ARC 3 : FLASHBACK ALERT! 11!
“Aku tidak tahu kenapa dia memilih untuk memenjarakanku, kenapa dia tidak membunuhku.”
“Kau tahu, kenapa dia tidak membunuhmu?”
“Memangnya kenapa?”
“Selama ini Raja Galizur sudah tahu bahwa kau adalah mantan kekasihnya.”
“Bagaimana bisa?”
“Tepatnya saat kekasihmu mulai berpaling darimu dan memilih hidup bersamanya, sekitar 10 tahun lalu sebelum meletusnya peperangan antara manusia dan werewolf.”
“Benarkah?”
“Benar. Aku mendengarkan rasa yang ada dalam perasaan Raja Galizur.”
“Keturunan Asteraoth memang luar biasa.”
“Oh iya, bagaimana dengan 5 kesatria yang mencoba untuk menggulingkan kerajaan? Aku sama sekali tidak dapat mendengarkan perasaan mereka. Mereka mencoba untuk bersikap hati-hati denganku karena setiap kali bertemu aku tidak mendengarkan perasaanya.”
“Itu karena mereka diberikan kekuatan pelindung anti Asteraoth yang diberikannya langsung oleh komandan werewolf.”
“Kekuatan pelindung anti kekuatan leluhur?”
“Benar. Kau pikir umat manusia mana yang sering berjumpa dan selalu berperang dengan kaumku? Tidak lain tidak bukan adalah ras dari Asteraoth. Kekuatan Asteraoth sudah terkenal dan mendarah daging pada kaum kami. Itulah mengapa setiap kasta tertinggi yang ada di Kerajaan Werewolf memiliki kekuatan yang bersifat dispel, yang imune terhadap kekuatan lain atau menghilangkan semua efek yang mempengaruhi.”
“Awal mula para kesatria Asteraoth mulai melakukan kontrak dengan kaumku adalah karena mereka sudah lelah, mereka sudah tidak memiliki nyali lagi untuk menghadapi kaumku. Makanya mereka melakukan perjanjian kotor tersebut, aku masih mengingatnya pada saat itu aku masih menjadi prajurit aktif werewolf.”
“Sudah berapa kali kalian kalah dalam pertempuran? Apa kalian mencoba untuk melanjutkan peperangan ini yang di mana orang gila pun mampu memutuskan bahwa pertempurannya berat sebelah.”
“Kami tidak akan mudah kalah! Kami yakin bahwa pertempuran kali ini kamilah yang akan memenangkannya!” teriak raja sebelum Raja Zagzagel.
“Kau terlalu naif! Sebagai raja apa kau tidak melihat keadaan kesatriamu yang kini tengah tidak ada harapan lagi? Atau bisa dibilang mereka sudah mulai mengangkat bendera putih?”
“Serang!”
Jrappph!
Raja Asteraoth dibunuh sekali serang oleh komandan werewolf yang bernama Gomory Laskine.
“Hahaha! Kau saja yang memiliki semangat dan nyali pun tidak cukup untuk berjuang dan memenangkan pertempuran! Lihat! Dengar derap kaki mereka!!? Apakah mereka mengikuti perintah yang barusan kau lantangkan!? Tidak ada satupun yang bergerak mengikuti instruksimu bodoh. Kau benar-benar raja yang menyedihkan, enyahlah!”
Gomory Laskine pun membanting Raja Asteraoth ke tanah dengan sangat keras.
“Larilah!”
Itulah teriakan terakhir yang dilantangkan oleh Raja Asteraoth sebelum lehernya benar-benar diinjak oleh kaki komandan werewolf.
Tapi perintahnya yang terakhir itu sama sekali tidak berpengaruh pada kesatrianya. Karena para kesatria tahu, bahwa Raja Asteraoth pernah bilang, ‘siapa saja yang bertempur dengan kaum werewolf jangan pernah untuk melarikan diri, sebab para kaum werewolf akan lebih kuat dalam menyerang musuhnya dari belakang’. Memang benar apa yang dikatakan oleh Raja Asteraoth, berusaha untuk kabur hanya akan menerima luka yang sangat menyakitkan ketimbang terbunuh saat berperang.
“Kenapa kalian tidak lari?”
Tidak ada satupun yang menjawab.
“Katakan apa mau kalian?”
Seketika salah satu kesatria pun berjalan pelan dan berlutut pada komandan werewolf.
“Ampunilah kami wahai, Tuan. Kami hanyalah manusia yang sangat lemah, sampai kapanpun kami tidak akan dapat menandingi kaum Tuan.”
