ARC 2 : FRUIT ISLAND 39

Akhirnya setelah Hellios, Isabella dan Egg Boy bergegas berlari keluar dari lorong yang gelap, mereka pun berhasil selamat dari hujan lebat yang mengguyur lebat pegunungan sampah. Kini mereka berjalan menelusuri lahan yang mati.

“Ah! Jadi ini lahan yang mati itu?” ucap Isabella.

“Ya, di sini dulu adalah lahan pisang yang pernah Paman Jack dan para pekerjanya menanamnya 8 tahun yang lalu.”

“Efek Wine masih kuat sampai tahun sekarang, ini sangat mengerikan,” sahut Egg Boy.

“Sebenarnya jika tanahnya sering diguyur hujan dan kepanasan saja hawa Wine menguap, tapi ini semua ini kembali lagi ke ulah Fat Bob, dia memperkuat Wine di pulau ini agar tidak menghilang dengan cara menyiram zat Wine di sekitar pesisir pantai Fruit Island.”

“Ya, betul. Sebenarnya zat Wine dapat hilang dengan sendirinya,” kata Egg Boy.

“Ngomong-ngomong mengenai Megalodon itu ... yang waktu lalu kau sebut ketua dari geng hiu bukan?”

“Ah! Ya, kau benar. Dia orang yang memiliki perawakan besar namun otaknya berbalikkan dengan fisiknya yang sempurna.”

“Tapi walaupun begitu, tetap saja dia sangat mengerikan,” ucap Egg Boy.

“Hahaha! Semengerikannya Megalodon, di mataku tetap saja dia adalah bocah bayi.”

“Kau selalu saja menganggapnya enteng,” balas Egg Boy.

“Aku tidak bermaksud begitu, aku mengatakan seperti itu karena hubunganku dengannya sangatlah dekat, dia partner pertamaku dalam organisasi The Robs.”

“Lalu bagaimana dengan anggota yang lainnya selain Megalodon?” tanya Isabella.

“Yang sisa 3-nya mereka memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Berbeda dengan Megalodon yang unggul dalam fisik, aku biasa menggunakan Megalodon sebagai alat serang dan tamengku.”

“Aih!? Jadi kau memanfaatkan otaknya yang kecil untuk jadi alatmu?” ucap Egg Boy kaget.

“Mmm? Sepertinya kurang ngena kalau aku memang iya memanfaatkan fisiknya karena otaknya yang dangkal, tapi masalahnya jika emang iya aku mendirikan The Robs didasari dengan memanfaatkan kekuatan mereka, apa kau bisa bayangkan sekelas doktor ilmuan pun bisa aku manfaatkan? Padahal IQ-nya ada jauh di atasku?”

“Iya juga,” kata Egg Boy dengan sedikit berpikir.

“Jadi, The Robs terbentuk karena dari kesadaran diri mereka masing-masing dalam menempuh jalan.”

“Tu-tunggu, tadi kau bilang doktor ilmuan? Ada anggotamu yang dari keilmuan!?”

“Ya, dia tipe orang yang sangat mudah terpengaruh. Dia layaknya bunglon, ke mana pun dia menghinggap di ranting pohon ke pohon lain yang berbeda warna, pasti dia akan mudah berkamuflase.”

“Mmm jadi dia sosok yang labil, ya.”

“Tidak begitu juga, tapi sebenarnya dia masih memiliki suatu keyakinan, hanya saja dia berhinggap ke pohon yang memiliki aura besar, membuatnya tidak dapat mempertahankan keyakinannya sehingga lebih baik dia menyembunyikan keyakinannya itu, yaitu dengan cara berkamuflase.”

“Wah! Luar biasa!”

“Dia orang yang paling keras dan juga paling intelijen dalam melakukan hal sesuatu, tapi kecerdasannya hanya terhitung dari tingkatan IQ-nya saja, tidak menyertai EQ, SQ, dan AQ.”

“Ah? Aku semakin runyam untuk memahami,” ujar Egg Boy.

“Aku mengerti, aku pernah membaca buku mengenai hal tersebut. IQ (Intellegence Quotient) yang berarti ukuran kemampuan intelektuas, analisis, logika, dan rasio.”

“Nah, itu sesuatu yang dimiliki oleh Si Ilmuan itu” sahut Hellios.

EQ (Emotional Quotient) yang berarti kemampuan kesadaran diri, mengelola emosi, mengendalikan emosi orang lain, dan masih banyak lagi.”

“Contohnya seperti aku dan Isabella mengendalikan emosi Paman Jack untuk memberinya kesabaran.”

SQ (Spiritual Quotient) kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh, berprinsip kebenaran, keadilan dan kebaikan.”

“Seperti prinsipmu?” tanya Egg Boy.

“Aku seorang pencuri, mana mungkin ada unsur kebaikan dalam diriku.”

