pt.8
Kediaman Park Family
Mobil putih kini telah memasuki gerbang rumah yang tidak tertutup,itu menandakan seseorang memakai mobil lain telah keluar.
Sekilas penjaga rumah menutup gerbang sesaat setelah Jay dan Sunghoon sampai rumah Park Family.
Memasuki rumah dan mendapati makanan siang sudah tersedia,Sunghoon berjalan di belakang Jay dengan melepas jaketnya.
"Aku ambil minum"
Sunghoon mengangguk.
Kini dia bersandar di atas sofa ruang tamu yang sangat nyaman.
Sunghoon melihat aquarium yang di dalamnya terdapat ikan yang berwarna cukup menarik.
Namun ekspresinya biasa saja,menyentuh aquarium bahkan tidak dia lakukan.
"Jay ah..kenapa harus ikan kecil,ikan yang jauh lebih indah banyak".
Pertanyaan Sunghoon setelah Jay duduk di sofa juga.
"Ahh itu..eomma ku sangat menyukainya.Menurutnya sangat nyaman,tapi tidak juga".
Jawab Jay,tangan kanannya meneguk secangkir jus dingin dari kulkas.
"Biasa saja..hanya orang yang mempunyai perasaan lembut bisa berinteraksi dengannya".
Ucap Sunghoon di iringi kekehan kecil.
"Bahkan Jungwon sangat menyukainya,memperlakukan ikan itu seperti temannya".
Sunghoon membulat mendengar perkataan Jay.Jay mengangguk meyakinkan Sunghoon tentang ucapannya.
"Jadi nanti malam apa yang kita lakukan?".
Mbburr...
Air di mulut Jay menyembur keluar,celana Sunghoon terkena semburan air jus dari Jay.
Sunghoon menganga terkejut,Jay juga terdiam melihat kelakuannya.
"Aishh Jay ahh...".
Geram Sunghoon.
"Yahh...apa yang kau katakan tadi".
Jay menaikkan nada bicaranya.
"Waee??".
Sunghoon tidak memahami maksud dari Jay,kemudian ia teringat dengan ucapannya.
"Kau gila,aku bermaksud menanyakan apa yang akan kita rencanakan nanti malam.Melakukan misi hoh,kotor sekali pikiranmu".
Jay tersenyum paham dengan jawaban dan maksud dari perkataan Sunghoon temannya itu.
"Ambilkan tissue..".
Jay melempar bantal sofa,kemudian dilempar lebih kencang oleh Sunghoon ke arah Jay.
"Sudah salah tidak meminta maaf,kekanakan lu".
Sunghoon beranjak dan membersihkan celananya ke kamar mandi di dalam kamar Jay.
"Anggap saja rumah sendiri paboyaa hohhh".
Ejek Jay menyindir Sunghoon.
Di dalam kamar mandi Jay,Sunghoon membersihkan celananya yang basah terkena air jus.
Menggerutu juga dia ucapkan karena kekesalan ulah temannya.
Pergerakan tangannya terhenti dan mengingat sesuatu.
"Jungwon adalah adikku sekarang".
Ucap Jay dengan tersenyum ke arah Sunghoon.
"Ahh itu..eomma ku sangat menyukainya.Menurutnya sangat nyaman,tapi tidak juga".
Jawab Jay,tangan kanannya meneguk secangkir jus dingin dari kulkas.
"Bahkan Jungwon sangat menyukainya,memperlakukan ikan itu seperti temannya".
Kalimat yang seketika terngiang di otaknya kembali,Sunghoon terlihat berpikir keras dengan latar belakang keluarga Jay.
"Jay bilang,kalau sebenarnya eomma nya menyembunyikan sesuatu.Kakeknya punya rahasia besar,pamannya mengatakan Jay bukan anak tunggal".
Ucap Sunghoon dengan berpikir.
"Hahhh".
"Jay sebenarnya mempunyai saudara kandung".
Terlintas kecurigaannya selama ini.
Sunghoon berjalan cepat kembali ke ruang tamu menemui Jay.
"Jay ah..kamu harus segera menanyakan sesuatu kepada pamanmu".
Jay masih memainkan ponselnya.
"Ini akan menjadi jawaban Jay..ketika kamu mendapat sesuatu petunjuk dari pamanmu,maka selanjutnya adalah kakekmu".
