01
Perang dunia Shinobi keempat tengah berlangsung. Dentuman, suara adu senjata, dan ledakan terdengar di sepanjang area peperangan. Di suatu titik, terdapat beberapa sosok yang sudah saling mengenal. Tetapi, mereka tak dapat menebak siapa sebenarnya sosok pria bertopeng yang tengah berdiri di hadapan mereka itu.
Hatake Kakashi, Uzumaki Naruto, Might Guy, dan Killer B —dalam mode Juubi sempurna Hachibi— , berhadapan dengan pria bertopeng tersebut. Kini identitasnya sedang dipertanyakan oleh keempat lawan di hadapannya ini. Sebab, Uchiha Madara yang sesungguhnya telah muncul dalam wujud Edo Tensei di titik di mana kelima Kage berada saat ini.
Kelima Kage berjuang mati-matian untuk melawan Madara. Meskipun dalam wujud Edo Tensei, tapi kekuatannya tetap saja mengerikan.
Kelima Kage kewalahan untuk menghadapi lima 𝘣𝘶𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 Madara yang semuanya dilapisi 𝘚𝘶𝘴𝘢𝘯𝘰'𝘰.
Beruntung, Tsunade sempat melakukan 𝘬𝘶𝘤𝘩𝘪𝘰𝘴𝘦 𝘯𝘰 𝘫𝘶𝘵𝘴𝘶 untuk memanggil Katsuyu dan melakukan pertolongan medis melalui Katsuyu.
Sementara itu, Itachi dan Sasuke tengah bertarung melawan Kabuto, si pengguna Edo Tensei. Sasuke hanya melihat, sementara Itachi yang sudah dalam wujud Edo Tensei yang lepas kendali terus menceramahi Kabuto sambil bertarung. Tetapi, yang sebenarnya terjadi adalah Kabuto terus berputar-putar di dalam lingkaran waktu karena 𝘐𝘻𝘢𝘯𝘢𝘮𝘪. Ia terus memberikan pencerahan pada Kabuto. Awalnya, Kabuto tidak mendengarkan sedikitpun omongan Itachi. Tapi, lama-kelamaan, Kabuto menyadari siapa dirinya sebenarnya. Tentang asal-usulnya, tentang masa lalunya, dan tentang semua kenangannya di panti asuhan.
Kabuto melepaskan Edo Tensei yang dikendalikan, membuat semua orang kebingungan, tak terkecuali si pria bertopeng. Hingga akhirnya timbul kecurigaan dari Kakashi. Ia memainkan rencana dengan bantuan Naruto, Guy, dan Killer B untuk menganalisa kemampuan Sharingan milik pria bertopeng itu. Setelah beberapa kali pertarungan, Kakashi akhirnya menyadari jika Sharingan mereka terhubung satu sama lain.
“Dari mana kau mendapatkan Sharingan itu?”
Pria itu tertawa sinis. “Dari mana? Saat perang dunia Shinobi ketiga, di jembatan Kannabi.”
Mendengar itu, Kakashi mulai menyadari sesuatu. Tetapi, ia sendiri menyangkal itu pada awalnya.
“Tidak, tidak mungkin kau itu ‘dia’, tidak mungkin,”
Melihat topeng pria itu retak sedikit, Kakashi dan yang lain memainkan rencana untuk memecahkan topengnya. Kakashi menggunakan 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪 yang dikombinasikan dengan 𝘙𝘢𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 milik Naruto untuk mengecoh pria bertopeng itu.
Awalnya, pria itu mengira jika 𝘣𝘶𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 Naruto menghilang. Tapi, saat ia masuk ke dimensi 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪 miliknya, tiba-tiba Naruto muncul dan memukul topengnya sambil berteriak, “Siapa kau… sebenarnya?!”
𝘒𝘳𝘢𝘬
Topeng pria itu pecah, membuat wajahnya terekspos di depan Kakashi, Guy, Killer B, dan Naruto. Dugaan Kakashi benar, dia adalah kawan lamanya, yang disangka telah mati bertahun-tahun yang lalu.