“Aku benci saat kau menganggap dirimu sok berdosa.” ucap Egg Boy ketus.

“Hahaha! Tenang-tenang.”

“Dan yang terakhir adalah AQ (Addversity Quotient) adalah kemampuan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidupnya.”

“Ya, itu adalah contoh yang sekarang kita tengah jalani, kita berpetualang mencari kebenaran dan selalu menghadapi kesulitan tapi di sisi lain kita tak mudah menyerah.”

“Benar juga.”

Akhirnya setelah perjalanan panjang, mereka ber-3 pun berhasil sampai ke pesisir pantai Fruit Island.

“Ah!? Ke mana Speed Boat-nya!?” teriak Egg Boy.

“Sepertinya ada yang mengambil.”

“Apa itu dari pasukan agent elite?”

“Bisa jadi, tapi aku tidak bisa memastikan bahwa mereka yang mencurinya.”

“Waduh, kita harus bagaimana?”

“Ini kesalahanku, karena waktu meninggalkan speed boat aku lupa menarik kuncinya.”

“Hmmm, itu karena waktu lalu kau terlalu khawatir dengan keadaan Isabe-”

Seketika Isabella pun memeluk erat lengan kiri Hellios.

“Aku ... minta maaf untuk ini, tapi terima kasih sudah ... menjadi sosok yang sangat mengkhawatirkan keadaanku.”

“Mmm, hey, ayolah kau tak perlu mengucapkan kata-kata tersebut, kita ‘kan tim?”

“Ah! Kau benar.”

“Jadi sangat wajar kalau masing-masing di antara kita saling mengkhawatirkan bukan?” ujar Hellios.

“Aku yakin, setelah mendengarkan ucapanmu barusan, kau tidak pernah sekali pun menelantarkan The Robs seperti waktu lalu kau ungkapkan, ketidakpedulianmu terhadap The Robs lama atau pun The Robs baru adalah suatu kebohongan!”

“Mmm ... untuk itu, aku tidak bisa berkata-kata lagi, hahaha.”

“Aku akan memukulmu jika kau berbicara sok berdosa lagi!” ucap Egg Boy kesal.

“Gara-gara kau yang kebablasan dan tak sengaja menyindir Isabella jadi begini, cepat bertransformasi menjadi alat transportasi!”

“Baik! Ayo kita berpetualang lagi!”

Egg Boy pun berubah menjadi telur dan memecahkan kembali telurnya dan bertransformasi menjadi kura-kura raksasa.


Di wilayah utara, tempat terdingin.


“Ah siaran! Olang-olangku dibantai sebagian oreh babi itu!”

“Aku juga tidak menyangka, bahwa dia memiliki kekuatan ras kaum Werewolf, Bos.”

Terlihat Glorious, Gun Jay beserta dengan sisa pasukannya babak belur, banyak luka cabikan dan pakaian yang lumer seperti terkena sesuatu suhu yang panasnya sangat tinggi.

“Aku tidak telima akan kekarahan ini! Aku tidak telima!”

“Tenang ‘kan dirimu, Bos. Memang tempatnya yang tidak sesuai dengan cara bertarung kita.”

“Ini penghinaan telbesal dalam sejalah The Shinigami, aku dan 199 pengikutku karah terak hanya dengan beltalung merawan 3 olang itu!? Dan paring memarukannya ragi, jumrah kita sekalang belkulang dlastis menjadi 100!”

“Dia juga telah memfitnah kita,” ucap Gun Jay.

“HAI, PARA PASUKAN HANTU PEMBUNUH! SANG PENGHANCUR RENCANA PEMERINTAH! DAN MEMBUAT KERUSAKAN ATAS SISTEM PENYIRAMAN GREEN WINE, DAN PELEPASAN HAMA ULAR SANCA SERTA TUMBUHAN JAMUR LAUT DAN BURUNG ELANG RAKSASA YANG MENCURI BUAH-BUAHAN DIKEBUNKU! AKU SUDAH TIDAK TAHAN LAGI AKAN SEMUA KERUGIANKU INI GARA-GARA DIRIMU!!!”

“Aku tidak tahu, bagaimana bisa Si Babi itu menyarahkan kami?”

“Sepertinya ada kesalahpahaman.”

“Tapi, aku paring syok saat kedatangan Si Babi yang tulun dali herikoptelnya. Dia belbicala sedikit mengenai kesarahpahaman itu dan rangsung membabi buta.”

“Ya, aura yang dipancarkan dalam dirinya sangat berbeda dengan perkspektif pandangan yang selama ini kita kenal mengenai sosoknya.”

“Gelakannya sangat cepat seterah mengerualkan enelgi halam itu! Sampai sekalang entah kenapa aku masih tidak telima dan di sekujul tubuhku tak belhenti-hentinya belgetal.”

