pt.6

Berpakaian rapi dengan kemeja hitamnya,aura bak seorang CEO kini telah Park Dongwook pancarkan.
Semua karyawan bahkan asistennya telah berjalan mengikuti tuannya dari belakang.Terlihat serius,penuh dengan kesiapan untuk melakukan sesuatu.

Ruangan yang dituju kini telah ditutup.Dengan karyawan berjumlah 15,Park Dongwook akan memimpin sesuatu hal.yang penting,bersifat rahasia.

"Ini Sajangnim".

Berkas bersampul dengan nama perusahaan dan di amplopi berwarna coklat kini di tangan Park Dongwook

Asisten berada di sisi kanan Park Dongwook Dan semua karyawan duduk di sofa tepat di hadapan meja Park Dongwook

Wajah yang mulai serius,suasana di dalam ruangan yang penuh dengan ketegangan.Bahkan Park..dengan sangat amat serius untuk membaca satu persatu dokumen yang tertera.

"Baiklah..saya menyukainya".

Karyawan yang berada di dalam ruangan tersenyum puas dengan penilaian Tuannya.
Asisten Park Dongwook pun meminta tanda tangan untuk persetujuan melanjutkan proyek yang telah di rencanakan..

"Terima kasih Sajangnim..saya permisi"

Karyawan berdiri dan membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.
Kemudia semua keluar mengikuti asisten dari Park Dongwook

Di dalam ruangan hanya tersisa Park Dongwook seorang.Membuka laptop nya dan mengakses ke suatu laman,yang sangat dilakukannya dengan cepat.

"Ini akan aku lakukan,tidak bisa memperlambat waktu lagi.Mereka sudah melakukan tugasnya,hasil dan kekalahan akan aku saksikan untuk dia yang merusak segalanya".

Ucap Park Dongwook

"Kamu akan segera bergabung dengan anggotamu,pria bungsuku yang manis.Appa akan melakukan segala cara untuk membuatmu kembali".

Ucap Park Dongwook dengan foto yang ia ambil.dari laci meja.
Foto bayi seorang anak laki-laki yang manis dan menggemaskan.
Tangannya tetap memegang kuat foto tersebut,tatapan yang tidak beralih,bahkan suasana hatinya sangat dipenuhi dengan kegigiha .

Anak bungsu??

Tidakkah sejauhnya telah mengetahui,kemungkinan tanda-tanda bahwa keluarga Park tidak hanya memiliki anak tunggal yaitu Jay Park.

Namun bisa saja ini hanya ilusi untuk rencana Park Dongwook dalam pengambilan kebenaran untuk dirinya selang sebelum dia benar-benar sakit hati akan perlakuan Appa Min Yeong,yakni istrinya.

Anak bungsu atau anak tunggal bisa saja dia sebutkan dalam setiap hari.Tidak heran bahkan tidak asing,makna anak bungsu adalah anak yang terakhir di dalam persaudaraan.Anak tunggal juga memiliki peran sebagai anak satu-satunya dalam keluarga.

Park Dongwook selalu menyebut kalimat "anak bungsuku"
Bisa saja berarti anak pertama dan terakhir dalam hidupnya.Mengingat kembali rasa sayangnya terhadap Jay sangat melebihi dirinya.
Jay salah satu alasan Park Dongwook memulai semua dan berjalan dengan gigih untuk dirinya dan untuk kebahagiaan Jay.
.
.
.
.

Semua melakukan aktifitas dengan tugas pekerjaan seperti biasa. Fokus dengan menghadap komputer dan menugaskan sebagian bagian dari sebuah pekerjaan.
Menjadi CEO dengan hasil tersendiri adalah hal paling indah.
Namun butuh kerja keras.

Di ruangan tersendiri kini Park Dongwook telah beralih ke ruangan rapat.
Tidak ada jadwal meeting yang berlangsung, namun berada di dalam ruangan tersebut menjadi andalannya dengan asisten laki-laki yang juga dia anggap sebagai tangan kanan.