“Kalau tahu bahwa kalian tidak akan mampu menandingi kaum kami kenapa kalian berani memaksakan diri untuk berperang melawan kami?”
“Karena ....”
“Sudah cukup, aku tahu!” potong komandan werewolf sembari meremukkan geraham bawah kesatria itu.
“Oh! Maaf, mungkin aku terlalu berlebihan dalam memegang kulit manusia yang sangat lembut.”
Seketika kesatria tersebut terjatuh dengan darah yang terus keluar dari mulutnya.
“Baiklah, jika kalian tidak mau bernasib sama dengan kesatria barusan, maka terimalah status kalian menjadi budakku. Aku bukannya meminta kalian untuk berdiri dan berbaris bersama dengan prajuritku, melainkan kalian tetaplah mengikuti Kerajaan Asteraoth. Kerajaan Asteraoth itu sudah lama menjadi rival kecil kami, makanya peperangan antara kami dengan ras manusia Asteraoth harus tetap terjaga.”
“Mungkin kali ini aku akan melepaskan kalian, tapi bukan tanpa syarat. Syaratnya cuma satu, cukup hancurkan Kerajaan Asteraoth dari dalam secara perlahan-lahan, selain itu aku akan memberikan sedikit kekuatan pada kalian berupa dispel. Itu berguna agar perasaan kalian tidak akan mudah terdengar oleh telinga keturunan dari penerus raja Asteraoth selanjutnya. Teruslah melakukan kerusakan dari dalam hingga diwariskan kepada anak cucumu, dengan begitu, kalian akan menjadi sekutu kami yang sangat sempurna! Syarat menjadi sekutu adalah kalian harus membangun kekuasaan wilayah sendiri, yaitu dengan menggulingkan setiap kekuasaan yang dibangun oleh ras Asteraoth!”
“Lalu selama ini dari masing-masing kesatria yang dibawahi oleh ayahku dan Raja Galizur?”
“Ya, tentu saja, mereka adalah kubu yang sama.”
“Aku mendengar perasaan dan ingatan Raja Galizur mengenai terakhir kali dia pergi dari Kerajaan Asterazura. Yaitu dia tidak sendiri, melainkan bersama dengan sebagian kesatria Asterazura itu sendiri. Jadi itulah kenapa selama ini kedua belah pihak masing-masing kesatria sangat singkron dalam merencanakan misi penggulingan keluarga kerajaan.”
“Yah, itu berawal dari turun temurun, setiap orang tua mewarisi masa lalunya pada anaknya. Jadi tidak aneh lagi kalau kesatria yang sekarang tidak jauh beda dengan kesatria yang dulu. Mereka sama-sama dalam satu jalur tujuan dan rencana.”
“Apa kau tidak masalah memberitahukan semua kebenaran ini padaku? Kepada keturunan Asteraoth?”
“Selama aku dinyatakan telah keluar dari kaum werewolf, saat itulah aku sama sekali tidak memiliki keterkaitan apa-apa lagi dengan mereka. Jadi aku bebas semauku membicarakan apa saja mengenai apa yang telah ada di kepalaku.”
“Oh, begitu, baguslah, mulai saat ini kita sekutu!”
“Maksudnya sekutu dalam satu penjara, gitu?”
“Hahaha! Yah, seperti itu pun tak masalah, boleh juga!”
Esoknya
Pagi-pagi Raja Galizur mengunjungi tempat sel Sraosha.
“Bangun!”
“Ah!? Sudah pagi?”
“Kini kau aku bebaskan!”
“Kenapa tiba-tiba?”
“Karena putriku sendiri yang memintaku untuk melepaskanmu, Prajurit! Lepaskan dia!”
“Baik, Ya Mulia!”
Segeralah prajurit tersebut membuka kunci pintu penjara dan mengeluarkan Sraosha dari dalam. Saat keluar Sraosha sempat melirik ke tempat tahanan manusia serigala yang berada di samping.
Bukh!
“Uargh!”
Tiba-tiba Raja Galizur memukul wajah Sraosha, entah apa yang ada di pikirannya kenapa bisa memukulnya.
“Bagaimana bisa kau mencoba untuk menculik putriku dari istana!”
“Aku sama sekali tidak menculik putrimu!”
Plakkk!
Brukkkh!
Sraosha ditampar dengan keras hingga terjengkang ke lantai.
