pt.5
-Jangan pernah membuat sebuah kesalahan jika kamu akan tahu akibatnya.Namun,manusia dituntut membuat kesalahan dan menerima resikonya.Kejahatan terus berdatangan dari sudut berbeda..itu cukup menawarkan-.
______________________________________
Dua orang sedang serius membicarakan rencana yang sudah di susun dari sekian lamanya.
Berada pada ruangan tertutup tepat di dekat gudang..hanya orang yang mempunyai hubungan dengan rencana ini yang bisa memasukinya.
Meja dengan kursi yang berada di sudut sisi,kini terdapat uang yang cukup banyak.
Seorang pria sibuk menghitung dan menikmati hasil mereka.
Seorang wanita juga dengan santai tersenyum bersama.
Keduanya seperti dalam sebuah drama yang merasa puas dengan hasil curian.Tapi ini berbeda,bukan curian..hanya sebuah hasil.
"Kamu harus cepat sayang mendatangkan dia dari Jepang".
Pembicaraan untuk topik hari ini telah mereka tentukan untuk tujuan.
"Aku sudah menyiapkannya..dua hari lagi dia akan datang.Cukup menyenangkan jika aku mendapat yang lebih dari hasil sekarang".
Liciknya dengan terkekeh kemenangan bersama.
"Nyonya Park..sangat cerdas,tapi sangat sangat lemah karena satu alasan.Sedangkan Tuan Park,dia bahkan selalu sibuk dengan situasi yang takut terulang lagi.Jika aku bisa mengubah semua menjadi kacau..akan aku lakukan jika aku mau."
So Hee..
Wanita licik dengan kepintaran membuat rencana apapun,kehidupan nya sangat mampu membuatnya merasa puas.Kekayaan sudah mendasarinya,uang bisa dengan mudah ia dapatkan.Min Yeong alasan utama di balik harta yang menemaninya.
Suami yang selalu mendukungnya,bahkan suami yang menjadi mantan karyawan Appa Min Yeong ini terpaksa berhenti karena melakukan sebuah kesalahan.
"Kamu hampir lupa sayang,jika dendam kita belum tuntas dengan Park ....".
..... Sebagai suami dari So Hee terlihat begitu penuh dengan dendam dan amarah sangat menerka.
Ketahuilah jika mereka berdua saling mempunyai pemikiran otak yang sama.Sama sekali persis dari segala sisi.
"Tuan muda Park Family..kini jululan baru yang resmi di cantumkan.Putra Min Yeong,satu-satunya yang mereka punya sekarang.Aku sangat penasaran dengan bocah ini,dari segi fotonya aku melihat ketegasan dan sikap yang terlihat aneh".
.... Menatap So Hee.
"Iyah...namanya Jay Park.Masih siswa sekolah,dan dia satu sekolah dengan Jungwon anak si**n itu".
So Hee terkejut dengan suaminya yang menjatuhkan gelas di tangannya.
"Apa kau gila..Jay anak Min Yeong satu sekolah dengan Jungwon".
So Hee mengangguk.
"Aishh...kau sangat bodoh".
So Hee berdiri dan diikuti dengan suaminya.
"Aku bahkan tidak peduli mereka satu sekolah.Lebih tepatnya,aku cukup tau jika Jay menempati sekolah yang sama dengan Jungwon.Dengan begitu bukankah lebih mudah sayang".
So Hee mendapat anggukan dari suaminya.
"Ketika emas kita datang dari Jepang,Jungwon akan aku singkirkan untuk berada jauh dari pandanganku".
Licik..jahat bahkan sangat tidak kemanusiaan.Rencana So Hee selalu berjalan jika sudah menjadi penetapan tujuannya.
"Jangan sayang,akan berbahaya bagi kita.Jungwon cukup berguna di rumah ini,sangat berguna sekali".
Dengan berat hati So Hee menyetujui kesepakatan mengenai Jungwon yang .... Buat.