“Kami juga sama, Bos. Aku juga mengalami perasaan yang sama, yaitu ketakutan. Bagaimana mungkin tubuhnya yang gempal itu tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangat kekar dan mampu mencabik-cabik kita.”

“Ya, Gun Jay, belum ragi bebelapa anggota kita yang seramat dali cabikan babi itu, tapi sayangnya mati ditembak oreh Si Calro bajingan itu!”

“Aku tidak menyangka, kalau formasi 3 orang mampu memukul mundur The Shinigami.”

“Pelan Si Babi yang memiriki daya selang dan peltahanan yang kuat, mampu mempolak-polandakan kita, Si Calro yang cuma modar duduk sambir menembakki pasukan kita dengan snipelnya, dan ....”

“Si Bruno Bucho, Bos.”

“Ya, dia menggunakan arat yang dia culi dali penguasa utala untuk meremahkan peltahanan kita.”

“Kemampuan haram yang dapat memanipulasi panas.”

Seketika mereka berjalan di dasar ngarai es. Mereka mendapatkan sebuah bangunan yang cukup besar berdiri di tanah es.

“Ah! Orang gila mana yang membangun rumah sakit swasta di dasar ngarai?” ucap salah satu pasukan Shinigami.

“Ini sangat pas dengan keadaan kita sekalang, kita beluntung. Aku dan Gun Jay akan pelgi menyeridikinya ke daram, karian semua tunggu duru di depan sini.”

Akhirnya Glorious dan Gun Jay pun pergi memasuki rumah sakit swasta tersebut. Di dalamnya mereka berdua berjumpa dengan seorang pria.

“Selamat sore, Tuan,” ucap seseorang pria tersebut.

“Apa kau resepsionis rumah sakit ini?” tanya Gun Jay.

“Benar sekali, Tuan.”

“Di mana dokternya?”

“Aku akan memanggilnya, tapi sebelum itu Anda berdua harus mengisi data diri anda di surat ini.”

Tiba-tiba Gun Jay menarik kerah resepsionis tersebut dengan kasarnya.

“Kami mana mungkin mengisi data diri kami di selembar surat kosong ini. Nama kami disamarkan, kami dari organisasi rahasia, cepat panggil dokternya kemari, kalau tidak aku akan membunuhmu!”

Gun Jay tercengang melihat resepsionis itu mengarahkan AK-47 dari samping pinggangnya.

“Aku sedang tidak mengasihani orang-orang jahat.”

“Kurang ajar, siapa kau!?”

“Ada apa Gun Jay?” sahut Glorious.

“Ah, tidak, rupanya resepsionis ini punya nyali juga untuk menatap mataku, Bos duduk saja di situ.”

“Aku tidak mengizinkan dia untuk duduk di kursi yang tak lama lalu aku bersihkan,” tukas resepsionis itu.

“Bacot!” sergah Gun Jay.

“Itu pun jika temanmu mau duduk dengan keadaan kehilangan nyawa,” ujar resepsionis itu dengan mengulurkan tangan kanannya menyangga shootgun.

“Wah! Aku balu tahu ada lesepsionis mantan miritel,” sahut Glorious yang tetap memaksakan untuk duduk di sofa.

“Baiklah, jika itu yang kau mau, aku akan menulis dataku dan juga mewakilkannya,” kata Gun Jay sambil melepaskan tarikan kerah milik resepsionis.

“Penulisan data tidak boleh diwakilkan.”

“Sialan! Kau bawel amat! Cari mati, ya!”

“Aku sedang tidak main-main.”

“Ah, terserah kau ngomong apa!” ucap Gun Jay kesal meladeni resepsionis itu, dan mulai mengisi data diri serta mewakili Glorious.

“Baiklah, kalian tunggu di sini.”

“YA!” balas Gun Jay sinis.

Tak lama menunggu, resepsionis itu datang bersama dengan seorang dokter yang sangat familiar bagi Glorious.

“Tumben sekali ada pasien yang berkunjung kemari,” ujar dokter tersebut.

“Ka-kau!” sapa Glorious dengan mulut ternganga.

“Ah? Ya, saya? Ada apa dengan saya?”

“Kau ... No. 3 penyandang sandi ‘Brack Snipel’!”

“Ah? Ya? Ternyata nama samaranku cukup populer, ya.”

“Ja-jadi, anda hidup di-”

“Sebelum itu, aku melihat banyak teman-temanmu di depan melalui CCTV, sebaiknya kau ajak mereka masuk ke sini. Cuaca di luar sangat ekstrim.”

“Aku tidak menyangka, telnyata kebeladaanmu ada di sini,” ucap Glorious sambil memberikan kode pada Gun Jay untuk memerintahkan pasukannya masuk.

THANKS FOR YOUR SUPPORT
&
SEE YOU NEXT ARC :)


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top