ARC 3 : FLASHBACK ALERT! 12!

Di luar istana


Kini aku dan K’ bergerak keluar untuk turun menghadapi kaum werewolf, yang nyatanya mereka datang untuk menyerang Kerajaan Asteraossa.

“Kau bilang kau tidak dapat merasakan perasaan hati para kesatria dan prajurit yang berada di pulau ini?”

“Benar. Tapi menurut seseorang yang berada di dalam sel sewaktu aku di penjara. Dia bilang, semua kesatria adalah para kelompok yang telah diberkahi kekuatan dispel sejak turun temurun, dan kekuatan itu yang menahan kekuatan leluhurku. Mereka yang memiliki kekuatan dispel hanya dari ras werewolf yang kedudukannya sangat tinggi.”

“Tapi walaupun begitu, kenapa ayahmu sewaktu perang dapat mendengarkan isi hati komandan werewolf?”

“Aku bisa menyimpulkan bahwa antara komandan werewolf dengan ayahku memiliki kedudukan yang sama, itulah yang membuat ayahku dapat menembus pertahanan dispel mereka.”

“Kalau begitu, apakah sekarang kau pun bisa mempertajam kekuatan leluhurmu?”

“Aku tidak yakin aku bisa, tapi aku akan mencobanya. Aku akan mendengarkan semua perasaan yang ada pada hati para kesatria maupun prajurit yang berada di Asteraossa.”

“Beritahukan padaku, kalau Tuan Muda sudah memasuki dalam mode peningkatan tersebut.”

Saat kami berdua berlari menuju pesisir pulau, tiba-tiba Sraosha terjatuh ke tanah, dia merasakan rasa sakit pada kepalanya.

“Sraosha! Apa yang terjadi padamu!?”

“Sewaktu berlari, aku mencoba untuk memfokuskan inderaku untuk mendengarkan mereka, tiba-tiba kepalaku serasa ingin meledak dan buram seketika.”

“Mungkin kau terlalu berlebihan dalam mengerahkan semua kekuatan yang  berasal dari leluhurmu.”

Tapi siapa yang menyangka, efek dari pusingnya kepala Sraosha akan membuka kekuatan leluhur ke tahap paling tingginya, yang mampu mendengarkan seluruh perasaan hati sekelas komandan werewolf sekalipun.

“Aku, aku sekarang mulai dapat mendengarkan perasaan hati mereka, banyak sekali rekaman perasaan yang berhamburan di pulau ini! Mulai dari perasaan Raja Galizur yang panik akan kedatangan kaum werewolf, Putri Sophia yang mencemaskan akan keselamatan kita ditambah dengan rasa yang penuh bersalah, dan rencana-rencana busuk yang selama ini para kesatria maupun prajurit sembunyikan, kini berhasil aku retas!”

“Baguslah! Dengan begitu! Kita akan dapat menumpaskan mereka!”

Setelah kematian Raja Zagzagel, 1940

“Kau mau ke mana wahai putra Galizur Zuriel!?”


“Itu tidak ada urusannya dengan kalian! Aku akan keluar dari wilayah kerajaan ini dan membangun kerajaanku sendiri!”


“Apa kau bercanda? Mencoba untuk membangun kerajaan?? Jangan bercanda!”


“Ah!? Apa maksudmu?”


“Tidak ada sejarah orang biasa mampu mendirikan suatu kerajaan!”


“Aku akan membuktikannya!”


“Tetap saja kau tidak akan bisa!”


“Kenapa begitu!?”


“Kau tahu selama ini siapa orang-orang yang mampu mendirikan sebuah kerajaan!? Mereka adalah keturunan dari ras yang terpilih! Banyak kerajaan lain di luar sini yang berkaitan kental dengan para leluhurnya, dan pastinya setiap keturunan memiliki nama dan kekuatan tersendiri. Sedangkan dirimu? Kau bukanlah siapa-siapa! Silsilah keturunanmu juga tidak jelas berasalnya dari mana!”


“Jadi, apakah harus orang yang pantas mendirikan kerajaan itu adalah orang-orang yang yang memiliki darah keturunan terbaik!?”


“Ya, tentu saja, karena itu semua telah ditulis di dalam buku prasarti sejarah peraturan dunia! Biasanya orang yang bukan dari keturunan terbaik dalam pemerintahan kerajaan, di dalamnya akan cepat hancur.”


“Apa!?”


“Menurutmu sudah berapa kali orang-orang dari keturunan terbaik yang mampu mendirikan sebuah kerajaan!?”


“???”


“Sudah 11 kali!”


“!!!”


“Untuk mendirikan kerajaan setidaknya kau membutuhkan campur tangan dari orang yang memiliki darah keturunan raja.”


“Maksudmu, aku harus meminta bantuan Nathanael seperti itu!?”


“Tepat sekali!”