“Sejak kematian Nathanael, aku yakin kau kurang pendidikan! Makanya kau berniat untuk melakukan hal kotor seperti ini! Kau sama sekali tidak ada mirip-miripnya dengan ayahmu! Selama ini aku sudah berbuat dan menyambutmu dengan baik siang kemarin, tapi balasanmu malah membuatku murka!”
“Aku sama sekali tidak tahu mengenai masalah yang telah terjadi!”
“Putriku Sophia ... hamil!”
“Hamil!?”
“Aku yakin kau tidak hanya menculiknya melainkan merebut keperawanannya juga ‘kan!! Bangs*t!” serunya sambil menginjak-injak perut Sraosha.
Duak! Duak!
“Uargh! Uargh!”
“Aku membebaskanmu karena kau akan menjadi ayah dari bayi yang ada di dalam kandungan putriku. Aku tidak mau nama kerajaan menjadi tercoreng kalau putri kerajaan dihamili oleh sosok pria yang kini berada di penjara! Kau harus bertanggung jawab! Setelah ini, cepat kau menghadap aku di dalam istana!”
Setelah itu, Raja Galizur beserta para prajuritnya pun pergi meninggalkan Sraosha dalam kondisi terkapar yang menahan rasa sakit pada perutnya.
“Kau tidak apa-apa, Nak?” ucap werewolf yang tengah duduk melihat Sraosha yang tengah kesakitan.
“Ugh! Aku sedikit mengalami kesakitan pada wajah dan perutku.”
“Hahaha, setidaknya sekarang kau bebas. Kau masih memiliki kesempatan untuk membalikkan semua keadaan.”
“Ugh, uh!”
“Apa yang barusan dikatakan oleh Raja Galizur tadi benar? Kau menghamili putri satu-satunya?”
“Tentu saja tidak.”
“Oh, syukurlah, aku pun tadi terkejut, jika memang benar kau menghamilinya, aku tidak segan untuk membunuhmu, hahaha karena bagaimanapun juga dia adalah putri kekasihku.”
“Hahaha, kau ada-ada saja,” sahut Sraosha sembari bangun dari posisi terkaparnya.
“Sebelum pergi, ada sesuatu yang harus aku ingatkan padamu.”
“Apa itu?”
“Cara untuk mendengarkan perasaan mereka adalah dengan meningkatkan kekuatan leluhurmu ke tahap paling maksimal.”
“Itu sudah pasti. Aku akan meningkatkannya. Terima kasih atas semuanya, aku pergi dulu.”
Di istana Kerajaan Galizur
Tidak hanya aku yang dipenjara sebelumnya, temanku K’ pun ikut dipenjara, dan kini kami berdua sama-sama dibebaskannya. K’ yang kini berada di atas pundakku nampak sangat kebingungan untuk membaca situasi, karena waktu berjalan dengan begitu cepat, tiba-tiba berperang di Asterazura dan tahu-tahu telah dibebaskan begitu saja oleh Raja Galizur.
Kami berdua berada tepat di hadapan Raja Galizur beserta dengan Sophia, sedangkan para prajurit lainnya pun diperintahkan untuk keluar dari kamar.
“Aku dengar kerajaan Asterazura sudah tamat, ya?” ucap Raja Galizur.
“Aku belum memastikan sejak kejadian sore kemarin bahwa Kerajaan Asterazura sudah berakhir. Itu semua karena pasukan-pasukan Anda yang tiba-tiba membawaku ke dalam kapal tanpa tahu posisiku di sanan tengah seperti apa.”
“Kembali lagi semua itu adalah kesalahanmu. Jika saja kau tidak menculik putriku, mungkin aku tidak pernah memerintahkan para kesatria dan prajurit untuk membawa kalian dan memasukannya ke penjara.”
Pada saat itu, aku mencoba untuk mengelak, menolak apa yang diyakini raja bahwa aku yang telah menculiknya. Tapi kembali lagi, aku tahu dan mengerti situasi apa yang sedang terjadi. Semua ini hanyalah permainan dari Putri Sophia.
“Aku turut berduka cita atas perginya keluarga Asteria, termasuk ayah dan ibuku sendiri. Tapi aku sama sekali tidak dapat memaafkan atas perbuatan yang kau lakukan pada putriku satu-satunya. Kau harus bertanggung jawab.”
Tiba-tiba salah satu kesatria memasuki ruangan kamar dan melaporkan sesuatu pada Raja Galizur.
“Mohon maaf, Ya Mulia aku mengganggu waktu pertemuannya, aku datang untuk memberikan laporan mengenai kaum werewolf yang kini sudah memasuki area pulau Asteraossa.”