Pergerakan tangan yang tidak berhenti,mengetik segala dokumen yang diperintahkan oleh atasanyya.

Drrttt...

Nada dering ponsel Park Dongwook berbunyi berulang kali. Tidak ada respon darinya, namun ketika sang asisten menyadari. Park Dongwook menyuruh asistennya untuk mengabaikan panggilan yang masuk. Asistennya pun patuh dan melanjutkan pekerjaannya kembali.

Park Dongwook tipekal orang yang tidak suka di ganggu dalam kesibukannya.
Bahkan meskipun itu istri atau anaknya sekalipun. Sudah menjadi hal terbiasa jika anaknya sudah tidak pernah menanyakan kabar appanya ketika bekerja. Karena tidak ada yang di harapkan dari Jay, hal yang memerlukan perhatian jika istrinya yang memanjakan anaknya.
Park Dongwook seorang appa yang penyayang, selalu percaya,tidak pernah mengekang anaknya untuk melakukan kebebasan. Baginya, kebebasan seorang anak adalah kebahagiaan yang tidak bisa diberikan oleh orang tua. Sekalipun semuanya telah Jay miliki, hanya saja Jay memang katakter yang dingin terhadap kelurga dari sejak masih kecil.

Park Dongwook terlihat terkejut saat ia meraih ponselnya. Yang tertera adalah panggilan tak terjawab dari anaknya, dan 2 pesan masuk dari anaknya. Tersenyum sekilas, bagaimana bisa dia begitu terlihat sangat bahagia?? Itulah kondisi rautnya kali ini.
Asisten yang berada di meja hadapannya merasa heran dengan atasannya yang terlihat berbeda.

"Ada hal yang aneh sajangnim".

Park Dongwook hanya menjawab dengan gelengan.

"Lihatlah putraku menguhubungiku. Bahkan aku melewatkan momen indah ini".

Asistennya tersenyum setelah mendengar pernyataan atasannya tersebut.

"Apakah tuan muda Jay meminta sesuatu, seperti sebelumnya".

Park Dongwook mengangguk.

"Putra anda sangat lucu sebenarnya".

Putraku
Appa... Aku pulang terlambat sampai larut malam. Kau tau apa yang lakukan? Aku bermain basket kembali. Bahkan ketika tidak ada ijin aku tetap melakukannya.

Appa... Appa... Appa..
Aishh, kau sangat sibuk. Uangku habis

Park Dongwook hanya membaca pesan dari anaknya.Kemudian melanjutkan pekerjaan kembali dengan keseriusan yang dia punya.

•••

08.00

Sekolah yang begitu indah dengan susunan bangunan yang besar.
Gerbang sudah terbuka sejak pukul 07.00 pagi.
Hanya sedikit siswa yang datang, pagi hari tidak akan penuh dengan siswa. Jika itu tidak ada acara untuk mereka sendiri.

Berjalan dengan sedikit tergesa, memasukkan kunci mobil di sakunya.
Setelah memakirkan mobil di rumah temannya,kini berjalan kaki menuju sekolah dia lakukan.

"Jay ahh".

Langkah terhenti setelah mendengar namanya di panggil.

"Aku kira kau tidak memenuhi janji lagi".

Jay mengabaikan temannya.

Sunghoon..

Sunghoon teman Jay yang cukup dekat, bahkan mereka sudah terbiasa bermain dari sejak kecil. Kepribadian yang sama dengan sedikit tingkah yang berbeda.

"Ada apa hmmm.. Aku rasa kau ketakutan".Goda Sunghoon dengan merangkul Jay.

Jay tetap diam dengan ejekan dari Sunghoon.Mereka pun berjalan bersama menuju ke sekolah.

Sesampainya di halaman sekolah, Sunghoon dan Jay terdiam menunggu kehadiran seseorang.

