Secret (Kim Donghyun)

Title         : Secret
Author     : Aurelia
Genre      : Fanfiction, Romance, Little bit of Humor (?)

Main Cast: Kim Dong Hyun (GNCD), Yoon Seo Hyun (OC)
Length    : Oneshot
Rating     : PG+15

Happy Reading
❤❤❤


Kim family's apartment, Apgujeong-dong, Seoul
Sunday, 15.21 KST

Sore ini, langit terlihat begitu cerah. Dedaunan menari indah tertiup angin. Bau hujan masih terasa, setelah seharian penuh tak ada hentinya turun. Awan gelap mulai pergi satu per satu. Membiarkan mentari kembali tersenyum.

"Joo Chan-ah, tunggu aku di tempat biasa, arachi?!"

Seorang laki-laki muda yang saat ini sedang sibuk mengenakan jeans-nya, mengampit ponsel pintarnya di antara telinga dan bahunya. Ia setengah berbisik, saat berbicara dengan seseorang di seberang sana.

"Arasseo, arasseo. Kalau eomma-ku menghubungimu, katakan saja kalau kita sedang belajar," ujarnya lagi. Kali ini ia sibuk mengenakan jaket denimnya.

Usai menghubungi sahabatnya, Kim Dong Hyun, laki-laki itu, mematut dirinya di depan cermin besar yang ada di dalam kamarnya. "Tampannya diriku," ujarnya bangga, sambil tersenyum merapikan rambutnya sendiri.

Langkahnya melaju cepat menuruni tangga. Bibirnya mengerucut sambil menyiulkan nada random yang biasa di dengarkan ayahnya saat tengah tertidur di kamar.

"Eomma, aku ingin belajar ke rumah Joo Chan," teriak Dong Hyun, saat langkahnya sudah mendekati sang ibu yang tengah sibuk menguleni adonan kue.

Nyonya Kim, ibunya Dong Hyun, lalu menghentikan aktivitasnya sejenak. Ia mengernyitkan dahinya. "Belajar? Apa kau sedang demam?"

"Ah, Eomma. Aku benar-benar ingin belajar," rajuk Dong Hyun. Terus memasang wajah sedih, agar ibunya mau mengijinkannya pergi.

"Arasseo, ka!"

Dengan senyum yang mengembang di bibirnya, Dong Hyun segera pergi keluar rumah.

Dong Hyun adalah anak satu-satunya di keluarga Kim. Oleh karena itu, hidupnya selalu dimanja. Dong Hyun sangat mencintai game. Kapan pun dan di mana pun, ia pasti akan menyempatkan diri untuk memainkannya.

"Akan aku temukan siapa pemilik akun nwh91 itu," ujarnya yakin.

Sudah seminggu, ia tidak bisa tidur tenang. Si pemilik akun misterius itu selalu saja membuat hidupnya khawatir. Bagaimana tidak, Dong Hyun terkenal sebagai gamers nomor satu di lingkungannya tinggal, bahkan di sekolah sekali pun. Ia sampai terkejut, karena berhasil dikalahkan oleh pemilik akun itu.

Hancur sudar reputasi yang sudah ia bangun selama ini sebagai gamers terbaik.

"Eoh, Dong Hyun-ah!"

Sebuah suara keras, singgah di ruang pendengaran Dong Hyun. Membuat laki-laki bertubuh kecil itu segera menengok ke asal suara.

Ada Joo Chan dan Bo Min di sana. Tengah menunggu di bawah halte bus sambil melambaikan tangannya.

Menyadari hal itu, Dong Hyun segera berlari, menghampiri kedua sahabat yang sudah menunggunya lama.

"Kau tahu, di mana pemilik akun itu biasa war?" tanya Dong Hyun penasaran.

Joo Chan tersenyum sebentar. "Tentu saja. Tidak sia-sia, kan, kalau kita memiliki sahabat seperti dia?" tunjuk Joo Chan pada Bo Min, yang sudah senyum-senyum tidak jelas.

"Yeoksi, kemampuan cyber-mu memang yang terbaik," puji Dong Hyun, lalu memukul bahu Bo Min.

"Kaja, kita harus segera pergi ke warnet Yoon Ahjumma. Bo Min mendeteksi Jejak IP anak itu di sana," jelas Joo Chan.

Ketiganya pun mulai melangkahkan kaki menuju warung internet yang biasa mereka kunjungi bersama.

Letaknya tidak terlalu jauh dari halte bus tadi. Tepat berada di ujung persimpangan jalan dekat Toko Kue Nam.

"Whoah, tidak kusangka anak itu bermain di tempat ini juga."

