pt.13
Hidupku jauh dari kenyamanan,tapi aku suka sesaat di hari ini
Langkahku sangat menyukai awalan,tapi aku benci dengan akhiran
Berharap tidak benar-benar peduli
Kembali dunia fakta,
'akulah peran utama'
UNTUKMU~~~~
🍂Maya
Coba kalian rasakan jika benar dalam posisi harus meniti sesuatu dengan pikiranmu yang tidak sejalan.
Pernah tidak memiliki keinginan berlebih,menata ekspetasi..dan lagi-lagi harus dihancurkan oleh realita kembali.
Aku ada saran untukmu'
Dengarkan aku tapi jangan turuti kemauanku :
•Melangkahlah sesuai garis takdir Tuhan,tapi bukan berarti aku melarangmu berhenti mengejar sesuatu.Hanya saja,nikmati setiap waktumu dengan realita.Mimpimu bisa menjadi indah dan bisa membuatmu buruk dalam keterpurukan•
🦋🦋🦋
"Itu dia".
Seorang ibu rumah tangga telah menyiapkan segalanya sedari waktu senggang.Seperti halnya bukan tempo beristirahat.
Meluangkan waktu baginya tidak semudah yang orang lain lakukan.
Tangannya terus bergerak tidak berhenti menyiapkan tatanan di meja makan.Karyawan rumah yang siap siaga 24 jam,itu tidak akan melegakan.
Kembali pengulangan bahwa putranya sangat harus memakan masakan olahan tangannya sendiri.
"Sayang sebentar lagi kita akan makan bersama".
Ucapnya
Pria kuluh memakai baju hitam sejak pagi,menatap kesibukan eommanya.
"Tidak biasanya eomma memasak sebanyak ini untuk Jay dan Appa".
Jay tidak melanjutkan langkahnya menuju ke kamar,kini tangan usil mencicipi setiap makanan ringan di piring.
"Apa yang kamu lakukan?".
"Aku memakannya,apa aku salah?".
Keduanya saling menatap,tetap saja Jay tidak beralih dari piring di depannya.
"Eomma akan marah jika kamu merusak makanan ini.Tidak membersihkan badan,lakukan segera".
MinYeong menggelengkan kepalanya terheran dengan sikap putranya.
Seperti merasakan memiliki anak seperti seorang pesulap.
Terkadang seperti ini,juga bisa seperti itu.
(jika bisa begini,bisa juga begitu😂)
"Nyonya dia sudah datang".
MinYeong menyambut dengan senyuman,dari ambang pintu sudah ada tamu yang paling dia tunggu.
Tatapannya beralih pada pertumbuhan yang begitu tinggi,tiba-tiba saja mata yang indah berkaca-kaca.
"Anyeong".salam manis dari seorang pria tampan di depannya.
"Ne,aku menunggu kedatanganmu".
Jay terdiam menatap MinYeong sedang berhadapan dengan seseorang.
Masih tidak berganti pakaian,hanya saja rambutnya telah basah.
"Sebentar,siapa yang datang".
Tanya Jay pada karyawan di meja makan.
"Seorang yang paling spesial untuk tuan muda".jawabnya begitu meninggalkan tempat.
Tidak memperdulikan ucapan karywan tersebut,Jay duduk tanpa rasa bersabar untuk mengisi perutnya.
Mengambil nasi dan beberapa lauk kesukaan Jay,hampir beberapa hari tidak berada di meja makan keluarga Park Family.
"aish..seharusnya foto itu dibuang,aku saja jijik melihatnya".
Celotehnya menilai fotonya sendiri sebelum menginjak usia dewasa.
Di dalam rumah banyak sekali beberapa foto berbingkai terletak di dinding.
Salah satunya adalah foto Jay.
Ruang tamu,tepat setelah menaiki tangga,di ruangan kerja Park Dongwook pasti akan di temukan foto Jay.
"Kita akan makan bersama".
Kedatangan MinYeong bersama tamunya hanya ditatap sebentar.
Namun perut yang lapar tidak menginginkan beralih sama sekali.
"Sayang..kita kedatangan tamu spesial.Dia adalah Ni-ki".
Ni-ki membungkukkan badannya sebagai tanda hormat,Jay membalas dengan senyuman.
"Duduklah,eomma akan menyiapkan makan pertamamu".
