02
Usai pembicaraan dari hati ke hati dengan Kakashi dan Minato, Obito memutuskan untuk menggunakan 𝘙𝘪𝘯𝘯𝘦 𝘛𝘦𝘯𝘴𝘦𝘪 untuk menghidupkan kembali orang-orang yang telah ia habisi selama ini. Tetapi sayangnya, Zetsu hitam bergerak sangat cepat. Dia langsung mengendalikan tubuh Obito dan memaksanya melakukan jurus itu hanya ke Madara saja. Itu membuat Madara jadi lebih mudah untuk mengendalikan semua bijuu yang baru saja bebas.
Madara menyegel semua bijuu —kecuali Hachibi dan Kyuubi— ke dalam patung 𝘎𝘦𝘥𝘰 𝘔𝘢𝘻𝘰. Ia sedikit lagi akan berubah menjadi 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪 Juubi. Tetapi, setidaknya tubuh Madara sudah berubah wujud sepenuhnya. Dengan berbagai cara, akhirnya Madara berhasil mendapatkan Hachibi dan Kyuubi. Meskipun, Hachibi sempat memotong tentakelnya sendiri untuk menyelamatkan nyawa Killer B. Sementara Naruto, dia sekarat. Gaara dan Sakura berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa Naruto. Gaara juga berjanji pada dirinya sendiri untuk membebaskan Shukaku dari patung itu.
Dengan awan pasir ciptaan Gaara, mereka terbang menuju ke tempat Minato berada. Mereka memberitahukan tentang keadaan Naruto yang sudah sekarat itu. Lalu Minato pun memindahkan 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 Kurama yang ada dalam dirinya ke tubuh Naruto. Tapi, tindakan itu langsung dihalangi oleh Zetsu hitam. Kemudian, makhluk kenyal itu langsung kembali mengendalikan tubuh Obito yang tak sadarkan diri untuk menyerahkan 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 Kurama kepada Madara.
Sementara itu, Sasuke juga berusaha sebisa mungkin untuk melawan Madara. Ia cukup tangguh, tapi sayangnya, ia berhasil dikalahkan oleh Madara dan hampir mati. Karin sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa Sasuke, tetapi nihil.
Saat bertemu Kakashi, akhirnya Obito sadar dan berhasil mengambil alih kembali tubuhnya dari kendali Zetsu hitam. Ia dan Kakashi bekerjasama untuk melindungi Naruto yang sedang ditangani oleh Sakura.
Obito dan Kakashi mengirim Naruto dan Sakura ke dimensi 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪. Awalnya, Sakura terkejut. Tapi pada akhirnya, ia kembali berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa Naruto.
Obito dan Kakashi berusaha sebisa mereka untuk mendapatkan kembali 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 Kurama, dan akhirnya mereka berhasil. Obito pun segera pergi menemui Naruto dan Sakura. Lalu ia mulai menyalurkan 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 Kyuubi ke tubuh Naruto.
“Naruto, kau harus selamat! Jangan menyerah seperti aku. Ayo, bertahanlah!” Suara Obito terdengar seperti seorang kakak yang khawatir pada adiknya. Hal itu wajar, karena sebenarnya Obito selalu mengawasi Naruto sejak masih bayi. Meskipun tidak ada satupun yang menyadarinya.
Obito ingat betul bagaimana anak itu bertindak sesukanya hanya untuk mendapatkan perhatian dan diakui, sama halnya seperti Iruka. Obito juga melihat sendiri bagaimana Iruka berhasil mengubah pandangan hidup Naruto. Jadi, ia sudah tidak heran lagi kalau Naruto bisa menceramahi orang seperti Obito. Sebab, sifat itu ternyata bukan hanya menurun dari Kushina, tetapi juga dari Iruka dan dirinya sendiri sewaktu menceramahi Kakashi saat masih satu tim dulu.
“Sakura, sekarang, tolong tusuk 𝘙𝘪𝘯𝘯𝘦𝘨𝘢𝘯 ini. Agar tidak diambil oleh Madara. Karena jika mata ini diambil oleh Madara, maka semuanya akan semakin kacau,” pinta Obito pada Sakura yang sekarang bisa beristirahat sejenak setelah mereka yakin kalau Naruto akan segera sadar.
Tetapi, sakura justru malah ragu untuk melakukannya. Di satu sisi, mata itu memang perlu dihancurkan. Tetapi di sisi lain, Sakura tidak ingin melukai Obito. Mengingat sekarang dia adalah teman, bukan lawan. Obito terus memaksa hingga Sakura akhirnya hampir melakukannya. Tetapi sayang, Madara berhasil masuk ke dimensi itu menggunakan mata kiri yang ia ambil dari Kakashi. Lalu Madara menukar 𝘙𝘪𝘯𝘯𝘦𝘨𝘢𝘯 itu dengan 𝘚𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 miliknya sendiri —yang diambil paksa dari Kakashi oleh Madara— dan keluar dari sana.