Mempunyai anak bahkan tidak membuat mereka berhenti dari pekerjaan ini.Tidak tau alasan apa sehingga Min Yeong harus mengenal mereka berdua.
Yang pasti kesempatan inilah yang membahagiakan So Hee dengan uang dan uang yang menjadi hidupnya
"K...K".
Tidak ada jawaban suara dari dalam kamar K.
So Hee kemudian keluar rumah dan mendapati gerbang yang terbuka.
Dengan begitu K pergi keluar ke rumah temannya.
Tangannya terhenti saat ia melihat Jake dan teman-temannya berada di halaman.Niatnya untuk menutup gerbang ia batalkan.
"Bukankah Jake adalah teman Jay".
Senyum sinisnya memancar.
"Ini peluang besar..jika Jay sering bermain kemari.Semua akan mudah,ini menyenangkan".
So Hee terburu-buru masuk ke dalam rumahnya.
.
.
.
.
.
"Membosankan,aku pulang dulu".
Maura meninggalkan rumah Jake dengan perasaan yang tidak seperti biasanya.Yunmi dan Shina juga menyusul kepergian Maura.
"Bye kawan..makasih makanannya.Sampai jumpa besok..".
Ucap Yunmi dengan mencubit pipi Jake,Jake terlihat biasa saja dengan perilaku teman wanitanya.
Sangat merasa bosan jika sudah tidak ada seseorang yang menjadi alasannya pergi.
"Hmm..yuk Ra".
Maura masih terdiam melamun dengan pemikirannya sendiri.
Mesin mobil belum di nyalakan..sedangkan Yunmi dan Shina saling menatap.
Keduanya cukup merasa heran dengan sikap temannya yang berubah jauh sebelum berangkat menuju ke rumah Jake..
"Maura..ih kapan pulangnya".
Tanpa ada jawaban..Maura menancapkan gasnya dan pulang ke rumah.
"Ada yang aneh denganmu,kau suka Yunmi".Goda Sunghoon kepada Jake.
"Pernyataan tiba-tiba dari seorang Sunghoon..bahkan aku gak mikir gitu.Cemburu yah".
Sunghoon menjauhkan wajahnya saat jari Jake menunjuk-nunjuk untuk menyudutkannya.
"Cemburu ke aku apa Yunmi nih".
Sunghoon sontak mendorong Jake untuk menjauh darinya.Sehingga Jake menabrak tubuh Heeseung yang menyaksikan bertebatan dua cowok sebaya
"YAHH ..kau gila.Dengan gampangnya berbicara hal kotor semacam itu.Gak waras lu".
Sunghoon masuk ke dalam rumah Jake tanpa peduli,karena dia merasa risih dengan Jake yang menggodanya balik..
"Lihat hyung..dia suka emosi sekarang.Ketularan Jay tuh".
Heeseung tersenyum.
"Kira-kira Jay kemana..apakah dia pergi ke".
Heeseung dan Jake menatap satu sama lain.Membuktikan jika mempunyai pemikiran yang sama tentang Jay saat ini.
••••
Tengg..
Tangan berusaha menekan tombol bel rumah mewah sekarang.Berulang kali dilakukan namun tidak ada respon.
Akhirnya dia memilih untuk duduk di kursi teras dengan menunggu pintu terbuka.
"Jay cucuku".
Jay sontak berdiri dengan membungkuk memberi hormat kepada pria tua namun masih tegas.
Kakek...
Jay sekarang berada di rumah kakeknya,rencana yang dia mantapkan untuk menginap di rumah seseorang yang dilarang oleh orang tuanya.
Eomma dan appanya tidak akan tahu jika Jay suka diam-diam menginap bahkan bertemu dengan kakeknya.
"Kapan kau datang?".
"Baru saja Abeoji...aku kemari karena ada hal penting.Sangat penting sekali".
Ucap Jay.
Kakeknya kemudian merangkul cucunya masuk ke dalam rumah.