Ni-ki mengangguk,berada di samping Jay bersiap memulai makan.
Namun pria disampingnya kini terbeku karena sesuatu.
"Suatu saat kita akan merasakan kebesaran yang paling eomma tunggu Jay.Kehadirannya merubah kesunyian hidup kita.Kamu bisa menantikan itu hmm?".
"Aku akan menunggunya,tapi jika eomma benar-benar tidak menyulitkan sesuatu".
"Apakah dia..."
MinYeong menyiapkan makanan untuk Ni-ki,ketiganya duduk dan siap memulai makan malam.
Hanya Jay yang masih terhanyut oleh pemikiran sendiri.
"Emm Jay selesai eomma.Ni-ki nimati makan malammu".
Jay meninggalkan tempat terlebih dahulu,beralih menuju ke kamarnya.
Di dalam kamar,pikirannya masih tidak sampai.
Berdiri dengan memandang ponsel yang tergeletak di atas meja.
"Ni-ki..dia tamu spesial eomma dan appa.Seseorang pelengkap keluarga ini..jadi dia".
Ucapnya sendiri.
"Aniya...aku bahkan masih menyelidiki semuanya dengan Sunghoon dan juga Jake.Bagaimana bisa secepat ini".
'jungwon'
Satu nama yang terlintas dalam pikirannya,tiba-tiba saja memejamkan mata frustasi dengan larutnya pemikiran.
"Waee??Jungwon secara terbesit,jika Ni-ki adalah adikku..lantas kakek selama ini berbohong".
Menyibukkan diri bersiap-siap ingin pergi kembali.Mengambil hoodie nya di lemari,tidak lupa tas yang berisi barang yang diperlukan.
Sebelum membuka pintu kamar,kini ingatannya teringat akan benda yang sangat penting baginya.
Terus mencari membuka setiap laci di kamarnya,namun yang menjadi tujuannya kini tidak ditemukan.
"Yahh..minggu lalu aku dan Sunghoon melihatnya.Dimana sekarang?".
Terus mencari hingga membuka tas lama yang ia pernah gunakan ketika nongkrong bersama Sunghoon.
Ponsel yang tetap di atas meja menyala menunjukkan notif berulang kali.Tidak sama sekali di hiraukan oleh Jay,tangannya terus mencari sesuatu.
"Jay"
Panggilan dari luar mengalihkannya,tanpa menunda kini dia membuka pintu kanar.
Ni-ki berdiri di depan kamarnya.
"Hyung aku kesini karena eomma kamu menyuruhku meminjam jaket".
Ucap Ni-ki begitu gugup dengan menunduk.
Jay merasakan kegugupan pria muda di depannya.
"Kamu membutuhkannya,aku akan ambilkan.Jangan sungkan denganku,kamu tamu di rumah ini".
Jawab lembut Jay
"Weitt,dia bukan hanya sekedar tamu sayang.Dia spesial sepertimu disini.Ni-ki jika kamu butuh hyungmu jangan pernah malu".
MinYeong memotong obrolan antara Ni-ki dan Jay.
"Aku harus pergi sekarang,nanti akan aku bicarakan sesuatu dengan eomma".
Tangan MinYeong menghentikan putranya meninggalkan tempat.
"Cukup kamu eomma biarkan beberapa hari dengan liar,sekarang kamu harus di rumah.Eomma akan ke kantor mengunjungi appamu disana".
Baru kali ini bagi seorang Jay terhenti dan merasa heran mendengar eommanya melarang untuk pertama kalinya.
"Kamu bisa bukan beraktifitas di rumah,tolong ikuti omongan eomma kali ini saja".
Ni-ki terdiam di antara keduanya,Jay berada di sampingnya sesekali dia menatap.Ada ketakutan di benak Ni-ki,melihat aura wajah Jay yang seolah begitu sangat tajam.
"Baiklah..Jay akan dirumah hari ini".
Jawab Jay.
"Selagi Jay hyung dirumah,kamu bisa ada yang menemani".
MinYeong mengusap rambut Ni-ki dengan di iringi senyuman.
"Stay".
Ni-ki melangkahkan kaki menuju tangga,Jay masih mengamati pria muda dirumahnya tanpa ada rasa aneh sedikitpun.
"Ayolah Jay,jika dia adikmu perlakukan sangat lembut".
Batinnya.