Obito kesal karena mata itu malah dikembalikan padanya oleh Madara. Sebab, itu sudah menjadi milik Kakashi sepenuhnya. Obito benar-benar tulus memberikan mata itu pada Kakashi. Mereka berdua masih terikat satu sama lain selama bertahun-tahun.
“Cih, dasar Madara. Aku sudah memberikan ini pada Kakashi, dan dia membuat ini kembali padaku.” Obito menggerutu sambil terus membantu Sakura menyelamatkan nyawa Naruto.
Di tempat lain, Kabuto datang dan menggunakan kemampuan medisnya untuk menyelamatkan nyawa Sasuke. Ia mengatakan, jika ini sebagai bentuk balas budi kepada Itachi karena telah menyadarkannya dan membawanya kembali ke jalan yang benar. Yang lebih mencengangkan, Kabuto sudah tahu identitas asli Obito, entah darimana.
Sementara itu, Naruto dan Sasuke bertemu dengan sang legenda, 𝘙𝘪𝘬𝘶𝘥𝘰𝘶 𝘚𝘦𝘯𝘯𝘪𝘯 di alam bawah sadar mereka. Tetapi ia mengatakan bahwa nama aslinya adalah Hagoromo. Hagoromo menjelaskan asal-usul dari segalanya. Mulai dari kedatangan Kaguya sampai konflik berkepanjangan antara kedua putranya, Indra dan Ashura. Mereka diberitahu, jika mereka adalah reinkarnasi dari Indra dan Ashura. Lalu Hagoromo memberikan 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 pada mereka untuk digunakan melawan Kaguya, karena Hagoromo sepertinya sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah Naruto dan Sasuke hidup kembali, mereka beraksi dan terus bertarung melawan Madara, dibantu Sakura, Kakashi, dan Obito. Walaupun, Kakashi sekarang hampir tidak bisa apa-apa karena mata itu sudah kembali ke pemilik aslinya.
Pertarungan berlangsung sengit, hingga akhirnya Madara berhasil mengaktifkan 𝘔𝘶𝘨𝘦𝘯 𝘛𝘴𝘶𝘬𝘰𝘺𝘰𝘮𝘪.
Semua orang terperangkap dalam ilusi itu, kecuali tim 7 yang berlindung dibawah 𝘚𝘶𝘴𝘢𝘯𝘰’𝘰 milik Sasuke, Obito yang tak sadarkan diri karena tubuhnya dikendalikan lagi oleh Zetsu hitam, dan 𝘌𝘥𝘰 𝘛𝘦𝘯𝘴𝘦𝘪 dari para Hokage terdahulu. Orang-orang sekarang sedang terjebak dalam ilusi tiada batas, sementara Madara tertawa keras dan membanggakan dirinya sendiri.
Sayang, seribu sayang. Madara justru malah ditusuk dari belakang oleh Zetsu hitam yang sedang mengendalikan tubuh Obito. Lalu muncullah sosok tak terduga yang keluar dari tubuh Madara. Dia adalah… Kaguya Otsutsuki.
Zetsu hitam berpindah ke salah satu tangan Kaguya dan membiarkan Obito lepas dari kendalinya. Lalu tim 7 dan Obito harus berhadapan dengan Kaguya. Wanita itu membawa mereka berlima ke suatu dimensi untuk bertarung.
Di sana, mereka berusaha mati-matian untuk mengalahkan Kaguya. Memang tidak mudah, tetapi mereka harus terus berusaha, demi kedamaian dunia dan keselamatan semua orang.
Sasuke sempat terpisah dari mereka karena kelicikan Kaguya yang membawa Sasuke ke dimensi lain. Obito menggunakan 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪 untuk mencari keberadaan Sasuke. Karena tubuhnya melemah, Obito dibantu oleh Sakura menggunakan teknik 𝘉𝘺𝘢𝘬𝘶𝘨𝘰𝘶.
Ditengah pencarian, kondisi Obito melemah, Sakura yang melihat keadaan Obito khawatir. Saat Obito melihat wajah Sakura, ia merasa seperti melihat Rin.
Kemudian, ia berhasil mengeluarkan Sasuke dari dimensi lain yang dibuat Kaguya. Dan sekali lagi Obito melihat Sakura yang khawatir seperti melihat Rin.
