ARC 1 : FARM SWEET 8

“Oh. Begitu. Baik aku akan membacakannya.”

“Koran edisi tahun 2002. ‘Zaman Keemasan’

“Zaman keemasan?” Manfred Chicken.

“Apa kau mengerti? Papa?” Mr. Egg.

“Aku akan mencoba ingat-ingat pada tahun itu, sebentar.”

“Baik, paman coba mengingatkan lagi ada suatu peristiwa apa yang terjadi pada tahun 2002, sembari paman ingat-ingat aku akan melanjutkan membaca beberapa koran lainnya.”

“Koran edisi tahun 2004. ‘Zaman Alkohol Ungu’

“Isi korannya terdengar sangat tidak jelas. Apakah tidak ada artikel lengkap yang tertulis pada koran tersebut? Semisalnya tertulis di bawah nama judul peristiwa??” Kata Isabella.

“Koran model ini memang seperti ini. Siapapun yang membaca dari isi korannya tidak akan merasa puas dan memilih untuk membuangnya. Tapi tidak menurutku, aku malah tertantang dengan isi teka-teki selebaran koran-koran ini.”

“Untuk apa menyebarkan koran rancu, kalau isinya tidak dapat dipahami oleh orang-orang yang membacanya. Bisa saja ada beberapa orang-orang dulu yang iseng membuat koran dan menyebarkannya secara tidak melalui tahap editor.” Kata Farma.

“Hanya ada beberapa hal yang harus kalian tahu. Koran ini resmi. Koran ini dicetak dari percetakan milik pemerintah. Pemerintah tidak akan seteledor itu dalam menangani masalah hal percetakan seperti ini. Karena mereka membawa nama besar pemerintah, contohnya logo ini.

Govt logo
Stamp on the newspaper


“Ah? Logo?”

“Logo berbentuk seperti huruf M yang diapit oleh sepasang sayap yang di atasnya ada simbol api. Dan logo ini sama persis dengan logo yang terdapat pada kulit dahi kepalaku.”

“Benarkah??”

“Aku tidak bicara sembarangan.” Tanganku sambil menyibak rambut depanku ke atas.”

Govt logo
Forehead tattoo


“Woahh! Itu tato. Dan iya benar! Logo itu sama persis dengan tato yang terdapat pada dahi kepalamu.”


“Itulah mengapa aku tak anggap remeh dengan semua selebaran koran-koran ini. Ada beberapa alasan yang membuatku ingin cepat memecahkannya karena keingintahuan rahasia di baliknya. Yaitu, ada rahasia dan maksud apa kenapa tato di kepalaku sama persis dengan logo koran ini, apakah ada kaitannya? Lalu kenapa koran-koran itu terlihat rancu? Apakah ada beberapa rahasia yang disembunyikan? Dan walaupun rancu beberapa koran penulisan tahunnya saling berkesinambungan. Itu artinya koran-koran ini terbit setiap beberapa tahun.”

“Ya, kau benar. Aku berasumsi, sepertinya para pemerintah selalu melakukan tugasnya dengan baik.”

“Dengan baik? Apa maksudnya? Isabella?”

“Pemerintah adalah dewan-dewan yang mengelola rakyatnya sendiri. Setiap kegiatan yang dirancang oleh pemerintah harus selalu ada bukti yang harus disaksikan oleh segenap rakyat, contoh buktinya seperti koran-koran tersebut.”

“Tapi sepertinya bukti-bukti itu sengaja dibuat rancu oleh pihak-pihak dewan bagian kelicikan.”

“Hey. Emang ada dewan dengan nama begitu?” Kata Farma.

“Ini mulutku, terserah aku mau bilang apa. Jadi intinya, pemerintah tetap selalu melakukan tugas tanggung jawabnya dengan mengedarkan bukti, tapi bukti yang dibuat tidak seratus persen akurat dan juga sepertinya dari pihak dewan pun tidak menginginkan para rakyatnya pun tahu mengenai arsip bukti secara lengkap.”

“Nah! Iya itu intinya!” Isabella.

“Selanjutnya, koran edisi tahun 2006. ‘Penampungan Tunai’

“Apakah itu semacam seperti penyimpanan uang. Celengan?”

“Tepat sekali. Tapi penampungan ini memiliki bentuk yang sangat besar hingga sampai sebesar 4x lipat rumah biasa. Bank.”

“Bank? Apa itu Bank?”

“Ah. Kau pun tak tahu Bella?”

Tentu saja dia tidak tahu, kan yang hanya dia tahu cuma seisi kamar tidur saja.

“Bank adalah tempat penyimpanan uang. Dengan menyimpan uang di Bank maka uangmu akan aman. Tapi karena kau menyimpan uang di Bank maka uangmu tidak akan utuh total seperti semula, ada potongan tagihan perbulan untuk biaya keamanan.”

