pt.17
CJ.Park Y2
Perusahaan yang dikelola oleh putra tunggal ini semakin dikenali banyak orang.
Kriteria yang cerdas,serta kesabaran dan tanggung jawab yang begitu besar.
Para karyawan menyibukkan diri di depan meja masing-masing.
Seorang pria gagah dan tampan berjalan dan selalu tersenyum sapa begitu berpapasan dengan beberapa karyawan kantor.
Sepatu coklat itupun menyusuri langkah yang antusias.
"Selamat pagi Sajangnim".
Sapa sekretaris pribadi pemilik perusahaan.
Sebut saja dia Park Dongwook.
Bukannya dia baru sampai di kantor,melainkan baru selesai bekerja dan bersiap untuk kembali ke rumah.
"Emm,saya harus pulang sekarang.Semua yang kamu butuhkan sudah saya berikan di HRD".
Jawab langsung yang begitu dapat menduga apa yang akan ditanyakan oleh sekretarisnya.
Hanya senyuman malu yang keluar,
"Mian sajangnim..saya semalam tidak begitu tahu".
Anggukan itu menyingkat pembicaraan.
"permisi".
Park Dongwook berbalik arah seketika seseorang datang.
Pria berjas abu-abu kini dihadapannya membawa amplop kuning.
"Sajangnim..saya memberikan berkas ini setelah satu hari lalu anda membuatnya.Memang benar,kami disini membutuhkan sosok sepertinya".
Pria ini adalah staff edp di perusahaan CJ.Park Y2.
Menjadi kepercayaan tersendiri dan sangat diandalkan.
"Kalian berdua bisa ikut saya mengobrol di ruangan sebentar".
Ujar Park Dongwook.
Sekretaris berwajah anggun serta pria gagah itupun mengikuti perintah CEO yang mereka hormati.
PrkRoom
"Singkat saja pak,dalam berkas ini anda menuliskan nama seseorang untuk mengisi posisi sebagai Direktur umum di perusahaan CJ. Ini..namun belum mendapat ijin dari anda untuk mengumumkannya".
YomNa sebagai sekretaris hanya terdiam,menyimak segala pembicaraan yang disampaikan pria disampingnya kini.
Sedangkan Park Dongwook terus membaca berkas yang dia buat,
"Sajangnim,bukannya saya tidak suka.Jika putra anda minat,maka akan menghambat pertumbuhan dan kebebasan baginya".
YomNa bersuara setelah sunyi
"Selain itu pak,tuan muda Jay masih menduduki bangku sekolah.Dimana jelas baginya tidak tertarik dunia bisnis".Sahut staff edp.
Hanya memijat pilipis dahi yang dilakukan CEO keduanya.
"Apa kalian tahu?saya menyantumkan nama putra saya hanya untuk mengalihkan keikut campuran dari mertua saya".
"Kalaupun memang saya paham tentang ucapan kamu,itu benar.Jay masih sekolah..namun saya tidak seceroboh ini.Perusahaan ini juga miliknya,bagaimanapun itu.Entah dia tertarik dunia bisnis ataupun tidak".
YomNa mengangguk paham,diikuti oleh staff edp tersebut.
"Kamu bisa letakkan berkas ini secara sengaja tertinggal.Kita tidak tahu berapa orang lagi yang dikirim untuk menyamar sebagai mata-mata".
Staff edp beranjak pergi dari ruangan dengan membawa berkas beramplop kuning tersebut.
Dulu telah terjadi pencurian data mengenai perusahaan.
Ketika Park Dongwook hampir meresmikan hak milik CJ.Park Y2 kepada anak kedua.
Namun appa dari istrinya menggagalkan dan memblokir data tersebut.
Sehingga secara sepihak nama Jay menjadi faktor utama yang menjabat sebagai Direktur umum J02 Worlwide milik mertua Park Dongwook.
Ketika pengumuman tersebar begitu luas,Park Dongwook mengangkat panggilan.
"Kamu bisa datang bertemu Appa sayang".
"....."
"Baiklah,lanjutkan aktifitasmu.Jangan pulang terlambat karena Appa hari ini full di rumah".
