rencana Jay
Semua media membicarakan pencurian pistol api pribadi milik perusahaan mafia besar.
Bahkan televisi juga menayangkan topik yang sama.Kediaman Park Family sudah tidak sunyi,pemilik rumah sarapan di meja makan.
Asisten rumah yang lain bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Jay putra tunggal yang menikmati masa liburan,fokus olahraga basket sendiri di lapangan basketnya.
Keringat mengalir deras kelelahan.
Nafas tersenggal,sembari memejamkan mata mengingat serunya bermain dengan yang lain.
Hari ini,akan ada penangkapan kejahatan pembunuhan di sekolah kala itu.Cukup senang dan tenang mendengarnya.Namun disayangkan,satu pelaku adalah eomma sahabat kecilnya sendiri.
Mobil pribadi appanya telah keluar dari gerbang rumah,akhir-akhir ini pembicaraan dirumahnya tidak asik lagi.Eomma nya sendiri selalu merasa gelisah seperti ada kejadian paling dalam.
"kamu mandi dulu sayang,air hangat sudah siap".
Park MinYeong berbicara manis saat Jay masuk kedalam rumah melalui pintu samping.
Sembari menyeka keringat Jay.
"Hari ini,jadwal kita cukup panjang.Energi kamu paling penting,jangan menguras emosi,jangan maunya sendiri dan main hakim sendiri.Eomma tau,kamu punya rencana dihati".
Nasehat Park MinYeong yang kemudian melanjutkan lagi membersihkan meja makan.
Jay menuju ke kamarnya,baju yang sudah di setrika sudah siap.
Appa
Apakah tante Park Bo young sudah ada ditangan polisi.Pastikan dia tidak kabur.
Jay sebelum mandi mengirim pesan kepada Appanya.Drama itu pasti akan terjadi,kabur kemudian menghilang dan dikabarkan telah tiada.
Sama persis dengan karyawan lama perusahaan kakek Jay.
Pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan bersiap diri.
Di dapur sendiri,park MinYeong selesai mencuci piring.Sebagai ibu rumah tangga yang bijak,kebersihan barang-barang rumah juga menjadi tanggung jawabnya.
"Maaf,diluar ada tukang pos ingin memberikan paket untuk tuan muda Jay".
Satu asisten rumah tangga memberikan informasi.
"Iyah,kamu ambilkan saja.Beri dia tanda tangan,Jay sedang mandi."
Hafal mengenai kebiasaan putranya yang bersiap cukup lama.
Setelah mencuci tangan baru Park MinYeong bisa menerima surat tersebut.
Ada kop surat di amplop coklat dari pengadilan hak asuh.
Keputusan yang tidak dapat dirubah sama sekali.Jay cukup dewasa bahkan pikirannya sama persis dengan Appanya sendiri.
"Eomma".
Panggilan Jay mengejutkan sekali,tiba-tiba saja sudah ada dibelakang Park MinYeong.
Dari atas sampai bawah,Jay sudah rapi dan siap.
"Itu untuk aku yah".
Amplop surat hak asuh sudah berada di tangan Jay,senyuman bahagia terlukis.
"Sayang,keputusan ini eomma janji tidak akan ikut campur.Hanya saja,pastikan siapapun yang masuk dalam marga keluarga kita dalam keadaan baik-baik saja".
"aku tidak mau merubah marganya,menunggu suatu saat itu".
Park MinYeong belum bersuara putranya telah meninggalkan tempat.Pembicaraan semakin sangat mahal ketik beranjak dewasa dan asal mengambil keputusan.
"aku hanya tidak ingin keputusan ini melukai orang lain suatu saat nanti".
Ucap Park MinYeong
Jay sendiri senyum semringah menuju bagasi mobil.Dia semangat sekali mengungkap kejahatan ini,atas jeri payahnya.
Pesan masuk dari Jake,semua telah berada di sekolah.
.
.
.
Kecemasan membuat siapapun berdebar,beberapa murid sekolah datang hanya ingin menyaksikan kejahatan pembunuhan itu.Ditambah media juga ingin meliput.
Jungwon datang bersama dengan Jake.
Memakai jaket tertutup berwarna hitam,sempat ragu.Namun bujukan Jake mampu membuat keberanian itu ada.
"Jungwon ah".
Langkah kaki yang terpaksa harus berhenti.Saat berbalik badan,ternyata Sunoo disana.
"Maaf,baru kali ini aku menemuimu setelah beberapa hari menjauh.Sebenarnya aku saat itu kacau,bingung hanya butuh waktu sendiri."
