ARC 2 : FRUIT ISLAND 17

Di salah satu tempat.


“Apa kau pernah melihat sosok wanita yang berusia sekitar 20 tahunan, rambutnya secoklat emas, kulitnya putih kemerah-merahan seperti bayi yang baru lahir, dan dia sama sekali tidak mengenal tentang dunia ini!?”

“A-anda sedang mencari identitasnya siapa? Kami sama sekali tak mengerti apa yang anda tanyakan pada kami mengenai ciri-ciri orang tersebut.”

“Ya, benar. Sebenarnya anda berdua sedang mencari wanita dewasa yang biasa main di bar atau satu kantung pampers bayi?”

DHORR!

“Sudah berapa kali, teman kalian yang telah aku bunuh? Kalian pikir aku sedang bermain-main!?”

“Satu, dua, ti-tiga, empat, lima, enam, tu-tujuh!" hitung salah satu sandera. "A-ampuni kami! Kumohon lepaskan kami!”

“Lihat? Kalian bertigalah yang sekarang masih hidup. Jadi dengarkan baik-baik ciri-ciri pertanyaannya!”

“Hey, Jay Gun ... kau sedang mencari tuan putri atau lagi menakut-nakuti anggota A.E versi yang baru dengan membiusnya satu-persatu ....” Kata orang yang tengah duduk sambil merokok.

“Haaa! Bius!? Ja-jadi itu tembakan bius!?”

“Diam kau, Sandera!”

“Ampuun!”

Kakak Kai, sudah semestinya kita kasih bimbingan mental terhadap junior yang baru dan kembali meningkatkan ketegasan.”

“Tidak perlu dipaksakan seperti itu, itu hanya menciptakan ketertekanan, cara untuk menciptakan ketegasan itu biarkan mereka sendiri yang mencari jalannya ....”

“Dasar, pembuat malu nama organisasi Agent!” kesalnya melampiaskan kepada sandera.

“Lagian organisai Agent sudah lama mati, untuk apa menghiraukan mereka yang hanya klaim ilegal nama organisasi.”

“Tapi ini menyangkut tentang jasa kewibawaan dan kesetian mengenang perjuangan kita dulu, Kakak Kai.”

“Ya, harus gimana lagi, sudah terlanjur. Nasi sudah menjadi bubur.”

“Kalau mau aku rela kok masukkan bubur itu ke rice cooker dan ditaruh roti tawar di atasnya dan didiamkan sebentar agar bubur itu menjadi nasi lagi.”

“Dasar, mana ada yang begitu. Ilmu dari mana kau ....”

“Aku hanya pernah dengar, Kakak.”

Bwoosshh! Psshhhh.

Orang yang disebut-sebut Kakak Kai itu mematikan rokoknya dan meleparkannya ke laut.

“Hey, Kak. Sudah kubilang untuk jangan membuang puntung rokok sembarangan di perairan Salty Sea.”

“Untuk apa kau masih berpegang teguh pada keyakinan adab buang sampah? Apa kau tidak lihat dengan dunia ini? Hampir layaknya sampah. Mahluk serta alam di sekitarnya tak jauh beda.”

“Aku tahu Kakak masih percaya pada harapan kebangkitan nanti.”

“Aku tidak dapat memastikan kapan itu terjadi, yang aku pikirkan sekarang adalah sampai kapan kita berlayar tanpa dayung begini? Di tengah-tengah luasnya perairan Salty Sea ....”

“Hahaha. Aku tahu, sudah kuduga dari tadi Kakak Kai duduk termenung sambil mengisap rokok dengan raut wajah yang bete.”

“Apa kau yakin perahu kecil ini yang telah menampung 12 orang termasuk kau dan aku masih tetap bertahan dengan zat hijau itu?”

“Tenang saja, sebelum aku menggiring 10 orang-orang ini aku meminta mereka untuk melapisi bawah perahu kita dengan bahan anti korosif.”

“Kejahatan yang luar biasa ... mengkontaminasi perairan laut dengan menggunakan zat adiktif Green Wine.”

“Ka-kami hanya diperintah, Tuan. Itu bukan kehendak kami sendiri.”

“Aku mengerti ... makanya untukmu, Jay Gun. Jangan bertindak terlalu kasar pada mereka, mereka juga adalah rakyat yang dulu pernah kita lindungi.”

“Siap. Baik. Kakak Kai.”

“Ingat, kalian sekarang kami bebaskan bukan berarti tanpa imbalan.”

“ ... ? ”

“Sebagai gantinya, berhentilah untuk menjadi A.E.”

“Ah!?”

“Apa kau yakin, Kak? Setahuku cuma pekerjaan inilah satu-satunya untuk mereka bertahan hidup serta untuk menafkahi demi mencukupi kebutuhan keluarganya.”

“Be-benar. Jika kau meminta kami untuk berhenti dari pekerjaan ini, maka mau dikasih makan apa istri serta anak-anak kami?”