“Kau… Obito,”
Seketika, kilas balik tentang Obito kecil terputar di kepala Kakashi. Ia masih tak menyangka, jika orang yang dulu memberikan 𝘚𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯-nya secara cuma-cuma sebagai hadiah kelulusan dan orang yang berkorban agar nyawanya selamat, sekarang berubah menjadi seorang kriminal yang memicu perang sebesar ini.
Pembicaraan dan pertarungan mereka seolah seperti perdebatan tiada akhir, dengan Obito yang terus-terusan menyalahkan Kakashi, Kakashi yang merasa semakin bersalah atas kematian gadis yang sama-sama mereka cintai, Nohara Rin. Obito juga menyebut jika Kakashi sering merenung di pemakaman Konoha selama berjam-jam hanya untuk menyalahkan diri, meskipun secara tidak langsung.
Hingga akhirnya, terjadilah pertarungan satu lawan satu antara Kakashi dan Obito di dalam dimensi 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪. Cara mereka bertarung sama persis seperti saat mereka melakukan latihan dahulu, tidak ada gerakan yang berubah, selain saat Obito meminjam tangan Kakashi untuk menggunakan 𝘫𝘶𝘵𝘴𝘶 bola api nya.
“𝘒𝘢𝘵𝘰𝘯: 𝘎𝘰𝘶𝘬𝘢𝘬𝘺𝘰𝘶 𝘕𝘰 𝘑𝘶𝘵𝘴𝘶!”
Kakashi menggunakan jurus elemen tanah untuk membuat tembok perisai dan meredam jurus bola api Obito. Pertarungan berlangsung sengit, dan saat itu juga, kilas balik masa lalu mereka terputar. Saat bayangan Obito kecil ingin meraih tangan Kakashi kecil yang terulur untuk membantunya berdiri, tiba-tiba Obito dewasa mendorongnya menjauh. Lalu, akhirnya mereka saling menusuk satu sama lain.
Kakashi yang membuat dada Obito berlubang seperti donat menggunakan 𝘤𝘩𝘪𝘥𝘰𝘳𝘪, dan Obito yang menggunakan 𝘒𝘶𝘳𝘰𝘬𝘪 𝘑𝘶𝘴𝘩𝘪𝘯𝘬𝘪 untuk menusuk Kakashi. Tapi syukurlah, tidak ada satupun yang berakhir tewas.
Melihat dada Obito yang berlubang cukup lebar, Kakashi merasa sangat bersalah. Apalagi, setiap dia melihat lubang itu, ingatannya selalu kembali pada saat detik-detik kematian Rin.
“Lihatlah sendiri! Tidak ada apa-apa di dalam hatiku! Aku bahkan tidak merasakan rasa sakit lagi. Jangan merasa bersalah terus, Kakashi. Lubang ini terbuka oleh dunia yang mengerikan ini. Semua rasa sakitku berasal dari sini. Lalu apa artinya semua itu?” Obito terdiam sejenak, ia menatap Kakashi dengan tatapan miris. Sementara Kakashi sendiri masih menatap Obito dengan perasaan bersalah. Tangannya masih dialiri petir dari 𝘤𝘩𝘪𝘥𝘰𝘳𝘪.
“Karena itu, aku membuang segalanya. Lagipula, selama ini kau juga menderita ‘kan?”
Sekali lagi Kakashi terdiam, dia masih saja merasa bersalah. Meskipun kejadian itu sudah bertahun-tahun lamanya.
Tanpa Kakashi tahu, sebenarnya Obito tidak ingin membuat Kakashi melakukan itu padanya. Ia tidak ingin menambah rasa bersalah yang sudah dipendam sendiri oleh sahabatnya itu selama bertahun-tahun. Tapi dia harus melakukannya, agar segel yang dipasang Madara di sebelah jantungnya tidak membuatnya mati karena berkhianat.
