9. Redo-2
Catatan penulis:
Aku mau minta maaf karena di bab sebelumnya gambar/art-nya gak muncul. Entahlah tampaknya Wattpad tahu aku gabut sehingga ngajak gelud padahal dah aku coba 3x masukin tapi tetep gak muncul.
Jadi akhirnya aku masukin di bab ini, dan semoga muncul :"
Dah gitu aja :v Selamet membaca '-')~
Jangan lupa dukung terus cerita ini dengan memberikan vote dan meninggalkan jejak komentar. Terima kasih :* (muah)
###
'Heal Order', tulisan yang terproyeksi dari benda hitam misterius nan bising lagi berkilau.
Redo tidak paham apa pun yang berada di depan matanya sekarang. Remaja berambut hitam tersebut hanya bisa mematung di tempat, duduk bertimpuh memeluk si bayi. Masa itulah dia menyadari sekujur tubuh anak yang didekapnya juga diliputi cahaya indigo, meski seakan tak terpengaruh masih asyik main bongkar pasang.
Redo tahu ini tidak masuk akal. Suara yang mirip mesin, tetapi lebih jernih, dan cahaya yang menyerupai sinar neon, tetapi lebih silau. Dia pikir, dengan memicing mata lalu menutup telinga, semua keanehan akan selesai pada detik itu juga. Namun, yang jadi tingkahnya justru bergeser mendekati meja, tangan pun terulur, ujung jari berakhir menyentuh benda hitam nan pelik.
Kejadian selanjutnya berlangsung jauh melampaui batas nalar.
Kamar Biru yang luas bersalin ruang virtual biru luar angkasa. Seisi perabotannya-lemari, meja, kasur-melenyap. Langit-langit laksana dilahap kegelitaan, pun lantai juga dinding. Meski demikian, Redo tetap bisa berjejak. Masa dia menoleh, pemandangan di luar jendela perlahan memudar, seakan tertutupi jelaga. Suara-suara bising pun menjadi jernih.
Saat berkedip setelah mata tertutup rapat, Redo hanya bisa membelalak dan terpana, terpaku di tempat.
Di hadapannya, menjulang tiga pilar perak raksasa, masing-masing berdiri podium yang tinggi dengan simbol PokéBall emas. Dari pilar tersebut, sisi tengah bagai diterangi lampu sorot, terpampang tulisan yang berkitar. Tampak pada sekelilingnya beredar benda-benda absurd bin abnormal, jam yang meleleh, kubus-kubus acak. Sementara tempat berdiri Redo yang membatasi gerak sekadar pagar baja pendek.
Redo makin semak hati tatkala si bayi tidak ada di sampingnya. Terlebih kala kemunculan sesuatu seiring tangisan yang seram. Sepasang iris merah darah Redo mengilat, menangkap sosok Pokémon burung hantu berdiri di atas pilar.
Pokémon itu bertengger pada sisi depan podium dengan ceker jambon dan cakar tajam. Anehnya, yang Redo lihat, ia hanya berdiri dengan satu kaki, mungkin sempat berganti, tetapi secara kasatmata tak dapat terekam mata.
Pokémon bertubuh bundar itu kemudian terbang dan bergerak statis di udara dengan sayap pendeknya. Bulu burung hampir semua cokelat, sementara perutnya krem. Mata merah belok menatap intens, paruh kecil terkesan gemas, ekor mirip kipas turut berayun. Di sekitar mata besarnya ada lingkaran hitam, bagian bawah menonjol mirip gerigi, sedang atasnya memanjang bagai jarum jam.
"Selamat datang di Heal Order," ujarnya ketika paruh kecil membuka. "Tempat di mana pintu menuju jalan keluar dari semua anasir terbuka, diciptakan untuk menguji sejauh mana manusia dapat menerima keberadaannya."
Pokémon yang bisa berbicara itu kembali hinggap pada bagian depan podium. Kepala Redo pun menunduk guna mengikuti gerak-gerik si makhluk.
"Aku Tuan Hoothoot, hakim yang bijaksana," ungkapnya menanggapi tatapan tak berkedip Redo.
Remaja itu pun menegakkan punggung, mengepal kedua tangan di samping tubuh. Perhatian yang serius dia tujukan kepada Tuan Hoothoot, satu-satunya pengurai mengenai situasi saat ini, sekaligus yang patut diwaspadai karena informasi mencurigakan yang ia beberkan.
"Kami para Pokémon golongan atas memiliki tugas penting yaitu memonitor dan mengevaluasi manusia yang bermasalah dalam hidupnya, untuk kemudian membuat keputusan apakah dia berhak diselamatkan atau tidak."
Penuturan yang kian memusingkan. Redo bahkan harus termenung beberapa lama untuk bisa menarik hubungan antara situasi ini dengan perubahan Biru serta regresi usianya. Benar-benar keadaan yang amat pelik.
Kemudian sayap mungil Pokémon burung hantu itu menunjuk Redo. "Dan, sekarang, Anda dipilih sebagai perantara kami dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan tersebut."
Seketika tampil layar hologram di hadapan Redo, begitu lebar bahkan tiap-tiap detailnya dapat terlihat tanpa harus menyipitkan mata. Sekilas informasi yang disuguhkan mengenai bayi Biru, dilengkapi potretnya yang terkesan lucu lagi manis, mengenakan baju tidur santai.
