7: Something called 'Memories'
Diilhami oleh memories by Shawn Mendes. MULAI CHAPTER INI BANYAK FLASHBACK YA, soalnya Joe udah the end jadi hanya bisa menulis flashback😭.
Song for this chapter:
Memories - Shawn mendes
Come back... Be here - Taylor Swift
Heavenly feels 7: Something that called 'memories'
Hyora melepas blazer sekolahnya kemudian membuka kancing seragam dilengannya kemudian melipatnya menjadi sependek siku dan mengikat rambut panjangnya yang tergerai, Sesekali menggerutu kesal akibat kedua sahabatnya meninggalkannya dan membuat gadis itu dihukum sendirian oleh guru pengawas. Di tahun kedua mereka, Hyora, Bradden, dan Kazuomi benar benar membuat para guru bekerja ekstra. Mereka seringkali membuat onar yang berakibat mereka harus berakhir dalam detention class dan bahkan kegiatan membersihkan ruangan di sekolah seperti ini. Beruntunglah mereka merupakan siswa berprestasi dan berasal dari keluarga donatur terbesar di sekolah ini, sehingga mereka tak dipermasalahkan lebih lanjut. Hanya saja, dalam memberi hukuman dan kedisiplinan Royal Academy highschool tak pandang bulu tentang asal muasal pembuat masalah. Karena itulah Lee Hyo Ra mendapat hukuman seperti ini.
Mengambil tongkat pel, Hyora memasang earphone dan memulai kegiatannya membersihkan seluruh Gymnasium sekolahnya. Ia berlari kecil kekanan dan kekiri lapangan tersebut sambil sesekali bernyanyi dan menari, tak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang membaringkan tubuhnya di bangku penonton paling atas sedang memperhatikannya.
"HAHAHAHAHAHA" tawa seseorang itu terlalu keras sehingga ia gadis itu sadar bahwa ia tak sedang sendiri di dalam ruangan itu. Reflek Hyora langsung melepas earphonenya dan membalikan badannya ke asal tawa tersebut.
"Siapa disana?" Hyora berkata sambil mencari cari asal tawa itu dan menemukan seorang lelaki asing yang sudah duduk di bangku paling atas kursi penonton. Masih tertawa, lelaki itu bangkit kemudian berjalan turun mendekati Hyora.
"Hai, butuh bantuan?" Ucap lelaki itu ketika sudah berada di hadapan Hyora. Hyora menautkan kedua alisnya kemudian berbalik dan mulai melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi. "Mengapa aku diacuhkan, huh? By the way, kau Lee Hyo Ra bukan?" Hyora mendelik tajam kearah lelaki yang memberikan senyuman lebar kearahnya.
"Kau mengenalku?" Ucap Hyora tanpa menghentikan kegiatan berlari kecil membersihkan lapangan. Ia juga mendengar suara kekehan lagi.
"Tentu saja, the only girl who known as the troublemaker in Royal Academy highschool, With her bestfriend, Kazuomi Matsumoto and Bradden Lincoln. Lagipula kita memiliki beberapa kelas yang sama, seperti PE, art, literature and math." Jelasnya. Akhirnya, Lee Hyo Ra menghentikan kegiatannya kemudian dengan polos mendekatkan diri pada lelaki itu dan memberikan tongkat pel yang ia gunakan.
"Kau bersihkan bagian sebelah sana. Dan aku akan membersihkan bagian lainnya." Kemudian Hyora menjauhi lelaki itu dan mengambil alat pembersih yang lain. "Anyway, what's your name?"
Lelaki itu tak dapat menyembunyikan senyumannya. Kemudian sambil berjalan menuju sisi yang di titahkan oleh Hyora, lelaki itu berbalik kemudian memanggil namanya.
"Namaku Jonathan. Nice to meet you, Lee Hyo Ra."
---
Sejak saat itu, Lee Hyo Ra mulai berteman dekat dengan Jonathan. Bahkan lelaki itu tanpa disadarinya juga merupakan salah satu pembuat masalah, namun bukan dalam hal yang sama dengan Hyora dan kedua temannya. Jonathan juga nyatanya sangat mudah beradaptasi dan berbaur dengan Kazuomi dan Bradden.
Saat ini mereka sedang berada di kafetaria dimana sang Queen Bee beserta dayang dayang tahun ajarannya sedang sibuk berbicara tentang hal hal tak penting dengan lantang membuat seluruh kafetaria mau tak mau mendengar ucapannya. Hyora yang sejak awal merupakan satu satunya wanita yang tak perduli dengan sang ratu angkatan pun dengan santainya berjalan melewati meja mereka sambil membawa makanannya. Tak menyadari bahwa gadis itu akan dikerjai, akhirnya membuatnya terjungkal dan makanan yang dibawanya pun jatuh berhamburan mengenai tubuh dan wajahnya.