“Itu tidak akan!”


“Tapi itulah kenyataan yang terjadi, tanpa ada campur tangan dari keturunan darah raja maka kau tidak akan pernah dapat mendirikan suatu kerajaan yang makmur dan sejahtera.”


“Kalau begitu, aku akan meminta bantuan kepada kerajaan yang lain saja, banyak kok kerajaan di luar sana, seperti Kekaisaran Gigantia, mereka memiliki pecahan anak kerajaan, aku tinggal memintanya untuk mendirikan kerajaan.”


“Ya, mungkin itu ide yang kedengarannya cukup bagus, tapi sayangnya anak kerajaan Gigantia itu berada di bawah level Kerajaan Asteria, apa kau yakin?”


“Kenapa dari tadi kau sangat cerewet sekali! Kau selalu saja berkomentar!”


“Hahaha, karena aku lebih banyak berpengalaman!”


“Pergilah jika kau hanya akan menghampat kepergianku dari tanah kerajaan ini!”


“Baiklah.”


Saat Galizur hendak akan pergi, kesatria tersebut pun menawarkan bantuan.


“Tunggu!”


“Ah!? Apa lagi!?”


“Jika kau perlu bantuan kami, para kesatria, maka kami akan membantumu.”


“Itu tidak perlu.”


“Tapi aku yang minta lho, kau butuh pengikut.”


“Baiklah! Ingat! Aku tidak memaksa kalian, ya!”


“Hahaha, tentu saja!”


Pada saat itu separuh dari kesatria yang ada mengikuti langkah Gazardiel Galizur untuk berlayar.

Sebelum peperangan antara manusia dan werewolf, 1955

Di pesisir pantai Pulau Freezeia. Para kesatria memberhentikan kapalnya.


“Ya Mulia.”


“Ada apa?”


“Sebelum kita memasuki Pulau Freezeia, alangkah baiknya jika aku terlebih dahulu mengecek situasi di dalamnya, setelah pengecekkan selesai aku akan cepat melaporkannya pada Ya Mulia.”


“Itu tidak perlu, kita akan langsung bergerak memerangi kau werewolf!”


“Tapi keselamatan Ya Mulia lebih diutamakan, izinkan aku untuk melihat situasi di salamnya kalau-kalau mereka telah melakukan perangkap musuh.”


“Baiklah kalau seperti itu, tidak perlu memakan waktu yang lama!”


“Baik, Ya Mulia Raja Nathanael!”


Salah satu kesatria tersebut bergerak memasuki ke Pulau Freezeia, untuk mencari setengah kesatria yang berada di bawah perintah Gazardiel Galizur. Saat waktu yang bersamaan, dari masing-masing salah satu kesatria bertemu di satu titik lokasi.


“Hahaha, akhirnya kita bertemu juga!”


“Benar-benar rencana yang selama ini leluhur kita pertahankan telah berjalan dengan baik!”


“Tentu saja! Asalkan kita masih tetap berkirim surat melalui merpati, rencana kita akan selalu terjaga.”


“Bagaimana kesatria yang lain? Apakah selama kami pergi dari Kerajaan Asteria yang dipimpin oleh raja yang baru, raja memerlakukan hal yang sama seperti dulu?”


“Tidak sama sekali.”


“Ha? Kenapa?”


“Raja yang baru ini cenderung lebih memprioritaskan kesejahteraan rakyat! Sedangkan kami sama sekali tidak dipedulikan!”


“Hahaha!? Tidak dipedulikan!? Bagaimana ceritanya!?”


“Aku yakin, sejak berpindahnya kalian ke pimpinan Galizur aku yakin Raja Nathanael pun tidak tahu mengenai jumlah total seluruh kesatria. Dia adalah raja yang tidak tahu menahu mengenai kesatrianya sendiri!”


“Hahaha! Ironis sekali!”


“Maka dari itu, selama ini kami tidak pernah menyukai kepemimpinan Raja Nathanael.”


“Ngomong-ngomong saat kau ke sini,  apa kau tidak takut Raja Nathanael mendengar perasaanmu? Mengingat Raja Nathanael yang anti dispel?”


“Sepertinya, peperangan pertamanya dalam berperang melawan werewolf itu sedikit membuat fokusnya teralihkan. Selama di perjalanan pun dia selalu menyibukkan diri berbicara dengan si kera itu.”


“Ouh, seperti itu, ya, baguslah. Aku hampir mengkhawatirkan rencana kita.”


“Lalu apa kita yakin dengan peperangan kali ini, kita siap meyetorkan nyawa pada kaum werewolf!? Bukankah selama ini kita bkerja sama dengan mereka?”


“Aku tidak yakin komandan werewolf akan mengenali bahwa kita adalah putra dari ayah-ayah kita yang dulunya menjadi sebagai kesatria.”


“Lalu bagaimana!?”