“Mengapa harus disimpan di Bank kalau disimpan sendiri bisa?”

“Mungkin orang berpikir jika menyimpan uang sendiri kalau-kalau suatu saat uangnya akan hilang ataupun dicuri. Tapi dengan menyimpannya di Bank uangmu akan aman, kecuali jika tiba-tiba ada beberapa sekumpulan perampokan bank, maka uangmu benar-benar hilang dan Bank akan menggantikan kerugian uang yang hilang. Hakikatnya uang yang saat ini adalah back up emas. Uang itu adalah cuma kwitansi. Jadi mereka hanya menyimpan emas di Bank dan bank memberikan akuitansi uang sebagai bukti bahwa emas yang kau simpan di Bank adalah betulan milikmu.”

“Tapi walaupun begitu, orang-orang yang menganggap Bank adalah tempat teraman untuk menyimpan uang. Bagiku itu adalah salah. Bank-lah tempat yang tidak aman untuk kau menyimpan uang. Karena setiap kau menyimpan uang di bank, pada waktu itu juga dan saat kau keluar dari pintu Bank dan kembali lagi masuk ke Bank karena berpikir ‘aku sepertinya memerlukan dana yang sangat banyak untuk beberapa keperluan’ dan kau berencana untuk mengambil uang yang barusan kau simpan itu ke Bank. Aku jamin kau tak akan dapat mengambil semua uang-uangmu. Walaupun bisa ambil paling kau hanya mendapatkan beberapa persennya.”

“Serius. Membahas tentang Bank. Kau sangat interaktif sekali. Aku benar-benar takjub. Tapi masalahnya aku sama sekali benar-benar tidak mengerti apa yang telah kau sampaikan.” Farma.

“Isabella?”

“Ya, aku sedikit mengerti. Dulu aku pernah membaca buku milik Ayah mengenai perbankan. Tapi pada usia 9 tahun. Hehe..”

“Dasar.”

______________________________________

“AHHHAAA!! BARU INGAT!”

Sontak teriakan Paman Sekop membuat kami yang berada seruangan terkaget luar biasa. Kalo seumuran sih penginnya langsung ditempeleng.

“Apa yang baru Paman ingat? Mengenai peristiwa ‘Zaman Keemasan’ yang terbit dan diedarkan pada tahun 2002??”

“AKU BARU INGAT!! ITU TAHUN KELAHIRAN PUTRIKU!! FARMA!!”

“Eeeehhhhhh??”

“Pa-Papa ini bicara apa! 2002 bukanlah tahun kelahiranku. Apakah Papa sudah lupa. Tahun kelahiranku yang benar adalah tahun 2003.” Farma.

“AH! Benarkah?? Spertinya Papa sudah benar-benar pikun.”

“Eggegegege.. Ini minum. Wajahmu berubah menjadi merah padam. Pasti kau haus. Eggegegege.”

“BUKAN HAUSSS!! TAPI KEESSELL! CEPLOK!”

“CEPLOK???? PFFFTTTT!! EGGEGEGEGE!!”

Sialan! Aku hampir meminta pada Tuhan untuk agar aku diberikan umur yang lebih tua darinya, agar aku bisa benar-benar menempelengnya!!

“Jadi intinya paman tidak tahu apa-apa mengenai peristiwa pada tahun 2002? Kalau begitu aku akan mulai lanjut ke lembar koran terakhir. Koran edisi tahun 2010. ‘Bisnis Sukses Season 4! Lembaga Riset’

“Bisnis sukses? Sepertinya aku pernah dengar.”

“Ya, kau benar. Tuan Ceplok. Bisnis sukses mengingatkan kita pada koran-koran sebelumnya. Yaitu koran yang terbit pada edisi tahun 1995 dan 1997.” Kataku sambil mengeluarkan 2 gulung koran dari tas ranselku dan aku sodorkan di atas koran-koran milik Paman Sekop.

“Jika kita sandingkan dari nama peristiwa yang berawalan ‘Bisnis Sukses’ tentu saja akan berkaitan dan berkesinambungan, maka..” Kataku sambil menjejerkan dan mengurutkan 2 koran punyaku dan 1 koran punya Paman Sekop.

“.. Tentu saja kita akan mendapatkan kejanggalan yang luar biasa.”

“Kejanggalan apa itu?”

“Lihat ketiga koran-koran yang barusan sengaja aku urutkan. Apa yang kalian simpulkan? Hmm?”

“Season-3-nya tidak ada.”

“Yuuupss! Tentu saja tidak ada. Karena kita belum mendapatkan koran nomor Season-3 itu. Itu artinya semua koran-koran ini bukanlah kesalahan penerbit ataupun iseng-iseng segelintir elit. Koran-koran ini memang diedarkan secara legal dan terbuka.”