Setelah itu, Obito berhasil menyatukan kembali tim 7. Mereka kembali melakukan perlawanan terhadap Kaguya, sementara Zetsu hitam tertahan pada tangan Kaguya yang terputus.
Sejak awal, Obito sudah menyadari jika ia akan berakhir pada kematian saat perang ini berlangsung. Tapi, saat menyadari jika kematiannya sudah semakin dekat, Obito memutuskan untuk menyampaikan isi hatinya kepada tim 7.
“Dengarkan aku, semuanya. Ada yang ingin aku katakan,” kata Obito. Ia berbicara sambil terus melawan Kaguya bersama tim 7.
“Naruto, kau hebat. Kau bisa memaafkan aku, orang yang telah membuatmu kehilangan keluargamu. Aku minta maaf karena membuat hidupmu menderita, meskipun Danzo yang seharusnya lebih bertanggung jawab atas segalanya.” Obito tertawa hambar, ia mengingat kembali kenakalan Naruto saat masih menjadi murid Akademi di bawah bimbingan Iruka.
“Saat aku menggendong tubuh mungil mu sewaktu masih bayi, sebenarnya aku ingin merawatmu. Tetapi aku takut jika aku akan membuatmu lebih menderita daripada ini. Tetapi, aku selalu mengawasi kalian, aku selalu memantau Konoha,”
Mereka terus menyerang Kaguya sambil mendengarkan perkataan Obito.
“Aku benar-benar payah, bahkan lebih payah darimu. Aku begitu mudah terpengaruh oleh orang lain, aku bodoh.” Obito tersenyum getir, ia menatap Naruto dengan tatapan mata yang penuh dengan kasih sayang seorang kakak.
“Kadang, aku berpikir, kalau kau itu pantas menjadi adikku. Makanya, meskipun aku selalu berusaha keras untuk menangkapmu dan mengambil Kyuubi, tetap saja aku tidak bisa. Karena hatiku tidak ingin kau terluka, aku menyayangimu, tetapi aku selalu saja mencoba untuk lari dari kenyataan. Terima kasih karena sudah mengingatkan aku untuk tidak lari dari kenyataan, untuk tidak lagi berlagak sok kuat dan menyembunyikan segalanya sendiri. Kadang, aku merasa seperti melihat diriku yang dulu didalam dirimu, Naruto. Dan aku bangga padamu, sebagai kakakmu, dan sebagai murid dari ayahmu.” Pandangan Obito pun beralih ke Sasuke, sementara Naruto sudah menangis sesenggukan sambil terus mencari kelemahan Kaguya.
“Sasuke, maaf karena telah membantai klan kita, maaf aku tidak menghentikan Itachi dan malah membantunya, maaf karena aku telah membiarkan Danzo merenggut kebahagiaanmu dan Naruto. Kalian berdua sudah cukup menderita karena aku dan kakek tua sialan itu. Tapi syukurlah, kau berhasil menghabisinya saat itu,”
Obito menghela napas kasar, ia menggunakan teknik tembus objek andalannya untuk menghindari serangan fisik Kaguya.
“Sasuke, selesaikan konflik antara kau dan Naruto. Jangan seperti aku, yang malah masih menahan segalanya sendirian sampai sekarang. Tapi, hari ini aku mengeluarkan segala yang ku pendam sendiri. Ingat, Itachi rela melakukan apapun agar kau tetap hidup dan aman. Jangan sia-siakan pengorbanan Itachi,”
Kemudian, Obito beralih ke Sakura. “Sakura, tolong awasi mereka. Jadilah penengah yang baik saat mereka berdua bertengkar.”
Lalu Obito beralih ke Kakashi. “Kakashi, maaf karena saat itu aku terlambat menghentikan Rin. Maaf karena saat itu aku malah pergi meninggalkan mu dan mayat Rin di sana. Bukannya mengantar kalian ke Konoha, aku malah pergi begitu saja setelah membantai habis ninja Kirigakure yang mengejar kalian… Tapi aku bersyukur karena sekarang aku sudah tahu kebenarannya. Kakashi, jaga dirimu. Jangan membebani dirimu sendiri terus. Sekarang kau punya teman untuk bercerita tentang keluh kesah mu. Jaga Naruto juga. Dan satu lagi, perkataanku saat itu terbukti, kau adalah 𝘑𝘰𝘯𝘪𝘯 yang hebat.”
Tim 7 tidak dapat mengatakan apapun setelah mendengar semua yang Obito katakan. Tetapi, mereka dapat merasakan ketulusan dalam setiap kata yang ia keluarkan.