“Aku yakin peperangan ini tidak akan terelakan, meskipun komandan tahu kita memiliki kekuatan yang diberikan olehnya melalui ayah-ayah yang pernah menurunkannya pada kita, yaitu kekuatan dispel, tapi aku rasa mereka akan tetap menyerang kita seperti peperangan yang telah dialami oleh ayah-ayah kita.”


“Tapi masalahnya, aku tidak siap untuk menerima kematian ini!”


“Kalau begitu, usahakan untuk mensisakan 5 kesatria yang bertahan.”


“Maksudmu?”


“Ya, kita coba saja untuk menghindari peperangan tapi tetap terjun di dalam medan pertempuran! Kau mengerti maksudnya!?”


“Ya, seperti layaknya seseorang yang berpura-pura terlihat sedang berperang?”


“Benar. Mungkin terdengarnya layaknya kesatria yang pencundang, tapi tanpa kita yang masih hidup, maka rencana yang dibuat oleh ayah-ayah kita akan berakhir.”


“Baiklah kalau begitu, aku akan menyampaikan pada 4 temanku yang lain yang menurutku dapat dipercaya.”


“Baguslah, akupun.”


“Baiklah, aku kembali pada kubuku.”


“Ya, kita jangan terlalu berlama-lama, aku khawatir Raja Nathanael akan mencurigaimu.”


Seketika mereka pun kembali ke kubu masing-masing.


“Itulah mengapa selama ini masing-masing dari kesatria dari kedua kubu saling mensisakan 5 kesatria.”

“Benar-benar sangat ganjil.”

Setelah pertempuran, tepatnya saat K’ termenung dan Galizur mendapatkan istrinya yang mati karena kehabisan darah sewaktu melahirkan putrinya, Sophia, 1940

“Seperti biasa! Raja akan segera gugur saat menghadapi werewolf!”


“Kau ngomong apa? Buktinya ada salah satu dari keturunan Asteraoth yang masih hidup saat pertempuran melawan kaum werewolf.”


“Oh, Raja Zagzagel, iya aku lupa, hahaha!”


“Baiklah! Dengan rajanya yang mati di tanah yang bukan miliki Asterazura, itu artinya misi kita untuk menggulingkan keluarga kerajaan Asteria akan mudah!”


“Benar sekali! Kalaupun ada penerusnya, putra Raja Nathanael itu terbilang masih berumur 5 tahun, itu cukup memberikan banyak waktu untuk kami dalam menjalankan rencana yang terbilang nantinya akan rapih!”


“Hahaha, mengingat Adammagma yang terdampar di Pulau Freezeia ini mana mungkin pedangnya akan dikembalikan, buktinya dijadikan sebagai monumen batu nisan, habis selain keturunan Asteraoth tidak ada satupun orang yang mampu mencabutnya.”


“Benar-benar pedang gila.”


“Mengingat Pulau Freezeia ynag diganti nama menjadi Pulau Asteraossa memang benar apa kataku, Galizur itu tidak akan dapat mendirikan sebuah kerajaan tanpa campur tangan seorang yang memiliki keturunan darah raja, yaitu Nathanael Asteraoth.”


“Lalu apa rencanamu berikutnya? Apa kau dan 4 temanmu akan ikut denganku kembali ke tanah Asterazura?”


“Tentu saja tidak, kami akan tetap berada di sisi Galizur! Apalagi Galizur sekarang tidak lama lagi akan mendirikan sebuah kerajaan. Kita pasti akan sama-sama menggulingkan kerajaan bukan? Dan menguasai kekuasaanya yang ada di dalamnya!”


“Hahaha! Benar juga!”


“Kalau begitu kabari saja jika putra Nathanael sudah tumbuh besar melalui surat merpati, dengan begitu kami akan bersiap-siap.”


“Tentu saja! Dari pada itu, kami akan memfokuskan pada strategi untuk menggulingkan keluarga kerajaan sebelum putra Nathanael diangkat menjadi raja.”


“Tapi kalaupun diangkat menjadi raja pun tidak masalah sih, toh tanpa pedang Adammagma seorang raja sekelas keturunan Asteraoth pun tidak ada apa-apanya.”


“Tidak, bukan begitu, masalahnya terdapat pada kesatria kera itu. Pasti dia akan memberitahukan dan memberikan jalan kepada putra Nathanael untuk mengambil Adammagma yang tersimpan di pulau ini.”


“Itu gampang diatur, selama koneksi kita masih terjaga, semua itu tidak masalah! Rencana kita masih tetap akan berjalan terus kok!”


‘Hahaha, benar sekali!”


“Jika kalian sudah menggulingkan keluarga kerajaan dan menjadi penguasa di dalamnya, maka tidak lama lagi giliran kami berlima yang akan menggulingkan kerajaan di sini!”


“Tetap jaya terus rencana kita!”