Pintu yang akan tertutup dan terbuka otomatis itu kini telah tertutup.
Sangat berkelimang harta meskipun sudah di usia tua.Bisnin yang dijalankan dengan ratusan karyawan dan anak buah yang menjaganya.
Nenek Jay sudah meninggal sejak Jay masih berumur 16tahun.
Karena serangan jantung yang sangat terlambat.Sejak itu..kesedihan juga keburukan menimpa keluarga Park.
"Senang rasanya cucuku datang dan menginap setelah sekian lama".
Jay hanya tersenyum ketika kakeknya memeluknya rindu.
"Apa yang penting?".
Jay terlihat ragu untuk mengatakan niatnya,matanya yang menunjukkan ketidak yakinan.
"Emm...aku ingin perlengkapan basket..la..gi".
Ucapnya pelan.
"Kau..tidak tidak.Jangan bermain itu lagi,itu sudah membuatmu dalam bahaya".
Jay menjatuhkan tasnya ketika kekecewaan datang setelah mendengar jawaban dari kakeknya.
"Ayolah kek..itu dulu kan,dan sekarang aku sudah tau posisi bahaya dan harus berhati-hati.Aku kira ketika aku kemari aku mendapatkannya..jauh lebih buruk".
Jay membaringkan tubuhnya di sofa.
Kakeknya hanya tersenyum melihat tingkah cucunya yang sangat pemarah.
"Baiklah aku belikan sekarang..tapi dengar,jangan pernah mengatakan apapun pada eommamu".
Jay mengangguk..setelah itu dia memeluk kakeknya sebentar dan menuju ke kamar.
Di dalam kamar Jay membaringkan tubuhnya dengan menatap langit kamar.
"Mianhae eomma..tapi aku kesini karena alasa".
Jay merasakan kebohongan yang dia lakukan sangat akan terluka jika eommanya tahu.Jay kemudian memutuskan untuk mandi dan segera beristurahat.
"Nanti ketika Jay turun cepat lakukan apa yang sudah aku ajarkan.Buat dia merasa yakin akan semuanya".
Asisten Park..... memahami segala susunan rencana yang sudah disiapkan.
Kemudian Park... pergi dengan 4 anak buahnya menuju perusahaan.
Dengan sangat cepat asisten kakek Jay tersebut menyusun segalanya di ruangan kosong itu.
Dan membiarkannya terbuka,sengaja dan dengan meninggalkan ruangan itu sebelum Jay turun.
Saat di ruang tamu asisten kakek Jay berpapasan dengan Jay yang sudah membersihkan diri.
Mengenakan celana baggy hitam dengan kaos putih yang sangat santai.
"Sepertinya anda sudah menunggu barangnya datang.Kebetulan sudah diletakkan di ruangan dekat dapur tuan muda".Ucap asisten memberitahu jika perlengkapan basket yang Jay inginkan telah datang.
"Saya permisi".
Jay yang antusias kini menuju ke ruangan yang dimaksud asisten itu tadi.
Matanya tertuju pada ruangan satu-satunya dengan pintu yang terbuka.
"Kemungkinan ini".
Jay jalan perlahan memasuki ruangan dan merasakan banyak debu yang berterbangan.
Tangan kanannya mencari tombol untuk menyalakan lampu,matanya menyipit saat debu mulai memasuki.
"Apa-apa an ini..bagaimana bisa meletakkan barang baru disini bukan di kamarku".
Celoteh Jay.
Lampunya kini menyala,sangat terlihat seperti ruangan yang sudah ditinggalkan lama.Hanya ada meja kerja,dan banyak buku berkas tertata rapi di almari.
Jay menemukan benda yang dia tunggu,terletak di dekat meja.
Sepatu,baju,dan juga perlengkapan olahraga basket yang Jay mau.
Begitu banyak kertas berantakan di atas meja itu,Jay mulai membuka satu persatu bahkan membaca setiap dia penasaran.
