Part 1 : Meet

"Ayolah Av, ini tak seburuk yang kau bayangkan," kata seorang gadis dengan bibir yang tertekuk dibawah.

Gadis didepanya tetap menggeleng.

"No, Cath terakhir kali kau mengajakku kesana, aku harus menggotongmu karena kau mabuk. Bahkan kau hampir melakukan one night stand dengan seorang pria kalau saja aku tak menemukanmu."

Gadis bernama lengkap Isabelle Cathrine itu makin menekuk sudut bibirnya dan menyilangkan kedua tangan didada. Perilaku buruk ketika permintaannya tidak dituruti.

"Ayolah, kumohon Av, pleasee" kali ini gadis itu merengek seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen.

"Tidak." Dan gadis dihadapanya tetap kukuh dengan pendirianya.

Cathrine menghentak-hentakan kakinya kesal diatas karpet hitam dibawahnya itu.

"Please, anggaplah ini pesta perpisahan sebelum aku pindah ke paris untuk pekerjaanku." Cathrine memasang jurus yang tak mungkin dapat Avena tolak. Puppy eyes.

Gadis dihadapanya menghembuskan nafas pasrah,

"Ukhh. Baiklah. Hanya sekali. Aku tidak mau ke tempat yang berbau alkohol itu lagi."

"YEII" Cathrine memekik senang.

"Kalau begitu sekarang ayo kita pergi membeli dress baru. Yuhuu Let's get a party."

.

.

.

.

Avena mengeriyit pelan ketika mencium bau kuat alkohol.

Bau itu menyapa indra penciumnya ketika memasuki sebuah VIP Club yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang menjadi member. Entah bagaimana caranya Cathrine memiliki kartu member ditempat itu.

Mengapa banyak orang yang senang menghabiskan waktunya untuk suatu hal tak berguna seperti ini ?

Avena Pov

Aku langsung menghampiri singel sofa yang ada di tempat ini. Aku memesan segelas Susu Hangat sedetik setelah pantatku dengan nyaman duduk diatas sofa yang empuk. Oke mungkin kalian pikir wanita karir berumur 24 tahun sepertiku akan memesan wine atau setidaknya coktail tapi sudah kukatan aku membenci tempat ini. Tempat yang hanya dipenuhi oleh kesenangan fana sesaat. Jika saja Cathrine tidak memaksaku ke tempat ini, sudah pasti aku tidak akan menginjakan kakiku disini. Entah bagaimana caranya aku memiliki teman seperti dirinya. Oh ya berbicara tentang Cathrine , gadis itu kini tengah berada dilantai dansa menari-nari seperti tak ada hari esok untuknya. Ketika ada seorang pria yang mengajaknya menari bersama ia juga tidak menolak malah semakin liar gerakan yang ia lakukan. Aku mengeriyitkan dahiku dalam Iiiiuhhh bagaimana bisa aku berteman dengan orang seperti ini ?

Suara musik yang tadi berdentam-dentam merusak indra pendengaranku sekarang berhenti secara total. Bahkan lampu yang tadinya berkelap-kelip secara menyeluruh padam. Banyak orang yang menggerutu pelan bahkan samar-samar dapat kudenggar beberapa orang mengumpat dengan kasar.

"He's coming !!" teriak seseorang dari arah belakangku.

Dan tiba-tiba saja lampu kembali menyala bersamaan dengan suara dentuman musik yang memekan.

Lalu orang-orang mulai bersorak-sorai bersamangat.

Mataku terpaku. Terpaku pada satu titik. Pria itu memiliki kharisma yang begitu besar, terbukti karena aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Tanganya dengan lincah memainkan dj machine dihadapanya. Menghasilkan irama-irama beat yang menggetarkan tulang.

Siapakah gerangan pria itu ? Ketampanannya mampu mengalahkan ketampanan dewa Apollo , Rahangnya yang kuat , alisnya yang tebal, dan juga bibirnya yang penuh menggoda. Hey ! Avena apa yang terjadi padamu ? Dia itu seorang dj yang berarti ia juga seorang player tingkat atas. Lagipula lihatlah dirimu sendiri ! apakah pria setampan dirinya mau melihatmu ? Seorang wanita biasa yang bahkan saat berada di VIP Club hanya memesan segelas susu hangat. Huh ! sudah dipastikan kau tidak akan menarik perhatiannya.

Tapi pria itu sungguh memesona. Dengan baju casual yang ia kenakan dan earphone yang terpasang ditelinganya saja sudah membuatku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Lalu tiba-tiba saja pandangan kami bertemu. Matanya sungguh indah, aku bagai terhipnotis ketika melihat bola mata deep blue yang ia miliki.

Hanya perasaanku saja ataukah pria itu memandangku dengan tatapan tertarik ? Ataukah aku hanya merasa terlalu percaya diri, mungkin saja ia sedang menatap gadis lain ?

Aku menoleh ke kanan dan kiriku namun tak kutemukan satupun gadis yang berada dekat denganku. Yang berada dalam jangkauan mata pria itu. Yang justru tersaji didepanku adalah beberapa pasangan yang sedang bercumbu di pojok-pojok ruangan atau sofa-sofa lainnya. Menjijikan.