Terdengar jika seseorang yang diajak bicara adalah Jay.Anak tunggal keluarga Park Family.
"Dia begitu sibuk sama seperti istri saya".
Ucapnya.
YomNa tersenyum simpul.
"Sajangnim,putra anda begitu kokoh.Saya dengar istri anda sangat menjaganya".
"He emm,main saja kerumah.Kamu dengan MinYeong akan berbicara banyak begitu sejam kalian akan lupa".
Ejek Park Dongwook
Sajangnim dari YomNa itupun pergi dari pembicaraan.
•••
Sekolah
->PENGUMUMAN
Basket :
Anggota angkatan 3
Heeseung (kapten)
Jay
Sunghoon
Jake
Nicholas
Sepak Bola :
Anggota angkatan 2
Geonu (kapten)
Jaeho
Jaebeom
Jimin
Jujitsu :
Anggota angkatan 3
Chungha
Jaehwa
Kwang-sun
Mibae
Taekwondo
Anggota angkatan 1
Jungwon (ketua team)
Berperan sebagai icon 2thn.
Sunoo
Daniel
Di papan pengumuman terdapat sambutan pembaca antusias dari siswa siswi.
Semua berkerumun dan menyimak setiap nama dengan detail.
Setelah seleksi 3minggu lalu,hasil pertandingan final menentukan icon sekolah telah di tetapkan.
Setiap ekstrakulikuler yang tercantum hanyalah terfavorite.
"Wah daebak,team basket diketuai oleh Heeseung".
Bangga seorang gadis dengan teman-teman yang lain ketika membaca sebuah informasi.
"Yah akhirnya Chungha mendapat kesempatan kali ini".
.
.
.
"Ternyata memang beginilah kita".
Tawa gerombolan angkatan 3 di kantin menghiasi.
Terdapat banyak pria yang mendominasi seisi kantin.
Memakan serta bercengkrama satu sama lain.
"Kalian tahu tidak jika taekwondo cuman terdapat 3orang".
Ejek siswi angkatan 3.
Mereka ternyata melihat kehadiran Jungwon,Sunoo dan juga Daniel di meja 6 yang menikmati makanan.
"Yah Jungwon ah.Apakah dirimu sangat tidak populer hari ini...hhh".
Suasana penuh tawa penghinaan dari angkatan 3.
Sunoo wajahnya memerah karena malu serta takut.
Daniel mengawasi sekitar,dia melihat ejekan itu begitu terdengar dan nyata.
Sesekali menatap Jungwon yang santai di depannya itu menikmati makanan favorite.
"Jelas saja dia tidak populer,hidupnya tidak jelas".
Tarrr...
Suara keras dari lantai,ketika Jungwom berdiri dan membanting nampan kantin.
Makanan itu jatuh dilantai,
"Wae.Apa kamu marah dengan fakta ini?".
Jungwon berdiri dan menatap tajam pria senior didepannya.
Tubuhnya memang lebih tinggi,namun tekat dan kekesalan Jungwon jauh lebih tinggi.
"Chungha,kau membuat sang icon marah besar rupanya".
Hhhhh...
Seolah menjadi lelucon,Jungwon menatap sekeliling kantin.
Baginya sehari bersantai sangatlah tidak asik.
Dihari-hari seperti inilah dia selalu mendapat tekanan.
"Kau mau apa??menendangku disini,atau memukul wajahku.Nih pukul".Ujar Chungha mendekatkan wajahnya di hadapan Jungwon
Daniel dan Sunoo berdiri di belakang Jungwon,mereka berdua takut jika temannya sekaligus ketua Taekwondo tidak bisa menahan emosi.
"Aku tidak ingin mengotori tanganku ini dengan memukul wajahmu yang jelek".Tegas Jungwon
Semua senior angkatan 3 dikantin,baik wanita ataupun pria terkejut.
Jungwon begitu berani mengatakan kalimat yang kasar.
Bahkan sebelumnya dia dikenal orang yang paling diam dan sabar.
"Jangan merasa tampan.Ataupun paling hebat,bukan karena kamu dari taekwondo dan berani membantahku kali ini".