Setelah pertarungan itu, Obito akhirnya bisa berubah menjadi 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪 Juubi berkat sebagian dari 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 Kyuubi dan Hachibi yang berhasil didapatkan.
“Akhirnya, sedikit lagi rencana akan berhasil. 𝘔𝘶𝘨𝘦𝘯 𝘛𝘴𝘶𝘬𝘰𝘺𝘰𝘮𝘪 tetap bisa dilakukan,”
Mendengar perkataan Obito, Zetsu hitam bertanya, “kenapa kau tidak mengambil semua 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 dari Hachibi dan Kyuubi?”
Obito terkekeh. “Tidak apa-apa. Lagipula, aku masih tetap bisa menjadi 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪 Juubi. Tidak harus sempurna, asalkan aku tetap bisa menjadi 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪 Juubi, maka rencana kita tetap bisa berjalan.”
Obito memainkan peran sebagai 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪 dengan baik, sampai akhirnya ia bertarung sengit dengan Naruto. Hingga akhirnya Naruto berhasil masuk ke alam bawah sadar Obito. Ia melihat masa lalu Obito. Sosok bocah yang periang, menyenangkan, konyol, selalu membantu orang tua dan sangat menghormati orang yang lebih tua darinya.
Naruto melihat semuanya, Hari-hari tim Minato yang penuh cerita.
“Aku bukan lagi Uchiha Obito yang dulu. Aku adalah 𝘙𝘪𝘬𝘶𝘥𝘰𝘶 𝘚𝘦𝘯𝘯𝘪𝘯 kedua! Aku adalah 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪 Juubi, Uchiha Obito… Sosok yang dulu sudah tidak ada lagi. Jiwa dan ragaku sudah bersatu dengan Juubi. Bentukku juga sudah jadi seperti ini,”
Naruto menggeleng. “Bukan, kau adalah Uchiha Obito.”
“Saat 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 kita terhubung, aku sempat melihat masa lalumu. Kita sama-sama memiliki latar belakang dan impian menjadi Hokage. Kita benar-benar sama,” imbuhnya lagi. Obito tersentak mendengar perkataan Naruto.
Naruto melanjutkan ucapannya. “Kita sama-sama tidak mengenai orang tua kita, dan kehilangan orang yang penting bagi kita. Karena itulah, kita paling takut pada rasa kesepian. Selama ini, kau juga ingin diakui dan dipuji, itulah yang membuatmu ingin menjadi seorang Hokage. Kita ini sama.”
Naruto terdiam sejenak, sementara Obito hanya terus mendengarkan sambil merenung dengan ekspresi sedih. Obito teringat kembali dengan kenangan saat bersama tim Minato. Mulai dari saat Obito ujian kelulusan untuk menjadi seorang 𝘨𝘦𝘯𝘪𝘯, hingga banyaknya kenangan latihan bersama tim Minato, juga pertengkarannya dengan Kakashi setiap hari. Obito terngiang semua perkataan Rin waktu mengobati ibu jari kirinya dahulu.
“𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘰𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘬𝘢𝘮𝘶. 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶, 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘏𝘰𝘬𝘢𝘨𝘦 ‘𝘬𝘢𝘯, 𝘖𝘣𝘪𝘵𝘰?”
“𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢,”
“𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘸𝘢𝘴𝘪𝘮𝘶,”
“𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶, 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯? 𝘐𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶. 𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘬𝘶. 𝘉𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩, 𝘖𝘣𝘪𝘵𝘰. 𝘑𝘢𝘥𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘏𝘰𝘬𝘢𝘨𝘦, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢! 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪!”
Itulah kata-kata Rin yang terngiang di telinga Obito. Ia menatap tangannya sendiri, yang dulu ditarik Rin untuk bergabung dengan Kakashi dan Minato. Sementara Naruto masih melanjutkan ucapannya.