Dong Hyun, Joo Chan dan Bo Min perlahan memasuki ruang yang berisi puluhan set komputer yang telah disusun dan diberi sekat membentuk sebuah ruangan. Ruangannya cukup besar. Pendingin udaranya bekerja dengan baik. Membuat suasana menjadi lebih nyaman.

Puluhan poster bergambar icon dari game online menghiasi dinding-dindingnya. Musik theme song yang menghentak-hentak, membuat aura pecinta gamers semakin terasa.

Dong Hyun dan Bo Min segera pergi ke bilik nomor 8, sedang Joo Chan pergi menemui Yoon Ahjumma untuk memesan ramyeon.

"Ja, mari kita lacak keberadaan bocah itu," ujar Bo Min senang. Mengeluarkan Tablet PC nya, yang sudah terpasang dengan aplikasi canggih.

Dong Hyun mulai membuka IP nya. Memancing agar bocah pemilik Akun NWH91 itu muncil dan mengajaknya 'war'.

"Assa, kena kau!" Dong Hyun tersenyum lebar, saat umpannya berhasil menarik buruannya. "Cepat, lacak dia."

Bo Min buru-buru mengutak-atik tabletnya. Mencari siapa si pemilik akun misterius itu.

Drrrt drrtt

Ponsel Dong Hyun tiba-tiba saja bergetar. Nyonya Kim ternyata yang menghubunginya.

"Arghhhhh, kenapa eomma harus menghubungiku di saat yang tidak tepat?" keluh Dong Hyun sebal.

"Kau, Kim Dong Hyun, machi?" Seorang gadis bersurai panjang yang diikat seperti ekor kuda dengan mata besar, datang mendekati Dong Hyun dan Bo Min.

Si pemilik nama hanya bisa mengangguk. Entah ia terkejut atau terpana dengan sosok gadis di hadapannya.

"Eomma-mu menelponku, kau harus pulang sekarang," jelasnya.

"Nae eomma? Wae?" tanya Dong Hyun bingung. Membuat Joo Chan yang baru datang dengan nampan berisi tiga cup ramyeon goreng ikut kebingungan.

Wajah gadis yang tadinya datar itu, berubah kesal. "Arghhhhh, nakarago! Eomma-mu mengancam akan membakar tempat ini kalau kau tak pulang!"

"Ne?"

"Babo, cepat pergi!" dengus gadis itu sebal, lalu segera pergi meninggalkan trio yang tengah kebingungan itu.

"Ya, Kim Dong Hyun, bukankah dia Yoon Seo Hyun, sunbae kita yang terkenal galak itu?" celetuk Joo Chan asal, sedang Dong Hyun hanya bisa diam dengan cengiran bodohnya. Masih saja jantungnya berdebar hebat, saat melihat gadis itu.

Plak

Pukulan keras mendarat di belakang kepalanya. "Ya! Jangan bilang kau masih menyukainya?!" seru Bo Min heboh. Membuat Dong Hyun buru-buru membungkam mulut bawel sahabatnya itu.

Ponsel Dong Hyun lagi-lagi bergetar. Ibunya baru saja mengiriminya pesan. Membuat ia frustasi setengah mati, karena penasaran dengan pemilik akun misterius itu.

"Bagaimana, kau sudah mendapatkannya?" tanya Dong Hyun, sambil melepaskan dekapan tangannya pada mulut Bo Min.

Bo Min membuang napasnya berat, "Ajik. Dia tiba-tiba saja log out. Padahal aku hampir saja menangkapnya."

Dong Hyun memasang wajah sebal, setelah mengirimi ibunya pesan. "Aku akan menginap di rumah imo-ku. Eomma-ku benar-benar menyebalkan."

"Arasseo, sepulang sekolah besok, kita berkumpul di sini lagi, oke?!" usul Joo Chan semangat.

Dong Hyun dan Bo Min hanya bisa mengangguk serempak, lalu ketiganya segera pergi dari sana sebelum si anak pemilik tempat ini mengamuk.

***

Pukul 23.12 KST

Jam yang bertengger santai di dinding kamar Dong Hyun hampir menunjukkan tengah malam. Namun Dong Hyun masih belum bisa tidur.

Awalnya, ia ingin menginap di rumah bibinya, Kim Na Na, adik dari sang ayah. Namun ibunya melarang keras ide konyol putra semata wayangnya. Itu semakin membuat Dong Hyun kesal.

Lampu di dalam kamar sudah ia matikan. Memberi tahu ibunya, kalau ia sudah tidur. Alih-alih tidur, ia malah masuk ke dalam lemari pakaian untuk melanjutkan permainan game online-nya.

