[Ficlet] A Remorse (Nam Woo Hyun) | #BirthdayProject
Title : A Remorse
Author : Aurelia
Genre : Fanfiction, Angst
Main Cast : Nam Woo Hyun (INFINITE), Park Cho Rong (APink)
Length : Ficlet
Rating : PG+15
***
Happy Reading
❤️❤️❤️
***
Drrt
Drrtttt
Ponsel yang diletakkan di atas meja itu terus bergetar. Seolah tanpa jeda, menuntut si pemilik untuk mengangkat panggilannya.
"Oppa, Cho Rong Eonni sepertinya sedang membutuhkanmu," ujar seorang gadis yang saat ini duduk di seberang laki-laki pemilik ponsel.
Kulitnya putih mulus. Berpadu apik dengan gaun maroon setinggi lutut yang melilit ketat tubuh seksinya. Memamerkan kaki jenjang dengan stiletto hitam mengilap tanpa hiasan. Manik hitam legamnya menatap malas ke arah ponsel tersebut. Ia merasa terganggu dengan suara getarannya.
"Eo, mianhae, Bo Mi-ya," ujar si laki-laki. Ia melihat layar ponselnya sebentar, lalu menolak panggilan tersebut.
Gadis cantik itu, Bo Mi, hanya tersenyum tipis menanggapi permintaan maaf laki-laki di hadapannya, lalu kembali melahap steak yang masih panas di atas hot plate.
Drrtt
Drrttt
Lagi-lagi ponsel itu bergetar. Bomi membanting pisau makannya kesal, sedang si laki-laki langsung melihat kembali ponselnya. Kali ini nama berbeda tertera di layarnya. Ia segera mengangkat panggilan tersebut.
"Ne, eomoni--" Tiba-tiba laki-laki itu terdiam sesaat. Ponsel yang tadi melekat di telinga kanannya kini meluncur bebas menghantam lantai marmer, sedang si pemilik hanya bisa diam tak bergeming. Kaku seperti patung.
"Oppa, waegeurae? Woo Hyun Oppa! Gwaencanha?" Bo Mi berusaha untuk menyadarkan laki-laki itu, saat terkejut mendengar hantaman ponselnya yang jatuh. Tubuh laki-laki itu, Woo Hyun, ia guncang sedikit. Bo Mi makin panik saat melihat Woo Hyun yang seperti kehabisan napas. Ikut merasakan sesak. Terlebih, saat keringat dan air matanya mengucur deras.
"Bo Mi-ya. Mianhae. Aku harus pulang sekarang," putusnya, saat pikirannya kembali sadar.
Tanpa memperdulikan teriakan Bo Mi yang kebingungan, Woo Hyun terus berlari keluar restoran bintang lima itu dengan panik. Meminta petugas vallet parking agar cepat mengambilkan mobil merah mengilap keluaran Eropa itu.
Pikirannya sangat kacau. Manik matanya bergerak gusar, pun dengan tangannya yang bergetar memegang kendali mobil. Ia lantas mencap pedal gas mobilnya agar segera tiba di tempat tujuan.
'Rumah Duka Heaven 5KM'
Itu yang tercatat di rambu lalu lintas.
Woo Hyun mulai mengurangi kecepatan mobilnya saat memasuki area Rumah Duka. Memarkir asal mobilnya, lalu berlari seperti orang gila ke dalam salah satu ruangan yang sudah ramai dijejali banyak orang.
Ia tak ambil peduli sapaan mereka yang datang. Satu yang ada di dalam pikirannya adalah melihat Cho Rong, isterinya, yang dikabarkan oleh sang ibu mertua bahwa ia telah meninggal.
"Cho-ya," ujar Woo Hyun pelan. Sangat pelan, saat ia melihat wajah bahagia isterinya terpampang di pigura foto yang sudah dikelilingi banyak bunga krisan putih.
Tubuhnya mendadak lunglai seketika. Ia jatuh terduduk di sana. Menangis sejadi-jadinya.
Duak
Tubuh Woo Hyun terguling ke kanan, saat sebuh kaki menendang bahu kirinya cukup keras. Woo Hyun menengadah ingin marah, namun surut seketika emosinya saat melihat siapa yang sudah berani menendangnya.