"Kau menyuruhku kan datang lebih pagi, tapi Hee hyung tidak datang".

Jay mulai curiga dengan akal-akalan Sunghoon. Sedangkan temannya itu hanya tersenyum dengan memainkan ponselnya

"Sunghoon ah".

Tidak ada respon.. Jay pun memilih untuk duduk di kursi di bawah pohon.

"Kau menginap di rumah kakekmu semalam".

Mendengar pernyataan Sunghoon secara tiba-tiba,membuat Jay menatap kebingungan.

"He emm.. Tapi aku membujuknya untuk sepaket perlengkapan basket".
Jawab Jay.

"Sekarang beritahu aku dulu mengenai kau dengan Jungwon".
Sunghoon duduk di sebelah Jay, siap mendengarkan cerita yang ia pinta dari chat semalam.

Jay hanya melirik temannya sedikit, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah gerbang sekolah.

"Jungwon".

Batinnya...
Jay melihat kedatangan Jungwon ke sekolah di pagi ini.
Jungwon terlihat rapi dengan seragamnya dan membawa tasnya.

"Bukankah aku menyuruhnya tidak pulang. Tapi... ".

Pemikiran Jay mengenai adik kelasnya tersebut.

Jungwon tetap berjalan dengan gayanya, selalu sibuk dengan ponsel. Kalangan remaja sekarang memang tidak bisa di jauhkan dengan ponselnya.

"Sunghoon ah... Kau tau, itu Jungwon yang aku maksud".

Jay menunjukkan siapa itu Jungwon.
Sunghoon melihat ke arah yang di tunjuk Jay.

"Iya aku tau.. Dia memang Jungwon yang kau maksud. Tapi alasan dan hal apa yang merasukimu"

Jay menepuk dahinya sedikit lelah dengan Sunghoon.

"Lihatlah dia.. Kau lupa".

Sunghoon masih berpikir keras dengan pemikirannya. Jay menatap Sunghoon temannya itu,berharap Sunghoon cepat berpikir.

"Ahhh... Dia yang di cake JinYu hyung"
Jay mengangguk dengan jawaban Sunghoon.

"Itulah alasan pertama aku dekat dengan Jungwon. Aku sering bertemu dengannya. Menurutmu tentangnya apa? ".Ucap Jay.

"Dia masih di bawah umur untuk bekerja Jay. Tapi bukankah dia anak dari kalangan orang yang cukup,satu komplek dengan Jake".

Jay mengangguk.

"Dia..meskipun terbilang cukup, tapi hidupnya jauh dari itu. Dari kecil sudah mendapat segala lontaran kasar dari eomma appanya. Bahkan hyung kandungnya pun sama saja. "

Sunghoon terkejut dengan cerita Jay.
Sekarang sudah mengetahui alasan pertama Jay sangat dekat dengan Jungwon.

"Waktu itu.. Aku mencoba latihan basket di ruangan, dia datang mencari temannya.Aku menghampirinya dan aku tau dia lapar. Kau tau, dia pergi dari rumah sejak pagi....dan yang membuatku kesal, eommanya mengirim pesan dengan perkataan kebencian akan hadirnya".

Sunghoon mengangguk...
Jay menjelaskan semuanya secara rinci, alasan yang membuat Sunghoon penasaran dengan kedekatan Jay yang secara tiba-tiba.
Sunghoon tipekal pendengar yang baik, tidak heran ketika Jay mendapat kerumitan. Dan yang akan menjadi orang pertama untuk dimintai pendapat adalah Sunghoon.

"Kita harus membuat Heeseung hyung tidak menemuinya hari ini".
Sunghoon dengan cepat berdiri.

Siswa sudah mulai berdatangan,cukup ramai.

Jay masih terdiam, tidak memahami ajakan Sunghoon..

"Kau sangat bodoh dalam berpikir".

