ARC 2 : FRUIT ISLAND 14

“Selain itu, aku memberitahukan semuanya tentang diriku yang berwujud telur ini hingga memberitahukan mengenai kau dan Isabella juga.”

“Hey-hey! Kau pun ikut melibatkan aku dalam pembicaraan itu!?”

“Iya, tentu saja. Karena kau adalah rekanku.”

Hmm ... yang ada gosip mengenai diriku bakal tersebar meluas.

“Setelah itu, mereka mulai mempertanyakan mengenai tujuanku yaitu ‘mencari makanan’.”

“Lalu?”

“Mereka tidak dapat membantuku atau alasan yang lebih tepatnya adalah mereka juga tengah dilanda kemiskinan yang buruk sekali. Mereka hanyalah pekerja buruh tambang yang gajinya tidak sebanding dengan pekerjaan mereka.”

“Jadi kau sama sekali tidak mendapatkan apa-apa? Dari pagi hingga sore hari?”

“Tidak. Aku masih mempunyai sedikit makanan yang cukup untuk dibawa pulang.”

“Makanan? Dari mana?”

“Tentu saja dari buah-buahan yang waktu itu aku pungut.”

Pungut? Hasil curi kali ... sampai kapan kau masih mempertahankan sikap sok suci itu.

“Bukankah buah-buahan itu hilang bersamaan saat kau tengah terjatuh dan mati oleh sniper?”

“Pada waktu itu. Saat mereka mengangkatku dari permukaan air, salah satu dari mereka ada yang mengambil dan menyimpannya, yaitu si K’. Dan saat perpisahan pada sore hari, barulah K’ mengembalikkan semua buah-buahan yang waktu lalu aku pungut.”

Pungut teruuuussss!

“Karena aku merasa seperti dianggap layaknya keluarga oleh mereka, akhirnya aku membagikan sebagian dari buah-buahan itu pada mereka. Dan terutama khusus untuk K’, aku memberinya setengah dari buah-buahanku yang telah dibagi.”

“Jadi intinya, kau hanya mendapatkan seperempat buah-buahannya?”

“Ya. Benar.”

“Lalu bagaimana caramu untuk kembali kemari? Apa kau berubah menjadi ke bentuk burung lagi?”

“Tidak.”

“Ah? Lalu?”

“Buaya.”

Pletakkkk!

“Kenapa jadi buaya!?? Sudah tahu bawa buah-buahan.”

“Ya. Suka-suka aku. Aku sengaja menjadi buaya agar tidak ketahuan oleh para A.E yang berpatroli serta menutup kemungkinan diriku ditembak lagi. Karena jika diriku menjadi burung lagi aku khawatir ditembak yang kedua kalinya karena tuduhan pencurian buah.”

Sialan! Emosiku meledak!

______________________________________

“Keesokan harinya, karena Isabella sangat mengkhawatirkan aku yang mencari makanan sendirian, akhirnya aku hanya diperbolehkan mencari makanan cuma di sekitaran pulau ini saja.”

“Yaaa. Aku hanya tidak mau dia kenapa-kenapa lagi. Terlebih lagi melihat kondisimu yang tak kunjung sadarkan diri. Ya, walaupun aku tidak menyangka kalau mencari makanan di sekitar pulau ini hasil akhirnya pun juga akan sama.”

“Hasil akhirnya sama?”

“Ya. Jadi ceritanya seperti ini. Aku berangkat mencari makan pagi-pagi. Sudah berjam-jam aku berkeliling tapi tidak ada makanan satupun yang aku dapat melainkan hanya menemui lahan tandus dan pepohonan yang kering. Karena hal itu, tidak ada cara lain untukku beranjak pergi dan berniat untuk menjelajahi seluruh wilayah pulau ini. Wilayah yang pertama aku jelajahi adalah pesisir pantai, karena di sisi lain memang aku juga penasaran ingin mengetahui apakah zat hijau yang terkandung di perairan itu masih sepekat saat terakhir kali sebelumnya.”

“Oh. Iya. Aku baru ingat! La-lalu bagaimana dengan keadaan pesisir pantai? Bukankah tangki yang berisi Green Wine itu tumpah semua ke dalam perairan? Terlebih lagi itu adalah perairan Fresh Sea!”

“Keadaannya sungguh sangat disayangkan sekali. Di pesisir itu terkikis habis, tidak ada satupun batu yang terlihat. Yang sebelumnya  batu-batu itu berjejer di atas permukaan air.”

“Ah! Habis?”

“Iya.”

“Ba-bagaiamana dengan warna airnya??”

“Masih sangat hijau pekat seperti 2 hari yang lalu.”

“Dengan tangki sebesar itu, racun yang terkandung dalam perairan pesisir pantai sepertinya akan bertahan lama selama berbulan-bulan ....”

“Kalau begitu, aku dapat memanfaatkan kemampuanku untuk memurnikan kembali air tawar itu.”

“Walaupun kemungkinan kecil bisa, hanya saja sepertinya untuk memurnikannya butuh waktu yang tak sedikit, sedangkan waktu kita tidak banyak.”

