HE - t w o

HE

°

Tidak pernah Sura bayangkan akan begini nasibnya menjadi asisten pria berusia 31 tahun itu. Selain usianya yang matang, pemikiran picik pria itu juga sangat manis sekali dari luar jika hanya didengar sekilas tanpa diselami maksud serta tujuannya.

"Mas Nemesis," tekan Sura. "Saya bisa duduk sendiri tanpa perlu mas Nemesis menepuk-nepuk paha mas sendiri."

Gaya bicara Sura memang lain dari kebanyakan asisten perempuan yang pernah bekerja pada seorang Nemesis. Dia adalah 'dewa' nya aktor yang sekarang perlu banyak belajar guna menaklukan seorang gadis berusia 24 tahun yang baru lulus kuliah saja langsung bekerja sebagai asistennya dan banyak jual mahal.

"Mungkin kamu perlu banyak belajar untuk satu hal ini, Sura." Kata Nemesis yang masih mempertahankan posisinya. Seakan berharap bahwa asistennya itu akan datang dan berubah pikiran.

"Saya nggak perlu belajar dari mas—"

"Kamu perlu. Sebab kembaran kamu lebih pandai berjalan dan duduk di pangkuan laki-laki." Sela Nemesis.

Itu artinya Ratuelita adalah perempuan yang suka bertingkah tak baik di luaran sana. Oh, Tuhan! Kembaran macam apa yang Sura miliki sebenarnya?

Berusaha tetap tenang, Caesura menundukkan kepalanya sejenak. Dia mengalah dengan mendekati Nemesis tanpa benar-benar menurutinya. Duduk di pangkuan pria itu hanyalah hal bodoh dan menyeramkan dalam bayangan Sura yang selalu menjaga dirinya.

Terdengar helaan kasar dari Nemesis. Meski begitu wajah si aktor tidak menunjukkan kekecewaan, melainkan menaikkan sebelah garis bibir dan tampak mengejek Sura.

"Langsung ke inti pembicaraan kita saja, Mas Nemesis."

Pria itu menaikkan kedua alisnya hingga beberapa kerutan halus nampak di keningnya. Walau dijaga dengan segala perawatan wajah, tanda penuaan tidak benar-benar bisa hilang atas kendali manusia.

Memiringkan tubuhnya, Nemesis menyandarkan tangan kanannya dan menatap Sura dengan lekat tanpa mau memulai pembicaraan.

"Mas Nemesis, saya serius supaya mas bicara pada intinya saja. Saya akan benar-benar mengundurkan diri menjadi asisten—"

"Berhenti mengancam saya, Caesura. Akuilah kamu nyaman bekerja bersama saya, dari mana kamu akan membiayai keluarga super sederhana kamu dengan keras kepala yang kamu punya itu, hm?"

Tidak mau menatap tepat pada titik tengah nan gelap mata aktor di depannya, Sura mengalihkan wajah hingga pandangannya turut teralih dari tampannya Zeugma Nemesis dari keluarga kaya tersebut.

"Saya hanya mau mas Nemesis bicara langsung tanpa mengulur waktu." Apalagi dengan kondisi tubuh bagian atas pria itu terbuka tanpa penghalang dan Sura semakin kedinginan karena belum mengganti pakaiannya yang basah.

Berdebat dengan Nemesis memang tidak pernah mudah. Ada saja ulah yang menambah perdebatan mereka menjadi super unik dan tentu saja menyiksa pihak yang kontra dengan Nemesis.

Tanpa Sura sadari, tiba-tiba saja telinga hingga tengkuknya merasakan hangat dari embus napas pria di sisinya.

"Sebelum bicara serius, kamu harus mengganti pakaianmu." Sura terlihat ingin menegakkan tubuhnya dan bersiap menolak, tapi dengan cepat Nemesis berkata dengan nada lembut dan wajah bak malaikatnya. "Let me take care of you."

Dengan itu saja Sura sulit menggapai napas panjang guna memijakkan diri pada bumi. Diam-diam Sura memang tidak bisa melihat Nemesis tanpa cara mengagumi. Namun, dia tahan diri sekuat tenaga yang ia punya. Sadar, Sura. Lihat lah Nemesis sebagai dewa Iblis berselimut senyum malaikat.

Nemesis menyunggingkan senyumannya. Dia biarkan Sura masuk dalam lamunannya yang pria itu tahu bahwa Caesura tetaplah kaum hawa yang mudah meleleh dengan ekspresi serta kata-kata memabukkan.

*

Nemesis tahu bahwa siapa saja perempuannya, kaus yang longgar miliknya akan tetap menawan bagi si pemakai. Sayangnya Nemesis tak pernah tahu bahwa yang dikenakan oleh Sura akan menambah efek baru pada gadis itu di mata Nemesis.

"Beautiful," gumam Nemesis seraya mendekati Sura.

"Mas Nemesis bilang sesuatu?" tanya Sura dengan tidak begitu percaya diri.

Kaus milik Nemesis membungkus celana pendeknya hingga seperti perempuan itu tidak memakai celana apa pun selain celana dalam. Terlalu seksi adalah padanan kata yang paling tepat.

"No. Nope. Nggak ada. Duduklah, dan saya akan menjelaskan kesepakatannya."

Sura melebarkan matanya. "Kesepakatannya? Mas bilang kalo kita akan bicara serius setelah saya ganti baju?" Sura berusaha menyadarkan aktornya yang suka sekali memanfaatkan statusnya dengan seenaknya.

"Ya, kita akan bicara serius. Mengenai kesepakatan kamu yang akan berpura-pura menjadi Ratuelita."

Sura menghela napasnya lelah, lalu berkata. "Mulai aja dulu, Mas. Saya akan mengajukan pertanyaan dan menyatakan keberatan kalau memang kesepakatannya tidak menguntungkan saya sama sekali."

Nemesis kembali mengamati asistennya dengan lekat. Tidak ada pemandangan lain yang ingin Nemesis lihat selain gadis cantik mengenakan kausnya di apartemennya. Sebab tiba-tiba saja Nemesis menginginkan momen yang lain guna memandangi Sura dengan cara yang hampir sama.

"Mas? Kok bengong, sih? Mas Nemesis?"

Lihat saja Caesura, saya akan membuat kamu jatuh pada saya dan kesepakatan ini selamanya untuk kita berdua lakukan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top