Sunghoon menarik Jay, dan mereka berlari menuju ke kelas 11.
Jay dan Sunghoon terus berjalan cepat mencari ruangan kelas Jungwon.

Adik kelas yang lain sedikit memperhatikan seniornya yang memasuki setiap kelas untuk mencari keberadaan Jungwon.

"Ini kelasnya Jungwon".

Jay bertanya kepada salah satu siswa di depan kelas yang membaca buku.

"Ne.. Tapi Jungwon pergi ke ruang latihan taekwondo dengan Sunoo".

Jay dan Sunghoon berlari menuju ke ruangan Jungwon sekarang.
.
.
.
.

"Pagi".

Kedatangan Maura dengan penuh ceria, dengan disambut senyuman oleh temannya di kelas.

Heeseung dan Jake juga baru sampai di kelas.
Mereka berdua langsung bercengkrama dengan siswa yang lain. Termasuk siswa perempuan.

Maura menatap bangku Jay dan Sunghoon yang berdampingan, masih terlihat kosong.
Kemudian dia mengecek jam tangannnya, yang menunjukkan sudah pukul 10.15

"Tidak biasanya mereka berdua tidak datang".

Ucap Maura dengan perasaan terheran..

"Soonbe".
Maura memanggil teman laki-lakinya dan mengajukan pertanyaan.

"Apakah Jay tadi sudah datang?".

Pertanyaan Maura untuk Soonbe teman sekelasnya membuat Heeseung dan Jake juga memperhatikan Soonbe.

"Sangat awal.. Jay datang sangat pagi ke rumah dan memakirkan mobilnya".

Maura mengerutkan alisnya karena terkejut.
Kemudian dia menatap Heeseung yang juga menatap Maura.Jawab Soonbe cukup membuat terkejut.

Heeseung langsung keluar kelas yang diikuti oleh Jake.
Maura dan Yumna juga ikut ke arah Heeseung pergi.
Mereka terlihat sangat tergesa-gesa
Entah apa alasan Heeseung pergi menuju halaman kelas 11 yang dia hampiri sekarang.Jake hanya mengikuti hyungnya, dengan mengeluarkan ponselnya dan mencoba mengirimkan pesan kepada seseorang.

Jake
Sunghoon ah... Heeseung hyung menuju ke kelas 11.Aku tidak tahu apa yang membuatnya pergi begitu saja.

Jake mengirimkan tanda pesan kepada Sunghoon.
Sebelumnya Jake sudah membuat rencana dengan Sunghoon dan Jay, saat malam hari itu

Flashback'ON

Malam hari Jay, Jake dan Sunghoon di sibukkan dengan membahas suatu hal yang penting di grup chatting mereka hingga larut malam.

Pembahasan yang penting..

Jake
Besok kalian pergi cukup awal.. Jangan bertemu atau pergi bersama. Jay saja yang pergi dahulu

Sunghoon
Aniya... Aku akan pergi lebih awal dengan Jay.

Jay
Kenapa harus aku denganmu?

Jake
Jay ah... Kau harus memberitahu Jungwon, itu penting. Jika tidak dia akan dalam masalah.
Jungwon biasanya akan berangkat cukup pagi.

Sunghoon
Dan aku akan mendengar alasanmu dulu

Jake
Besok aku akan memberi pesan,jika Heeseung hyung akan ke tempat kelas Jungwon.

Jay
Nee... Aku paham

Jake
Baguslah

Sunghoon
Jay akan menagihmu

Jay
IYAA

percakapan yang di akhiri, rencana matang yang dibuat oleh Jake akan dilakukan Jay saat besok cukup pagi. Sunghoon akan mendapingi Jay ketika pagi hari menemui Jungwon.
Sebelum Heeseung yang menemui Jungwon terlebih dahulu, kebencian yang tercipta dulu telah membekas pada persahabatan mereka ini. Heeseung orang yang cukup keras dengan permasalahan.

Falshback'off
.
.
.
.
.