Kini, mereka berada di sebuah dimensi yang memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat sehingga membuat mereka susah bergerak. Kaguya memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Naruto dan Sasuke, karena mereka berdua adalah kunci untuk menyegel dirinya.
Saat melihat Kaguya menggunakan teknik 𝘛𝘰𝘮𝘰𝘨𝘰𝘳𝘰𝘴𝘩𝘪 𝘯𝘰 𝘏𝘢𝘪𝘬𝘰𝘵𝘴𝘶 untuk mengakhiri Naruto dan Sasuke, Obito dan Kakashi berusaha keras untuk mencegah senjata yang terbuat dari tulang Kaguya itu mengenai Naruto dan Sasuke. Tangan mereka terulur, berusaha menggapai benda itu.
Tiba-tiba, muncul sosok bayangan Rin, yang hanya bisa dilihat oleh Obito saja. Lalu Obito dan Kakashi teringat saat Rin menarik tangan mereka berdua untuk pergi latihan.
Obito menggunakan 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪 untuk memindahkan senjata Kaguya yang mengarah pada Kakashi, sementara senjata satunya tetap mengarah padanya.
Ia melihat bayangan Rin menoleh padanya, seolah mengajaknya pergi. Lalu dengan cepat senjata Kaguya menusuk perut Obito. Tubuhnya seketika hancur.
Tetapi, sebelum ia benar-benar menghilang, Obito berpamitan sebentar kepada Rin yang akan mengajaknya pergi untuk meminjamkan kekuatan pada Kakashi agar bisa membantu tim 7.
Saat Sakura hampir terkena serangan Kaguya, Naruto menyuruh Sasuke untuk menyelamatkan Sakura. Tetapi, tiba-tiba tangan 𝘚𝘶𝘴𝘢𝘯𝘰’𝘰 membawa Sakura.
“𝘚𝘶𝘴𝘢𝘯𝘰'𝘰? Milik siapa?” Sasuke kebingungan, Naruto yang ada di sebelahnya juga ikut bingung. “Lho, aku kira itu milikmu.”
Sakura dibawa masuk ke dalam 𝘚𝘶𝘴𝘢𝘯𝘰’𝘰 tersebut, ia terkejut melihat Kakashi yang menggunakan 𝘚𝘶𝘴𝘢𝘯𝘰'𝘰 itu. “𝘚𝘦𝘯𝘴𝘦𝘪?”
Bukan hanya Sakura, tetapi Naruto, Sasuke, dan Kaguya juga terkejut. Kakashi menggunakan gabungan dari 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪 dan 𝘊𝘩𝘪𝘥𝘰𝘳𝘪 atau 𝘙𝘢𝘪𝘬𝘪𝘳𝘪 untuk melumpuhkan Kaguya. Saat Kakashi berhasil, Sakura bersiap memukul Kaguya dari atas dengan tinju mautnya, sementara Naruto dan Sasuke mengulurkan tangan mereka yang memiliki lambang matahari dan bulan. Akhirnya, mereka berhasil menyegel Kaguya. Perang telah berakhir, Madara juga telah tewas. Tim 7 kembali ke medan perang berkat bantuan Hagoromo dan para Hokage terdahulu.
Naruto langsung menemui ayahnya. Tidak banyak obrolan yang mereka lakukan. Tetapi, sebelum Minato kembali ke alam baka, ia sempat mengatakan satu kalimat. Sebuah kalimat sederhana yang selama ini ingin Naruto dengar dari orangtuanya. Ucapan selamat ulang tahun.
“Selamat ulang tahun, Naruto,”
Naruto tersenyum dan berterimakasih, meskipun ia merasakan air mata mengalir di pipinya sendiri.
Sementara itu, di alam baka, Obito yang kembali ke bentuk saat ia masih menjadi anggota tim Minato sedang bersama Rin. Ia baru saja datang, dan disambut oleh kedua putra Hagoromo, yaitu Indra dan Ashura.
“Kau Uchiha Obito, benar?” Indra bertanya untuk memastikan. Obito hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
“Kami adalah putra dari 𝘙𝘪𝘬𝘶𝘥𝘰𝘶 𝘚𝘦𝘯𝘯𝘪𝘯. Aku Indra, dan ini adikku, Ashura. Ayah meminta kami untuk mengantarmu kembali kepada Hatake Kakashi. Tapi, itupun kalau kau mau,”
Ashura mengangguk menanggapi perkataan kakaknya. Lalu ia pun berbicara. “Aku Ashura. Benar yang dikatakan kakakku, sekalian kami ingin menemui reinkarnasi kami, yaitu Naruto dan Sasuke.”