"Tidak perlu menjelaskan,Sunghoon hyung sudah menceritakan semuanya.Lupakan,sekarang aku mengucap terima kasih karena kamu hadir pada hari dimana sebuah kejahatan akan pergi berlalu".
Jungwon menyela kalimat Sunoo.
Keduanya sama-sama saling melupakan masalah atau keraguan yang ada.Sena hadir dengan wajah nampak ceria.
"Apa kabar Jake?lama aku tidak berkumpul dengan kalian".
Hari yang lalu setelah kemarahan Jay kepada Sena.Dia menjauh juga,merasa tidak pantas untuk ikut campur.Awalnya merasa benar sendiri,namun setelah dipikir kembali memang Sena lah yang salah.
Dari halaman keluarga besar Baek In hyung juga datang,terdapat empat orang disana.Paman,bibi,eomma dan appa dari mendiang Baek In hyung.
Kematian yang diakhiri dengan ikhlas,namun penjahat itu harus bisa disaksikan dengan nyata.
"Selamat ya nak.Usahamu dan lainnya tidak sia-sia.Kalian bisa mengungkap hal besar ini,dan kalian juga bisa kuat satu sama lain.Jungwon,hal indah akan kamu dapatkan.Diakhir nanti,sesuatu yang kamu impikan dan kebahagiaan itu akan nyata".
Eomma Baek In mengusap lembut pipi Jungwon.Perasaan sayang yang masih ada,sama seperti putranya.
"Tiba-tiba saja suasana menjadi sedih".
Sahut Heeseung datang menyusul.
"Selamat pagi"
Salam manis dari pria dewasa dan tampan ini kepada keluarga besar Baek In hyung.
Polisi meminta untuk mereka yang bersangkutan datang menemui kepala polisi termasuk keluarga besar.
Appa Jay di lapangan beserta anak buah dan pengacaranya.Siswa berkumpul cukup ramai disana,pelaku akan dibawa segera hanya untuk dipertemukan oleh keluarga besar dan media.
"Appanya saja tampan,pantas Jay begitu tampan dan keren".
"Mereka benar-benar ditakdirkan menjadi orang kaya raya sejak awal".
Siswi yang membicarakan Appa Jay begitu terpesona.
Jungwon,Jake,Heeseung,Sunoo dan Sena berada pada barisan yang lainnya.Mereka sudah tidak sabar ingin segera mengakhiri kasus besar ini dan pelaku harus diberi hukuman yang berat.
Di parkiran,mobil Jay telah sampai.Dia tidak datang sendirian,ada Sunghoon di dalam mobil.Datang dijam sedikit terlambat,bahkan mobil tahanan juga telah masuk ke halaman sekolah.
Sunghoon semakin takut dan tidak mau menyaksikan ini semua.
"Hei,kamu tidak usah khawatir.Aku bersamamu,kebenaran ini juga bisa menjadi yang terbaik untukmu,Jungwon dan keluarga korban".Jay membujuk kembali sahabatnya tersebut.
Sunghoon hanya menggeleng menolak berulang kali.
Jay memberikan tangannya,berusaha meyakinkan bahwa dia tidak sendirian.Akhirnya,mereka berdua bisa menuju ke lapangan luas itu.Meskipun langkah dari Sunghoon berat,tapi dia bisa kuat.
"Mereka tidak akan menghakimimu,jika itu iya.Aku bisa menembaki mereka semua".
Sunghoon sedikit tersenyum karena candaan Jay.
Satu tawanan laki-laki diborgol diikuti oleh polisi dibelakangnya,menuju ke lapangan dari dalam kantor.Adanya tembakan di kaki bagian paha,itu sakit namun terpaksa harus diberikan karene berusaha menyerang.
Bersama dengan guru angkatan 3 dan keluarga besar Baek In,isak tangis terlihat jelas di wajahnya.
Semua kini bisa melihat pelaku pembunuhan itu dengan jelas,tanpa penyamaran.Jay menatap Sunghoon dari samping,dia merasa bahwa sahabatnya ini pasti akan jatuh pingsan karena sebuah rasa malu.
Membuat Sunghoon malu itu tidak ada di daftar rencananya.
"wah ini penyusup yang merusak acara kita yah"
"benar-benar terlihat seperti sampah".
Beberapa siswa ditahan tidak boleh kedepan untuk menghakimi.Jake membantu menahan temannya yang lainnya.Sorakan semakin keras,
"Kau lihat ibunya,dia kehilangan anaknya tanpa ada salah".
Satu teriakan itu membuat Sunghoon berbalik ingin pulang,Jay menahan tangan dan menghentikan langkah.
"Silahkan".
Ketua polisi memberi isyarat untuk mengeluarkan satu pelaku lainnya.
