ARC 1 : FARM SWEET 10

“Jasadnya akan berubah seketika menjadi tulang belulang dan beberapa menitan akan hancur menjadi serpihan abu.”

“Jadi kau memang lebih banyak tahu, ya.”


“Aku tidak tahu yang aku lakukan terhadap bocah telor itu benar atau salah, tapi kau juga pasti dapat menilainya sendiri. Aku tidak melarang kau berhubungan dengannya dan aku juga tidak menganggapnya berbahaya atau tidak, tapi yang pasti kau harus berhati-hati terhadapnya.”

“Jangan khawatir, Mr. Egg baik kok. Dan mungkin yang aku lihat tadi saat pertengkaranmu dengannya hanyalah kesalahpahaman saja. Mr. Egg yang sangat sensitif terhadap orang asing dan di sisi lain kehadiranmu yang tengah bangkit dari kesadaran dan langsung berdebat membuat dia sangat ketakutan kepadamu, karena penampilan dan gayamu seperti orang yang kurang waras.”


“Ya. Selama kau tak sadarkan diri. Aku berteman baik dengan mereka. Jadi aku mengetahui tentang semua kehidupan Mr. Egg, Farma dan juga Papa Chick.”

“Ja-Jadi kau pun tahu tentang masalah apa yang dialami oleh Farma juga?”

“Iya. Aku ini wanita. Dan Farma adalah wanita yang paling muda di desa ini. Aku dan Farma sangat dekat mungkin bisa dibilang layaknya kakak beradik.”

“Itu artinya kau dapat menceritakan padaku masalah yang telah menimpa mereka bertiga. Farma, Paman Sekop dan Bocah Telur.”

“Ya, aku akan memulai ceritanya. Tapi sebelum itu, sepertinya Farma butuh air. Saat dia kejang-kejang seperti ini dan timbulnya mengeluarkan keringat dingin. Untuk mengembalikkan kondisinya dia harus cukup minum air untuk menggantikan beberapa ion tubuh yang hilang.”

“Baiklah, aku akan carikan air..”

KOKK!! KOKHOOOKK!!

Dia ngomong apa?

Ayam raksasa itu pun tiba-tiba lari. Keluar melalui pintu gudang.

“Biarkan saja dia yang mengambil air.”

“Eh? Dia bisa mengambil air?? Dia ayam lho??

“Percayakan saja padanya. Dia sangat dapat diandalkan saat bertransformasi menjadi seekor hewan. Dia akan mengambil air di sumber mata air dengan menggunakan ember raksasa.”

“Mmm.. Tu-Tunggu.. Jadi itu tujuannya bertransformasi menjadi ayam agar cepat dalam pekerjaan??”

“Yupps!”

“Jadi dia tahu tanda-tanda Farma akan kejang makanya dia mencoba untuk meretakkan suasana hatinya seperti diam mematung agar bertransformasi ke mode ayam??”

“Yuupps!

“Perkembanganmu pesat sekali dalam mengenali dan berkerabat baik dengan mereka. Sebelum kau menceritakan tentang masalah mereka bertiga dan menunggu bocah ayam itu kembali, coba kau ceritakan pengalamanmu dulu saat berjumpa dengan mereka sewaktu aku berbaring 2 hari di dalam kamar rawat.”

“Aku sangat mencemaskanmu.”

“////”

Mencemaskanku? Jangan lebay. Aku ini cuma tidak lebih dari seorang pencuri.

______________________________________

“Kau tahu. Walaupun kau adalah seorang pencuri aku tidak pernah memandangmu seperti layaknya pencuri yang lain.”

“Bagaimana kau bisa yakin aku tidak sama dengan pencuri yang lain.”