Jay yang awalnya tidak memperdulikan usulan Sunghoon,kini berdiri dan menatap sahabatnya.
"Apa kamu berpikir sesuatu?".
Pertanyaan Jay,Sunghoon mengangguk.
"Bahkan Sunghoon dengan cepat memahami situasi,bagaimana bisa dia berpikir seperti yang aku pikirkan.Aku salah merahasiakan kepada sahabat andalanku".
Gumama Jay menatap ke arah lantai.
Sunghoon melihat Jay yang tiba-tiba menunduk pun kini menarik Jay menaiki tangga.
Tujuan Sunghoon kini lantai 2..tepat terdapat ruangan kerja Appa dan eomma Jay.
Mereka terdiam di depan ruangan eomma Jay.
"Hal terbesar adalah eommamu bukan,kamu membuat kesalahan telah mencurigainya.Jangan sampai eomma kamu merasa tidak nyaman,termasuk kamu Jay"._
"Lalu...aku harus masuk kedalam dan mencari sesuatu,sedangkan aku tidak melakukan tanpa ijin".jawab Jay.
"Haishhh".
"Ok Sunghoon,aku minta maaf karena merahasiakan kecurigaanku terhadap keliargaku.Aku rasa itu privasi,tapi setelah aku pikir kembali..kamu sangat mudah memahami situasi".
Sunghoon memberikan tatapan aneh kepada Jay.
"Apa kamu menganggap Jungwon adik kandungmu,setelah menaruh curiga terhadap eommamu".
Jay terdiam,bahkan sebelumnya tidak ada pemikiran itu di benak Jay.Jay hanya bermain-main memperlakukan Jungwon sebagai adiknya,bahkan Jay sangat suka menganggap siapapun lebih mudah darinya sebagai adik.
Namun Jay heran dengan pemikiran Sunghoon yang berlebihan.
"Coba kamu menilai lebih dalam lagi Jay,dimulai dengan sifat Jungwon yang hampir seperti eommamu".
Jay tidak menjawab perkataan Sunghoon,kini Jay menuju ke kamarnya.
Sunghoon terus berbicara meyakinkan sahabatnya.
"Sunghoon...semua juga akan seperti Jungwon ketika melihat ikan.Dan dia masih belum dewasa wajar saja.Apa ketika Jake bertingkah aneh terhadap ikan,kamu juga berpikir dia adalah adikku".
Jay tertawa kecil
"Ishh..kalau Jake memang dia aneh dari awal.Dewasa hanya sampulnya saja".
Jay tertawa melihat perubahan wajah temannya.
"Kamu makan dulu,aku mau mandi,setelah itu kita bertanding game.Kalah kerjain tugas".
"Deal🤝".
Jabat tangan mereka berdua.
Sudah tidak terkejut dengan persahabatan Sunghoon dengan Jay.
Sejak kecil sudah bersama,jauh sebelum orang tua memilih pindah dari komplek perumahan yang di tempati Jay.
Untuk berkunjung bahkan bermain ke rumah Jay sekarang harus memakan cukup waktu lama.
•••
Berjalan membawa pesanan pelanggan kesana kemari kini dilakukan semua karyawan MinYu.
Bahkan tidak ragu untuk MinYu melakukan hal yang sama,selama Jungwon belum datang.
MinYu tidak akan langsung meninggalkan kafe.
Karena kunci kafe selalu diberikan kepada sepupunya yaitu Jungwon.
"Dyam...tumben sekali Jungwon belum datang".
MinYu menanyakan Jungwon kepada karyawannya.
Namun hanya ketidaktahuan jawaban yang ia dapatkan.
"Tolong berikan kunci ini nanti yah".
MinYu sudah sangat lama ingin pulang,karena waktu sudah hampir tengah sore.Dan kafe juga kurang 4jam akan tutup.
Sehingga MinYu akan pulang duluan dan menyerahkan kafe kepada Jungwon.
.
.
.
Kakinya yang mungil berhenti dan duduk di kursi sekitar jalan.
Tangannya meraih botol air mineral dari saku tasnya.
Nafasnya tidak bisa berbohong jika dia sangat kelelahan.
Keringat dia bersihkan menggunakan lengan jaketnya.
Dengan santai kakinya terus berjalan menelusuri jalanan...tas yang berat kini membuat punggungnya lelah.