“Aku bilang, berhentilah untuk menjadi A.E ... maksudku, berhentilah untuk menjadi A.E di bawah kekuasaan Bobby Hunger ....”

“Ahh!”

“Kalian tetaplah menjadi A.E. Menjadi A.E di bawah kekuasaan beliau.”

“Ka-kakak ... ternyata kau masih menyimpan kenangan hangat itu ....”

A.E sejati bukan bersistem seperti yang Bobby Hunger operasikan ... tapi tantang kesetian, pengabdian, serta kekeluargaan.”

“Apa kalian mendapatkan itu semua dari tuan kalian?”

“Ah. Itu berkebalikan sekali dengan sistem Tuan Bos Besar. Tuan selalu menekankan kami untuk tetap setia pada beliau tapi di sisi lain Tuan mengorbankan kami layaknya sapi tumbal untuk sesembahan.”

Tuan, membayar kami berdasarkan status peringkat kami yang kecil, tetapi kami diminta untuk selalu kerja penuh tanpa henti, selalu mengabdi dan mengabdi seperti halnya robot yang disetel sesukanya kapan pun ia mau.”

“Kata kekeluargaan bagi kami hanyalah sebuah omong kosong besar. Tuan Bos Besar membuat tatanan di mana kasta tertinggi harus dijunjung dan dihormati. Beliau adalah presiden serta raja di Goldwines. Jabatan terbesar kedua diraih oleh ajudan rahasianya, kerap kali Tuan menganggapnya sebagai tangan kanannya yang nyaris dibayar sangat mahal sekali. Jabatan terbesar ketiga, diraih oleh istri-istrinya, dan jabatan keempat yaitu adalah kami, dan jabatan yang sama sekali tak pernah dianggap hak asasinya adalah rakyat ....”

“Tapi rakyat juga memiliki 5 tingkatan lainnya, di antaranya pekerja buruh, pekerja pembantu, rakyat miskin, pengemis, serta fakir. Banyak sekali dosa-dosa kami yang bertebaran, kerap kali kami diperintahkan untuk menyiksa pekerja buruh yang lemah.”

“Ya, itu sungguh sangat mengiris hati, aku tak tahan akan hal itu, dari penyiksaan sesama manusia dan mengkontaminasi pulau.”

“Padahal kami tahu, mereka adalah rakyat yang pada dasarnya berstatus sama dengan kami serta memiliki hak yang semestinya. Mereka punya keluarga yang harus mereka nafkahi begitupun juga kami. Mereka dan kami sama-sama manusia tapi karena sistem kasta, itu membuat kami layaknya homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi sesamanya.”

“Mantap betul, sistem kasta itu, ya. Seperti terus-menerus dan mengulang kembali akan terjebak di lingkaran setan. Tapi syukurlah kalian masih belum mencapai ke tahap gelap mata seperti halnya Bobby Hunger dan beberapa saudara yang lainnya. Kalian masih untung memiliki banyak harapan untuk bisa diselamatkan.”

“Tadi mengenai ajudan rahasia?” tanya Jay Gun.

“Tak perlu dibahas, itu rekan lama kita, kok.” Jawab Kai.

“Rekan lama? Maksudnya apa?” tanya Jay Gun penasaran.

“Benar! Apa kalian berdua pernah bertemu dengan sosoknya?” tanya salah satu sandera.

“Ya, tentu. Tapi itu dulu. Pokoknya kami dulu selalu bersama setelah pulang dari pekerjaan yang melelahkan tapi kami sangat menikmatinya.”

“Ahhh!! Ini, langka. Sangat langka!”

“Ah? Langka apanya?”

“kami para A.E jujur saja sangat penasaran dengan sosok ajudan rahasia atau biasa dianggap Tuan Bos Besar adalah tangan kanannya.”

“Apakah dia benar-benar orang?”

“Kau bicara apa? Tentu saja dia manusia, sama seperti kita.”

“Masa? Walau kami tak pandai mengukur keintelektualan seseorang tapi bulu kami selalu merinding saat mendengar namanya? Bukankah itu artinya perbedaan kami dengannya itu sungguh sangatlah besar!?”

“Jangan berlebihan, seseram-seramnya dia di mata kalian tapi sebenarnya dia adalah sosok orang yang sederhana, makanan kesukaannya adalah es krim, Dia termasuk sedikit dari penikmat es krim di dunia.”

“Wahh, kok malah kesannya imut, ya.”

“Hanya saja, saat bertugas sorot matanya tak kalah dengan makanan kesukaannya. Matanya dingin, hampir melebihi dinginnya es krim.”

“Ngeri.”

<><><><><><><><><><><><><><><><>

Egg Boy : Apa kalian tahu dari pembicaraan di atas itu percakapannya siapa?

Hellios : 2 orang misterius yang membebaskan 10 sandera yang kita ikat ....

Isabella : Mereka Jay Gun dan Kai Gun ^_^

Thanks for your support

~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top