Jay dan Sunghoon telah sampai di depan ruangan latihan taekwondo kali ini.
Mereka terlihat kelelahan karena harus berlari.

Jay kemudian membuka pintu ruangan, dan di dalam hanya ada dua siswa.Yaitu Sunoo dan Jungwon.

Jungwon dan Sunoo terkejut ketika melihat Jay dan Sunghoon yang datang.

"Ada apa hyung".

Pertanyaan Jungwon untuk Jay.

Jay dan Sunghoon menghampiri adik kelasnya itu.
Mereka berdua ingin mengatakan sesuatu, tentang alasan kedatangan yang secara tiba-tiba.
Sunoo berada di samping Jungwon, dan Jungwon merasa heran dengan seniornya sekarang.

"Emm... Ada hal yang aku dan Sunghoon sampaikan".

Drtt.. Drtt..

Jay tidak jadi bicara ketika mendengar nada dering Sunghoon berbunyi.

"Pesan dari Jake".
Ucap Sunghoon... Jay juga ikut membaca pesan tersebut.
Sedangkan Jungwon dan Sunoo saling menatap merasa bingung.

Jake.
Sunghoon ah... Heeseung hyung menuju ke kelas 11.Aku tidak tahu apa yang membuatnya pergi begitu saja.

Jay dan Sunghoon saling menatap karena terkejut.

Tanpa membuang-buang waktu, Jay menarik Jungwon pergi bersembunyi.
Sunoo juga ditarik Sunghoon mengikuti Jay.

Mereka berempat bersembunyi di dalam kamar mandi, yang hanya satu ruangan. Cukup jauh dari ruangan latihan dan sedikit aman untuk bersembunyi. Kamar mandi lama yang sudah didiamkan.. Keadaan yang bersih juga banyak debu yang berterbangan.

Mereka menutup hidung masing-masing, debu cukup banyak.

"Ada apa hyung?".
Ucap Sunoo

"Kau diam sebentar, nanti kami jelaskan".Jawab Sunghoon, yang juga anggukan dari Jay.

Jungwon berada di samping Jay, dengan tangan yang masih tetap berada pada genggaman Jay.
Jay terus mengawasi situasi dan mendengar kedatangan orang.

Jay mengisyaratkan yang lain untuk tetap diam.

Di ruangan latihan taekwondo kini ada Heeseung, Maura, Jake dan Yumna. Juga beberapa junior yang mengikuti mereka.Siswa lain berada di luar ruangan, sangat hal yang tidak biasa kedatangan senior di pagi seperti ini jika bukan berurusan dengan junior..

"Kau yakin Jay dan Sunghoon kemari oppa".Pertanyaan Yumna.

Heeseung masih memperhatikan benda yang berada di tengah lantai ruangan.
Jake memperhatikan sekeliling ruangan dengan pandangan sedikit cemas.

"Jay dan Sunghoon pasti sudah pergi sembunyi".Batin Jake.

Maura menuju ke ruangan-ruangan yang masih tertutup.Mungkin feelingnya tentang persembunyian sedang berada pada pikirannya.

"Ini adalah barang milik anak taekwondo. Aku rasa siswa tadi kesini, dan itu Jungwon".
Ucap Heeseung.

Maura kemudian memanggil salah satu siswa di depan ruangan.

"Apakah kau tau Jungwon kemari tadi?".
Tanya Maura pelan kepada juniornya.

"Iyah.. Dia kemari cukup pagi bersama dengan Sunoo".

Kompak menoleh ke arah kamar mandi sekarang.
Pandangan Heeseung mengarah pada sebuah kamar mandi yang masih tertutup.

• Di ruangan kamar mandi lama

Sunghoon, Jay, Jungwon dan Sunoo tetap bersembunyi.
Ketakutan terlihat dari Sunoo dan Jungwon. Jungwon hanya menatap sekeliling dengan perasaan bingungnya.