"Tunggu".
Tatapan serentak menuju pada suara yang lantang.Kehadiran yang tidak diketahui sebelumnya,namun mereka berdiri cukup lama dijauhan.
"Kita sudah cukup puas bisa melihat wajah pendosa ini dengan jelas.Bahkan pelaku utama biarkan hanya keluarga korban yang berhak mengetahuinya".
Keputusan Jay berubah,pengacara Appanya juga terheran.
"Mungkin Appa tau apa maksudku kali ini?".
Park Dongwook melihat Sunghoon disampingnya dengan telinga yang memerah,
Sedikit waktu diperlukan Appa jay untuk berbicara dengan beberapa guru dan kepala sekolah.
Jake menghampiri Jay.
"Why?"
Bisik Jake.
"Aku tidak mau rapuh dan melihatnya menderita.Ketika aku mengungkapnya,dia yang menanggung seumur hidupnya".
Jelas Jay berbisik.
Untuk mengalihkan suasana,empat guru meminta mengadakan pertemuan mendadak di aula bersama siswa yang datang.Mereka ingin membicarakan beberapa materi dan larangan menyebarkan berita sebelum diupdate oleh media.
Semua siswa termasuk Sunoo dan Sena menuju aula.
Disaat itulah polisi mengeluarkan pelaku utama atau dalang dari rencana pembunuhan Jungwon keluar.
Yakni,Park Bo Young
Eomma dari Sunghoon sendiri.
Tangispun pecah ketika eommanya diborgol dan memar bagian pipi,penangkapan dimalam hari tepat dirumah pribadi.Disaksikan langsung oleh Sunghoon.
"Sayang eomma tau kamu membenciku,tapi alasan dari semua ini begitu kuat.Eomma tidak bisa membela,karena satu orang membukam dan mengancam akan menjauhkanku denganmu".
Ucap nya sembari melirik Jay dengan tajam.
"Anda jangan khawatir,dibalik penjara dengan terbayang-bayang sebuah ancaman orang,saya bisa menghidupi Sunghoon dengan baik.Tidak penuh kejahatan,dia ingin kuliah akan saya kabulkan atas dasar keinginan mendiang appanya.Dia tidak akan sendiri,saya bukan orang jahat sepertimu".
Tegas Jay.
Appa jay bangga bahkan kagum mendengar setiap kalimat putranya.Jiwa kepemimpinan sama dengannya,namun jiwa sarkas itu ada.
Sunghoon menggeleng saja enggan berbicara,air mata terus berjatuhan.
Heeseung segera menuju disampingnya,ia raih badan lemas Sunghoon.
Isak tangis pun terjadi dibalik pelukan heeseung sebagai yang tertua.
"Kamu tidak ingin bertanya apa tujuanku ingin membunuhmu?".
Tanya sinis eomma Sunghoon atau pelaku mengarah kepada Jungwon yang hanya diam sedari tadi.
Lirikan tidak mau menggubris yang diberikan oleh Jungwon.
Dia sudah malas mendengar alasan yang sama,
Polisi pun segera membawa semua pelaku ke mobil tahanan.Hanya eomma Sunghoon yang ditutup wajahnya,
"Terima kasih telah membantu masalah disekolah ini,dan semoga tidak akan ada lagi kejadian yang sama".
Kepala sekolah mengucapkan rasa terima kasih yang besar kepada Appa Jay.
Sayangnya,karena harus segera menuju ke kantor polisi beserta pengacaranya.Paman dan bibi Baek In juga turut serta,
"emm...sekali lagi maafkan aku.Aku harap paman dan bibi beserta keluarga bahagia dan ini yang terakhir".
Jungwon memberikan kunci kafe milik Baek In.Dia sering diminta mendiang,datang cukup pagi sekali.
"Kamu juga harus bahagia,selama ini penderitaanmu sangat lama.Dari kamu bayi sampai remaja yang tampan,aku belum mendengar di media bahwa kamu bahagia.Datang kerumah sesering mungkin,dan ambil ini untukmu".
Eomma Baek In menolak kunci cafe,diberikan kembali kepada Jungwon.
Wajah kebingungan Jungwon terlihat jelas.
Sena dan Sunoo berlarian dari aula menuju ke teman yang lain.
"Dia telah membelinya dan menjadikan cafe ini milikmu."
Tunjuknya kepada Jay.
Sena menganga terkejut,bahkan yang lain juga sama.Diluar rencana sekali,
"Benar kata dia,Baek In akan jauh lebih tenang ketika usaha yang dirintis berada pada tangan yang tepat".