Dari seberang sudah terlihat tempat tujuannya,kaki mungil pun berlari kecil menuju tempat utamanya.
"Anyeong haseyo".
Ucapnya menyapa karyawan di ambang pintu.
Senyumnya yang manis terlihat oleh rekan kerjanya,letihnya seketika hilang sesaat.
"Baru pulang,ini kuncinya dari pak MinYu".
Jungwon mengangguk.
Dia bergegas masuk ke dalam kafe untuk berganti pakaian.
"Jungwon an,tolong nanti buang sampah di depan.Dan sekarang kamu berjaga dengan 3 teman yg lain,maaf aku harus pulang..ini sudah waktunya".
Satu rekan kerja Jungwon akan meninggalkan kafe dan segera pulang ke rumah.
Baru saja Jungwon berganti pakaian,dan senyumnya tetap memancar.Sungguh pria kecil yang menggemaskan dan pekerja keras.
"Ne hyung".
Tumpukan sampah kini ia kumpulkan di dalam kantong hitam,Jungwon melakukan ini diwaktu siang.
Namun hari ini sedikit berbeda karena dia datang terlambat.
"huff...bahkan mereka datang lebih awal masih membiarkan ini.
Tapi kenapa jalanan disana cukup gelap".
Ocehnya dengan berjalan menuju pembuangan sampah.
.
.
.
.
"Apakah kita akan menunggunya cukup lama".
Mobil terparkir di tepi jalan,hanya ada 3 wanita di dalamnya.
Bukan melakukan hal yang aneh,mereka hanya menanti sesuatu dan terlihat misterius.
Memakai masker dan juga menutupi kepala masing² menggunakan topi.
"Saat aku bilang 'sekarang lakukan' maka kamu harus melajukannya".
Salah satu wanita berada pada posisi sebagai pengemudi mengangguk paham.
"Lantas aku harus apa?".
"Kamu duduk diam di belakang,lakukan saja apa yang sudah aku bagi.Dan lihat...ini saatnya 'sekarang lakukan'".
Senyum jahat terlukis pada wanita misterius dan juga teman² nya.
Brukkk...
•••
"Ahhhhh".
Suara pecahan yang terjadi saat benda terjatuh dari tangan Park MinYeong.
Asisten suaminya kini bergegas menghindarkan Park MinYeong dari tempat yang penuh pecahan beling.
OB segera membersihkan hal yang terjadi.
"Ibu tidak apa-apa?butuh minum lagi,akan aku ambilkan".
Park MinYeong tetap diam di tempat dengan tangan menyentuh dadanya yang sedikit sesak.
Tidak tahu dia terkejut karena hal apa-apa.
"Bu...bu".
Park MinYeong kini tersadar dari lamunannya.
"Sayang apa yang terjadi".
Park seo joon menghampiri istrinya yang berada di ruangan pribadinya.
"permisi".
Asisten Park seo joon meninggalkan ruangan dan menutup pintu.
"Aku sedikit cemas sekarang,tiba-tiba perasaan tidak enak ini menghampiriku dan aku sangat deg-deg an.Tidak tau karena apa?".
Park MinYeong menceritakan perasaan yang ia cemaskan.
"Itu hanya kebetulan saja..jadi tenanglah".
"Jay".
Park MinYeong mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomornya Jay.
Namun tidak ada jawaban dari seberang.
"Sayang angkat dong,dia selalu bikin aku khawatir.Kamu tau kan akhir2 ini Jay kekeh membawa mobilnya".
Park MinYeong terus menerus menghubungi Jay,namun masih sama tidak ada jawaban.
"Oke oke..kamu sekarang pulang aku antar,kita pastikan Jay sudah ada di rumah atau tidak".
Park Seo joon berusaha menenangkan istrinya yang cemas.
"Tidak...kamu lanjutkan saja pekerjaannya,aku akan diantar sopir kantor".Park MinYeong meraih tasnya.
"Baiklah,kalau ada sesuatu tentang putra kita cepat hubungi aku".
Park MinYeong mengangguk paham,dengan cepat kini istrinya keluar dari ruangan dengan sedikit terburu-buru.
"Jay ahh...susah sekali mengangkat teleponnya".
Park Seo joon juga menghubungi Jay,namun masih sama saja.
.
.
.
Park MinYeong dengan cepat kini sudah berada di perjalanan menuju ke rumah.
Sembari berusaha menelpon putranya,tidak hilang akal.