"Iyah.. Dia kemari cukup pagi bersama dengan Sunoo".

Mendengar pernyataan salah satu teman Jungwon, membuatnya terkejut.

Jay menyuruhnya tetap tenang dengan mengusap rambut Jungwon.
Sunghoon yang melihat merasa terkejut dengan Jay yang sedikit berubah, bahkan senyuman singkat terlintas.

"Jay ah.. Jika Heesung hyung kemari, maka.. ".

Sunghoon terdiam setelah mendengar langkah kaki yang berada di sekitar luar ruangan. Namun bunyi itu masih sedikit jauh.

Jungwon merasakan aneh dengan hidngnya, ia ingin flu.
Tangannya menarik lengan Jay, dan Jay menatap Jungwon dan segera menutupi mulut Jungwon ketika Jungwon bersin.

Sunoo menutup mulutnya, ketika ia takut temannya mengeluarkan suara..
Untungnya hal itu bisa ditangani Jay dengan cepat.

"Apa kau sangat takut? ".
Ucap Sunghoon bertanya kepada Sunoo.
Sunoo mengangguk, Jay berusaha mendengar situasi di luar ruangan.

•Di luar

Heeseung masuk ke dalam kamar mandi yang cukup luas. Dia perhatikan ruangan yang sangat kosong tidak ada seorang pun.

Jake berpura-pura seolah dia sedang mencari keberadaan Sunghoon dan Jay.

"Aku yakin mereka di ruangan ini".
Ucap Maura.

Langkahnya tepat berada di depan pintu ruangan kamar mandi lama.
Yumna juga menghampiri Maura.

Jake merasa sangat gugup dan ketakutan sekarang.
Heeseung juga akan menghampiri Maura dan Yumna.
Namun seorang siswa mengatakan jima kamar mandi lama itu rusak, pintunya juga rusak.Di dalamnya sangat banyak barang.

Maura kemudian membatalkan niatnya membuka pintu tersebut.

"Hyung.. Apa Jay dan Sunghoon pulang lebih awal".

Mendengar pernyataan Jake, Heeseung keluar dengan cepat.
Maura,Yumna dan Jake juga mengikuti Heeseung yang keluar dari ruangan.

Mereka pergi karena di dalam ruangan tidak ada Jay dan Sunghoon.

"Aku rasa Jay tidak kemari".
Ucap Heeseung dengan tetap berjalan.

Semua siswa juga sudah meninggalkan rungan latihan taekwondo.

•Di dalam kamar mandi lama

Jay merasakan ada yang akan membuka pintu, dia menahan gagang pintu dengan tangannya cukup kuat.

Sunghoon juga membantu Jay.

Namun seketika sudah tidak ada suara dari luar. Jay cukup tenang ketika mendengar Jake berusaha membuat Heeseung pergi meninggalkan ruangan.

Drtt...

Nada dering Sunghoon berbunyi kembali. Kini ia mendapat pesan dari Jake.

Jake
Kami sudah berada di rung kelas.

"Jay, mereka sudah kembali ke kelas".

Mendengar itu Jay cukup merasa lega. Begitupun juga dengan Jungwon dan Sunoo.

Mereka berempat pun keluar ruangan.
Membersihkan pakaian masing-masing dari debu yang mungkin saja menempel.
Jay menuju ke kamar mandi dan mencuci tangannya dari debu, Sunghoon juga.
Sunoo mencuci tangannya juga dengan diikuti Jungwon.

Jungwon merasa sedih sekarang, dia mendengar banyak bahwa Heeseung seniornya mencarinya lagi tadi.

Jay yang melihat wajah Jungwon yang muram, kemudian memercikkan sedikit air ke wajah Jungwon.

"Aish.. Jay hyung"
Jungwon membersihkan air yang mengenai wajahnya.
Jay tersenyum jahil.

"Sebenarnya apa yang terjadi hyung?".
Pertanyaan Tiba-tiba dari Sunoo.