Chungha menunjuk wajah Jungwon dan mendorong kening adik kelasnya itu.
"Aku tidak bangga dengan yang aku minati,tapi bukankah kalian yang tiba-tiba saja merasa terancam.Atau memang kalian berpikir sombong".
Jawab Jungwon
"akhh".
Teriak siswi-siswi dikantin melihat Chungha menarik kerah baju Jungwon.
"Dengar baik-baik,kamu bisa bicara sekarang.Namun aku juga bisa membuatmu batal mengikuti lomba minggu depan".ancaman Chungha dengan tangan yang begitu kuat menarik kerah Jungwon.
"Jungwon ah,yah hentikan.Hyung lepaskan".Sunoo berusaha melerai keduanya.
Namun itu sama sekali tidak membantu.Daniel khawatir dan terdiam,kini Sunoo ditahan untuk memisah pertengkaran ini oleh Jaehwa,teman Chungha
"Jujitsu untukmu,taekwondo untukku.Tapi dalam diriku tidak ada permainan kasar dengan kekerasan".
Jungwon semakin membuat Chungha marah,sehingga posisinya sekarang berbalik.
Tangan kanan Jungwon terpelintir di lengan Chungha.
Wajahnya memerah menahan sakit,semua ramai dan terkejut.
Daniel dan Sunoo tidak bisa lepas dari tahanan teman-teman Chungha.
"Jungwon hyung,berhentilah kalian".
Daniel mencoba melepaskan genggaman itu.
"Kita akan lihat,siapa yang akan dipatahkan disini HOHH"
Kesal Chungha
Siswa/siswi dikantin berdiri menyaksikan perdebatan serta kericuhan yang terjadi ini.
Semua terdiam,kalangan angkatan 3 ini diam menyaksikan.
Sesekali merasa takut dengan tindakan teman satu angkatan
"BIAR AKU PATAHKAN TANGANNYA"
"Andwae".Teriak Sunoo
Jungwon menahan sakit yang dia rasakan,dia hanya bisa diam.Meskipun sebenarnya bisa saja berbalik dan membalas perbuatan seniornya tersebut.
Namun Jungwon memilih untuk sportif sampai pertandingan real dimulai.
"Menjauh darinya atau tanganmu yang aku patahkan".
Kedatangan suara dari ambang pintu kantin,semua mata tertuju dengan kehadiran pria tampan dan rapi tersebut.
JAY.
Salah satu dari angkatan 3 ini datang bersama teman yang lain
Entah diwaktu yang terlambat atau tepat,Sunoo tersenyum ketika kehadiran Jay,Jake dan juga Nicholas.
Teman-teman Chungha melepaskan Sunoo dan juga Daniel.
Namun Jungwon tetap menjadi tawanan bagi Chungha,tidak peduli dengan keadaan adik kelasnya yang kesakitan.
"Aku bilang lepaskan dia".
Jay menarik tangan Jungwon,namun itu ditahan dengan kekuatan tangan Chungha semakin erat melintir tangan Jungwon.
"Urusanku dengannya tidak ada hubungan sama sekali dengan team basket".
Sahut Chungha
"Lalu apa urusanmu dengannya juga menjadi urusanku".sahut Jay tegas.
Siswi dikantin heboh ketika Jay menyatakan dengan lantang.
"Baru kali ini angkatan 3 dengan 1 memiliki hubungan erat".
"Apa dia Jay yang dulu"
Semua pembicaraan omong kosong terdengar.
"Bukankah bagus untukmu dan aku jika ini anak aku gagalkan untuk minggu depan".
Jay mengepalkan tangannya,
"Pecundang sekali dirimu Chungha,sehingga begitu takunya dengan Jungwon".
Jake mencoba menguras emosi Chungha terhadap Jungwon dan beralih padanya.
Namun itu salah,
"Jebal hyung,tolong lepaskan Jungwon.Dia memiliki luka yang belum pulih.Sendi tangannya keram setelah kecelakaan".
Tidak sengaja Sunoo menceritakan kelemahan dan rasa sakit yang diderita Jungwon akhir-akhir ini.
Bahkan Jay,Jake pun baru mengetahuunya.
