8: Across The Stars

Aku sedang sibuk mengurus kuliah last minute. TERUS semua ceritaku ngestuck parah. Maaf ya biasanya aku updatenya jumat sabtu eh malah minggu gpp lah ya sama sama weekend kok :3.

Biasakan votes sebelum membaca:)

Heavenly feels 8 : Across the stars

Hyora membuka mata dengan perasaan yang lebih baik pagi ini, setelah apa yang terjadi tadi malam ia merasa sedikit lega karena akhirnya dapat melepas beban tentang apa yang di rasakannya.

Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi dan sangat aneh mengingat biasanya suara berisik didapurnya yang akan membangunkannya. Namun kali ini, bahkan arwah lelaki itu tak berada di tempat tidur seperti malam malam sebelumnya.

Berjalan untuk bangkit dari kasurnya, ia menyentuh tombol voicemail dari table speaker yang tersambung dari iphonenya. Agar ia dapat mengetahui apa yang harus dilakukannya hari ini. Berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya dan segera membersihkan diri.

"Halo Becca, kapan kau akan kembali kerumah? Uncle merindukanmu. Anyway, hari ini bisakah kau menemui band yang kau tunjukkan padaku beberapa minggu yang lalu?" Voicemail itu berbunyi tepat saat gadis ini mulai menggosok giginya. Melihat jam dinding yang memang sengaja di letakkannya di kamar mandi karena kebiasaannya yang suka melupakan waktu ketika berendam menunjukkan pukul 7.53, masih 2 jam sebelum pertemuan itu dimulai. Membersihkan diri, Lee Hyora segera menghubungi Bree sesegera mungkin untuk memberi kabar bahwa hari ini ia akan datang terlambat.

Dan ketika ia membuka pintu kamarnya, ia melihat Nicholas dan ibunya sedang asik berbicara tanpa menyadari bahwa dirinya sudah berada disana.

"eomma, wae dangsin-eun oneul achim naleul kkaewo haedallago? Aegyo, disaat aku membutuhkan seseorang untuk membangunkanku, tak ada satupun yang melakukannya" ucap Hyora dengan nada yang dibuat kesal agar kedua arwah itu menyadari keberadaannya. Dan benar saja, Nicholas lah yang pertama menyadari keberadaan gadis itu kemudian memberikan Hyora senyuman. (trans: ibu, mengapa kau tak membangunkanku pagi ini?)

"Good morning, how was your sleep?" Sapa Nicholas pada Hyora yang saat ini sedang membuat sarapannya sambil memakan pisang.

"Terlalu nyenyak. Terima kasih, Nick." Ucap Hyora tulus. Kemudian yang dilakukan mereka setelah itu hanya diam menikmati pagi yang cerah.

---

"Baiklah, cukup sampai disini saja pembicaraan kita. Senang berbisnis dengan kalian, dan kuharap setelah kalian selesai melakukan tour bersama 5SOS kita dapat segera memulai proses debut kalian. Dan jika ada yang kurang jelas, kau bisa bertanya pada sekertaris ku karena aku tak selalu on di kantor karena aku memiliki toko kue ku sendiri." Ucap Hyora menutup meeting yang sudah hampir berjalan sekitar 3 jam. Setelah merapikan barang barangnya dan memberikan sedikit bingkisan yang dipesan Hyora dari Heavenky feels, ia hendak keluar sebelum seseorang menahannya.

"Hyora noona?" Membuatnya seketika membeku dan berbalik melihat asal suara yang ternyata dari Reynald Baghaswara, lead singer sekaligus anggota termuda dari band tersebut, Across the stars. "Ternyata benar noona adalah sahabat bang Kazu. Aku Bagas, sahabat Mayuka. Maaf jika aku tak sopan sebelumnya" lanjut Bagas ragu namun tetap memberikan senyum terbaiknya.