Jay dan Sunghoon saling menatap, mereka berdua merasa bingung untuk mulai menjelaskan tentang persoalan yang terjadi.

"Tentu saja tentangku.. Kau kan tahu hyung Heeseung hyung masih sedikit terluka karenaku".Sahut Jungwon.

"Jungwon ah.. Bukan tentangmu, bahkan kesalahan tahun lalu denganmu. Ini.. Ini tentangku dan kesalahan".

Sunghoon menghampiri Jungwon.

"Jangan takut, Jay akan melindungimu. Bukankah kalian berteman akhir-akhir ini".

Jungwon mengangguk.

"Kali ini kalian jika tidak ada pelajaran berada saja disini,jika ada pajaran tetap masuk kedalam kelas".

Sunoo keluar kamar mandi dengan mengambil tasnya. Jungwon, Sunghoon dan Jay juga sekarang berada di tengah ruangan. Tempat barang Jungwon dan Sunoo berada tadi.

"Kami kembali ke kelas dulu hyung".
Ucap Sunoo

Jungwon tidak bersuara sama sekali, dan mengikuti Sunoo keluar ruangan.

Jay menatap dengan rasa bersalah ke arah Jungwon, Sunghoon memperhatikan temannya yang murung sekarang

"Kau cukup perhatian padanya Jay. Aku melihat dari sikapmu yang tidak biasanya".
Pernyataan Sunghoon membuat Jay sedikit sadar dari lamunannya.

"Aku menganggapnya adikku.. Dia sekarang terbuka denganku, dan dia mendapat masalah baru lagi".

Sunghoon merangkul temannya itu.

"Kau memang kakak yang baik sekarang.Apa aku juga kau anggap adik juga".Sunghoon menjahili Jay untuk mencairkan suasana.

"YAHH.. kau pikir aku bercanda".
Emosi Jay keluar.

"Aniya... Aku paham maksdumu. Kau orang yang baik, jinjja. Sekarang kita harus siapkan diri bolos sekolah".

Senyuman mereka kini menunjukkan untuk berbuat ke rencana selanjutnya.
Sungguh persahabatan yang sangat damai, Sunghoon dan Jay keluar dari sekolah dan tidak memasuki kelasnya.
Hari ini acara untuk menyambut wali kelas.Namun Sunghoon dan Jay melanggarnya, dan meninggalkan Jake.

Sunghoon dan Jay berjalan di trotoar dengan santai.
Mereka juga sedikit saling menjahili satu sama lain, Jay yang emosian sesekali juga memukul Sunghoon.
Hal tersebut membuat Sunghoon tertawa.

Kini mereka sudah berada di tempat Jay memakirkan mobilnya, yaitu di rumah teman satu kelasnya yang dekat dengan sekolah.

"Cepat beritahu Jake jika kita sudah di luar sekolah".

Sunghoon dengan cepat memberi pesan kepada Jake.Supaya Jake tidak bingung dan memikirkan keberadaan dua temannya ini.

Jay juga mengirimkan pesan untuk Jake.

Jay
Jake.. Nanti temui Jungwon, beri dia nomor ini

Sudah beberapa kali pertemuan yang terjadi. Jay masih belum memiliki nomor telepon Jungwon.

Jay melajukan mobilnya.
Pulang sekolah lebih awal karena tidak ada pelajaran, membuatnya sedikit santai dengan Sunghoon.
Sunghoon menyalakan musik andalannya, dan Jay fokus mengemudi mobilnya.

"Kita ke kafe JinYu hyung Jay, aku lapar".
Jay terkekeh mendengar ucapan Sunghoon.

"Aku tau kenapa kau berpikir aku menganggapmu adik juga.Karena tingkahmu Sunghoon ah.. Bahkan kau dengan Jungwon sama saja".

Sunghoon tetap bernyanyi-nyanyi tanpa menjawab perkataan jay.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top