Awalnya, Obito ragu. Tetapi Rin malah menyuruhnya untuk ikut bersama Indra dan Ashura.
“Ikutlah dengan mereka, Obito. Lagipula, sepertinya Kakashi lebih membutuhkanmu. Aku juga sudah melihat anak bernama Naruto itu, tolong jaga dia juga, ya?”
Awalnya, Obito terkejut. Tetapi, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri.
Ia ingin kembali ke Konoha, ia ingin melakukan penebusan dosa seperti yang seharusnya, ia ingin mencoba menjadi lebih baik daripada sebelumnya, dan menjadi seorang kakak untuk Naruto, seperti halnya Iruka.
Akhirnya, Obito mengiyakan ajakan Indra dan Ashura. “Baiklah, aku akan ikut. Aku juga punya firasat buruk soal Naruto dan Sasuke.”
Lalu mereka bertiga berpamitan pada Rin untuk menemui tim 7 bersama Indra dan Ashura. Saat mereka pergi ke lembah kematian dan sampai di sana, mereka mendapati Naruto dan Sasuke yang sedang melakukan duel. Saat itu, Obito kembali dalam wujud dewasanya, tetapi tanpa bekas luka di wajah dan bagian tubuh kanan nya. Obito memakai pakaian yang sama seperti yang ia gunakan saat awal perang dimulai, tetapi tanpa topeng.
Mereka hanya menonton, meskipun sebenarnya Obito sangat ingin melerai dan memarahi mereka. Tetapi, ini adalah bagian dari penyelesaian konflik berkepanjangan antara Indra dan Ashura.
Pertarungan antara Naruto dan Sasuke berlangsung sengit, tidak ada satupun yang mau mengalah. Akhirnya, pertarungan berakhir imbang, dengan masing-masing dari mereka kehilangan satu tangan. Sepanjang pertarungan, Naruto menceramahi Sasuke habis-habisan, Obito hanya bisa cekikikan melihatnya.
“Kenapa kau tertawa?” tanya Indra. Ia heran karena Obito bisa tertawa seperti itu saat melihat seseorang sedang diceramahi.
“Naruto sudah menceramahi ku, dia yang menyadarkan aku. Sekarang, aku melihat dia mencoba menyadarkan Sasuke,” balasnya. Ia masih mati-matian menahan tawa agar tidak ketahuan. Sementara Indra justru merasa nostalgia, ia merasa seperti melihat dirinya sendiri yang sedang diceramahi Ashura.
“Rasanya seperti melihat diri sendiri ya, kakak,” ucap Ashura. Indra mengangguk. “Kau benar.”
Setelah pertarungan berakhir, Sakura dan Kakashi datang menghampiri mereka berdua. Indra, Ashura, dan Obito juga ikut menampakkan diri mereka.
Tim 7 terkejut saat melihat mereka. Sementara Obito hanya memasang raut wajah malu.
“Obito?!” seru mereka berempat bersamaan, Obito pun mengangguk. Lalu Indra dan Ashura pun memperkenalkan diri mereka dan berterimakasih karena telah berhasil menyadarkan mereka dan mengakhiri konflik berkepanjangan antara mereka yang sampai merembet ke keturunan masing-masing seperti ini.
“Terima kasih, karena kalian berhasil menyudahi konflik berkepanjangan yang terjadi di antara kami. Maaf karena membuat kalian juga terkena imbasnya,”
Mendengar ucapan Ashura, Naruto tersenyum lebar. “Hehehe, tidak apa-apa! Lagipula, ini memang sudah takdirnya.”
Indra yang terlihat malu-malu pun ikut bicara. “Terima kasih juga karena sudah menyadarkan aku. Meskipun tidak langsung, tapi akhirnya aku mengetahui kebenarannya. Aku hanya dimanipulasi oleh gumpalan hitam menjijikkan itu.”
Akhirnya, mereka berbincang santai sebentar sebelum Indra dan Ashura kembali. Setelah mereka berdua kembali, tim 7 dan Obito pun pulang ke Konoha. Tapi, saat Kakashi akan menggendong Naruto di punggungnya, Obito langsung berteriak. “Biar aku saja! Kau bawa saja Sasuke!”
Akhirnya Obito menggendong Naruto di punggungnya, seperti seorang kakak yang menggendong adik kecilnya. Sementara Kakashi menggendong Sasuke.
Beberapa waktu setelah perang berakhir, semuanya mulai damai. Kelima negara besar masih tetap beraliansi, Kakashi dilantik menjadi Hokage keenam, Obito dipromosikan sebagai 𝘑𝘰𝘯𝘪𝘯 baru, dan semuanya mulai diperbaiki.
THE END
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top