"Oh, i see" ucap Hyora membalas senyum. Awalnya memang ia hendak memaki lelaki itu karena tak sopan memanggil nama aslinya. Namun saat mengetahui memang Bagas hanya mengetahui nama itu, ia sedikit memakluminya. "Lain kali, panggil aku Rebecca, okay?" Lanjut Hyora yang sontak dibalas dengan anggukan antusias.

"Aku senang sekali akhirnya dapat menemui wanita yang sangat di kagumi oleh sahabatku. Kau tahu, Maymatsu benar benar sering membicarakanmu. Dan kau bahkan lebih baik dari apa yang ia ceritakan." Kali ini, nada bicara Bagas lebih santai dan benar benar polos. Membuat Hyora tak dapat menyembunyikan senyumannya. Melihat jam di tangannya, ia memutuskan untuk tinggal sedikit lebih lama.

"Anyway, aku ingin bertanya pada kalian, mengapa Across the stars?" Tanya Hyora sebagai pengalih pembicaraan. Bagas tersenyum kemudian mulai menjelaskan.

"Aku sangat menyukai bintang. Dan pastinya semua orang tahu bahwa banyak sekali orang yang berharap pada bintang jatuh, dan aku benar benar ingin impian kami menjadi nyata lebih dari sekedar harapan dari bintang jatuh. That's why we called ourselves Across the Stars and Shooting star as our fans, karena penggemar kami lah bentuk nyata dari impian yang menjadi nyata."

---

Jam menunjukkan pukul 2 siang, pada akhirnya Hyora menghabiskan waktu lebih lama dengan Bagas dan Toby, salah satu personil ATS yang lain. Dan saat ia tiba di Heavenly Feels, keadaan toko itu tidak terlalu ramai sehingga ia bisa sedikit bersantai di atap tokonya. Hyora menatap keadaan kota New York dari lantai 3 tokonya. Memang tak seindah saat ia menatap keadaan kota New York dari rooftop apartemennya, namun setidaknya itu membuatnya lebih baik.

"Bagaimana harimu?" Ucap seseorang membuat ia menghela napas dan berbalik dengan senyuman penuh di wajahnya.

"Anyeong, Nicholas. Cukup lancar, para personil band itu cukup ramah. Bagaimana denganmu?" Ucap Hyora. Nicholas mendekat dan bergerak seolah ia sedang mengelus lembut pipi Hyora yang memerah karena cuaca New York siang ini cukup dingin.

"Aku mengunjungi tubuhku yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri kemudian menghabiskan waktu untuk berbicara pada ibumu." Nicholas berkata sambil menatap lembut gadis itu. "Kau kedinginan, sayang. Lebih baik kau masuk kedalam toko." Lanjutnya memberikan saran namun ditolak dengan gelengan pelan dari Hyora.

"Gwaechanha, Nick. Aku masih ingin berada disini. Berada di tempat tinggi membuat perasaanku menjadi lebih baik dan menghilangkan sedikit rasa lelahku." Jawab Hyora. Lalu menatap kearah langit. "Whoa, kurasa musim semi tahun ini datang lebih cepat."

"Bagaimana kau tahu itu?" Mendengar pertanyaan Nicholas yang terlihat kebingungan membuat Hyora tertawa kecil. Kemudian menyisirkan rambutnya kebelakang dengan jari jarinya.

"Biasanya di pertengahan bulan Maret seperti ini, udara dan cuaca kota New York lebih dingin dari ini" jelas Hyora. Seketika, gadis itu kembali termenung dan tanpa sadar ia memberikan senyuman sedih.

"Becca, apakah kau baik baik saja?" Tanya Nicholas. Hyora tersadar dari lamunannya dan kembali menunjukkan senyumannya.

"Tak apa. Aku hanya mengingat sebuah kisah lama. Saat aku SMA, aku dan Jonathan sangat menyukai masa masa dimana pergantian musim dingin ke musim semi berlangsung. Dan..." Hyora tak melanjutkan ucapannya karena menyadari bahwa setetes air mata jatuh ke pipinya.

