S H E - n i n e t e e n
SHE
°
Sura diakusisi oleh Karyna. Itu adalah pasti adanya. Nemesis tak diizinkan untuk memengaruhi Sura lebih jauh. Hanya Karyna, dan memang begitulah yang dilakukan semua orang. Menghadang Nemesis untuk mengikuti maminya yang mengajak Sura keluar lebih dulu. Membuat Nemesis dan yang lain menjaga Jeno secara suka rela. Sebab anak itu memang menggemaskan.
"Beritahu mama kamu- Brianna. Beritahu kalau dia datang suruh langsung ke kafetaria, jangan masuk ke ruangan Jeno dulu."
Sura mengikuti ya tanpa membantah kali ini.
"Tante-"
"Kamu harus terbiasa memanggil saya mami. Itu yang saya lakukan ketika berniat mengambil hati mertua perempuan saya, Sura." Beritahu Karyna pada calon menantunya.
Ya, sudah pasti calon menantu. Sebab sudah ada keputusan akhir bahwa putra keduanya akan segera membangun rumah tangga juga.
"Tapi saya dan mas Nemesis belum memiliki hubungan apa-apa. Jadi, saya nggak akan mengikuti kemauan tante. Setelah saya menikah dengan mas Nemesis, baru saya mau menurutinya."
Karyna memicing. Sifat Sura sangat berbeda dengan menantu pertamanya. Sura lebih terlihat pembangkang, meski masih tidak sesadis Karyna.
"Ya, teraserahlah. Itu prinsip kamu. Tapi sekarang saya mau berdiskusi dengan kamu."
"Soal apa, Tante?" sahut Sura.
Karyna memajukan tubuhnya. Wajah serius wanita itu tidak mengurangi daya tarik ya sama sekali. Jika saja Sura laki-laki, dia tahu Karyna tipikal yang menghabiskan waktu untuk merawat tubuh serta wajahnya.
"Apa anak saya pernah meminta kamu menjadi orang lain?" tanya Karyna begitu serius.
Sura menjawab dengan anggukan. Tidak memberi kesulitan sama sekali pada Karyna untuk mengetahuinya.
"Tapi harusnya itu rahasia. Hanya saja, mas Nemesis sempat bilang beberapa hari lalu jika kesepakatan berdasarkan keegoisannya itu tidak akan dilakukan, Tante."
Kini Karyna semakin paham.
"Hari ini, anak pertama saya beserta istrinya tidak ikut ke sini. Bukan karena tidak mau ikut, tapi karena Umay terlalu keras kepala. Kakaknya bisa belajar dari pengalaman, ikhlas adalah yang Kami sekeluarga canangkan. Sayangnya, Umay tidak merasa ikhlas menyelesaikannya. Darah dari keluarga papinya begitu kental, sampai saya sering tarik urat karena keras kepala serta ambisinya itu." Tiba-tiba saja cerita panjang mengalir dari mulut Karyna.
"Semenjak saya dan suami saya menyuruh seseorang untuk bergerak mencari informasi, ada kamu yang wajahnya begitu mirip dengan..." Karyna menghentikan ucapannya.
"Ratuelita." Sura menjawabnya dan Karyna mengiyakan.
"Maaf sebelumnya, Kami mencari tahu mengenai kamu juga. Ternyata kamu anak yang pernah diurus di panti asuhan anak pertama saya. Kalian kembar, dan ya... kembaran kamu diurus oleh keluarga dari kakek Umay. Wajah kalian mirip, tapi sikap dan pembawaan kalian sangat berbeda."
Sura tidak mengerti sama sekali mengenai keluarga pria yang akan menikahinya itu, tapi dia juga sadar betul untuk belajar banyak.
"Tante, kenapa kehidupan kalian begitu rumit? Saya bahkan sudah merasa hidup saya sendiri rumit, kenapa saya harus mendengar cerita orang kaya yang sangat tidak..." Kali ini Sura yang tak sampai hati mengatakannya.
"Tidak masuk akal. Saya tahu itu, dan itu yang saya pikirkan sewaktu saya menerima kesepakatan dengan pria yang menikahi saya hingga sekarang."
Oh, jadi aku harus belajar dari suhu langsung.
"Sura, saya tahu kamu cerdas. Hanya saja kamu terlalu takut mengambil risiko karena kamu dibesarkan begitu dimanja dulu. Saya tahu kamu kesulitan mengurus keluarga kamu yang kehilangan banyak materi. Maka dari itu, bantu saya untuk menghentikan kegilaan putra saya. Hanya kamu, pasangannya, yang bisa membuat Umay tidak tenggelam dalam kubangan dendam. Karena hal itu hanya membuat keluarga Kami semakin saling membenci."
Sura menatap wanita yang memandanginya dengan penuh harapan.
"Apa yang tante harapkan dari perempuan 24 tahun seperti saya ini? Pengalaman hidup saya mungkin tidak akan sebesar dan sebagus keluarga tante. Saya mungkin tidak akan mengerti bagaimana kecerdasan mas Nemesis berkembang, karena yang saya tahu, ucapan saya tidak ada apa-apanya bagi putra tante."
Karyna menegakkan tubuhnya. Menegaskan pada Sura. "Ada. Ada yang bisa kamu lakukan untuk mengalahkannya."
"Apa itu, Tante?"
"Hatinya, Sura. Kamu bisa mengunci hatinya hingga semua kecerdasannya luntur. Sama seperti papinya, Umay akan mengalah demi orang-orang yang dicintainya." Wanita yang melahirkan Nemesis itu menggenggam tangan Sura erat.
Mengejutkan, tapi jelas menghantarkan hati Sura. Dia tidak dibenci oleh mertuanya.
"Tante, tapi mas Nemesis nggak akan mau mengalah dengan egonya."
Karyna menggeleng. "Nggak benar. Dengar ini, Sura. Kamu yang semula dikorbankan untuk menggantikan Ratuelita itu jelas berbahaya. Lain hal, ketika kamu adalah istri dan ibu dari anaknya. Umay nggak akan mengorbankan orang yang berharga dalam hidupnya. Percaya dengan saya, dia nggak akan pernah berani membahayakan nyawa kamu karena bukan hanya dia yang membutuhkanmu, tapi juga anak kalian."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top