"Jadi pekerjaan Appa seperti ini..sangat membosankan untukku pastinya".
Dia mencoba duduk di kursi seolah-olah menjadi appanya ketika bekerja.
Bruk..
Jay tidak sengaja menjatuhkan kotak biru dengan kakinya.Sepertinya benda itu terletak di bawah meja.Sehingga kakinya menendangnya.
Jay meraihnya dan membuka kotak yang sudah terlihat sangat lama dibiarkan.
Perlahan dia menyatukan alisnya merasa terheran dengan isi kotak tersebut.
Hanya ada foto dan gelang.
Jay melihat foto tersebut dengan intens..terdapat foto bayi seorang pria yang jelas bukan foto pamannya atau bahkan Jay.
Berdiri dengan cepat dan mencari-cari sesuatu yang lain.
Jay menemukan surat-surat kelahiran,rumah sakit bahkan pemeriksaan terakhir eommanya.
"Apakah eomma dan appa pernah tinggal disini".
Semuanya Jay hiraukan,namun hanya foto yang ia bawa keluar ruangan dengan hadiah yang dia inginkan.
Jay menutup pintu kamarnya dan dia berbaring,tubuhnya sangat lelah dari pagi berada di sekolah yang sibuk dengan rencana kelas,berurusan dengan Jungwon bahkan mengantarkan Jungwon.
Matanya terpejam..
Cling..cling..cling..
Pesan masuk secara bersamaan,terdengar suara notif pesan Jay langsung meraih ponselnya.
Jake 2pesan
Sunghoon 1pesan
Heeseung 5pesan
Maura 3pesan
Jay sebenarnya malas untuk membuka pesan satu persatu.Namun dia sangat merasa bersalah karena telah melanggar rencana mereka.
Jake
Jay ah..kau sangat membuatku penasaran.
Bagaimana bisa kau lama membuka pesan ini.
Me
Aku sudah mengatakan padamu.Aku akan cerita tapi tidak sekarang.Tenanglah sedikit .
Jay membalas satu persatu sekarang..namun tubuhnya tiba-tiba terbangun saat membaca pesan dari Sunghoon.
Sunghoon
Apa kau gila hah??kau tau Hee hyung sangat membencinya,kau sekarang dekat Jungwon.
"Aishh..sangat bodoh,ngapain tadi bilang ke Jake soal Jungwon.Disitu ada Hee hyung.Yahh Jay ahhh..pabo".
Celoteh Jay sedikit frustasi.
Sunghoon
Kamu hanya membaca pesanku..apakah kamu frustasi.Pabo sekali,bukankah kau akan cerita kepadaku terlebih dahulu pagi itu.Ceroboh,nantikan besok pagi.
Me
Aku mengatakan ke Jake karena dia terus menelponku.Apa salahnya aku cerita lebih awal.Kau juga tidak mendukungku kembali ke basket lagi,hanya Jake.
Sunghoon
Alasan apa itu.
Kamu sekarang melakukan kebohongan besar..eommamu sangat baik.
Me
YAHHH...aku tidak seberandal itu.Jangan menilaiku buruk terlebih dahulu.
Sunghoon
Aku akan memberitahumu besok..datanglah lebih awal.
Read...
Perdebatan antara Jay dan Sunghoon sudah membuat Jay semakin kehilangan moodnya.
Dia mengacak kasar rambutnya..bahkan setelah berpikir resiko yang akan dia dapatkan.
Kini dia akan cekcok dengan Heeseung..
HeeHyung
Tidak hadir..besok kau bersihkan ruangan perpus.
Aku bercanda Jay
Tadi sangat seru,Jake dan Sunghoon berdebat
Kemana saja kau
Mian..tadi pagi aku tidak melihatmu latihan basket pertama kalinya.
"Dia bahkan tidak marah..Apa Sunghoon memberiku pesan tentang kejadian yang terjadi.Sebaiknya aku tidak membalas pesan Hee hyung,akan rumit".