###
Baby Blue (bayi Biru) ♂️
Lv. 1
PokéDex No.: N/A
Name: Baby Blue
Type: Normal
OT: REDO
ID No.: 162915
Exp. Points: 0
To Next Lv.: 1000
Item: None
###
Tiba-tiba Redo terbeliak, si bayi sekejap menyembul di depan mata dalam posisi diam merangkak. Namun, dia sedikit menenangkan diri menyadari itu hanyalah hologram.
"Inilah karakteristik Pockét Human yang akan klien rawat. Pockét Human adalah makhluk mirip Pokémon, tetapi bersifat artifisial dan lebih menyerupai manusia, sedangkan klien adalah pihak yang memesan jasa kami, Heal Order."
Klaim sifat bijaksananya memang terbukti dari gaya bicara yang penuh wibawa. Penjelasan Pokémon tersebut pun berlanjut.
"Heal Order adalah pihak yang menyediakan jasa penanganan di balik layar. Kami bekerja di bawah naungan suatu organisasi tersembunyi yang keberadaannya hanya sebatas rumor."
Redo masih tampak bingung dari raut muka yang berkerut. Bibirnya bergumam, mengeja tanpa suara frasa yang sedari tadi digunakan sebagai subjek konversasi.
"Heal Order! Lihat baik-baik tulisan di bawah sini!" Mata beriris merah darah itu melirik rangkaian kata yang terpampang pada pilar tengah.
Tuan Hoothoot kemudian membenarkan posisi bertengger.
"Baiklah, karena klien sudah paham, maka sekarang akan kami beri penjelasan tentang peraturannya. Sangat mudah dipahami dan sederhana."
Tampang si Pokémon begitu mencurigakan. Redo bisa tahu dari mata bulat besar serta paruh yang inkonsisten. Remaja itu mengeritkan gigi, mengepal tinju, hendak menghabisi makhluk aneh ini jika berani macam-macam, tetapi kepalanya seketika melayang.
Ada bayangan Biru dewasa, duduk membelakangi di kursi taman gersang, diiringi hujan dedaunan kering dari pohon meranggas. Punggung pemuda itu membongkok ke depan, kedua tangan saling bertautan, tatapan kosong entah ke mana. Yang ada di pikiran Biru saat itu, Redo tidak akan pernah mengetahuinya.
Pokémon itu membuyarkan lamunan Redo, mulai menjelaskan peraturan yang dimaksud.
"Pertama-tama, rawatlah bayi Biru dengan penuh kasih sayang sebagaimana anak sendiri, maka dia akan bahagia dan naik level. Ini dasarnya. Perlu diingat, setiap kenaikan level akan menghasilkan konsekuensi sendiri-sendiri.
"Ini sangat penting. Jika bayi Biru tidak dirawat dengan kasih sayang, levelnya akan turun. Meski demikian, bonus akan diperoleh.
"Untuk menyelamatkan teman klien, naikkan level bayi Biru sampai lv.100 dengan batas waktu 30 hari. Jika setelah 30 hari tidak tercapai lv.100, bayi Biru akan kami tarik."
Redo meneguk ludah, pada saat dikatakan 'batas waktu', matanya membulat dan menegang.
"Terakhir dan yang amat sangat-sangat penting sekali serta tidak boleh dilupakan! Bersenang-senanglah dan anggap ini sebagai hiburan semata!"
Belum siap berkata-kata maupun merespons, Tuan Hoothoot menyudahi dengan sekali sentakan. Layar hologram pun luruh, papan peraturan terhapus. Teriakan khas burung hantu menggema ke seluruh penjuru, lalu ia menjentik kepak.
Gelap gulita, rasanya Redo jelas tenggelam terisap oleh palung lautan nan teramat dalam, tetapi dia tak bisa membuka mata pun melakukan sedikit gerakan. Tubuhnya perlahan kian terbenam, tidak seperti gelembung-gelembung udara yang bebas naik ke arah sebaliknya.
Ini sama sekali tidak bisa dinalarkan. Tidak ada benang merah peristiwa dari awal sampai kini. Awalnya, Redo menepati janji yang dia buat dengan Biru, yaitu pulang ke Pallet Town dan berbaikan dengan ibunya. Namun, sampai di kampung halaman, bukannya menceritakan rencana berbaikan tersebut, Biru malah meracau tentang hal lain.
Kejadian selanjutnya jauh lebih tak masuk akal, mungkin saja bisa dihindari jika Redo memilih tak terlelap malam itu. Ketika membuka mata, Biru menghilang, Redo gelisah mencari. Kemudian dua fakta mencengangkan yang harus dia terima ialah: Biru jadi bayi dan dia jadi remaja.
Lalu ada satu tambahan fakta besar: itu semua berlangsung bersamaan dengan kedatangan Heal Order yang berisi perintah. Bahwa untuk menyelamatkan Biru, Redo harus merawat bayi itu layaknya Pokémon sampai naik level 100 dalam waktu 30 hari.
Jika Redo gagal, Biru tidak akan pernah bisa diselamatkan untuk selama-lamanya.
###
Kudus, 3 Januari 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top