Senyuman Jungwon muncul saat dia dipeluk oleh bibinya.Tidak bisa lama-lama,masih harus mengurus keadilan mendiang putrnya.Sehingga di tempat tersisa Jay,Jungwon,Jake,Sunghoon,Heeseung,sena dan sunoo.
"Semua selesai bukan,simple".
Kalimat Jay cukup lega.
Jungwon menarik Jay menjauh dari semunya,dia ingin berbicara cukup serius kali ini hanya berdua.Langkah Jay santai mengikuti tarikan si imut.
Masih di lapangan,namun cukup jauh dari yang lain
"Kamu gengsi mau bilang makasih di depan teman yang lain".
Goda Jay
"Hyung,ini salah.Aku semakin merasa bersalah,aku yang membuat putranya tiada dan cafenya juga ditanganku."
Jay membuang muka.
"pemikiran kita berbeda,kamu sebagai pemuda penuh ketidak enakan.Sedangkan aku,pemuda penuh strategis.Cafe itu kamu kelola supaya kamu tidak lepas dari tanggung jawab.Anggap dia Baek In hyung,kamu rawat kembangkan dan ketika berhasil.Boleh kamu kembalikan kepada keluarganya."
Jungwon pun terdiam.
"gomawo hyung".
Ucapan terima kasih itu keluar dari mulut Jungwon,paling dinanti oleh Jay.
Yang terjadi justru belum tentu tau semuanya.Termasuk Sena dan Sunoo,mereka bingung melihat Sunghoon menangis dan Jake yang sedih.
"Kamu menginap dirumah yah".
Tanya Heeseung.
Berjalan bersama menuju parkir mobil,meninggalkan Jay dan Jungwon berbicara penting.
"Sementara tinggal dirumah Heeseung hyung saja dulu."
Perkataan Jake semakin bingung dicerna oleh Sena dan sunoo.
"Dia akan tinggal bersamaku di apartemen."
Sahut Jay selalu mengejutkan kedatangannya.
"Rumahnya akan disita".
Jake memberi kode kepada Jay untuk menahan kata dihadapan yang tidak dimengerti.
"Kamu bisa jelaskan padanya,tidak perlu ada yang harus ditutupi.Jika mulutnya melebihi batas berhadapan denganku".
Sena benci ancaman Jay.
"Aku rasa dia akan aman denganmu Jay".ucapan heeseung
"Dalam sebuah apartemen,aku memiliki keluarga.Kalian semua keluargaku,bahaya kalian bisa juga disebabkan karena bersamaku.Tapi orang lain ada yang tidak seberuntung yang lain.Heeseung hyung punya eomma dan kakak yang baik,keamanan masih ada karena jabatan mendiang appanya.Jake keluarga terpandang,tidak ada jejak dari perusahaan toxic kakekku"
Semua mendengar setiap kalimat Jay penuh haru,dan juga bangga.
"Aku sudah diijinkan tinggal sendiri di apartemen,dengan kedua saudaraku.Pertama Sunghoon harus bersamaku karena aku janji untuk membiyayainya kuliah.Satu lagi,Jungwon.Maaf ini mengejutkan hyung,dan lainnya."
Jay mengeluarkan amplop coklat dari dalam jaket.Tidak ada yang tahu,bahkan jake sendiri.
"Surat adopsi Jungwon menjadi adikku telah diresmikan".
Semuanya terkejut,bahkan Jungwon sendiri.
"Jay ah"
Heeseung tidak bisa berkata-kata.
"Ne hyung,aku tidak merubah marganya.Aku hanya ingin dia disampingku karena dengan itu dia selamat.Janjiku padanya banyak,mempertemukan dengan ibunya,menjadikan pria yang sukses dan membuatnya bahagia".
Jungwon berkaca-kaca.
Dia memeluk Jay karena tidak tau bagaimana cara mengucapkan terima kasih.Sunghoon bergabung,disusul yang lainnya.
Kebahagiaan itu bisa dirasakan meskipun hanya satu hari.
Bahkan ini terkesan tidak adil,namun jalannya sudah ditentukan.
Pov,
Pelaku pembunuhan terakhir memang ditemukan,namun pembunuhan yang mengejar Jungwon belum terungkap??
Mengapa Eomma Sunghoon tidak berani mengungkap alasannya,dan menatap sinis kearah Jay??
Telah diketahui bahwa Jay memiliki seorang adik?mengapa Jay mengangkat yang lain?
Kemanakah Han So hee dan putrnya K?
Apa pernah terungkap penyebab kematiannya appa heeseung?
Pokonya terus baca dan support selalu cerita yang aku buat ini.Selalu ramein.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top