Park MinYeong juga menghubungi nomor telepon rumah.
"Semoga ada jawaban dari seseorang di rumah".
Home : iya ini Park Family
Prk.MinYeong : Ini aku
Home : Nyonya..ada yang bisa saya bantu
Prk.MinYeong : Aku hanya ingin memastikan apakah Jay sudah ada di rumah?
Home : Tuan muda..terakhir saya lihat dia berada di ruang tamu dengan temannya.
Prk.MinYeong : Lalu sekarang dia dimana,berikan padanya.
Home : Kamarnya selalu tertutup nyonya.Sepertinya sedang istirahat.Mereka juga belum makan siang.
Prk.MinYeong : Baiklah aku tutup.
"Ada apa?".
Mobil yang ditumpangi Park MinYeong berhenti di tengah perjalanan,dilihat sudah ada mobil ambulans dan banyak oarang-orang di depan.
"Sepertinya ada kecelakaan terjadi bu".
Park MinYeong membuka kaca jendela mobilnya dan melihat situasi.
"Bukankah ini kafe andalan dari Jay dan temannya".
Gumam Park MinYeong.
Sopir yang keluar melihat situasi sekarang kembali dan siap melanjutkan perjalanan.
"Apakah ada korban?".
Pertanyaan Park MinYeong memastikan.
"Laki-laki...dia mempunyai badan yang mungil.Namun darah membasahi pipinya.Sepertinya dia terluka parah".
Park MinYeong merasa takut saat mendengar pernyataan sopirnya kini.
Mobilnya kini pun melanjutkan perjalanan menuju ke rumah.
.
.
.
"Jay aku akan mengambil minum".
Sunghoon keluar dari kamar Jay dan menuju ke dapur.
Namun saat membalikkan badan terdapat karyawan rumah keluarga Jay.
"Tolong beritahu tuan muda bahwa eommanya baru saja mencarinya".
"Tante Park MinYeong".
Karyawan itupun mengangguk.
Sunghoon kembali masuk ke dalam
"Jay ah..tante Park MinYeong tadi mencarimu".
Ucap Sunghoon.
"Eomma?".Sunghoon mengangguk.
Jay meraih ponselnya di atas meja belajar dan benar dia mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari appa dan eommanya.
"Ada apa?".
Jay menggeleng.
Suara mobil terdengar berhenti di depan rumah,Jay keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.
Sunghoon berada di belakang Jay.
Park MinYeong baru sampai di rumahnya dan sekarang dia melihat Jay berada di rumah.
"Kenapa tidak mengangkat panggilan telepon dari eomma".
Pertanyaan yang hanya mendapat kebisuan dari putranya.
"Aku tadi bermain game dengan Sunghoon,aku tidak mendengarnya".
Jawab Jay,Sunghoon mengangguk ketika ditatap eommanya Jay.
"Kamu tahu,eomma khawatir dari tadi.Tapi memang kamu tidak pernah mendengarkan eomma,jangan membawa mobil ketika bepergian Jay".
Jay beranjak dari duduknya dan menghampiri eommanya yang akan siap terus mengeluarkan kalimat omelan.
"Tidak ada hubungannya mobil dengan kekhawatiran eomma.Aku dan Sunghoon sudah sampai dari siang,tidak percaya tanyakan mbak".
Jay membantah tentang pernyataan eommanya.
"Yah syukurlah..eomma hanya memastikan,mangkannya eomma pulang.Tadi juga ada kecelakaan di depan kafe andalan kamu".
Sunghoon dan Jay sedikit terkejut saat Park MinYeong menceritakan kecelakaan di tempat biasa mereka bersantai.
"Itu kan orang lain,aku tidak terjadi apa-apa".
"Apakah ada korban tante".
Sunghoon penasaran dengan cerita eommanya Jay.
"Apa penting untukmu Sunghoon?ayo lanjutkan bermain gamenya".
Sahut Jay.
"Ada..tadi sopir kantor melihatnya,dia masih muda dan banyak darah di pipinya".
Jay dan Sunghoon saling bertatapan dengan informasi yang diberikan oleh Park MinYeong.
"Hmm...jadi kau sudah tahu".
Jay meninggalkan tempat
"Eomma nanti pukul 7 aku dan Sunghoon akan keluar".