---

"Yaa! Joe ssi, apa yang kau lakukan diatas sini? Apa kau tak merasa kedinginan?" Hyora merapatkan jaketnya sebelum kembali menggerutu. "Aegyo, mengapa udaranya semakin hari semakin dingin? Aisshh!" Jonathan hanya terkekeh sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Semakin dingin? Bukankah udara new york hari ini sudah lebih hangat dari kemarin" Hyora tersentak dan menatap Jonathan dengan pandangan menyelidik.

"Is it really Jonathan? Atau kau adalah alien? Aishh kurasa urat perasa di kulitmu sedang membeku karena udara pagi ini." Hyora kemudian bergidik dan berdiri disamping Jonathan yang tertawa puas mendengar ucapan Hyora. "Wae? Aku hanya bertanya."

"Kau benar benar polos Hyora. Suatu saat kau harus mempelajari tentang pergantian musim." Ucap Jonathan. Dan Hyora hanya tersenyum manis tanpa menghilangkan rasa kebingungannya. Jonathan kemudian berbalik dan mengacak pelan rambut Hyora yang diikat rapi. Membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Ayo, bukankah kau ingin masuk kedalam?" Tanya Jonathan.

Hyora tersenyum kemudian berlari mengikuti langkah Jonathan dan mengalungkan tangannya di lengan lelaki itu. "Joe ssi... Aku ingin makan ttaebokki" rengek Hyora tiba tiba. Jonathan menatapnya dengan kesal.

"Aish, baiklah. Anything for you princess. Mari kita cari Kazuomi dan Bradden sebelum itu."

---

Hyora tak kuasa menahan airmatanya ketika tiba tiba potongan masa lalu itu muncul kembali. Dan Nicholas yang berada didepannya semakin kebingungan dengan sikap Hyora yang sering melamun kemudian menangis seperti ini.

"Becca, are you okay?" Tanya Nicholas saat sudah berada disamping Hyora. Gadis itu kemudian tersadar dan langsung menghapus airmatanya lalu tersenyum kearah arwah itu.

"Wae? Tak apa. Aku hanya merindukan sahabatku." Ujarnya. Kemudian berjalan menuju pintu masuk tokonya. "Apakah kau akan tetap disini... Nicholas?!" Hyora sedikit terkejut ketika melihat sosok Nicholas yang memudar kemudian menghilang begitu saja.

Dengan panik Hyora mulai berlari melihat kesekeliling atap dan berteriak memanggil nama Nicholas. Namun nihil, Nicholas menghilang. Dan Kali ini Hyora merasakan bahwa dunianya kembali berhenti berputar untuk ke sekian kalinya.

---

"Segera lakukan CPR!!! Dan segera siapkan pemacu jantung" Ujar dokter menginstruksikan suster yang berada di dekatnya. Dan dengan segera dokter itu mulai melakukan CPR kearah lelaki yang berbaring di ranjang rumah sakit yang keadaannya semakin melemah bahkan detak jantungnya hampir berhenti.

Dan seorang wanita sedang berusaha mendekati tubuh yang sedang ditangani oleh dokter namun ditahan oleh rengkuhan seorang lelaki sekuat tenaga. "Brengsek! Lepaskan aku, Kumohon! Nick!!! Kumohon jangan pergi! Kau pasti bisa! Bagaimana dengan ku dan yang lainnya jika kau pergi? Bertahanlah ku...mohon" dan akhirnya wanita itu berhenti memberontak dan menangis dipelukan lelaki yang merupakan kekasihnya.

"Ia kuat, babe. Dia pasti bertahan, tak mungkin lelaki payah seperti dia mampu meninggalkan kita." Bisik lelaki itu menenangkan kekasihnya tanpa berhenti menatap kearah lelaki yang berada di antara sekumpulan orang orang yang sedang menanganinya.

---

7 chapter lagi😈 aku lagi sakit doakan chapter minggu depan cepet jadi ya biar aku updatenya ga ngaret :3

Thank you for reading, voting and commenting!

Xoxo,
20th of August 2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top