Brakk
Chungha jatuh tersungkur kelantai,pukulan dari Jay melayang tepat diwajah Chungha.
"Aku sudah memintamu berhenti dengan baik,maka hanya kekerasan yang kamu mau".
Jay menahan Chungha agar tetap diam dibawah.
"Yahh Jay ah,hentikan.Kalian satu angkatan..jangan sampai terpecah".
"Nee,hentikan tingkahmu".
Celoteh para siswi saling terdengar.
"DIAM".
"Terpecah??kalian pikir tindakannya baik.Justru merusak nama baik dan poin angkatan 3.Jika mereka bertiga hanya diam,itu bukan lemah.Mereka lebih paham mana pertandingan dan mana permainan konyol".
Jake menjadi sangat marah dan tegas,pria yang humoris kini menjadi tujuan utama membela Jungwon dan juga temannya.
Jay berdiri dan menarik Jungwon untuk di dekatnya.
"Dia adalah pria yang baik,tidak dengan memusuhinya ataupun menggagalkannya."
Jungwon meringis pelan begitu merasakan tangan yang sakit.
"Apa dia sekarang menjadi anggotamu Jay.Aku dengar kau sering berdatangan dengan angkatan 1".
Sahut Kwang-sun
"Anggota kami atau tidak,tapi sikap pecundang seperti kalian hanya sampah.Pastikan,kami unggul tepat di atas anak jujitsu".
Nicholas mengeluarkan kalimat savagenya.
Setelah beberapa menit Jungwon terdiam kini dia menghampiri Jaehwa dan berusaha memukulnya.
Namun tindakan kotor itu ditahan oleh Jay.
"Hentikan Jungwon ah,Jake bawa dia dan yang lain pergi".
Jake merangkul Jungwon bersama dengan Sunoo membantu.
"Kau lihat,sekalipun dirimu berusaha menyakiti angkatan 1 atau 2.Akan aku pastikan jika kalian dalam masalah besar".
Ancaman Jay mengakhiri perdebatan.
Chungha mengusap ujur bibirnya yang sakit karena pukulan.
"Jika bukan Appanya seorang pendonor dana terbesar,aku tidak akan menahan amarahku".
Ucap Chungha.
"Yeh,emang kalian ini tuh yah cocoknya diancam kayak gitu"
Ejek seorang siwi yang satu angkatan
"jangan gegabah dan cepat latihan,menang bukan bermodal fuckBoy tapi smartBoy".
Dari keramaian dikantin yang kebanyakan dihadiri angkatan 3 kini bubar dan meninggalkan kantin satu persatu.
Helaan nafas amarah itu masih tersisa di benak Jungwon.
Dari tatapan mata yang tajam terbukti jelas jika sakit hati yang dalam.
"Duduklah sebentar,untuk apa kamu emosi.Mana Jungwon yang dulu?".
Jake mencoba membantu Jungwon untuk menghapus perasaan marah dan menstabilkan hatinya.
Sunoo mengulurkan sebotol air mineral untuk temannya itu.
Namun hanya tolakan yang di dapat.
"Aku tidak paham,benar-benar menyebalkan.Team taekwondo hanya bertiga,dan itu selalu datang banyak ancaman".
Daniel menunduk lemah.
Sunoo menenangkan Daniel.
"Jay ah,
Jungwon membuang muka begitu kedatangan Jay dari dalam kantin.
"Heii,apa yang kamu lakukan tadi.Sudah tahu ada banyak angkatan 3 tapi kamu malah diam disana.Hanya bertiga lagi".
Tegur Jay berdiri di hadapan Jungwon,tetap enggan menatap ataupun menjawab seniornya itu.
"Tidak hyung..kami hanya makan siang sehabis latihan".
Sahut Sunoo
"Kalian ikut aku,kita ke ruangan taekwondo".Ajak Jake menarik tangan Daniel dan Sunoo
"Tap..".
Tidak mungkin Jungwon dibiarkan dengan Jay,sedangkan Sunoo sudah berjanji untuk melindungi sahabatnya dari segala ancaman yang seketika datang.