“Tapi kalaupun begitu, jika masih ada secercah harapan ‘bisa’, kenapa tidak? Aku harus mencobanya.”

“Tidak perlu, Bella. Efek passive skillmu hanya berperan melindungi kulit tubuhmu dari zat berbahaya saja, tidak memurnikan seperti jangkauan yang luas. Hanya beberapa cm cahaya perlindungan suci yang keluar dari tubuhmu. Aku melihatnya sendiri sewaktu aku mengambil air di antara kedua kakimu. Dan jika kakimu angkat keluar dari air, maka air yang sebelumnya murni karena terkena efekmu berubah seketika menjadi terkontaminasi lagi dengan zat Green Wine kembali.”

Kalaupun bisa itupun jika ada ribuan sosok dirimu yang berendam mandi di pesisir itu. Dan itu mustahil.

______________________________________

“Ceritakan bagaimana kata Bella tadi kenapa kau bisa tertangkap oleh A.E?”

“Untuk itu, berawal dari niatanku untuk menjelajahi seisi pulau ini tanpa berpikir panjang. Aku bertransformasikan diri menjadi sesosok ular sanca.”

“Ular sanca?”

“Dengan bertransformasi ke ular sanca sangat membantuku dalam perjalanan dan menjelajah wilayah lebih cepat. Tapi sayangnya aku berpapasan dengan sekumpulan orang-orang penjahat yang bengis. Di antaranya adalah Fat Bob dan bawahannya, Agent Elite.”

“Fat Bob!!?”

“Ya. Fat Bob. Manusia rakus yang sangat kejam! Yang waktu lalu pernah menghancurkan kedamaian desa dan melukai fisik maupun bathin yang mendalam!”

“Jadi! Waktu kemarin saat aku tengah tak sadarkan diri ... dia berada di pulau ini!? Menginjakkan kakinya yang haram di tanah ini!!?”

“Benar sekali! Lalu, saat aku berpapasan dengan mereka dan akhirnya aku berhenti di tempat, semuanya seperti ketakutan melihat akan kehadiran sosok reptil sepertiku. Hanya ada satu orang yang tidak goyah melainkan malah menatapku dengan tajamnya, dialah Fat Bob.”

“Apa kau mencoba untuk menyerangnya dengan bentuk transformasi ular?”

“Pada saat itu, aku sama sekali tidak dapat mengambil keputusan untuk menyerang atau tidaknya. Tapi tidak ada alasan untukku tidak menyerang mereka. Aku bisa menyerang kapanpun aku mau, tapi yang membuatku berhenti melakukan niatan itu ketika Fat Bob mulai melangkahkan kakinya dan maju membelakangi anak buahnya sambil mengarahkan pistolnya ke arah kepalaku.”

“Hah? Apa itu yang membuatmu lengah? Kau itu ular. Ular itu gesit dan mudah menghindar. Harusnya kau tak mempermasalahkan hal itu.”

“Aku tak dapat bergerak bukan karena todongan pistolnya, melainkan dengan ucapan nadanya yang tinggi yang seketika mempengaruhi sistem gerak tubuhku untuk berhenti tanpa sebab. Pada saat itu aku bingung, lengah dan berakhir goyah.”

“HEY! ULAR! COBA SAJA UNTUK BERKELIT ATAUPUN LARI SEKALIPUN DARIKU. AKU TAK YAKIN DIRIKU DAPAT MELUBANGI KEPALAMU HANYA DENGAN LESATAN PELURU REVOLVERKU INI. HANYA SATU YANG HARUS KAU PAHAMI, AKU MEMILIKI SEORANG AJUDAN YANG SANGAT RAHASIA, DIA SELALU MENGIKUTI KE MANAPUN AKU PERGI. DALAM JARAK RADIUS PULUHAN METER BERADA, DENGAN SEKEJAP ATAU BISA DIKATAKAN LEBIH CEPAT DARI PADA KEDIPAN MATA SEEKOR ULAR PUN AKAN KALAH OLEH KECEPATAN SERANGAN PELURUNYA! HAHAHAHA!”

Karena aku lengah, di situlah Fat Bob benar-benar telah melepaskan pelatuknya dan serangan itu aku memprediksikan bahwa kepalaku pada saat itu benar-benar telah hancur berkeping-keping ... karena peluru besarnya yang terbuat dari logam emas.”

“Apakah pada saat itu kau mati!? Harusnya kau sudah mati dong!? Sama seperti saat kau menjadi bentuk burung. Karena pada dasarnya hewan yang telah dijemput ajalnya sama sekali tidak ada waktu untuk proses bertelur.”

“Nah di situlah, antisipasiku berhasil!”

“Antisipasi? Apanya?”

“Setiap aku berubah wujud menjadi hewan untuk keluar-masuk wilayah dunia lain yang tak kuketahui keamanannya. Setiap sebelum pergi aku hendaknya bertelur di suatu semak-semak.”