Ia sudah kepalang tanggung. Sebentar lagi misinya akan sukses.

"Aigoooo, bagaimana bisa akun itu muncul di saat-saat seperti ini?!" keluh Dong Hyun, begitu melihat akun misterius itu kembali hadir dan merusak misinya.

"Ya! Babo! Ani-- ya!"

Brak

"Dong Hyun-ah!"

Karena terlalu serius bermain, Dong Hyun sampai lupa untuk tidak berteriak. Karena teriakan kerasnya itu, ibunya datang dan mendapatinya tengah asik bermain game di dalam lemari.

Sial.

Memang.

"Cepat tidur! Ini sudah malam!" Nyonya Kim segera merebut ponsel yang tengah berada dalam genggaman Dong Hyun, lalu menonaktifkan benda persegi tersebut.

"Ah, Eomma. Aku sedang tanggung," rengek Dong Hyun kesal.

Wajah Nyonya Kim semakin memerah. "Cepat tidur atau akan eomma buang ponselmu!" ancam Nyonya Kim.

"Arasseo,"

Dengan langkah lemas, Dong Hyun segera pindah menuju kasur empuknya. Menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal berwarna biru cerah.

Cup

Nyonya Kim mengecup kening Dong Hyun, karena Dong Hyun tidak pernah sekali pun bisa tidur kalau ibunya tidak mengecup keningnya. Like a big baby.

"Tidurlah. Ponselmu akan eomma kembalikan besok," suara Nyonya Kim melembut. Mengantongi ponsel ber-case lambang Captain America itu ke dalam saku piyama merah mudanya.

Dengan wajah sedikit merengut, Dong Hyun mengangguk, lalu membiarkan ponsel kesayangannya itu dibawa pergi oleh ibunya.

Lampu kamar kembali dimatikan. Pintu kamar Dong Hyun sudah kembali tertutup. Laki-laki muda itu bangkit dari tidurnya. Menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang. "Kenapa aku masih saja menyukainya? Sepertinya aku sudah gila," gumam Dong Hyun. Merasakan debaran kuat dalam dadanya, ketika wajah cantik Seo Hyun lagi-lagi terlintas dalam benaknya.

Aneh, memang selera Dong Hyun. Bisa-bisanya bocah itu menjatuhkan hatinya pada gadis super galak seperti Seo Hyun. Terlebih, ia adalah kakak kelas Dong Hyun di SMA. Bagai punguk merindukan bulan. Itu adalah pengandaian yang cocok untuknya saat ini.

"Haah," napas berat akhirnya ia keluarkan.

***

Pukul 08.12 KST

"Appa, eomma ke mana? Dia tidak membangunkanku pagi ini." Dong Hyun berteriak keras, sambil melangkahkan kedua kakinya menuruni anak tangga mencapai ruang makan, di mana ayahnya tengah sibuk sarapan seorang diri di sana.

Dong Hyun mengusap matanya yang gatal. Piyama bergambar dinosaurus hijau masih melekat di tubuhnya. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi makan, tepat di samping ayahnya.

"Pagi-pagi sekali dia pergi. Halmeoni sedang sakit, jadi dia tidak sempat membangunkanmu," ujar Tuan Kim acuh, sambil melahap sandwich isi tuna dengan wajah datarnya.

Kedua netra Dong Hyun membola. "Lalu, bagaimana dengan ponselku?" tanya Dong Hyun, dengan raut wajah kesal.

Tuan kim merogoh sakunya, lalu memberikan benda berbentuk persegi panjang itu pada anak semata wayangnya. "Igeo. Cepat mandi dan habiskan sarapanmu. Kita akan terlambat nanti."

***

Mobil Audi putih bernomor polisi 28 MA 0489 berhenti di depan pelataran sebuah SMA mewah. Itu mobil Tuan Kim.

Dong Hyun turun dari dalam mobil mewah itu, setelah memberi salam. "Ittabwayo, Appa," ujar Dong Hyun, yang hanya di balas dengan anggukan oleh ayahnya.

Dong Hyun segera berlari menemui kedua sahabatnya, yang sudah berdiri sambil bersandar di tembok kelas, menanti kedatangannya.

"Whoah, hampir saja kau telat. Tidak biasanya," ujar Joo Chan heboh.

Dong Hyun hanya bisa tersenyum masam, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalan kelas.

"Semalam aku tidak bisa tidur," ujar Dong Hyun malas. Meletakkan tasnya asal, lalu mendudukkan tubuhnya di atas kursi. Menyandarkan kepalanya pada lengan di atas meja. "Aku masih saja memikirkan Seo Hyun Sunbae," sambungnya pelan.