“Tadi, kau bilang pada Kakashi-𝘴𝘦𝘯𝘴𝘦𝘪, kalau kau akan membuang semua kenangan masa lalumu dan perasaanmu pada teman-temanmu. Tapi, saat kau menjadi 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪 Juubi dan hampir diambil alih oleh Juubi, kau menolaknya. Karena kau masih menyimpan kenangan masa lalumu,”
Sementara itu, di luar alam bawah sadar, Obito menjerit kesakitan di dalam patung 𝘎𝘦𝘥𝘰 𝘔𝘢𝘻𝘰, dia tersiksa karena tubuhnya terasa seperti hancur berkeping-keping di dalam sana.
“Alasan kenapa kau bisa mengalahkan Juubi dan mengendalikannya adalah karena kau tidak bisa membuang kenangan masa lalumu. Kau tidak bisa membuang begitu saja kenangan tentang ayahku, Kakashi-𝘴𝘦𝘯𝘴𝘦𝘪, dan gadis bernama Rin itu. karena itulah, meskipun kau sudah menjadi 𝘑𝘪𝘯𝘤𝘩𝘶𝘶𝘳𝘪𝘬𝘪, kau tetaplah Obito,”
Naruto berjalan mengitari Obito yang masih mematung dengan ekspresi sedih itu. “Apa aku salah?”
“Aku tidak akan membiarkanmu menyeret semua orang ke dalam jalanmu yang sesat. Aku akan membawamu kembali, dan mengingatkanmu kembali, sebagai Uchiha Obito. Sebagai seorang ninja dari Konoha, dan mempertanggungjawabkan semua dosa-dosamu.” Naruto menatap Obito dengan tatapan mantap dan meyakinkan. Lalu ia mengulang kalimat-kalimat yang Rin ucapkan.
“kau adalah kau, kau payah! Ikutlah bersama kami, jangan ragu, Obito!” Naruto mengulurkan tangannya, seolah ingin menggandeng Obito dan membawanya berlari kembali ke jalan kebenaran.
Obito ragu, ia perlahan berjalan mendekati Naruto. Ia mengulurkan tangannya juga, tetapi bukan untuk memegang tangan Naruto, melainkan mencekiknya. “Aku tidak akan pernah beralih ke pihakmu. Sampai sekarang pun aku tidak menyesali jalan yang aku pilih.”
“Ini… yang… aku bilang… tadi,”
Naruto melawan, ia berhasil menjatuhkan Obito sambil berkata, “bayangkan dirimu sebagai Hokage!”
Saat Obito menegakkan tubuhnya lagi, ia melihat Naruto berubah menjadi bayangan dirinya saat masih kecil. Ia tersentak.
Saat Naruto berbicara, suaranya terdengar seperti Obito saat masih kecil karena imajinasi Obito sendiri. “Rin tidak akan peduli dengan dirimu yang sekarang, dia mau Uchiha Obito yang dulu.”
Kata-kata itu membuat Obito semakin tersentak, ia lagi-lagi mematung di tempatnya.
Sekelilingnya berubah menjadi tempat latihan bersama tim Minato dulu. Obito melihat dirinya sendiri yang masih menjadi bagian tim Minato ditarik oleh Rin, dan mendengar ocehan Kakashi karena terlambat. “Gara-gara kau, kita jadi terlambat lagi, Obito.”
“Ayo kita berangkat!” seru Minato. Rin meminta maaf. “Maaf! Ayo pergi!”
Lalu Obito melihat tiga bayangan dirinya sendiri, yang berbicara padanya dan perlahan berubah wujud menjadi Rin, Kakashi, dan Minato saat mereka bicara.