“Karena sewaktu terjun tali dan terjatuh dari tebing. Kau sama sekali tidak pernah melepaskan ikatanku. Kau tak sadarkan diri karena tindakan bodohmu adalah mencoba untuk melindungiku. Kau membiarkan dirimu tergusur dan tergerus di tebing yang pada akhirnya kau baru melepaskan ikatanku saat kau tahu bahwa situasinya sudah aman. Pada saat itu pun kau mulai kehilangan kesadaran. Kenapa kau melakukan hal sebodoh itu? Kau hampir menghilangkan nyawamu hanya karena melindungiku.”

“Itu artinya aku telah gagal lagi dan Tuhanlah yang menang.”

“Tuhan yang menang? Apa maksudmu?”

“Kau tahu apa yang selama ini aku cari selain memecahkan misteri??”

“???”

“Yaitu kematian..”

“!!!”

“Mungkin itu terdengar konyol. Tapi Tuhan sangat suka sekali dalam mempermainkan kehidupanku. Aku dibiarkan merasakan rasa sakit tapi Dia tidak mengijinkanku untuk beristirahat dengan tenang. Kematian.”

“Kematian seperti apa yang kau harapkan? Mengapa kau tidak mensyukuri hidupmu? Kalau sampai sekarang kau masih diberikan-Nya kehidupan?”

“Aku terlalu mensyukuri nikmatnya. Jujur saja aku ini seperti manusia yang telah diberikan kelebihan yang sangat baik sekali. Dalam hidupku aku selalu diberikan keberuntungan selalu.”

“Itu bagus.”

“Tapi masalahnya, keberuntungan yang mana? Keberuntungan yang seperti apa? Apakah setiap kali mengalami keberuntungan harus ada pihak lain yang merasa dirugikan?”

“...”

“Sewaktu kecil aku selalu diselamatkan oleh orang lain. Termasuk orang-orang yang dekat denganku ataupun kerabatku. Yang aku muak, aku selalu melihat wajah kematian yang selalu terbayangkan pada orang-orang yang telah menyelamatkanku. Kenapa mereka harus mati, hanya karena aku seorang. Hingga akhirnya karena terlalu sering melihat sosok wajah-wajah seperti itu membuatku ingin pula memasang wajah itu. Aku ingin merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang penyelamat. Yang menyelamatkan orang dengan mengorbankan hidupnya. Saat beranjak dewasa aku selalu mencoba untuk melakukan hal seperti itu. Tapi kenyataannya aku mencoba menyelamatkan tapi pada akhirnya akulah yang diselamatkan oleh orang yang menjadi target yang aku selamatkan.”

“Jadi intinya karena sewaktu menyelamatkanku kau tidak mengalami kematian melainkan tak sadarkan diri itu membuatmu merasa kalah dari Tuhan. Mengapa harus begitu? Jika kau mati, itu artinya kau mati dengan berhutang padaku.”

“Berhutang padamu?”

“Ya. Kau yang telah menculikku. Kau harus menjagaku. Kau tidak boleh melepaskanku ataupun meninggalkanku. Kau harus bertanggung jawab.”

“Hehe.. Pencuri yang bertanggung jawab? Aku baru pertama kali dengar.”

“Makanya jangan mati dulu, ya. Sebelum kau mengantarkanku pada sang idola.”

“Sang idola?”

“Iya. Sang idola novelku. Siapa lagi?”

“Pedro Leonhart?”

“Yuupps!”

“Baik. Aku berjanji. Aku akan mengantarkanmu untuk menemuinya. Lalu apakah baru boleh aku tinggalkan dirimu setelah kau menemuinya?”

“Ya. Tentu saja. Jika kau tidak memiliki hati nurani.”

“Haha. Oke-oke.”


{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}

Author : Jujur saja aku paling nge-sad di bagian part ini. Aku benci mengakuinya, karena ini berkaitan denganmu -_- Aku kurang menyukainya

Hellios : Hahaha! Bilang saja kau ngefans berat padaku :P

Isabella : Aku baru sadar bahwa kalian berdua memang tak akur..

Thank you for your visit, don't forget to leave vote and comment

Bye-bye

~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top