"Hyung bicara denganmu,bukan untuk menatapmu terdiam".
Jungwon bangkit tepat dihadapan Jay.
"Kami bertiga,hanya makan siang bukan.Coba saja hyung tidak ada di rooftop,pasti aku dan temanku tidak akan kemari".
Jungwon akhirnya bersuara.
Dihadapannya adalah sosok yang selalu melindungi,seolah menjadi kakak laki-laki baginya.
Namun hati kecilnya telah sepakat untuk tidak membuat Jay terlibat dalam segala permasalahan.
Terutama untuk setiap hari-hari mendekati perlombaan sekolah,tentu semua bersaing.
"Kenapa tidak bergabung saja tadi di atas,kamu hyung tanya hanya jawab tidak apa-apa".
"Untuk apa Jungwon bergabung.Itu team basket,sedangkan aku team yang lain.Hyung tidak pernah memikirkan penilaian".
"Team berbeda??itu ketika di hari H Jungwon.Bagi hyung ini hanya menunjukkan bakat dan kemampuan".
"Tapi".
Mata yang sudah berair,kalimat tersedak mengingat kerja kerasnya.
Mempertahankan team utuh seperti dulu.Hanya bagian dari kehancuran.
"Tapi Jungwon tidak merasakan itu dari team-team yang lain.Heeseung hyung telah membuat semuanya hancur".
"Heeseung.Dia hanya mantan anggota taekwondo".
"Benar.Ketika dia keluar dari team,anggota yang lain pun ikut serta.Menuduh bahwa akulah yang merencanakan.Itulah kenapa setiap kesempatan seperti ini,aku selalu memilih untuk mundur.Bahkan memilih untuk tidak selamat kecelakaan itu".
Melihat pria lemah meneteskan air mata,Jay merasa terpukul.
Dia begitu merasakan sakit hati yang begitu datang tanpa syarat.
Siapapun yang ada dibenaknya tidak pernah tahu harus membela siapapun.
"Sena..pendapatmu untuk aku membencinya sangatlah bodoh.Dia lemah setiap sisi".Gumam Jay.
"Baiklah hyung paham,hyung janji untuk kali ini..tidak akan ada yang melukaimu ataupun mencela lagi.Bukan hanya Jungwon,tapi team taekwondo akan hyung buat formasi lengkap,meskipun ada orang baru".
Jungwon menyeka air mata dengan tangan imutnya.Senyuman tipis itu kembali.
Jay mengangguk meyakinkan Jungwon
"Gomawo".
"Tidak tidak,kamu adalah adik hyung.Aku hyungmu bukan?".
Jungwon akhirnya tersenyum
"Aku harus latihan hyung"
"Biar hyung temani,disana ada Jake dan Nicholas."
Keduanya berjalan meninggalkan tempat menuju ruangan latihan taekwondo.
Permasalahan serta salah paham akan cepat selesai.
Ketika perasaan tetap damai dan tidak menyimpan amarah.
Hatimu mungkin ingin berbicara
nada setiap pendengar akan selalu bersuara..
Namun dari kesekian bisikan,tersisa satu kalimat
'beri aku beberapa alasan'
Dari segala kerumitan,
Dari setiap teka-teki
Tolong keluarkan aku dengan sigap
Banyak kejahatan yang berpura untuk tetap baik.
Aku bukan seseorang yang menilai dengan amat cepat,
tidak tahu kemampuan apa yang sebenarnya aku punya.
Jungwon_
Jay berjalan senada dan sejajar dengan Jungwon.
Dia bercerita banyak tentang skill bermain basket.
Tidak banyak yang menatap keduanya,hanya angkatan satu begitu damai tanpa bersuara.
"Jinjja hyung".Terkejutnya Jungwon mendengar cerita yang dia tidak pernah tahu
"Memang seperti itu".
Jay mengangguk
Jungwon akan selalu bertanya dan terkejut setiap saat,terutama ketika dirinya tidak mengetahui apa arti setiap pembicaraan.
"Apa kamu paham maksud hyung bercerita selama 15 menit tadi"
Jungwon menggeleng dan tersenyum canggung.
"Huff.."
