAMU SEWAKTU KECELAKAAN!?”
“Tidak ada yang terjadi apa-apa padaku, Kak. Aku hanya sedikit menerima luka lecet pada bagian lenganku.”
“OH! SYUKURLAH! AKU TIDAK MENGIRA KALAU KAPAL SELAM BUATANKU AKAN SULIT DIKENDALIKAN DAN BERAKIBAT SANGAT FATAL!”
“Jadi, kendaraan yang layaknya kapsul itu adalah kapal selam?” tanya Sraosha.
“AH! YA, BENAR. TU-TUNGGU! KALIAN SIAPA!!?”
“Tenang, Kak. Mereka adalah orang-orang yang telah menolong kita.”
“MENOLONG KITA? MEREKA KAUM MANUSIA, KAN?”
“Iya, mereka manusia, sama seperti kakak ipar yang ke-2.”
“OH! TERIMA KASIH!”
“Sebenarnya yang telah menolong kalian semua adalah Sraosha dan K’” ujar Raja Galizur sembari menunjukkannya.
“AH? KALIAN YANG TELAH MENYELAMATKAN KAMI? AH! TERIMA KASIH BANYAK!”
“Ada apa dengan cara bicaranya? Dia berbicara biasa tapi kesannya kok seperti orang marah, ya?” bisik K’ pada telinga Sraosha.
“Mungkin itu kebiasaan cara berbicaranya,” balas Sraosha.
“KENAPA?” tanya kakaknya Bully.
“Ah! Tidak ada apa-apa,” kata K’ mendadak gerogi.
“AKU MENDENGAR APA YANG BARUSAN KALIAN BISIKKAN. KALIAN MEMBICARAKAN MENGENAI CARA BERBICARAKU, YA?”
“Ah! Ya, sedikit. Mungkin karena kami baru mendengar untuk pertama kalinya cara berbicaranya ras kalian.”
“RAS-KU TIDAK MEMILIKI KEBIASAAN BERBICARA DENGAN NADA SEPERTIKU. AKU HANYA BERBEDA DENGAN YANG LAIN, INI SUDAH MENJADI BAWAAN LAHIR. SEBELUMNYA AKU MINTA MAAF KARENA CARA BERBICARAKU BERNADA TINGGI, ENTAH AKU BERADA DALAM KEADAAN TENANG ATAUPUN MARAH PASTI NADA YANG KELUAR AKAN SELALU TINGGI, SELAMA INI AKU TIDAK DAPAT MWNGWNDALIKAN ATAU MENGECILKAN SUARAKU.”
“Oh! Untuk itu, kami tidak mempermasalahkan! Setiap mahluk itu memang memiliki kebiasaan unik serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” sahut Sraosha.
“TERIMA KASIH BANYAK TELAH MENERIMA CARA BICARAKU YANG CENDERUNG BERNADA TINGGI INI.”
“Nada bicara tingginyalah yang terkadang kakakku memanfaatkannya untuk melindungiku dari kaum kurcaci yang mencoba untuk mengangguku. Dengan nada bicaranya yang tinggi, maka kakakku akan dapat menakut-nakuti mereka.”
“Ah!? Benarkah!? Kalau begitu, kau hebat!” seru K’.
“Hehehe! Itulah kakakku.”
“NGOMONG-NGOMONG SIAPA NAMA KALIAN? KALIAN TERLIHAT RAMAH DENGAN ADIKKU.”
“Oh! Untuk itu, kami menganggapnya sebagai teman kami. Aku bernama Sraosha Asteraoth yang bertugas sebagai divisi keamanan bagian luar kerajaan, lalu yang di sampingku adalah K’ dia adalah kera yang selama ini selalu berada di sisiku.”
“Aku adalah Gazardiel Galizur, penguasa kerajaan di kerajaan Asteraossa ini, dan ini adalah putriku satu-satunya yang bernama Sophia Galizur.”
“JADI, KALIAN ADALAH ORANG-ORANG KERAJAAN DAN ORANG-ORANG KESATRIA, YA?”
“Benar,” sahut Raja Galizur.
“Perkenalkan kami juga, namaku Bully Hunger.”
“Hilda Frostbeard.”
“Gwendolyn Wolf.”
“BOBBY HUNGER.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top