Chapter. 8

Ch. 8

°

Dion dan Hayana sudah menjadi bagian keluarga. Karyna yang membiasakan hal itu pada anaknya. Tidak ada kesengajaan untuk membuat mereka menjauh, meski Dave terkadang masih suka mendelik ketika melihat Dion duduk di dekat Karyna atau bicara terlalu akrab dengan wanita yang melahirkan putranya itu. Konyolnya, Umay suka sekali berada di dekat Dion. Entah karena sejak bayi sudah mengenal keberadaan Dion atau sejak dalam perut papinya terlalu sentimen dengan keberadaan Dion. Imbasnya membuat Umay terlalu dekat dengan Om-nya itu.

"Nginep?" Dave menimpali dengan nada sedikit terkejut.

Bukan terkejut karena Hayana ingin menginap di rumah mereka, tetapi Dion juga.

"Iya. Kenapa, Bang? Nggak boleh?" sahut Dion yang menggendong Umay hingga terlelap. Padahal sudah sejak pagi tadi anak itu menempel pada Dion.

"Ya... nggak pa-pa. Kupikir mama aja yang nginep."

"Semuanya nginep sini. Mama mau ikut bantu jagain Proda, Dion juga mau bantu—" Karyna belum menyelesaikan kalimatnya Dave sudah menyerobot.

"Bantu apa?"

Dion mau tak mau menjadi tertawa dibuatnya. "Santai aja, Bang. Jangan panik gitu. Gue juga nggak bakal gangguin kalian. Ini gue nginep supaya rumah kalian rame. Entar malem gue sama Umay mau bikin tenda-tendaan. Siapa tahu Proda bisa ikut semangat, jadi lupa sama sakitnya."

Dave menggeleng pelan. "Mana ada lupa, yang ada nanti badannya malah capek pengen ikutan. Jangan aneh-aneh! Di dalem rumah aja, jangan bikin tenda di luar. Kecuali Proda udah mendingan. Aku nggak izinin si kakak ikutan main kalo badannya masih nggak fit."

Itu adalah keputusan pasti dari Dave. Sehingga suami Karyna itu berlalu setelah sedikit perdebatan mengenai agenda yang ingin Dion dan Umay jalankan nanti malam.

"Wow, dia makin posesif soal Proda, ya." Komentar Dion.

Karyna menghela napas. "Capek pulang kerja bikin dia begitu. Ya, walaupun emang dia makin hari makin panik kalo Proda sakit. Kita semua tahu Proda harus diperiksa lebih mendalam pakai peralatan rumah sakit, tapi ketakutan anak itu sama rumah sakit bikin Dave suka uring-uringan juga. Mau marahin yang ada malah mikir negatif, kalo nggak dipaksa..."

"Kenapa nggak pake si Umay juga? Dia kayaknya paling bisa bujuk Proda. Kuncinya harus bikin Umay paham buat ajak kakaknya ke rumah sakit."

Menaikkan kedua bahunya. Karyna mendesah, "Bisa berharap apa sama anak umur tiga tahun? Fokus Umay juga bakalan gampang ganti."

"Ya, ya, ya. Makanya hati-hati kalo habis berhubungan badan. Anak itu sering banget kayaknya mergokin yang aneh-aneh dari kalian. Makanya fokusnya suka keganggu gara-gara ada aja kejadian yang dia tangkep dari orangtuanya."

Untuk yang ini Karyna tidak bisa membalas. Dia memilih bungkam urusan ranjang kepada Dion.

*

Malamnya memang Dion dan Umay tidak merealisasikan rencana mereka di halaman luas rumah Dave dan Karyna. Jadilah keduanya bersenang-senang di dalam rumah yang tidak kalah luasnya.

Tenda yang semula akan mereka gunakan di luar kini mereka pakai di dalam rumah. Dion membuatkan dekorasi ini dan itu untuk membuat Umay semakin berteriak kegirangan.

"Lampu Om Yon! Pake lampu walna walni."

Dion mengiyakan semua yang anak itu inginkan. Mereka membuat tenda manis di dalam rumah, lalu mereka membakar jagung beserta makanan laut yang nikmat disantap dengan dibakar di halaman.

Dave hanya melihat semua kegiatan putranya bersama Dion. Menemani Proda yang memaksa melihat kegiatan adiknya dan pamannya.

"Aku mau ikutan, Yah." Kata Proda yang masih agak lemas tapi ingin memengaruhi Dave agar mengizinkannya turut andil.

"Di sini aja. Ayah nggak izinin kamu ikut ke sana ke mari."

Karyna dan Hayana menggunakan kesempatan itu untuk membuatkan bumbu makanan. Dibantu dengan salah satu pembantu rumah yang bekerja menginap di sana.

Dave duduk di teras menemani Proda saja dengan susu cokelat yang mendadak menjadi kesukaannya.

"Mau, Yah." Kata Proda.

"Mau apa?"

"Susu. Tapi mau yang putih."

Dave mengangguk. "Oke, ayah suruh mbak Sisi."

Yang biasanya semua hal diurus oleh Natri, kini Dave memiliki pembantu baru bernama Sisi karena Natri balik ke kampung halamannya.

"Maunya ayah yang bikinin."

Dan Dave mengiyakan hal tersebut. Anaknya sedang ingin dimanja rupanya.

"Ayah bikinin, tapi jangan kemana-mana. Istirahat sambil lihat adik dan om kamu." Dikecupnya kening Proda sebelum berjalan ke dapur dari teras halamannya.

Proda mengikuti keinginan ayahnya, tetapi hanya beberapa menit saja. Karena begitu merasa Dave begitu lama membuatkan susu, anak itu mendorong kursi rodanya sendiri mendekati adiknya dan Dion.

"Kak Oda ikutan, ya! Yeeeeey!"

"Eh? Ayah kamu mana, Da? Nanti dimarahin kamu."

"Nggak, Om. Ayah bikin susu, aku bosen sendirian."

Karyna menghampiri posisi ketiganya. "Kak, kok di sini? Ayo, di teras lagi. Jangan deketan di sini. Panas."

"Bialin, Mi. Kak Oda mau ikutan tauk!"

Diliriknya wajah memelas Proda, dia tak tega dan akhirnya mengizinkan Proda di sana.

Tak lama kemudian gelegar suara Dave memanggil nama Proda membuat suasan yang semula ceria menjadi tegang. Umay yang cerewet bahkan bersembunyi dibalik tubuh Dion karena takut.

Masalah besar kalo Dave marah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top