"Tapi Jungwon tahu jika bola basket di start dilempar ke atas".
Jay berhenti mendadak
"Lalu apa kamu baru tahu jika bersepatu hanya dilakukan team basket?".
"Lalu untuk team yang lain".
Jay merangkul Jungwon terburu-buru.
"YAHH hyung lepaskan,aku bisa berjalan sendiri".
"Diamlah sebelum ocehan mu semakin terlihat bodoh".
.
.
.
.
"Ternyata ruangan ini cukup luas".
Nicholas pertama kali datang dan melihat ruangan latihan taekwondo.
Mulai penasaran dengan benda-benda di setiap sudut.
"Wehh..bukankah ini yang dicari Hee hyung".
"Benar hyung.Itu milik kalian".
Daniel menghampiri keberadaan Nicholas.
"Sebaiknya kalian latihan lagi yah,ketika Jungwon datang kalian tidak perlu cemas.Lupakan tadi".
Sunoo dan Daniel mengangguk paham dengan kompak.
"Itu Jungwon hyung".
Sambutan rasa tenang teman-teman seperjuangan.
Jake dan Nicholas bisa meninggalkan ketiganya.
"Maafkan hyung yah..tadi itu pasti menyakitkan untukmu".
"Bener hyung,kamu bisa istirahat sejanak".
Jungwon merangkul keduanya,meskipun tubuh Daniel lebih tinggi.Namun dia mampu meraih pundak Daniel
"Kita lupakan hari ini,memikirkan yang terbaik untuk kedepannya.Aku tanpa kalian akan lemah".
Kisah haru yang tulus.
Langkah Jay berhenti tidak mengikuti Jungwon memasuki ruangan.
Sontak hal itu membuat Jungwon berbalik..
"Why?".
Tanya Jungwon
Tiba-tiba saja Jay menepuk pelan ujung kepala Jungwon.
"Masuklah dan tunjukkan pada mereka,kamu sudah baik-baik saja".
"Aku memang baik-baik saja hyung".
Jay mendekatkan dirinya agar sejajar dengan adik kelasnya ini.
"Jake hyung kan ada di dalam,tadi bilang ingin menemani.."
Kalimat itu terhenti,
Tatapan Jungwon teralih pada pemandangan siswa angkatan 3 di lapangan basket.
Tepat mereka adalah team Basket.
'team Jay
"He em.Gomawo hyung,mian sekali lagi hyung terlibat.Tapi,ini yang terakhir...janji".
Jay terkekeh,tingkah yang menggemaskan dari pria manis sebagai penyembuh untuknya.
Wajah yang chabi,berponi,serta memiliki lesung.
Siapa yang tidak gemas ketika Jungwon sudah bertingkah.
"Nanti,suatu saat ketika siapapun yang mengangkat kemenangan.Pastikan tetap tersenyum seperti ini.Jangan takut!!
Hyung juga tidak tahu apakah nanti keberhasilan atau pengorbanan".
Jungwon mengangguk,
"Gak boleh marah terus merusak lampu taman lagi".ejek Jay
"Yah hyung,hentikan tentang itu.Kenapa selalu diingatkan".
Kesal Jungwon,raut wajahnya berubah datar.
"byee hyung".
Jay membalas lambaian tangan adiknya/adik kelas kesayangannya itu.
Sebelum memasuki ruangan,Jungwon masih berdiri dan memandangi hyungnya berjalan menuju ke lapangan.
"Kita punya pelindung yang baik hati,lembut dan selalu menilai sesama".
Sunoo mengalihkan Jungwon yang terdiam merapikan barang-barang.
"Nah itu hyung..meskipun kita selalu seperti ini.Tapi bersyukur saja masih ada yang menyayangi kita".
Sahut Daniel
"Menurutmu".
"_____"
"Aku bisa membaca dari wajah datarnya,jika Jungwon hyung juga merasakan yang sama".
Ekspresi julid dari Jungwon yang didapatkan Daniel.
***
Aku publish setengah-setengah yah.
Berusaha buat cerita biar gak jetebak,
Maaf sebelumnya kalo ceritanya B aja.
Tapi aku hanya ingin berkarya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top