ARC 2 : FRUIT ISLAND 20

Aku dan Bocah Telur menepikan speed boat dan bergegas pergi berlari ke tempat Isabella berada.

Diperjalanan aku hanya terus bergumam, “Sial! Sial! Aku terlalu lama di perburuan! Kita sudah menghabiskan waktu selama 3 hari! Aku tidak tahu waktu selama itu Isabella masih bertahan dalam menahan lapar!”

Sesampainya aku menemukan Isabella yang berlindung di bawah gubuk kecil.

Aneh sekali. Siapa yang membuat gubuk kecil ini. Apa Isabella sendiri yang membangunnya?

“Ah! Kalian sudah pulang! Bagaimana perburuannya?”

Aku melihat keadaan Isabella sehat-sehat saja. “Apa kau sudah makan sesuatu?” tanyaku sambil menaruh kotak dus.

“Sudah. Apa itu?”

“Ini dus yang berisi peralatan masak dan beberapa makanan mentah.”

Seketika aku melihat sekitar gubuk. Banyak sekali stok makanan, minuman dan beberapa peralatan masak.

“Ah. Kau dapatkan semua ini dari mana, Bella?”

“Ini semua dari agen yang berada di bawah kepemimpinan Ayahku.”

“Agen? Agen ayahmu?”

“Ya. Mereka bilang begitu, tapi sebelumnya aku tidak pernah mengenalinya.”

Segera aku memeriksa tubuh Isabella. “Apa kau kenapa-kenapa selama aku tidak ada di sini!?”

“Aku baik-baik saja di sini. Aku dijaga dan diawasi dengan baik oleh mereka.”

“Jika kau tak mengenalnya harusnya kau berjaga-jaga saja dengan skillmu.”

“Tak apa. Mereka menjelaskan semua identitasnya kepadaku secara gamblang.”

“Aku penasaran dengan agen yang kau maksud.”

“Mereka adalah Agent Elite.”

“Agent Elite!?”

“Iya. Baiklah sedikit aku perjelas. Mereka adalah 2 Agent Elite lama yang dibawahi langsung oleh Ayahku dan 10 Agent Elite baru yang dibawahi oleh Fat Bob, jadi keduanya adalah Agent yang berbeda generasi tetapi sama-sama satu nama Agent Elite. Mereka membantuku selama 2 hari kemarin.”

“Lalu sekarang mereka ke mana?”

“Aku tidak tahu pasti. Tapi mereka pergi begitu saja dan meninggalkan alat ini,” kata Isabella sambil memperlihatkan bendanya.

Segera aku mengambilnya. “Ini alat pelacak atau mini GPS. Perjalanan kita akan bermasalah jika mereka mengetahui kita. Aku belum memastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang seperti apa. Demi untuk keamanan aku harus melenyapkan benda ini,” ucapku sambil menjatuhkannya ke lantai dan menginjaknya.

“Dengan begini mereka akan kaget karena targetnya hilang dari koneksi mereka. Kita harus segera pergi dari tempat ini sebelum mereka mulai bergerak dan menemukan kita.”

“Bagaimana dengan semua makanan dan peralatan di sini?”

“Aku belum memastikan semua makanan ini tidak mengandung racun. Maka dari itu, lebih baik kita tinggalkan saja makanan ini di sini,” kataku sedikit ketus.

“Hey-hey. Dari tadi sikapmu aneh! Kenapa semua barang-barang yang ada di sini kau buang semua! Kalau kau tidak mau biarkan aku yang membawanya,” ujar Bocah Telur sambil memecahkan cangkangnya dan bertransformasi menjadi ayam.

“Jika kau sudi membawanya, bawa saja semua peralatan itu.”

“Tentu saja aku akan membawanya. Di tempat ini kita kekurangan banyak stok makanan tahu! Jadi mana mungkin kita di sini membuang-buang stok makanan.”

______________________________________

Hari pun berganti malam.

Semua barang-barang pemberian agent misterius dan barang-barang yang didapatkan dari Pria Kekar dijadikan satu dan diikat tambang di atas tubuhku yang bertransformasi menjadi ayam betina besar. Setelah semua peralatan lengkap akhirnya kami melanjutkan perjalanan.

Di sepanjang perjalanan. Hellios berjalan 5 meter di depan kami dengan bantuan alat senter. Sedangkan aku yang seperti hewan pengangkut barang berjalan bersebelahan dengan Isabella.

“Ssst! Isabella!” bisikku.

“Ada apa?”

“Apa kau tahu kenapa sikap Hellios berbeda dari sebelumnya?”

“Mmm ... untuk itu aku tidak tahu sebabnya mengapa akhir-akhir ini Hellios begitu dingin padaku.”

“Aihhh. Ternyata seorang Isabella yang dikurung selama 20 tahun sisi pekanya luar biasa,” batinku.

“Ternyata Hellios adalah tipe orang yang suka cemburuan.”

“Ce-cemburuan? Apa maksudmu?”

“Buktinya dia berlaku kesal dan menampilkan perilaku ketidaksukaannya pada semua barang yang diberikan Agent kepadamu, hehe.”

“Aku tidak terlalu paham mengenai karakteristik pria pada fase belum berkeluarga. Tapi jujur saja aku mengerti perasaannya.”

“Benarkah?”

“Selama ini aku hanya mengetahui karakter pria seperti Ayahku dan Paman Chick.”

“Ouh. Jadi selama 2 hari kemarin kau bersama dengan 2 pria dari Agent Elite lama dan 10 Agent Elite baru yang sama usianya dengan Hellios?”

“Ya. Kurasa begitu.”

“Bisa kau beritahu aku mengenai si 2 pria Agent lama itu?”

“Cara bicara mereka seperti saudara dekat. Tapi ada satu yang lebih dituakan di antara mereka.”