Ucap jay.
Kini dia beralih membalas pesan dari Maura temannya.
Maura
Aku sangat semangat datang,tapi kamu sangat banyak urusan
Aku ingin tahu siapa adik kelas itu..hhh apakah dia pecundang
Musuh dari Hee seorang yang kau bahkan telah melakukan permainan itu Jay
Ia buang ponselnya ke arah samping kanannya.Kemudian dia berbaring dengan tidak memikirkan segalanya.
Entah itu besok pagi atau apapun yang akan dia hadapi,semuanya sama sekali akan berjalan sesaui jalannya.
•••
Jungwon kini membereskan kedai kopi yang sudah harus dia tutup di tengah malam ini.
Duduk dan bersandar..tubuhnya sangat lelah.
Sekarang tujuannya adalah menuju ke rumah.Jika besok tidak ada persiapan lomba untuk taekwondo,pulang ke rumah tidak akan dia lakukan.
Jalan kaki dengan rasa lelah,matanya memerah..namun Jungwon tetap berjalan.
Dompet,ponsel,baju,seragam itulah alasan utamanya.
"Seharusnya sebelum pergi aku membawa semuanya".
Ucap Jungwon.
Hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai ke rumah yang bisa dibilang adalah penjara.
Waktu menunjukkan pukul 22.00 malam,namun rumah tetap menyala.
Pintu tidak terkunci dan terkejutnya dia saat Eomma dan appanya sudah berada di depannya.
So Hee..
Adalah eomma Jungwon sangat keras terhadapnya.Tatapannya seperti akan membunuh pria mungil di depannya ini.Jungwon hanya menatap tanpa berani berbicara.
"Bagus sekali..kau bisa pulang dengan sendiri.Aku sangat muak melihatmu,namun kau sangat aku butuhkan.".
Jungwon tidak memperdulikan ucapan So Hee.Dan dia langsung menuju ke kamarnya di lantai atas.
"Jungwon ah..apa kabar kau?
Pasti kau sangat lapar dan kebingungan.Cepat makan sana..aku sangat kasian melihatmu".
K...sudah menjadi hal yang biasa jika Jungwon tidak meladeni segala cemoohan yang dilontarkan oleh hyungnya.
Tanpa ada jawaban Jungwon cepat pergi menuju kamarnya di lantai atas.Kali ini sengaja mengunci pintu hingga benar-benar Jungwon merasa tenang tanpa di ganggu oleh penjahat baginya.
"Tubuhku rasanya sakit semua".
Keluh Jungwon dengan memijit pelan lengannya.
Pingg
Jungwon meraih ponsel yang ia tinggal di rumah selama hari ini.Kemudian ia buka pesan yang masuk.
Yidam
Jangan lupa besok latihan..kau tidak nimbrug seharian.
Untung saja keputusan untuk pulang sangatlah tepat,berat jika dilakukan..namun jalan yang terbaik adalah mengutamakan sekolah dan kegiatan daripasa egoisnya.
"Jay hyung bilang 'jangan pulang Jungwon,belajarlah penuh ketegasan'
Hyung enak,gak pulang di cariin,di khawatirin,kalo aku..sayang banget sama semua pencapaian".
Celoteh Jungwon dengan melepas sepatu dan merapikan ranjang tempat tidurnya untuk beristirahat.
"Hahhh".
Memejamkan mata dan berbaring dengan pikiran yang cukup melegakan hari ini.Baru kali ini wajah yang lesu sekarang seolah-olah lepas begitu saja semua beban yang terjadi.
"Menangiss...itu ternyata perasaan setelah menangis cukup lama.Gomawoo Jay hyung".
Ucap Jungwon pelan..dan kini kesadarannya telah hilang.Tertidur dengan sangat letih,namun wajahnya dihiasi dengan beberapa kebahagiaan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top