ARC 0 : ISTANA API 13


“Mm.., tapi kalian bilang Shinigami cuma bohong? Asal kalian tahu mereka benar-benar ada. Hanya saja mungkin mereka tidak mengetahui informasi tentang misi pemerintah yang kali ini.”

“Bos, lalu siapa perempuan cantik ini?”

“Oh, dia. Dia cuma korban curianku.”

“Korban curianmu!? Kau pikir dia barang apa!”

“Dalam pencurian tidak hanya barang yang prioritasnya wajib dicuri. Mahluk yang bernyawa pun jika berharga dan memiliki nilai yang besar, tidak ada salahnya untuk dicuri!”

“Itu bukan pencurian, Bos! Tapi penculikan!”

“Lalu jika dia itu curianmu, apakah kau akan menjualnya atau memberikannya kepada orang yang tidak mampu sebagai pembantu??”

“Kau bicara apa, dia tidak akan aku jual atau kuberi pada orang yang membutuhkan bantuan tenaga. Aku hanya membebaskannya.”

“Membebaskannya? Maksudmu, dia..”

“Ya. Dia putri dari pemilik rumah itu.”

“Apa kau tak apa melakukan hal senekat ini, Bos!?”

“Bagaimana kalau dia melaporkan kita ke polisi!?”

“Iya, benar!”

“Kalau begitu, ayo kita tunggu apakah dia akan melakukan hal itu.”

“Hey, Nona.”

“Ya?”

“Setelah kau dibebaskan olehnya, karena kau mengetahui dia seorang pencuri apakah kau akan melaporkannya ke polisi walau dia menyelamatkan nyawamu?”

“Oh! Aku baru sadar. Jadi seorang Betmen itu, Bos sendiri!”

“Hei! Siapa bilang aku ini Betmen! Pandangan kalian sajalah yang salah!”

“Aku, tidak tahu benar lokasiku di mana. Jadi aku tidak melapor.”

“Kau, kau tidak tahu lokasi tempat tinggalmu sendiri??”

“Kalau begitu aku akan membantumu untuk mencari tahu tentang nama lokasi dan setelah itu kita akan memanggil polisi lagi.”

Plak!

“Apa yang akan kau lakukan! Apa kau berniat menjebloskan diri ke dalam sel penjara!?”

Isabella lanjut bicara. “Ya. Walaupun dia berusaha untuk mencuri kado hadiahku, yaitu sepatu pemberian ayahku..”

Aihh! Harusnya kau tak perlu mengatakan target curianku yang zonk!

“Apa!? Bos masuk ke dalam rumah besar itu hanya ingin mencuri sepatu milik perempuan ini??” Potongnya.

“Itu tidak benar! Itu hanya kesalahpahaman!” Belaku.

“..aku tidak akan melaporkan kepada pihak kepolisian. Karena bagiku dia orang baik, dia menyelamatkan hidupku.” Sambungnya.

“Kau tak perlu membagus-baguskan namaku. Aku hanya seorang pencuri. Dilihat dari mana pun aku hanya seorang penjahat.”

“Bos! Tapi dia benar Bos! Kita memang orang baik!”

“Jangan lupa, Kalian sendiri pun termasuk penjahat.”

“Tapi kan, walaupun penjahat cara kami dalam melakukan aksi berbeda dengan penjahat yang lain.”

“Bagiku, penjahat tetaplah penjahat. Hanya orang lain yang berhak menilai kami adalah seorang yang bukan penjahat.”

Pletak!

“Tapi salahmu tadi, kau mengatakan “kita” dan itu termasuk mengatakan dirimu sendiri adalah orang baik!”

“Oh! Iya-Iya maaf, Bos!”

“Siapa mereka ini? Apa mereka juga sahabat-sahabatmu?”

“Mereka ini pencuri barang-barang di rumahmu. Kuharap kau segera melaporkannya ke pihak berwajib.”

“APA!! Kau juga ikut terlibat, Bos!!”

“Hehe, tidak-tidak. Tenang saja aku tidak akan melaporkan kalian juga ke pihak kepolisian. Memangnya siapa diriku? Haha.”

“Oh! Syukurlah.”

“Ngomong-ngomong, nama kalian siapa? Terutama kau. Kita sudah lama berbincang tapi kau tidak memberitahukan namamu!”

Oeyy! Kau pun sama. Aku tahu namamu pun dari percakapan saat dalam telepon.

“Itu karena aku pencuri. Mana mungkin aku memberitahukan namaku pada korban pencurianku sendiri.”

