Chapter. 16
Ch. 16
°
Karyna memutuskan untuk menghubungi suaminya yang merajuk dengan gayanya yang super sensitif itu. Jika dibiarkan seenaknya keluar rumah dengan alasan ingin menenangkan diri, yang ada Dave absen memberi penjelasan pada putranya yang sangat ceriwis dan suka sekali menanggapi banyak hal dengan otak cerdasnya.
Panggilan pertama sengaja Dave tidak mengangkatnya. Panggilan yang kedua barulah bisa Karyna mendengar suara suaminya.
"Ya. Kenapa, Ryn?"
Karyna menarik napas dalam lebih dulu sebelum memberikan serangannya kepada Dave melalui jaringan ponsel.
"Oh, sekarang bisa, ya sengaja nggak angkat telepon dan bales tanya kenapa." Serbu Karyna begitu suara suaminya menyapa.
"Aku tadi, kan udah izin buat—"
"Izin apanya! Kamu itu cuma marah-marah tanpa pake rem, terus salah paham ke aku dan sekarang kamu bilang 'izin'? Izin apanya!?" Wanita itu menghela napasnya. "Pulang sekarang atau aku akan bawa anak-anak pergi. Kamu mau salah paham terus sama aku juga aku nggak peduli! Terusin aja sana ngambeknya, sampe anak ketiga kamu lahir nggak usah pulang!"
Tidak memberikan kesempatan pada Dave untuk membalas ucapannya lagi. Sengaja Karyna melakukan hal itu supaya Dave ketakutan atas gertakannya dan segera pulang untuk berbagi kebahagiaan bersama anak-anak. Ingin menuruti apalagi jika tidak segera pulang ke rumah? Berdiam diri dan tidak mengomunikasikan apa pun yang ada justru malah semakin panjang kesalahpahaman mereka.
"Mami lom biyang adeknya ciapa. Aku pen tahu, Mi."
Umay selalu menuntut jawaban untuk segera didapatkan, sedangkan Karyna yang sendirian bisa-bisa adu mulut juga dengan anak itu. Kebiasaan menggemaskan Umay biasanya lebih cocok pada Dave ketimbang Karyna yang merasa Umay termasuk saingannya ketika berdebat.
"Tunggu di sini dulu. Mami mau bersihin muka kak Proda. Nanti kalo papi udah pulang suruh temenin kamu, tanya ke papi adeknya siapa yang ada di perut mami."
"Yapi, kan aku mo tanya mami."
Karyna mendesah frustasi. "Udah, Umay. Kamu tungguin aja di sini. Jangan macem-macem mintanya. Tanya nanti ke papi!"
Karena pertanyaannya tidak dijawab oleh sang mami, Umay hanya bisa cemberut dan tidak membalas Karyna. Anak itu memilih duduk di sofa dan bergumam kecil ketika Karyna mendorong kursi roda Proda.
"Dasal mami nggak acik!"
Meski mendengarnya, Karyna mendiamkan saja. Dia tersenyum dan meninggalkan Umay sendiri. Mungkin Dave akan segera datang karena pasti pria itu buru-buru sampai di depan rumah.
Umay bergelung ke sana kemari mengusir rasa bosannya. Karyna sibuk dengan Proda maka Umay yang akan segera berumur empat tahun itu ingin melakukan eksperimen baru untuk membuat perhatian maminya kembali untuknya. Jika Karyna marah, maka hal itu adalah hal yang bagus bagi Umay.
Dia ambil tumpukan DVD film koleksi kedua orangtuanya di ruang keluarga itu, menaruh DVD koleksi animasi yang Umay sukai hingga berantakan. Setelah mendapati semuanya terurai di lantai, Umay berlari menuju dapur dan membuka lemari bawah yang berisi sirup dengan botol kaca yang sudah pernah dibuka sebelumnya. Kembali dia bawa sirup berwarna merah dan hijau menuju tumpukan DVD yang dia berantaki sebelumnya.
Sebelum menuangkan sirup ke atas DVD, Umay buka lebih dulu tempatnya dan menjajarkan setiap kaset menjadi bentuk segitiga dengan masing-masing tiga bulatan kaset DVD.
"Okeh, dah lapih." Gumam Umay sendiri.
Anak cerdas itu menuangkan sirup ke atasnya selayaknya kaset-kaset tersebut adalah rangkaian piza yang siap dia beri topping di atasnya. Sebisa mungkin Umay membuat sirup itu berbentuk zigzag layaknya saus yang lezat di atasnya.
"I'm home!"
Sempat tersentak dengan suara berat papinya, Umay tetap bisa tertawa senang. Setidaknya Dave akan menemaninya membuat mahakarya yang akan sukses membuat Karyna naik pitam.
"Papi ciniii!" panggil Umay dengan bersemangat.
"Kenapa, Boy?" tanya Dave kebingungan dengan sikap sang anak.
Menarik lengan papinya, Umay membawa Dave pada susunan kekacauan yang sudah dia buat. Dengan rasa bangga tinggi Umay menunjukkannya pada Dave dan sontak saja membuat Dave menepuk jidatnya sendiri. Istrinya akan marah begitu...
"Kamu ngapain di situ sama Umay?"
Belum apa-apa sudah datang singanya. Bersama dengan Proda yang wajahnya basah.
"Zeugma bikin ulah," kata Dave dengan nada bosan.
Pria itu menyingkir dari depan rak DVD dan membiarkan Umay dengan tampang polosnya melebarkan senyuman dengan gigi yang beberapa masih rumpang karena kebiasaan makan makanan manisnya.
"Heuh! Mami lagi nggak pengen marah. Mami cuma mau kamu sama papi kamu ngomong berdua." Kata Karyna kepada putranya yang kentara siap mendengar ocehan panjang Karyna, tapi tak jadi. "Dave, kamu jelasin ke Umay kalo dia akan jadi kakak. Dia nggak akan jadi adek Umay terus di rumah. Adeknya akan lahir beberapa bulan lagi. Dan kita sepakati panggilan baru apa yang akan segera Umay pakai setelah Kak Proda."
Cepat sekali istrinya bicara, hingga Dave hanya bisa menggaruk kepalanya dan menyimpulkan bahwa Karyna tidak berniat menggugurkan kandungannya. Malu adalah teman Dave sekarang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top