“Dituakan? Maksudmu seperti layaknya kakak-beradik?”

“Ya. Dia seperti layaknya seorang kaka. Dan yang lainnya pun manggilnya pun sama, yaitu dengan sebutan ‘Kakak’.”

“Siapa namanya?”

“Namanya, James Holder tapi biasa disebut Kai Gun.”

“Ouh. Lalu siapa yang usianya sama seperti Hellios?”

“Kurasa yang satunya agakkan lebih tua dari pada Hellios dan kulitnya cenderung berwarna hitam dan berambut keriting. Dia bernama Jay Gun.”

“Jay Gun? Mmm ... bagaimana perlakuannya padamu?”

“Dia sangat konyol. Dia orang yang suka berceloteh tapi tekadnya dalam mengemban tugas misi sangat berjasa sekali.”

“Lalu bagaimana dengan Kai Gun?”

“Untuknya, dia sangat dewasa sekali. Dia akan angkat berbicara saat ada sesuatu hal yang penting saja, dan dia sangat suka merokok.”

“Pantas saja saat aku merakit gubuk kecilnya banyak sekali residu rokok yang berserakan di tanah.”

“Ngomong-ngomong, bagaimana perburuanmu dengan Hellios? Katanya mau berburu hewan tapi kok dapatnya dus isi makanan mentah dan beberapa peralatan masak?”

“Di saat perjalanan niatnya kami ingin memburu, tapi tidak ada satu pun hewan yang kami temui. Yang kami temui hanyalah pulau yang di tengahnya berdiri bangunan restoran milik Pria Kekar bernama Megalodon.”

“Wah! Restoran! Terakhir kali aku tahu restoran dari buku di perpustakaan rak bukuku. Yang aku tahu di dalam restoran banyak sekali makanan yang lezat-lezat bukan? Aku yakin kalian di sana menikmatinya!”

“Ya, di sana kami dihidangkan 2 porsi makanan laut yang lezat. Tapi, aku dan Hellios tidak keburu untuk memakannya.”

“Ah, kenapa?”

“Niatnya aku mau langsung memakan makanannya karena memang sudah tak tahan lagi menahan rasa laparku sejak 3 hari yang lalu. Tapi aku melihat Hellios membungkus makanannya, itulah yang membuatku enggan untuk makan.”

“Bagaimana bisa Hellios membungkus makanannya, hehe? Apa dia tidak tahu cara makan di restoran? Sampai dia sempat membungkusnya?”

“Bukan begitu. Aku yakin Hellios adalah tipe orang yang memiliki wawasan sangat luas, tidak ada satu pun sesuatu yang tidak diketahui oleh Hellios kecuali misteri yang belum ia pecahkan. Hanya saja alasannya untuk membungkusnya adalah karena dia ingat dirimu, ingat Isabella yang belum makan selama 3 hari.”

Isabella hanya termenung terdiam setelah mendengar perkataanku.

“Dia sempet berpikir untuk kembali kemari untuk mengantarkanmu makanan tapi bodohnya dia tidak berpikir lamanya untuk menempuh perjalanan, 3 hari adalah lama waktunya. Untungnya seorang Pria bernama Megalodon yang dianggap Hellios itu adalah mantan timnya dulu, memberi kami fasilitas berupa kapal jet, coba saja kalau tidak, pasti makanan itu sudah basi.”

Kulihat mata Isabella sedikit berkaca-kaca. “Jadi ... selama 3 hari ini kalian sama sekali belum makan?” tanya Isabella menggigit bibirnya.

“Mmm, ya. Aku juga sudah tidak merasa lapar lagi saat Hellios mengatakan bahwa dia mau melanjutkan perjalanan. Intinya Hellios tidak makan aku pun juga tidak berselera makan.”

“Maafkan aku,” ucapnya lirih.
“Aih! Tidak ada yang perlu meminta maaf. Hellios mengingatmu karena memang berpikir bahwa Isabella belum makan, tapi kurasa tadi saat Hellios menanyakanmu sudah makan atau tidak dan Isabella mengatakannya sudah, sudah cukup untuk Hellios melegakan napas karena merasa tenang.”

“Tapi masalahnya Hellios ataupun Egg Boy belum makan ... kalian harus menghentikan perjalanan, kalian harus makan dulu.”

Seketika Isabella berlari meuju Hellios dan segera menggenggam erat lengannya.

Grap!!!

“Ahhh! A-ada apa Isabella!” seru Hellios kaget.

Hellios sedikit membelalak melihat wajah Isabella yang penuh dengan air mata. “I-Isabella ... a-apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menangis!” ucap Hellios yang tidak lama melirik ke arahku dengan tatapan seramnya.

Tangan Isabella meraih pipi Hellios. “Hellios belum makan dari 3 hari kemarin, ‘kan? Kenapa tidak ngomong? Kenapa diam saja,” kata Isabella menangis sesenggukan.

“Ah! Ka-kata siapa? Haha. A-aku sudah makan, kok! Haha.”

“Hellios bohong!” bentak Isabella, “buktinya Egg Boy cerita sendiri barusan padaku, katanya kau sampai tidak makan karena mengingat aku, kalau begitu ayo kita makan bersama,” ujar Isabella dengan nada yang semakin lirih.

Hellios kembali menatap aku dengan tatapan yang keji. Konyolnya itu dia masih memasangkan muka kejinya padaku sambil ditarik berjalan oleh Isabella.

<><><><><><><><><><><><><><><><>

Hellios : Bilang saja kalau kau lapar, jangan ngode-ngode ngadu ke Isabella dong :( bahwa aku juga belum makan.

Egg Boy : Eggegegege, tapi aku senang XD

Pletak!

Auw!

Thanks for your support

~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top