Ketika kutolehkan kembali pandanganku kearahnya. Ia sudah kembali memainkan dj machine nya dengan serius. Ada sedikit rasa kecewa yang menyusup dihatiku,

Sudah kukatan padamu bukan ? Ia tak mungkin tertarik padamu.

.

.

.

.

Ketika ia sedang memainkan gadget ditanganya tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.

Gadis itu langsung menoleh dengan panik, dan ia mendapati seorang pria mabuk yang hendak menciumnya dengan paksa. Segera ia menghindari ciuman dari pria tidak dikenal itu, namun apa daya ? Lelaki memang memiliki kekuatan yang lebih besar daripada wanita. Pria itu memutar badanya hingga searah denganya dan mulai meraba-raba pinggangnya dibalik dress yang ia kenakan.

Ia mencoba meronta dan berteriak meminta tolong, namun orang-orang yang ada ditempat itu hanya melihatnya tanpa melakukan apa pun. Bahkan beberapa diantara mereka tampak tidak peduli dengan hal yang terjadi denganya.

Inilah mengapa ia sangat membenci tempat seperti ini. Tempat dimana hanya terdapat orang-orang brengsek yang tak seharusnya pantas lagi hidup.

Ia tidak tahu harus berbuat apalagi. Mungkin ia harus pasrah dan menerima segela hal yang akan terjadi padanya setelah ini.

Tidak Av, jangan menyerah pada pria brengsek seperti ini.

Lebih baik ia seharusnya menendang selangkangan pria ini. Ya ia haru—

Lalu tiba-tiba saja pria yang tadi hendak memperkosanya terdorong hingga menabrak di dinding. Pria itu dj yang tadi , pria itu menolongnya.

Entah mengapa hatinya seketika berdesir hebat mengethaui hal itu.

Diantara banyak orang yang tak peduli denganya. Hanya pria itulah yang menolongnya.

Pria itu menghantam rahang lelaki brengsek didepanya, hingga dapat kudengar bunyi patah dari rahangnya. Kurasa lelaki brengsek yang hendak memperkosaku tadi sudah jatuh pingsan akibat hantaman yang bertubi-tubi.

Setelah pria yang menolongku puas memukuli pria dihadapanya. Ia segera beranjak berdiri, seketika dua orang yang tampak seperti pengawal maju, dan menggotong pria brengsek tadi keluar dari club ini.

"Robert, Gilbert, singkirkan lelaki menjijikan itu, jangan biarkan dia memasuki club ini lagi !!! Jika masih kulihat batang hidungnya, aku akan memecat kalian berdua !! Kalian paham !?" Pria itu berkata dengan tatapan tajamnya.

Aku hanya dapat memandangnya takjub. Siapa gerangan pria ini ? Dia begitu mempesona dan berkuasa.

"Kau tak apa-apa ?" seketika lamunanku buyar ketika mendengar suara pria itu. Suaranya terdengar sangat maskulin tapi mengalun indah di telingaku.

Dengan gugup aku menyelipkan anak rambut ke telingaku sambil tersenyum kikuk dan berkata, "Aku tak apa-apa, Terima Kasih, Tuan.."

"Alex Adam Blacksmith panggil saja aku Alex. Jadi siapa namamu ?"

"Avena. Avena Brinley Lockwood." Jawabku dengan tersenyum.

Entah mengapa suasana menjadi canggung. Aku tak tahu apa yang bisa kubicarakan denganya.

Where are you Cath

Tiba-tiba sebuah tangan menarikku. Membuatku terkejut, namun saat aku menoleh kulihat Cathrine yang sedang mabuk meracau tak jelas.

"Ayo pulang Av," racau Cath, sambil sesekali tertawa tak jelas akibat alkohol yang sudah menguasainya.

"Engg, maaf Mr.Blacksmith, aku harus segera pulang. Sekarang lagi Terima Kasih." Kataku tersenyum canggung , lalu meninggalkanya sambil membopong tubuh Cathrine. Shit dia cukup berat.

Ketika aku sudah masuk kedalam mobil bersama Cath, aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang sambil memikirkan Mr.Blacksmith.

Dia pria yang sangat menggoda, namun dia juga type pria yang sangat berbahaya. Aku harus menjauhi type pria sepertinya. Aku yakin dia adalah seorang player.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Disisi lain, pria itu sedang menyeringai senang.

"Robert, cari tahu tentang gadis bernama Avena Brinley Lockwood."

"Baik, Tuan."

"Kita akan bertemu lagi kitten, dan kau akan segera menjadi milikku."

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oke aku tahu, ini cerita terlantar lama banget , 6 bulan bukan sih ? Tapi emang aku writer yang sangat menunggu mood oke ? , Ini aja lanjutinya kalau gak karena di demo temen-temenku mungkin masih terlantar (?) Sorry banget ya lama gak update >< Yah aku gak bisa janjiin kapan lagi kulanjutin. Tapi kuusahakan satu bulan sekali ku update. Oke satu bulan emang lama tapi daripada aku janji update seminggu sekali tapi malah gak kutepati.

With Love

Ariana Rose Riddle



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top