"Ni-ki".
Jay menghampiri Ni-ki yang berhenti di tangga.Sejenak terbesit rasa penasaran itu hadir.
"Apa kamu merasa canggung atau lainnya denganku?".
Ni-ki menggeleng saja sebagai jawaban.
"Apa kamu tau sesuatu?Dimana asal kamu berada sebelumnya?".
Masih hanya gelengan yang di dapatkan Jay dari Ni-ki.
Tangan yang dengan lembut meraih begitu saja,ajakannya menuju ke kamar Jay kembali.
Ni-ki mengikuti langkah dan tujuan Jay yang akan membawanya.
"Ini kamarku,kamu bisa menggunakannya semau kamu hari ini.Tapi untukku,jangan beritahu eomma jika aku akan nekat pergi".
Sudah menjadi andalan jika Jay tidak bisa begitu saja melewatkan keluar rumah.
"Ehh hyung".
Panggil Ni-ki
"Mengecewakan hati seorang ibu itu akan merugikanmu nanti".
Jelas Ni-ki
"Aku bisa saja sendiri disini dan Jay hyung pergi.Tapi jangan biasakan berbohong".tambahnya.
Jay meletakkan tas di lantai,tatapannya menatap Ni-ki dengan begitu santai.
Bergegas menuju ke kamar tamu yang sebelumnya menjadi tujuannya,dan sesaat bersamaan Jay juga memasuki kamar pribadinya.
"Wahh rumah ini benar-benar sangat mewah,aku akan segera kesana".
Ucap Ni-ki kegirangan melihat halaman basket dari jendela kamar.
.
.
.
.
.
"Gomawo Jungwon".
Balasan senyuman dari Jungwon setelah K mendapatkan obat yang dia butuhkan.
Merasa haus dan butuh air minum,tangan Jungwon berhenti sebantar ketika panampakan kotor di dapur membuatnya risih.
Yakni banyak sekali cucian piring kotor menumpuk yang tidak seperti biasanya.
Membatalkan niatnya menghilangkan kehausan,sekarang dengan bijak mulai membersihkan dapur.
Dicucilah satu persatu setiap peralatan dapur yang kotor.
"Tidak biasanya sebanyak ini,dimana semua karyawan rumah".
Mengamati sekeliling rumah dari sudut ke sudut yang hanya menampakkan suasana sepi.
"Eomma dengan anak itu juga tidak ada".Batinnya terus berpikir.
Setelah selesai dengan pekerjaan yang dia lakukan,kini Jungwon menghampiri K di dalam kamarnya.
Pintu yang tidak terkunci,dengan perlahan Jungwon memasuki ruangan kamar pribadi K.
"K hyung tidak istirahat setelah minum obat".
Suara Jungwon membuat K beralih dari layar laptopnya dan menatap dirinya.
"Aku akan meminumnya nanti setelah selesai,apa kamu tidak merasa kesakitan?".Tanya balik K.
Jungwon menggelengkan kepalanya ketika dia sudah baik-baik saja mengenai kesehatan.
Jungwon mendekat disamping K hyungnya,mata yang terus menunduk seolah takut untuk mengungkapkan sesuatu.
Jari tangan memainkan kain bajunya
"Hyung".
K menatap dirinya,Ini kesempatan yang sangat ditunggu Jungwon untuk mulai berbicara berdua dengan K.
Sebagai kakak laki-lakinya yang jarang sekali memberinya perhatian,namun beberapa hari terakhir ada sedikit kejanggalan yang membuat Jungwon penuh pertanyaan.
"Aku minta maaf saat di rumah sakit kala itu,sama sekali tidak ada niatan membuatmu terluka".
Memulai pembicaraan.
"Ahh waktu itu,gwenchana.Aku paham denganmu,aku akan merasa marah ketika berada di posisi sepertimu.Lantas siapa yang menjagamu?".Tanya K.
"Sunoo hyung dengan temanku yang lain".jawab singkat Jungwon tanpa menjelaskan teman yang dia maksud.
"Bersyukurlah kamu,ketika sesuatu mengurangi dirimu.Ada kasih sayang yang lebih diluar sana untukmu".
Ekspresi terkejut Jungwon setelah mendengar kalimat dari hyungnya.
"Kemarilah".