Itu Eun Ji. Sahabat Cho Rong.
"Laki-laki berengsek! Berani-beraninya kau datang ke sini! Dasar sialan kau!" Eun Ji mengamuk hebat sambil menghajar Woo Hyun. Melampiaskan segala emosinya pada laki-laki itu. Woo Hyun tak bersuara pun menghindar. Ia pasrah menerima perlakuan kasar sahabat dari mendiang isterinya.
"Eun Ji-ya, tahan amarahmu! Tidak enak dilihat tamu," bisik Na Eun, sahabat Cho Rong yang lain.
Eun Ji menyudahi aksi gilanya yang mendapat banyak sorotan mata itu. Mengatur napasnya, lelah. "Bodoh! Bodoh!" teriaknya kesal.
"Kau tahu? Cho Rong tahu kau berselingkuh di belakangnya, tapi si gadis bodoh itu malah pura-pura tidak tahu. Kenapa? Karena dia sakit! Dia tahu hidupnya tak akan lama. Karena itu, dia membiarkanmu berselingkuh! Puas kau sekarang, laki-laki sialan? Bahkan kau tidak tahu kalau isterimu itu sudah sakit parah! Dan di detik-detik menjelang kematiannya, dia memintaku untuk menghubungimu. Memintamu datang, tapi kau terus mengabaikan panggilanku. Puas kau sekarang? Puas???" Eun Ji menumpahkan semua kekesalan yang sudah lama dipendamnya itu pada Woo Hyun. Bahkan segala macam sumpah serapah tidak pantas rasanya ditujukan pada laki-laki berengsek sepertinya.
Jika saja itu bukan keinginan Cho Rong, sudah lama Eun Ji ingin menyeret laki-laki itu saat melihatnya sering mengunjungi apartment selingkuhannya.
Amarahnya benar-benar meledak detik itu. Bagaimana bisa sahabatnya tahan dengan perlakuan gila suaminya itu? Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada laki-laki sialan itu? Eun Ji tak habis pikir.
Seperti terhantam palu raksasa. Woo Hyun seketika menegang, saat tahu fakta itu dari Eun Ji. Selama ini, ia pikir ia berhasil membohongi Cho Rong. Mengelabui wanita cantik itu dengan berselingkuh di belakangnya. Namun yang terjadi, ia yang justru dikelabui. Wanita yang dulu ia nikahi karena perjodohan keluarga, kini sudah pergi meninggalkannya. Membuat sebuah lubang besar di dalam hatinya yang disebut penyesalan.
"Mianhae, Cho-ya. Jeongmal mianhae."
***
The End
Kamus Mini
Oppa: Sebutan yang digunakan perempuan untuk memanggil kakak laki-laki atau laki-laki yang lebih tua.
Eonni: Sebutan yang digunakan oleh perempuan untuk memanggil perempuan yang lebih tua.
Mianhae: Maaf (Informal)
-ya: Suffix yang biasanya digunakan untuk memanggil nama orang yang sederajat atau lebih rendah derajatnya dengan kita. -ah (Nama berakhiran huruf konsonan) -ya (Nama berakhiran huruf vocal)
Ne: Ya (Formal)
Eomoni: Ibu (Formal)
Waegeurae: Ada apa (Informal)
Gwaencanha: Tidak apa-apa (Informal)
Jeongmal: Sangat
***
Wohooooo...
Aku balik lagi bawa cerita baru.
Gimana hasilnya?
Udah bikin kalian kesel belom sama kelakuan laki satu ini?
Kkkkk....
Niatnya mau bikin romance gemoy gitu, tapi ujung2nya balik ke angst lagi ajah.
Meski begitu, aku tetep mau ngucapin selamat ulang tahun buat laki-laki sejuta istri ini.
Happy birthday, Woo Hyun Oppa.
Sehat terus, bahagia terus.
Tetep jadi yang terbaik, jadi inspirasi buat aku, jadi mood booster-nya aku.
Meski banyak bintang baru bertebaran, kamu tetep jadi bintang yang paling terang di hati aku, Oppa.
Eaaak...
🙈🙈🙈
Salam,
Aurelia
08. 02. 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top