Chapter. 21
Ch. 21
°
Karyna pulang dengan wajah yang tidak bisa Dave mengerti maknanya. Pria itu sengaja mengganti jadwal di kantor dengan di rumah karena kemauan sang istri tentu saja. Sudah dituruti yang didapati Dave wajah sang istri malah seperti sekarang ini.
"Kamu kenapa?" tanya Dave ketika pintu kamar mereka ditutup oleh Karyna.
Karyna tidak menjawab. Perempuan itu malah terus berjalan mengabaikan pertanyaan Dave dan duduk dengan tatapan ke depan layaknya melihat hal lain untuk dilamunkan.
"Sayang?" panggil Dave kembali.
"Dave," panggil Karyna setelah jeda yang agaknya cukup lama.
"Hm? Kenapa?"
"Kamu tahu, kan... anak kita itu ganteng?"
Dave Mahendra tidak pernah meragukan gen yang sudah mengakar kuat dan tajam bahwa tampan adalah mutlak adanya. Duta dan Hayana bisa memiliki track record yang luar biasa untuk membawa orang lain dalam keluarga mereka jelas karena faktor ketampanan dan kecantikan yang mereka punya. Jadi, pertanyaan dari Karyna terjawab dengan satu anggukan pasti diikuti dengan jawaban bangga dari Dave.
"Pasti! Aku, kan ganteng kamu juga cantik. Kita perpaduan yang pas kalo punya anak—"
"Memang ganteng, Dave. Tapi... apa... astaga!" Karyan menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tidak tahan mengulangi adegan yang dia lihat saat menjemput putranya.
"Kamu kenapa, Sayang? Ngomong, dong yang bener." Dave mengajukan saran supaya istrinya membuka cerita.
"Dave... anak kita, anak kita ganteng. Proda dan Umay memang ganteng, kan?"
"Iy—iya, ganteng...." Dave sampai tergagap untuk menjawab pertanyaan sang istri.
"Iya, sih ganteng. Tapi apa itu bisa jadi alasan buat cewek-cewek berani cium anak kita???"
Dave terdiam. Dia mencerna apa yang istrinya sedang ucapkan. Begitu sedikit sadar Dave membalas, "Kamu ini ngomong apa, Sayang? Kesambet apa kamu waktu pulang? Lagian kamu telat sebentar jemput Proda masa sampe halusinasi anak kita dicium—"
"Aku serius, Dave!" sela Karyna dengan nada tinggi.
"Hah? Ini, beneran? Ada cewek yang nyium Proda?"
Karyna mengangguk. "Gimana ceritanya? Kamu, kok bisa lihat adegan plus-plus si kakak?"
Karyna tidak sempat menanggapi candaan suaminya. Dengan nada yang cepat Karyna menjelaskan.
"Aku tadi, kan telat gara-gara kamu tahan di kamar. Agak buru-buru pas turun dari mobil. Aku cariin Proda di tempat biasanya dia nungguin aku jemput, tapi tadi dia nungguinnya nggak sendirian. Ada anak cewek yang berdiri di depan dia. Aku lega, aku ngerasa tenang karena ada yang mau nemenin Proda nungguin jemputan karena sekolah udah keliatan cukup sepi. Ternyata anak cewek itu bukan sembarangan nungguin, Dave."
Dahi Dave mengerut. "Bukan sembarangan nungguin itu ngapain aja? Itu anak cewek ngapain Proda aja selain ciuman—aww!" Dave merasakan perih dari sengatan cubitan Karyna.
"Pikiran kotor kamu!" tegur Karyna. "Pokoknya, tahu-tahu itu anak cewek balik badan kayak ngambek ke Proda, terus balik badan super cepet sampe aku lihat dia nyium bibir Proda!" Dengan gaya histerisnya Karyna mengatakan hal tersebut.
Menggaruk kepalanya, Dave tidak bisa benar-benar memberi komentar karena istrinya sudah berlebihan menanggapi hal itu.
"Dave? Kamu, kok diem aja??"
"Eh... aku harus apa? Kan ciumannya udah selesai. Bener, kan? Proda udah kamu bawa pulang, kan?"
Karyna menatap suaminya dengan heran. Mulutnya menganga dengan gaya khas yang suka sekali membesarkan masalah.
"Dave?! Mereka itu masih SMP! Proda juga nggak tahu apa-apa soal lawan jenis, masa kamu mau diem aja ada temen perempuan anak kamu yang seenaknya asal cium gitu aja?! Ini bukan di pipi, Dave, tapi di bibir!"
"Kalo kamu keberatan Proda untuk mengenal lawan jenis, kapan dia akan paham soal itu? Yang perlu kita tanya ke anaknya adalah apakah dia merasa terpaksa atau nggak dengan ciuman itu? Proda nyaman nggak dicium temen perempuannya itu? Aku nggak masalah mereka masih SMP, toh yang nyosor duluan perempuannya."
"Dave!"
Pria itu menghela napas sejenak. Menarik lengan sang istri untuk tidak lebih keras menyerukan namanya.
"Calm down, Sayang. Proda itu laki-laki, aku juga laki-laki. Apa yang kamu takutkan? Proda hamil? Atau Proda yang main perempuan? Kamu pikir anak kita akan seperti aku?"
Karyna menggeleng. "Bukan Proda, tapi Umay yang aku takutkan mirip kamu." Gumaman Karyna membuat Dave menepuk jidatnya sendiri. Lupa bahwa Umay sudah sedikit banyak melihat koleksi dalaman yang Dave suka belikan untuk Karyna.
"Ya, okelah. Jangan bahas Zeugma. Kita bahas Proda. Kamu yakin Proda nggak akan macem-macem kayak aku, kan?"
Karyna menggangguk pelan. "Tapi nggak bisa sepenuhnya aku lepasin dia kenal perempuan, Dave."
"Iya, paham. Tapi kasih kesempatan buat Proda tahu apa itu perempuan. Kalo ada yang suka Proda apa adanya aku malah lega. Paling nggak Proda belajar membagi hatinya untuk orang lain, nggak egois untuk dirinya sendiri. Masalah dia jadi playboy atau nggak itu urusan pengalaman hidup. Karena aku jadi playboy juga ada masa lalu dan alasan dibaliknya."
Karyna beranjak dari kasur menuju pintu. "Mau ke mana?" tanya Dave.
"Kamar kakak."
Begitu Karyna menghilang dari balik pintu, Dave menghela napasnya. "Mode cueknya balik."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top