“Itu pasti!”

Sebelum kedatangan Sraosha dan K’ ke Asteraossa, kemarin

Salah satu kesatria yang berada di bawah raja Galizur hendak mendapatkan surat dari burung merpati saat dirinya tengah mencari buah unggur bersama dengan Raja Galizur.


“Surat apa itu?”


“Bukan apa-apa, Ya Mulia, ini sebatas surat dari seseorang yang aku cintai.”


“Ouh! Hahaha! Jadi sekarang kau sudah memikirkan untuk hidup berumah tangga, ya!?”


“Hahaha, bisa jadi, tapi aku tidak terlalu yakin bahwa dia akan tetap setia denganku.”


“Kau yang sebagai kesatria harus memantapkan perasaanmu dong! Kau harus yakin bahwa kau dapat menguasai hatinya!”


“Ya, seperti halnya kami yang tidak lama lagi akan menguasai kerajaanmu, bodoh!” batin kesatria tersebut sembari senyum jahat.


Kesatria tersebut pun mulai membuka suratnya dan terkejut melihat isi yang ada di dalamnya. Yang bertuliskan bahwa Sraosha dan kesatria kera sudah pergi sejak pagi lalu untuk mencari pedang leluhur di Pulau Asteraossa, sedangkan mereka para 5 kesatria telah berhasil menggulingkan keluarga kerajaan.


“Bagus!”


“Ah! Apanya yang bagus???” tanya Raja Galizur penasaran.


“Oh, tidak, ini kekasihku katanya, dia akan tetap setia menemaniku, hehehe.”


“Kerja bagus!”


“Oh, iya, Ya Mulia.”


“Kenapa?”


“Setelah kita mendapatkan buah anggurnya untuk permintaan Putri Sophia, selanjutnya kita cepat-cepat untuk bergegas kembali ke kerajaan.”

“Ah!? Kenapa? Bukankah kita akan berburu sampai menjelang sore?”


“Firasatku buruk. Ada sesuatu yang aneh ayang akan menimpa Putri Sophia.”


“Ah! Benarkah!? Akhir-akhir ini, kau seperti peramal! Tebakanmu selalu benar!?”


“Mungkin itu cuma kebetulan saja, Ya Mulia.”


“Bagus! Mengingat Putri Sophia yang hobinya suka keluar istana saat malam ataupun saat raja pergi berburu, pasti hari ini pun Putri Sophia tengah melarikan diri dari kerajaan! Ini akan menjadi sesuatu yang sangat menarik!” batin kesatria tersebut.

Di saat Raja Galizur mengetahui bahwa Sraosha menculik putrinya. Raja Galizur tengah mengejar Sraosha.

“Hey, Teman, bukankah ini adalah peristiwa yang menarik jika kita membuat skenario. Bahwa jika Sraosha menemukan pedang yang ia cari maka dia akan mudah membunuh Raja Galizur! Dengan begitu rencana kita untuk menguasai Kerajaan ini akan segera terwujud!”

“Cerdas juga kau! Boleh juga! Kalau begitu kita segera memberitahu di mana letak pedang itu pada Sraosha. Selama ini aku selalu berencana untuk menyembunyikan pedang itu dari Sraosha, masalhnya jika dia sudah mencabut pedang itu, dia akan membunuh 5 kesatria kita yang berada di Asterazura yang kini tengah menikmati masa-masa kejayaannya.”


“Kau tidak usah berpikir keras mengenai hal itu, yang terpenting dengan terbunuhnya Raja Galizur di tangan Sraosha maka rencana kita dalam menguasai 2 kerajaan pun akan terlaksana!”


“Iya juga!”


“Dan kau masih saja berpikir setelah membunuh Raja galizur dia akan tetap kembali ke kerajaan Asterazura? Itu tidak mungkin, yang ada dia akan pasrah di penjara di pulau ini karena telah membunuh raja Galizur! benarkan!?”


“Benar! Mengingat dia keturunan seorang raja, pasti dia akan menerima saja jika memang dia terbukti bersalah. Intinya kita harus buat sebagaimana mungkin setelah kematian Raja Galizur, Sraosha dan pedangnya tidak bersatu.”


“Nah itu! Sraosha tanpa pedang layaknya orang biasa.”


“Hahaha! Kau benar!”


Tapi sayangnya, saat 5 kesatria tersebut yang tampilan luarnya ingin menyelamatkan hidup Sraosha dari emosi Raja galizur yang tidak terkontrol malah digagalkan oleh kedatangan K’ yang tiba-tiba langsung berubah menjadi gorilla untuk menahan tubuh Raja Galizur. Dengan begitu, Sraosha tidaka akan melayangkan serangannya yang mematikan ke arah Raja Galizur melainkan menggunakan Adammagma untuk menahan tebasan serangan Raja Galizur.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top