“Apa!? Para kaum werewolf mulai menyerang pulau ini lagi!!?”
“Kami tidak tahu kedatangan mereka kemari untuk menyerang atau tidak, yang pasti mereka berdatangan secara berbondong-bondong.”
“Kalau begitu, kerahkan semua prajurit kita!”
“Baik, Ya Mulia.”
Seketika Raja Galizur beserta dengan kesatria pun bergerak keluar dari kamar untuk melihat situasi di luar istana. Ruangan pun hening.
“Bisa kau jelaskan apa maksud dari semua ini?”
Tiba-tiba Sophia langsung mendekap tangan dan memohon bahwa dirinya merasa sangat bersalah.
“Kumohon! Maafkan aku, Sraosha! Mengenai dirimu yang tiba-tiba dimasukkan penjara itu bukanlah sesuatu yang aku inginkan! Kau tahu sendiri ‘kan bahwa aku adalah tipe putri kerajaan yang selalu dikekang di dalam istana, aku butuh sesuatu yang lain, sesuatu yang tidak pernah aku dapatkan, yaitu aku ingin melihat dunia luar itu seperti apa. Saat kepergianmu kemarin siang, itu membuatku lebih penasaran mengenai dunia luar, kau yang pernah mengajakku pergi ke bukit sana, itu pertama kali dalam hidupku merasakan apa itu berada di dunia luar! Dan kepergianmu itu, berhasil memicuku untuk lari dari istana dan mulai pergi menyelinap ke dalam kapal yang akan kalian gunakan untuk kembali ke kerajaan kalian. Dan, dan aku baru menyadarinya, bahwa kau adalah putra dari rival yang pernah ayahku cerita, kau adalah putra dari Raja Nathanael yang konon pemakamannya dikuburkan di tanah Asteraossa.”
Tiba-tiba tanganku dengan sendirinya bergerak membelai rambutnya yang panjang.
“Aku mendengar semua isi hatimu, Sophia. Setelah itu, karena kejadiannya semakin membesar, dan kau yang sebenarnya tidak tahu apa-apa menjadi terlibat dalam rencana 5 kesatria.”
“Apa maksudmu, Tuan Muda?”
“Mereka memanfaatkan Putri Sophia dan memasukkannya ke dalam rencana mereka untuk menggulingkan kerajaan.”
“Maksud, Tuan Muda, mereka ....”
“Ya, mereka sama-sama berkhianatnya seperti 5 kesatria lalu yang telah aku habisi.”
“Ahk! Aku tidak memperkirakan bahwa mereka akan ada keterkaitan! Mereka adalah kesatria dari kubu yang sama!?”
“Dan karena rasa bersalahmu itu yang tidak sengaja membuatku dipenjara, membuatmu berencana untuk berpura-pura bahwa kau telah hamil olehku. Agar nama kerajaan tidak tercoreng, maka otomatis Raja Galizur akan membebaskanku? Begitu?”
“Be-benar, Sraosha, sekali lagi, aku minta maaf, aku telah membuat kekacauan besar, aku telah menyeretmu ke dalam masalah egoku! Kalau saja aku tidak berniat untuk kabur dari rumah, mungkin masalah ini tidak akan terjadi.”
“Tidak Putri Sophia, sebenarnya jika aku tidak dapat mendengarkan perasaanmu mungkin aku akan menolak kehendak raja, dan akan tetap pada pendirianku bahwa aku mengaku telah menghamilimu. Tapi karena mendengar bahwa ini semua hanyalah strategi untuk membebaskanku, maka aku harus berpura-pura untuk menerimanya.”
“Dan terlebih lagi, kalau saja para kesatria tidak menghasut rajanya sendiri akan fitnah yang mereka buat, mungkin raja akan biasa-biasa saja mengingat kalaupun aku membawamu, secara aku adalah putra Nathanael. Tapi karena efek besarnya suatu fitnah, mereka para kestaria memberikan bumbu tambahan dalam kalimat mereka, itulah yang membuat raja tidak dapat mengontrol diri.”
“Ya Mulia Raja, sepertinya seorang bernama Sraosha bersama dengan mahluk kera tidak hanya datang kemari untuk mengambil pedang, melainkan karena ada rencana lain, yaitu ingin menculik Putri Sophia juga.”
Untuk menghentikan rasa bersalah seorang putri, aku pun segera memeluknya untuk menenangkan hatinya.
“Kau tidak bersalah, Putri Sophia.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top