Pamit Jay,MinYeong belum menjawab putranya sudah masuk ke dalam kamar kembali.Hanya Sunghoon yang masih tetap di tempatnya.
"Makan dulu yah sayang...ajak jay juga,dia akan kenyang dengan gamenya".
Sunghoon mengangguk,masuk ke dalam kamar menghampiri Jay.
Jay menatap layar ponselnya,diam tanpa teralih pada benda apapun.
Perubahan suasana Jay membuat Sunghoon terheran dan menghampiri di hadapannya.
"Kenapa tiba-tiba kepikiran sesuatu,dan rasanya kayak berat banget".
Ucap Jay dengan memutar-mutar ponselnya.
"Jay ah...kita akan ke rumah kakek kamu,tentu saja kamu cemas melakukan misi di malam ini.Eommamu menyuruh kita makan,ayolah aku juga lapar ini".
Sunghoon tidak bisa merahasiakan rasa laparnya,dari sekolah hingga sore hari ini Sunghoon belum makan apapun.Kecuali snack dan minuman di kafe tadi.
Tiga orang sudah di hadapan meja makan..MinYeong memberikan lauk kepada Sunghoon.
Sunghoon tidak sedikitpun merasa canggung,karena sedari kecil sudah dikenal eomma dan appanya Jay.
Mereka makan malam dengan tenang,kemudian...
Terrtttt...
Suara nada dering ponsel Sunghoon berbunyi,mata Jay kini mengarah ke layar ponsel Sunghoon.
"Sunoo..angkat saja telponnya".
Suruh Jay.Namun Sunghoon membiarkan ponselnya tetap berbunyi,karena sekarang yang menjadi tujuannya adalah kekenyangan.
Terrtt..
Kembali berbunyi,namun kali ini Sunghoon beranjak dan pergi untuk mengangkat telepon.
Sunghoon : Yeoboseo Sunoo yah
Sunoo : Hyung,syukurlah kau jawab
Sunghoon : hmmm...ada apa
Sunoo : Ini penting,aku akan memberitahumu hyung.
.....................................
(Sunghoon membulat terkejut dengan berita yang disampaikan oleh Sunoo)
Sunoo : Baiklah tolong beritahunya hyung,aku sedikit bingung hari ini
Sunghoon : Nee Sunoo yah..jaga baik-baik
Sunghoon kembali ke meja makan dengan raut wajah yang berbeda.
Jay merasakan ada sesuatu yang berbeda dari sikap Sunghoon.
Namun Jay hanya merasa itu sebuah kebiasaan saja.
"Kamu lanjutkan makan Sunghoon,tante mau ke kamar dulu".
Park MinYeong meninggalkan putranya dan Sunghoon di meja makan.
"Ahh".
Tangan Sunghoon lecet terkena pisau yang dia pegang untuk mengupas apel.
"Ada yang salah Sunghoon".
Sunghoon menggelengkan kepalanya,menandakan semuanya baik-baik saja.
Jay telah selesai makan,beranjak menuju kamar untuk mengambil sesuatu.
"Apa aku memberitahunya?tapi jika Jay mengetahui berita ini,kita akan gagal melaksanakan rencana awal".
Sunghoon masih dengan pemikirannya sendiri.
"Sunghoon ah..ayo".
Panggilan Jay membuat Sunghoon dengan cepat menyusul Jay yang menuju ke luar rumah.
Jay mengeluarkan mobil dari garasi,namun Sunghoon masih cemas dengan pikirannya.
"Jay ah..boleh aku meminjam ponselmu selama di mobil".
Jay langsung memberikan ponselnya kepada Sunghoon.
Sesaat setelah ponsel Jay di tangan Sunghoon,ada panggilan masuk dari Sunoo.
Jay tidak menyadarinya karena sudah tidak ada suara nada ponselnya.
Sunghoon menolak telepon dari Sunoo,dan mengalihkan bermain game.
"Kita akan ke rumah kakek,tapi apa kita perlu ke kafe dulu?".
Sunghoon terdiam tanpa menjawab pertanyaan Jay.
"Emm...".
"Tidak..aku harus segera ke rumah kakek.Pulangnya saja kita kesana,ada hal yang aku tanyakan ke Jungwon nanti".
Sunghoon hanya mengangguk..
•••
Maaf semuanya yah kalau semisal ceritanya sedikit ngacak atau membosankan.Boleh dong kasih saran yah,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top