“Tapi bagaimana caranya untuk kau mencari koran nomor Season-3 itu?” Farma.

“Tentu saja dengan tidak berdiam diri di tempat.”

“Maksudnya?” Farma.

“Kau masih belum mengerti juga?”

“Tentu saja itu sedikit sukar dipahami oleh gadis yang masih berusia 18 tahun sepertiku ini.”

“Ouh.. Hehe. Maaf. Intinya kami tidak akan bertahan lama di sini. Kami akan segera pergi dan berpindah wilayah ke wilayah yang lain.”

“Wah. Kau seorang nomaden.”

“Hehe.. Memang itu tugasku.”

“OH! IYA!!..” Manfred Chicken.

Apalagi?? Pasti informasi yang kurang penting...

“Kemarin-kemarin aku menemukan edaran koran baru tahun sekarang.”

“Tahun sekarang? Yang benar? Mana?”

“Ini.” Kata Manfred Chicken sambil mengambil koran yang disisipkan di dalam topinya.

Paman Sekop menaruh koran tersebut di atas tumpukan koran lainnya.

“Koran edisi tahun 2020. ‘Istana Api’

“Istana api??”

Istana api?? Istana api yang mana?? Apa jangan-jangan istana api rumah pemilik orang tua bangsawan itu!??

Seketika aku kembali menatap Isabella. Kali ini aku tidak melihat Isabella menatap balik. Yang kulihat mata Isabella hanya terpaku pada koran yang dicetak tahun sekarang.

Sialan! Koran ini pasti sangat berdampak buruk sekali bagi ingatannya!

Segera aku langsung memecahkan kekosongan Isabella dengan meremas koran edisi baru.

“HEYY!! KENAPA KAU MEREMAS KORAN BARUKU!! KAU MEMBUATNYA KUSUT!!”

Terkadang aku lebih mengedepankan menjaga perasaan ketimbang momen seru tentang memecahkan teka-teki misteri.

“Ini cuma koran yang tidak berarti, Paman. Mana ada istana api. Itu semua pencitraan.”

Sial! Kuduga. Pemerintah yang melakukan hal semacam ini. Aku kira hanya segelintir elit saja yang merencanakan semua ini. Tapi dari pusatnya pun sama demikian. Ini tidak bisa dibiarkan.

“Baiklah tak apa kau membuat kusut koran baruku itu. Tapi kau akan kaget karena aku masih menyimpan 2 surat lagi. Dan aku mendapatkannya pada tahun kemarin.”

“Pada tahun kemarin?? Tahun 2019?”

“Ya. Tapi 2 surat itu aku simpan di bawah ranjang tempat tidurku. Untuk itu, tunggulah sebentar. Aku akan mengambilnya.”

Sebelum Paman Sekop berjalan keluar dari dalam gudang. Aku sempat spontan memanggil namanya. “Paman..”

“Panggil aku, Papa! Anak durhaka!”

Ah! Sial!

“Papa..”

“.....”

Seketika keadaan pun berubah menjadi hening setelah aku menyebutkan namanya dengan sebutan ‘Papa’.

“Ka.. Kau.. Sebut aku .. Papa!??”

“Iya, Papa..”

“////”

“Ada apa, Nak? Kau memanggil Papa?”

“Mmm.. Jangan lupa ke sini lagi bawa kacang almond.”

“Ah! Tenang. Aku memiliki banyak kacang almond. Jangan khawatir. Aku akan membawakannya untukmu.”

“Terima kasih, Papa.”

Paman Sekop pun pergi.

“Apa kau sedang baik-baik saja? Apa kau demam?” Mr. Egg.

“Sialan! Kukira telor ceplok yang katanya lebih sensitif dari mahluk lain cepat langsung tanggap dan mengerti mengenai maksudku barusan, mengapa aku memanggilnya dengan sebutan ‘Papa’.”

“Ah. Maaf kukira kau tengah bercanda.”

“Apa benar, Paman Manfred adalah orang yang setengah gila??”

“!!!” Farma/Mr. Egg.


{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}

Author : Jadi Istana Api itu bukan sekedar judul nama ARC 0, ya. Yang menandakan bahwa Istana milik bangsawan itu terbakar tapi memang sudah tercatat dan itu memang terniat dibuat langsung oleh pemerintah dalam koran edisi tahun 2020. 'Istana Api'

Hellios : Makanya aku tidak main-main dengan memberikan judul pada setiap ARC, Thor.

Isabella : Memang kenapa harus rumahku dinamakan Istana Api?

Hellios : Karena para pembaca belum waktunya di arahkan untuk mengetahui nama tempat yang kau tinggalkan bersama Ayahmu..

Terima kasih atas dukungannya selama ini dan juga jangan lupa untuk vote dan komennya yaa

Bye-bye

~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top