K memeluk Jungwon secara tiba-tiba,hal ini membuat matanya berkaca-kaca.Raut wajah K dibalik pelukannya kini menjadi menyedihkan.
"Hyung harap semua akan cepat berakhir,dan kamu benar-benar menemukan kenyaman sesungguhnya tanpa tekanan".
Ujar K pelan
Keduanya mengakhiri pelukan layaknya kakak beradik yang secara nyata.Seorang hyung yang telah meneteskan air mata tanpa diketahui sama sekali.
Setelah perbincangan begitu nyaman,Jungwon keluar dari kamar K.
Dibalik pintu kamar,Jungwon merasa banyak kejanggalan di hari yang sama.
"Hari ini aku mendapatkan momen yang sangat aneh.Pertama untuk pertama kalinya aku melihat Jay hyung ditaman sendiri,ada anggota baru di keluarga ini,dan terakhir K hyung tiba-tiba saja begitu manis padaku.Apa dia mau mati?hoh".
Celoteh Jungwon bersama pemikirannya sendiri.
Langkah kecilnya menuju kamarnya,merapikan beberapa barang dari rumah sakit.Seperti baju yang kotor,charger,serta tas selama sekolah yang sudah lama tidak digunakan menuju ke sekolah.
Klung
Pandangan dengan kesibukan kini teralihkan oleh suara nada notife pesan masuk.
Ponsel yang tergeletak di atas kasur ia raih dan membuka beberapa pesan.
Sunoo Hyung
Aku mendapat kabar dari Jake hyung kamu tidak kembali ke rumah sakit.Bagaimana kondisimu??
"Aku sangat merindukannya".
Ucap Jungwon setelah membaca pesan dari teman terdekatnya.
Setelah Jay menggantikan untuk menjaga Jungwon di rumah sakit,Sunoo mendadak tidak enak badan untuk kembali.
Jay melarang Sunoo kembali merawat Jungwon sebelum benar-benar pulih.
Sudah 2 hari semenjak Sunoo sakit,keduanya tidak bertemu sekalipun.
Jungwon
Aku baik-baik saja,besok akan pergi ke sekolah seperti biasa hyung.Denganmu?
Sunoo Hyung
Syukurlah,banyak yang merindukanmu di sekolah.Besok kita bertemu
Sunoo membalas pesan begitu sangat cepat,Jungwon tersenyum jahil seperti biasanya.
Tidak berniat membalas pesan kepada Sunoo,dan meninggalkan obrolan dengan cepat.
Menidurkan tubuhnya dengan menikmati lampu suasana malam di kamar.Peritirahatan yang sangat dirindukan,
"Rumah sakit menekam sekali,lebih nyaman seperti ini.Tapi tidak ada Jay hyung yang akan duduk di samping ranjang".
Batin Jungwon sembari memejamkan mata,teringat betapa serunya dijaga oleh teman terdekat di rumah sakit.
"Jay hyung bilang dia akan berlatih basket untuk kejuaraan di sekolah setiap tahun.Lantas apa aku ikut bersaing?".
Ucap Jungwon.
Klung
Daniel
Hyung,aku ikut senang dengan kesembuhan dirimu.Cepatlah datang dan berlatih,tahun ini akan merindukan kemenanganmu
Read..
Secara bersamaan dengan pemikiran Jungwon pesan masuk dari temannya memberi ajakan untuk berlatih taekwondo.Setiap tahun di sekolah akan diadakan perlombaan bergengsi untuk setiap bidang ekstrakulikuler.
Tahun kemarin basket mendapat nilai yang sangat rendah,dan taekwondo unggul dengan rating tertinggi di tangan Jungwon.
"Astaga..".
Dirasakan sangat runyam,Jungwon melempar begitu saja ponsel tidak jauh darinya berbaring.
Menata bantal serta menempatkan tubuh beserta kepala pada kenyamanan untuk memulai istirahat.
30menitt..
Kedua mata hampir menikmati kelelapan berbaring tiba saja terbuka karena suara di lantai bawah.
Suasana masih di tengah malam,namun perhatiannya menuju pada kebisingan dari lantai bawah.
Perlahan Jungwon beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar.
"Hhhhhhh...malam yang sangat menyenangkan".
Suara tawa seorang wanita dewasa dari ruang tamu.
K sudah berada di luar kamarnya,menatap kadatangan Jungwon dari lantai atas.