“Lihatlah, kau bisa mengisi kekosongan di hatimu, kau tidak perlu bantuan orang lain,”
“Ayo, bergabunglah. Percayalah, aku tidak meninggalkanmu,”
“Ayo, datanglah,”
“Obito,”
“Tunggu, Rin!” Tiba-tiba Obito yang lebih muda berhenti dan mengulurkan tangannya pada dirinya sendiri yang sudah berbeda wujud itu. Dia berkata, “Rin tidak akan memperhatikan dirimu yang sekarang, satu-satunya orang yang dia perhatikan cuma Uchiha Obito.”
Obito kecil berjalan, lalu terdengar kembali suara Naruto saat tangan Obito kecil menyentuh tangan Obito yang lebih tua. “Sudahlah, ikut saja, kau keras kepala!”
Sementara dari luar, para aliansi Shinobi, kelima Kage, Naruto, dan Sasuke berusaha keras untuk mengeluarkan semua biju dari dalam tubuh Obito. Akhirnya, mereka semua berhasil.
Obito yang terlempar jauh akhirnya terjun bebas ke tanah sambil bertanya pada dirinya sendiri. “Apakah aku sudah kalah?”
Obito menatap sekeliling, dengan keadaan tubuh yang terbaring lemah. Ia teringat kembali dengan kata-katanya sendiri, dan perkataan Kakashi.
“𝘒𝘢𝘶 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘴𝘪 𝘭𝘶𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘮𝘶? 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘱𝘶𝘴 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘙𝘪𝘯! 𝘙𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘰𝘳𝘣𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 dirin𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘴𝘢. 𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘴𝘪 𝘭𝘶𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘵𝘪𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘭𝘶𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘴𝘪,”
Selain kata-kata Kakashi itu, Obito juga teringat saat Naruto menyadarkannya. ia juga teringat lagi dengan Rin.
Saat semuanya lengah, tiba-tiba Sasuke berlari sambil memegang pedangnya ke arah Obito, dengan niat untuk menghabisinya. Tapi, Naruto segera menyusulnya untuk menghentikannya. “Hei, Sasuke, tunggu!“
Saat Sasuke dan Naruto hampir dekat dengan posisi Obito, tiba-tiba Kakashi muncul dari dimensi 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘪.
“Kakashi!”
“Maaf, Sasuke. Kita bicarakan nanti. Dia akan menjadi urusanku, karena dia adalah teman seperguruan ku,”
“Kakashi-𝘴𝘦𝘯𝘴𝘦𝘪, dia sudah—”
Saat Kakashi akan menusuk Obito menggunakan kunai, tiba-tiba tangannya ditahan oleh Minato.
“Ayah?!” Naruto bingung dengan tindakan yang dilakukan oleh ayahnya itu.
“Tadi, saat 𝘤𝘩𝘢𝘬𝘳𝘢 kita saling tarik-menarik, aku bisa melihat isi hatimu. Sepertinya putraku telah sedikit menceramahi mu. Sepertinya itu sifat turunan dari ibunya,”
“Ayah?! “ Naruto lagi-lagi bingung.
Minato melanjutkan kalimatnya sambil menoleh ke arah Kakashi. “Tapi, soal menceramahi, seharusnya itu tugasmu. Kurasa, yang paling mengerti Obito dan bisa bicara dengannya adalah kau sebagai temannya, Kakashi.“ Minato pun menoleh ke arah Naruto. “Benar ‘kan, Naruto?”
Naruto yang ditanya hanya mengangguk sambil menoleh ke arah Sasuke, seolah menyadari jika konflik antara Kakashi dengan Obito mirip dengan konflik yang terjadi antara dirinya dengan Sasuke. Kemudian, Minato memerintahkan Naruto dan yang lainnya untuk membantu Hokage pertama dan menyegel Madara.
“Aku baru ingat! Masih ada Madara!! Ayo, Sasuke!”
Saat Naruto dan yang lainnya membantu Hokage pertama, Minato berbicara dengan kedua muridnya itu.
“Apakah kalian masih ingat saat seusia Naruto sekarang? Tentang semua misi yang kita jalankan berempat, apa kalian ingat?”