“Jika kau tak berat hati. Kami berempat akan memperkenalkan diri pada anda, Nona. Sang putri dari pemilik rumah besar.”

Apa kau harus menyebutkan ‘rumah besar’? Itu terdengar seperti mengagungkan namanya.

“Baik! Tapi sebelum itu. Perkenalkan namaku Isabella Ghassani. Usiaku baru 20 tahun. Aku tinggal di rumah ayah.”

Tinggal di rumah ayah? Sialan, aku tidak bisa berhenti ketawa saat dia mengatakan itu.

“Oh! Wah! Kau masih muda, ya. Padahal kau masih umur dua puluhan.”

Bletak!

“Umur dua puluhan memang masih dibilang muda!”

“Oh? Benarkah.”

“Perkenalkan juga, aku A-Rob.”

“A.. Rob?” Ulang Isabella kebingungan.

“Aku I-Rob.”

“Aku U-Rob.”

“Aku E-Rob.”

“Waw! Rekan-rekanmu memang memiliki nama yang sama, ya. Pasti namamu juga tidak jauh dari mereka ini.”

“Mmm?”

“Aku tebak. Pasti namamu O-Rob!?”

“O... O.. O-Rob, katanya? Hahaha!”

“Bukan. Namaku Hellios Meyer Dochkin.”

“Ah? Kenapa namamu beda dari mereka?”

Oeyy! Jangan samakan aku dengan mereka. Itu memang namaku dari dulu!

“Sebenarnya, nama mereka hanyalah nama anggota yang dipakai sebagai sandi di District The Robs.”

“District The Robs?”

“Ya. Itu tempat aku membangun organisasi yang isinya kumpulan para pencuri dari seluruh dunia.”

“Iya, Nona. Sebenarnya awalan nama kami juga tidak jauh dari kata Alfabet sandi Robs.”

“Benar. Nama aslinya Alexander Murphy dan sandinya A-Rob. Sedangkan namaku Iskandria Hudson dan sandiku I-Rob.”

“Namaku Ullyses Prendergast dan sandiku U-Rob.”

“Dan namaku Erendals Lysander dan sandiku E-Rob.”

“Waw! Kalian memiliki nama yang keren dan berkelas!”

“Owh! Terima kasih. Yaaa, kami memang sangat berkelas.”

Berkelas? Maksudnya pantas bagi untuk yang penyandang pencuri?

“Lalu, ngomong-ngomong jarahan apa yang berhasil kau ambil?”

“Hei Bos. Apa kau tak bisa membahas itu lain waktu? Kita sedang kedatangan seorang wanita, apalagi dia adalah termasuk dari seorang korban dalam aksi kita.”

“Aku Bos kalian. Di manapun aku membahas tidak peduli situasi dan kondisi. Dan kupertegaskan pada kalian, aku sama sekali tak menganggapnya sebagai korban atas misi ini. Apalagi menyakitinya, menyentuhnya pun tidak. Ini semua hanyalah kecelakaan dari perbuatan yang dilakukan oleh antek-antek itu. Isabella nyaris menjadi korban yang terbakar oleh ulah mereka. Tidak ada jalan keluar selain aku membawanya pergi dari ruang kematian.”

“Maaf Bos, aku telah lancang.”

“Katakan dan sebutkan jarahan apa yang berhasil kalian ambil? Karena dengan itu, bisa saja Isabella memaafkan kalian dan tidak melaporkan ke pihak kepolisian. Kalian harus membayar dengan mengembalikan seluruh jarahan yang kalian curi dari rumahnya.”

“Ka-Kami, kami tidak mencuri apapun barang yang ada di rumahnya. Bos.”

Apa? Lalu, apa saja yang kalian lakukan sewaktu dalam misi? Apakah kalian hanya berlari-lari tidak jelas? Cuma memasuki dan keluar begitu saja tanpa mengambil barang? Setidaknya satu curian barang?

“Bagaimana kalian dapat disebut sebagai profesi pencuri??”

“Jika Bos sendiri? Barang apa yang berhasil Bos curi??”

Skakmat yang kedua kalinya?

______________________________________

“Ba-Barang? Hehe.. Aku pun sama sekali tidak mendapatkan apa-apa. Hufft.. Sangat disayangkan, bukan? Kita mencuri di rumah yang besar tapi tidak mendapatkan apa-apa.”

Terpaksa aku mengeles agar terhindar dari percakapan yang nantinya berujung ke arah senjata makan tuan.

“Ah! Maaf Bos. Bolehkah aku mengambil kotak makanan yang aku simpan di ranselmu.”

