PROLOG

"Enough for me to be possible being like what you want," ucap Imagery dengan nada menggebu.

"Apa? Aku nggak mendorong kamu untuk jadi apa yang aku mau, Er. Aku hanya mengatakan apa yang ada. Menunjukkan bahwa kamu dan kembaran kamu itu jauh berbeda."

Ery menggelengkan kepala tak percaya. Dia menikahi pria yang berjanji menemukannya dan akan menikahinya. Pasti. Tak peduli apa masalah yang dihadapi Ery. Namun, sekarang dia melihat sosok yang jauh dari semua janji manis dari mulut pria itu sebelumnya.

"Kamu baru saja menuntut aku untuk jadi seperti Opy, Draka. And you know what?" Ery mengacungkan jari tengahnya pada Draka tepat di depan wajah pria itu. "Fuck you," umpatnya dengan mata yang memerah. Tangis dan amarah bercampur menjadi satu.

"Fuck you, Chicken!" Kali ini umpatan itu lebih keras. "Kamu tahu apa yang salah dengan semua ini? Aku! Aku yang selalu merasa kamu benar dengan semua argumenmu. Kamu melakukan apa pun aku diam! Aku membela kamu! Aku menutup mata dengan kesalahanmu! Bahkan kamu yang memiliki anak dengan Opy ... aku diam! Aku salah memendam segalanya dan terlihat buruk di mata orang lain dan bahkan keluargaku sendiri! Kamu sama aja seperti Opy yang memilih menyimpan semuanya demi keuntungan kalian sendiri!! Kalian yang menginjak-injak aku dan melempar tuduhan itu ke wajahku!"

Ery kalap. Dia banting seluruh barang yang ada di dalam kamar itu, membiarkan Draka mencari cara untuk menghentikannya. Tapi Ery tidak akan berhenti. Tidak, tanpa pengobatan yang dijalaninya diam-diam.

Dia kejam, kasar, brutal, culas, liar, dan masih banyak sebutan yang tercantum dibelakang namanya. Itu semua membuat Ery gila. Jiwanya tak baik-baik saja. Dan kini, dia berada dalam fase terberatnya; ingin mati saja.

Ery tak tahu apa yang terjadi, karena berikutnya, dalam emosi meluap tanpa tahu mana yang lebih mendominasi. Tubuh Ery sudah direngkuh oleh tangan kuat. Ery mencoba memfokuskan matanya yang semula buram karena semua emosi menggumpal di kepalanya. Cahaya menyesuaikan mata Ery dan bukan wajah Draka yang membuatnya diam, wajah Isak Yousef—terapisnya— yang ada di sana.

"Isak?"

Pria itu bisa memberikannya senyuman. "Ya, Ery."

"Kenapa ... kenapa kamu yang di sini?"

Isak mengusap surai perempuan itu. Mengusapkan hidungnya pada kening Ery. Basah airmata terasa di wajah Ery yang kebingungan.

"Isak? Apa ... apa yang terjadi?"

"It's okay. It's fine. You're home now. We're home, Ery."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top