Tak ada satupun yang berani menertawakan kejadian itu selain sang ratu dan dayang dayangnya. Para murid itu lebih baik diam daripada harus berurusan dengan biang onar sekolahnya.
"What the fuck do you want, asshole?" Bentak Hyora yang sudah bangkit saat ini. Sementara gadis yang membuatnya terjatuh akhirnya menatap balik Hyora yang kemarahannya sudah hampir berada di ujung kepala.
"Oops, sorry. Aku pikir tak ada orang yang melewati mejaku" jawab gadis itu santai. Hyora yang geram kemudian makin mendekati gadis itu dan dengan cepat mengambil gelas smoothies yang berwarna aneh di meja terdekat dan menumpahkannya dengan dramatis diatas kepala gadis itu membuatnya memekik dengan histeris.
Hyora memberikan senyuman mengejek sebelum berjalan menuju meja yang berisi Bradden, Victoria, Gabriella dan Kazuomi. Meja khusus yang dibuat khusus untuk keluarga mereka turun temurun. Namun sebelum kembali melangkahkan kakinya, Hyora kembali membalikkan tubuhnya kearah meja itu.
"Oops, sorry my hand got slipped" kemudian mulai kembali melangkah tanpa memperdulikan apa yang akan dilakukan oleh gadis yang mengusiknya. Tak lama Hyora merasakan seseorang menahannya membuatnya berbalik dan menemukan Jonathan yang memegang tangan gadis itu dengan tangannya yang bebas lalu menghempaskannya dengan kasar membuat gadis itu terjatuh ke lantai.
"Jika sekali lagi aku melihatmu mengganggu Hyora atau siapapun yang dekat denganku dan Hyora, aku bersumpah akan membuat keluargamu tak memiliki nyali untuk muncul dihadapan publik dan membuat mereka menyesal karena memilikimu didalam silsilah keluarganya" ucap Jonathan dengan nada dingin. Untuk pertama kalinya, Hyora melihat Jonathan yang marah, dan untuk kali ini Hyora sangat membenci ekspresi Jonathan. Kemudian Jonathan menatap Hyora, dengan pandangan lembutnya seperti biasa dan menariknya untuk keluar dari kafetaria itu.
"Mengapa kau sangat marah, tadi?" Tanya Hyora begitu mereka tiba di tempat favorit mereka, atap sekolah. Jonathan menatapnya kemudian memberikan kembali senyumannya.
"Tentu saja aku akan marah ketika gadis yang kusayangi diganggu oleh seorang jalang" ucap Jonathan sambil terkekeh.
---
Hyora berada di taman yang berada tak jauh dari rumah keluarganya. Hari sudah gelap dan langit juga meneteskan air hujan yang deras. Gadis itu masih menggunakan seragam sekolah lengkap meskipun blazer nya sudah ia lepas.
Air hujan membuat suara yang sedari tadi dibuatnya dengan keras. Suara isak tangis yang diluapkannya dengan sekuat tenaga. Berulang kali mengucapkan kata 'maaf' dan 'kumohon kembalilah' tanpa berniat untuk berhenti bergumam. Mungkin, jika ini bukan malam hari dan tak hujan seseorang akan mendatanginya. Dan beruntunglah langit seolah berpihak padanya karena ia tak ingin dihentikan. Ia tak ingin menerima kenyataan.
Kenyataan bahwa jet pribadi keluarganya menghilang di tengah laut 10 menit sebelum mendarat di Seoul.
Hyora terus menerus menangis tanpa menyadari bahwa saat ini semua orang mencari keberadaannya, dan saat ini seseorang sudah berada di taman itu dan menghela napas lega karena akhirnya ia dapat menemukan gadis itu. Berlari kecil ketempat Lee Hyo Ra berada, Jonathan ikut menjatuhkan tubuhnya dan memeluk Lee Hyo Ra. Dan sepertinya Hyora tak perduli siapa yang saat ini memeluknya, ia bahkan membalas memeluk tubuh itu dan menyadari bahwa Jonathan lah yang berada bersamanya sekarang. Memeluknya erat di bawah gelapnya taman yang hanya diterangi oleh lampu lampu redup serta hujan yang mengguyur bumi seakan ikut menangis bersama Hyora.
"Seharusnya aku ikut bersama mereka... Seharusnya aku hilang bersama mereka, Nate!!!" Ucap Hyora disela tangisnya. Jonathan hanya diam dan mengeratkan pelukannya.Tak jauh beda dengan Hyora, Jonathan pun masih mengenakan seragamnya namun sudah tidak dengan kemeja yang terkancing rapih. Ia baru saja akan bertemu dengan Kevin, kakaknya. Namun baginya, keadaan Hyora saat ini lebih penting apalagi setelah mendengar kabar buruk seperti itu.