“Kotak makanan?”

Ja-jadi kotak makanan yang aku temukan di ranselku adalah miliknya!? Akan sangat gawat jika dia memeriksa dan menemukan barang curianku! Apalagi aku menaruhnya di paling atas.

“Waktu lalu, sewaktu Bos pergi mencari minum. Ranselmu tertinggal. Karena ransel kami telah penuh dengan alat-alat misi dan sudah tidak muat lagi untuk diisi sesuatu barang, aku terpaksa menyelipkan kotak makanan ke ranselmu yang sedikit ramping, Bos.”

“Oeyy! Siapa suruh membawa perbekalan saat dalam melakukan misi! Hal itu dilarang bagi kamus  besar Robs! Kau berniat mencuri atau bertamasya!? Karena kau telah membuat kesalahan, aku terpaksa menyita kotak makananmu yang kini ada di dalam ranselku!”

Bicaraku terlalu ngawur. Emang ada kamus Robs?

“Hufft! Baiklah aku yang salah, Bos.”

“Apa kau setamak itu? Hingga kau menghukum kesalahannya dengan menyita makanannya?”

“Oeey! Aku ini orang jahat. Bagi profesi pencuri memberikan atau berbagi dan memaafkan adalah suatu yang tabu walau sesama rekan!”

“Kau ketua pencuri yang tidak memiliki hati. Padahal rekan-rekanmu melaksanakan misi dan bekerja hanya untukmu sampai mereka rela memenuhi ransel-ranselnya hingga penuh sesak dengan semua peralatan misi!”

“Nona-Nona, kau salah. Dia mengatakan itu bila ada orang lain. Tapi di belakangnya dia akan memberikannya lagi.”

“Benarkah?? Kalian jangan membela orang yang telah jelas-jelas melakukan penyimpangan!”

“Buktinya dia mencuri demi..”

“Hentikan omong kosongmu! Pencuri memanglah tamak! Kalian harus tahu itu!”

“Tuh kan apa aku kata. Jangan pernah membela orang yang jelas-jelas telah menyimpang. Kalian tidak boleh meniru apalagi menjadi sepertinya karena itu perbuatan yang tidak baik.”

“Ah! Nona.”

Yang tidak baik? Kurasa kau benar. Menyimpan rahasia tentang kesandiwaraan berlama-lama pun juga tidak baik.

“Isabella.”

“Iya?”

“Apa kau tak mencemaskan tentang ayahmu?”

“Kurasa untuk sekarang tidak.”

“Apa maksudmu berkata tidak?”

“Setelah mendengarkan cerita yang dialami oleh mereka berempat. Aku telah menyimpulkan bahwa ayahku tengah baik-baik saja.”

“Oh! Yang itu? Seseorang yang menyelamatkan mereka dari lingkaran api?”

“Benar, dia ayahku.”

“Ayahmu? Bagaimana kau bisa sebegitu yakin? Apa kau tidak berfikir dua kali? Kalau-kalau yang menyelamatkan mereka bukan ayahmu melainkan orang lain?”

“Di tempatku tinggal, tidak ada orang lain selain ayah.”

“Kau bilang waktu itu kau menganggapku seorang pebersih kamar? Berarti kau telah berjumpa dengan seorang selain ayah. Yaitu tukang pebersih kamar.”

“Untuk itu, aku tidak pernah tahu orang yang seperti apa tukang pebersih kamar itu. Karena aku hanya mengetahui nama profesinya saja dari ayahku pada dua hari yang lalu.”

“Dua hari yang lalu?”

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Author : Wahh! Akhirnya setelah mereka berhasil keluar dari Istana api, melewati lika-liku panjangnya flashback yang dialami oleh para anggota Robs dan flashback mengenai 5 jam yang lalu sebelum perencanaan misi berlangsung, akhirnya mereka dapat berkumpul di suatu tempat. Entah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, yang pasti perlahan-lahan misteri dari ISTANA API terkuak tapi masih banyak mensisakan misteri. Maaf aku berbicara panjangXlebar ^_^

Hellios : Sesuatu hal yang sedikit mendorongku bekerja keras adalah pada bagian flashback. Aku harus mengingat-ingat bagian yang telah terjadi menurut pendapat berbagai sumber.

Isabella : Haha siipp. Makanya kalian berdua harus semangat :)

Terima kasih kepada kalian yang telah menyempatkan waktunya di sini. Jangan lupa tinggalkan vote dan commentnya yaaa teman-teman :))))))

~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top