Joo Chan dan Bo Min segera berjongkok agar tatapan ketiganya setara. "Kau benar-benar menyukainya?" tanya Bo Min bingung.

Dong Hyun segera menegakkan tubuhnya. "Ya, jangan bicara keras-keras?" omelnya kesal. Mulut sahabatnya itu memang luar biasa berisik.

"Neo baboya! Dia gadis paling kejam yang sangat mencintai dunia game, dan kau masih menyukainya?" ungkap Bo Min heboh, sedang Dong Hyun lagi-lagi bungkam. Memamerkan senyum terbaiknya.

***

Matahari sudah mulai tergelincir di ufuk barat. Membuat langit biru kini mulai berubah jingga.

Dong Hyun, Joo Chan dan Bo Min asik menjilati ice cream yang Joo Chan beli di kedai dekat sekolah mereka.

"Kau terlihat bahagia sekali. Wae?" selidik Bo Min penasaran. Menatap Dong Hyun yang tak berhenti tersenyum sepanjang jalan menuju warnet.

Laki-laki tampan itu menggeleng cepat. "Ani, aku hanya merasa senang, karena eomma-ku sedang pergi. Dia tidak akan memarahiku lagi kali ini," alibinya. Sedang dalam hatinya, ia sungguh tidak sabar bertemu dengan gadis bermarga Yoon, yang kemarin mengusirnya.

Srek

Pintu warnet dibuka. Suhu udara menurun. Angin yang keluar dari pendingin ruangan memang di atur rendah, agar terasa nyaman dan sejuk.

"Kau bawa tablet-mu, kan?" tanya Dong Hyun.

Bo Min mengangguk cepat. "Tentu saja. Aku penasaran setengah mati dengan pemilik akun misterius itu," ujar Bo Min gemas.

"Karena dia, aku sampai ketahuan eomma, karena semalaman bermain game di kamar. Menyebalkan," gerutu Dong Hyun kesal.

Ketiganya segera mengerubungi salah satu sekat yang kosong.

"Whoah, dia ternyata sudah online," seru Dong Hyun girang. "Cepat jalankan misi!" Dong Hyun hanya menoleh sekilas ke arah Bo Min. Memberi aba-aba padanya agar segera melacak akun misterius itu.

Lama Bo Min berkutat dengan tablet-nya, begitu pun dengan Dong Hyun yang sedang sibuk bertarung dengan akun misterius itu, sementara Joo Chan malah asik menjilati es krim lollipop-nya, hingga terdengar decakan heboh yang membuat konsentrasi Dong Hyun menurun.

"Arghhhhh, maldo andwae!" jerit Dong Hyun heboh.

"Chajatda!" Bo Min berteriak kegirangan. "Akhirnya aku bisa menemukan IP akun itu."

Dong Hyun menghentikan permainannya. Masa bodoh jika kalah, toh yang terpenting adalah menemukan si pemilik akun itu.

Ketiganya buru-buru keluar dari dalam bilik. Memanjangkan leher untuk mencari orang tersebut.

Namun mereka tiba-tiba terperangah kaget. Tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Seo Hyun Sunbae?!" seru Joo Chan terkejut. Hampir saja es krimnya jatuh ke lantai. Tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Ada apa lagi kalian ke sini?!" ujar Seo Hyun ketus, setelah berhasil memenangkan pertempurannya dengan Dong Hyun tadi.

"Sunbae, sepertinya kita memang ditakdirkan untuk bersama," celetuk Dong Hyun. Masih dengan cengiran bodohnya. Berbeda dengan kedua sahabatnya yang masih syok. "Aku tidak percaya, jika takdir akhirnya mempertemukan kita lewat dunia game," sambungnya semangat.

Kening Seo Hyun mengernyit bingung. "Mworago?!" Senyum sinisnya mengembang. "Ditakdirkan bersama?! Kau gila?"

"Sunbae--"

"Jangan berpikiran macam-macam! Pergi kalian!" amuk Seo Hyun keras. Membuat Dong Hyun dan kedua sahabatnya pergi melarikan diri karena ketakutan.

Sungguh sial nasib Dong Hyun. Sudah ditolak, reputasinya sebagai gamers terbaik pun harus kandas, karena ia sudah tidak mau lagi bermain game.

Game hanya akan mengingatkannya pada gadis galak itu. Yoon Seo Hyun.

***

The End

Retjehhhhh banget, sumpah.
Aku ngakak sendiri bayangin Dong Hyun yang ditolak.
😂😂😂

Gimana menurut kalian?

Aku tunggu vomment-nya.

Salam,
Aurelia
20 April 2018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top