“Lalu bagaimana dengan yang waktu itu? Waktu kau mati di tembak sniper? Kau bilang saat pergi mencari makan, kau mengambil arah terbang dari atas perairan Fresh Sea, yaitu samping Timur pulau dan pulang dari atas perairan Salty Sea, yaitu samping Barat pulau. Dan jangan bilang kau akan meralatnya kalau kau telah bertelur terlebih dahulu di suatu semak. Soalnya saat kau berubah jadi telur di tempat yang kau ceritakan. Tempat yang ada mahluk keranya, di mana bangkai dan cangkang tiba-tiba berada di satu titik temu lokasi yang sama!”

“Ya, kau benar. Izinkan aku menyanggahnya. Jadi sebenarnya saat Mr. Egg mati karena ditembak oleh sniper sewaktu di mode transformasi hewan. Sebelum pergi, Mr. Egg menyimpan telur di sini, tepat di sampingmu dan saat Mr. Egg ditembak oleh sniper tiba-tiba telur yang ia tinggalkan di sini retak dan keluarlah Mr. Egg baru.” Sanggah Isabella.

“Ja-jadi seperti model teleportasi, gitu?”

“Ya, memang tujuannya seperti itu, untuk berjaga-jaga. Apabila dia mendapatkan masalah dan sewaktu-waktu dia dapat sesuka hati kembali ke telur ini.”

“Lalu kenapa ekspresimu seperti khawatir setiap Bocah Telur ini akan hendak pergi, terutama pada hari kedua?”

“Aku dengar informasi darinya bahwa di luaran sana sungguh sangat berbahaya dan itu membuatku menolak Mr. Egg mengulangi cara yang sama. Walaupun aku tahu sebelum pergi Mr. Egg menyimpan telur dan apabila jika di luaran sana pada akhirnya Mr. Egg mendapatkan kematian lagi, tetap saja aku tidak ingin hal itu terjadi. Ini bukan tentang kelebihan teleportasinya tetapi melainkan ini menyangkut mengenai arti pertemanan. Sekalipun itu teleportasi tetap saja dia merasakan rasa sakit sebelum dia beralih ke tahap pergantian tubuh. Karena Mr. Egg sendiri yang bilang padaku.”

“Aku harus mengalami rasa sakit sesakit rasa kematian itu sendiri sebelum aku benar-benar berhasil berpindah ke raga yang baru ....”

“Hanya saja Isabella terutama pada hari kedua, dia benar-benar sangat khawatir dan sesekali memarahiku karena aku selalu melakukan hal yang nekat. Walaupun itu cuma berkeliling di sekitar pulau ini. Eggegegege.”

“Ya, tentu saja aku merasa kesal. Aku tidak mau sesuatu hal yang buruk menimpamu lagi.”

“Sudah kuberitahu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai diriku. Aku ini adalah mahluk yang abadi. Tak perlu cemas, bukan berarti kalau aku dalam wujud hewan dan sebelumnya tidak bertelur terlebih dahulu itu akan menjadi permasalahan yang memungkinkan aku mati beneran. Apa kalian masih ingat dengan sosok diriku yang sering retak atau memecahkan diri? Kehidupanku bebas dan dapat berubah menjadi sosok hewan yang aku mau dan itu hanya terjadi oleh beberapa syarat; bertransformasinya diriku harus memecahkan cangkang dan akan muncul sosok hewan dalam jarak lingkaran 10 meter dari titik pusat pecahnya cangkang.”

“Jadi alasanmu menyimpan telur di sampingku saat aku tak sadarkan diri itu semata-mata untuk kloning?”

“Ya. Kau benar sekali. Dan tempat yang kukunjungi 2 hari yang lalu itu sangatlah jauh, mustahil aku dapat mengirimkan informasi tanpa bantuan kloninganku yang aku tinggalkan dalam media bentuk telur di tempat kamp kalian berada.”

“Pantas saja kau main dengan si kera itu seperti tidak ingat waktu.”

“Eggegege. Ya karena sewaktu aku mati, aku langsung hidup menjadi cangkang dan langsung memberi tahu informasi yang terjadi langsung pada Isabella. Dan Isabella-lah yang memintaku untuk berteman baik dengan K’ makanya karena itu aku jadi keasikkan bermain dengannya dan bukan hanya dengan K’ saja melainkan dengan semua penduduk di pulau tersebut.”

“Isabella memintamu untuk berteman baik dengan K’? Dengan tubuh yang sudah terkloning? Tunggu, apa bangkai burung itu masih merasakan aura sekitar?”

“Ya. Tentu saja.”

“Lalu bukankah bangkai itu akan segera menjadi abu jika kau sudah berubah ke mode telur??”

“Aku dapat mengatur cooldown kematian bangkaiku sendiri dengan sesuka hati. Eggegegege.”

“Dasar Telur!”

Passive Skill :Time of Death, Cooldown.

<><><><><><><><><><><><><><><><>

Hellios : Aku tidak habis pikir, kemampuan pasifmu dalam mengatur waktu tenang lamanya kematian sangat efektif untuk menyadap informasi kalau-kalau di tempat terbunuh

Isabella : Apa kau bisa memberitahu kami berapa lama kau bisa mengatur waktu cooldownmu?

Egg Boy : Paling lama sekitar 10 menit ^_^

Thanks for your support

~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top