"Aku tak memiliki siapapun lagi disini. Mengapa eomma dan appa tak memaksaku untuk ikut bersama mereka tadi pagi? Bahkan aku tak sempat mengucapkan kata maaf maupun kata kata bahwa aku mencintai mereka. Aku tak sempat mengatakan bahwa aku sangat bahagia memiliki adik seperti Jun. Aku bahkan selalu membuat mereka kecewa dengan sikapku" lirih Hyora. Dan Jonathan membenci ucapan itu. Kemudian ia mendorong Hyora agar ia dapat menatap gadis itu tepat di matanya agar Hyora mengerti bahwa ucapannya serius.
"JANGAN PERNAH BERKATA SEPERTI ITU LAGI!!! Kau tak sendirian Hyora, kau masih memiliki aku Brad dan Kazu! Aku bersumpah tak akan pernah meninggalkanmu disini." Ucap Jonathan dengan tegas sebelum kegelapan mengambil alih tubuh Hyora yang melemah.
---
"Earth to, Becky." Suara itu membuat Lee Hyo Ra kembali dari lamunannya. Gadis itu menoleh dan mendapati Nicholas yang sedang menatapnya intens.
"Bianhae, apa yang tadi kau tanyakan?" Ucap Hyora mengalihkan pembicaraan karena ia yakin Arwah itu akan bertanya akan lamunannya.
"Aku bertanya -jika kau tak keberatan siapa itu Jonathan" ucap Nicholas dengan ragu. Hyora menatap kembali langit langit kamarnya sebelum kembali menatap Nicholas dengan senyuman.
"Jonathan was my bestfriend." Ucap Hyora perlahan dan Nicholas mengernyitkan dahi ketika mendapatkan kalimat lampau dalam ucapan Hyora.
"Was. What does that mean?" Tanya Nicholas penasaran. Hyora tersenyum sedih karena akhirnya ia berhasil membuka kembali percakapan tentang Jonathan.
"Ya. Dia sudah berada ditempat yang jauh sekarang." Ucap Hyora berbisik. "6 tahun lalu. Malam ulang tahunku. Ia pergi melanggar janjinya. Kecelakaan beruntun terparah yang terjadi di tahun itu." Lanjut Hyora.
Setelah itu, tak ada lagi pembicaraan yang mereka lakukan seakan membiarkan keheningan mengambil alih sisa malam itu tanpa bantahan.
---
Nicholas menatap wajah gadis yang saat ini tertidur nyenyak di sampingnya. Sesekali mencoba untuk mengelus pelan wajah cantik gadis itu yang tentu saja tak bisa ia lakukan.
Kemudian ia bangkit untuk menemui arwah ibunda Hyora yang berada di depan kamar itu. Seakan tahu bahwa Nicholas menghampirinya, wanita itu berbalik.
"Ahjumma..." Ucap Nicholas saat sudah berhadapan dengannya.
"Wae?" Min Nara, ibunda Hyora kembali menatapnya dengan senyuman lembut.
"Apa aku bisa bersama nya? Aku tak ingin menyakiti putrimu... Bahkan ia terlihat membenciku saat ia tahu bahwa aku dapat berbicara denganmu." Lirih Nicholas. Nara hanya tersenyum sebelum kembali berkata.
"Maaf, namun aku tak tahu apakah kau akan bertahan atau tidak. Auramu benar benar berbeda dari arwah arwah yang pernah kutemui semasa hidupku, bukan aura hidup, aura orang yang akan mati, bahkan bukan juga aura dimana kau berada diambang batas. Dan tentang ia yang tak dapat berbicara denganku, memang itu satu kebodohanku karena terlalu sibuk sehingga tak sempat mengasah kemampuannya" Nicholas terhenyak mendengar ucapan yang membuatnya mengerti bahwa ia tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi padanya.
"Jadi sebelum kau mengetahui apa yang akan terjadi padamu nanti. Tetaplah bersamanya."
---
Ruangan itu terlihat sepi. Hanya ada tubuh kaku dengan bantuan medis serta gadis yang berada di kursi samping kasur tersebut. Gadis itu terus berceloteh tanpa peduli tubuh itu mendengarnya. Hanya berharap dengan ocehannya tubuh itu akhirnya merespon semua ucapannya seperti biasa.
"Cepatlah bangun, dumbass. Sudah 10 hari kau seperti ini." Omel gadis itu. "Biasanya ketika aku berceloteh seperti ini kau akan memakiku, atau bahkan mengusirku agar aku menjauh. Aku merindukan itu. So much. Kumohon bangunlah, Nick..." Dan kali ini hanya ada isak tangis yang memenuhi ruangan itu tanpa ada satupun yang berani untuk menegurnya.
---
Thanks for reading, Voting and commenting.
PS: aku jual Kylie cosmetic loh, kalo minat inbox ya
Xoxo,
12th of August 2016
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top