Minato terdiam, tangannya masih mencengkram pergelangan tangan Kakashi yang memegang 𝘬𝘶𝘯𝘢𝘪. Ia pun melanjutkan kalimatnya. “Rin, yang bertugas sebagai ninja medis telah menjaga kalian dengan tulus. Sekarang, dia pasti kecewa melihat kalian seperti ini.”
Tangan Kakashi yang berada dalam cengkraman Minato perlahan turun, ia mengurungkan niatnya untuk menghabisi Obito. Minato melepaskan tangan Kakashi. Lalu ia berkata, “tapi, aku lah yang bertanggung jawab atas semua ini,”
Mereka bertiga kembali mengingat saat akan berangkat untuk menjalankan misi di jembatan Kannabi.
“Seharusnya saat itu aku yang mati, bukannya berdiri di hadapan kalian berdua. Rin seperti sudah mengatur kejadian ini, dia pasti memarahiku karena gagal menjadi guru kalian, maafkan aku,” imbuhnya lagi.
“Rin adalah satu-satunya cahaya hidupku, “
Mendengar perkataan Obito, Kakashi dan Minato terkejut. Obito melanjutkan kalimatnya.
“Setelah aku kehilangan Rin, dunia yang aku lihat jadi berubah, semuanya terlihat gelap seperti neraka. Tidak ada lagi perasaanku di dunia ini. Aku hidup sebagai pengganti Madara, itupun hanya untuk menambah keyakinanku. Meskipun dengan 𝘚𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯, tetap saja aku tidak bisa melihat apa-apa. Bahkan aku sendiri tidak tahu harus bagaimana. Beginilah… kehidupan baruku, a-argh,”
Kakashi teringat kembali dengan dirinya saat setelah kehilangan Rin dan mengira Obito sudah mati. “Tapi, kau memilih salah satu dari beberapa jalan kehidupan tanpa keraguan. Dan itu sama sekali tidak salah.”
Obito terkejut, Kakashi melanjutkan kalimatnya. “Aku juga menganggap dunia ini seperti neraka, karena ku kira aku kehilangan dirimu, dan kehilangan Rin waktu itu. Bahkan, aku juga kehilangan Minato-𝘴𝘦𝘯𝘴𝘦𝘪.”
Kakashi terdiam sejenak, mengingat saat Obito dengan tulus memberikan matanya padanya sebagai hadiah kelulusan. “Tapi, walaupun aku masih bingung, aku berusaha keras untuk menahan mataku melihat dari 𝘚𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 yang kau berikan, jadi aku masih bisa melihat dengan baik.”
“Apa yang kau lihat dari Naruto? Kenapa kau yakin jika dia tidak menempuh jalan kegagalan?” tanya Obito, ia penasaran. “Apa yang membedakan aku dengannya?”
“Sebenarnya, ada kemungkinan dia gagal. Tetapi Naruto tidak pernah menyerah, apalagi pada kenyataan. Saat dia mendekati kegagalan, maka aku akan membantunya,” jawab Kakashi. Ia teringat kembali dengan bayangan Obito kecil dan Naruto kecil yang berdiri berdampingan dalam pikirannya.
“Dia juga punya banyak teman. Saat dia dalam kesulitan, maka teman-temannya akan datang membantunya,” imbuhnya lagi.
“Kenapa kau begitu peduli padanya?”
“Karena aku selalu melihat bayangan dirimu setiap kali melihat anak itu. Dia punya semangat dan keberanian yang sama denganmu,”
Akhirnya, setelah pembicaraan tersebut, Obito bergabung dengan aliansi Shinobi untuk mengalahkan Madara dan mengakhiri perang besar-besaran ini. Mereka semua berjuang mati-matian agar bisa mencapai kedamaian dan mengalahkan Madara. Tetapi, yang terjadi malah Madara berhasil kembali menyegel para bijuu ke dalam patung 𝘎𝘦𝘥𝘰 𝘔𝘢𝘻𝘰.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top