"Hyung apa itu eomma?".
Ditangkapnya situasi Eomma keduanya dalam keadaan tidak terkendali atau mabuk.
SoHee...
SoHee adalah ibu dari K dan juga Jungwon,hal seperti inilah akan membuat Jungwon terkejut namun tidak dengan K disampingnya.
"Aku akan ambilkan minuman hangat untuk eomma,bantu dia duduk di sofa".
SoHee tergeletak lemas di lantai,rambut yang berantakan dengan sebotol minuman wine begitu berat kandungan alkohol ditangannya.
Jungwon membantu eommanya untuk bangkit dan duduk di sofa,namun kekuatan tubuhnya tidak senada.Jungwon jongkok di depan SoHee menatap heran dan tidak tahan mengenai aroma minuman tersebut.
"Wae??kamu tidak suka ini".
Ucap SoHee menunjukkan sebotol wine di depan Jungwon,
"Berdirilah".SoHee berdiri dengan diikuti Jungwon.
"Anii eomma".
Jungwon berusaha menjauhkan minuman tersebut dari wajahnya,ketika SoHee mencoba dengan sangat keras meminumkan pada Jungwon.
Tangan Jungwon menghalangi mulutnya,SoHee merangkul Jungwon dan siap menuang minuman wine kedalam mulut Jungwon.
pyarrr...
Botol minuman alkohol itu jatuh dengan keras kelantai ketika K membuang begitu jauh.
Jungwon yang ketakutan kini menjauh dari SoHee.
"YAHHH...kamu membuang itu,eomma masih menginginkannya".
Ucap SoHee penuh penekanan.
"Jungwon kamu kembali ke kamar,hyung akan mengurus eomma."
K membawa eommanya menuju ke kamar pribadi SoHee.
Sedangkan Jungwon masih terkejut,
.
.
.
.
.
"Eomma apa kamu gila.Jangan merusak seorang remaja yang masih di bawah umur".
SoHee masih di bawah tekanan pengaruh alkohol.Hanya terkekeh dan menatap putranya di depan.
"Dia itu sudah berhak melakukannya,aku hanya menata awalnya saja".
.jawab SoHee
"Aku tidak akan membiarkan itu,dia adikku".
"NO".Bentak SoHee.
"Bagaimanapun dia juga adikku,karena aku sudah menjadi panggilan hyung untuknya.Maka dia juga adikku yang aku lindungi.Stop membuatnya sakit selama ini".
K selalu menegaskan bahwa keburukan di keluarganya akan berpengaruh mengenai mental Jungwon.
"Tapi dia sumber uang".
Jawab SoHee diiringi tertawa riang.
"Eomma minum ini dan cepat istirahat,aku takut kamu akan mengatakan banyak hal".
Setelah SoHee tertidur pulas,K meninggalkan eommanya sendiri tidur lelap di dalam kamar.
Langkahnya menuju lantai atas tepat keberadaan kamar Jungwon.
Dibukanya perlahan,wajahnya begitu tenang mendapati Jungwon tertidur pulas dibalik selimut.
Tidak ada niat untuk membangunkannya,hanya saja mencoba melihat kondisi adiknya setelah kejadian yang hampir gila.
• • •
"Yess".
Perasaan begitu senang disertai antusias dialami Ni-ki,bermain basket di lapangan Park Family membuatnya begitu kegirangan.
Angin yang menembus tubuhnya mencoba memadukan dengan suasana begitu sejuk.
Lompatan kecil memasukkan bola ke dalam ring,tidak lupa senyum manis yang begitu indah.
"Apa kamu lebih jago dari aku?".
Ni-ki berhenti begitu saja dan membalikkan badan menatap seseorang yang bersuara di belakangnya.
Dilihatnya Jay sedang memantau kegiatan Ni-ki,
"Emm hyung,aku merasa bosan di dalam.Begitu aku melihat ini dari sana..maka aku segera kemari".
Pernyataan Ni-ki sangat canggung sambil menunjuk jendela kamar ruang tamu tempatnya di rumah Jay.
"Aku suka,kamu sangat pandai sekali.Jadi boleh aku bermain".
Jay memberikan keramahan untuk Ni-ki bertujuan menghilangkan kecanggungan.
"Ayo,apa yang kamu lihat.Rebut bola ini dari hyung".
Jay berlari kecil sambil mendrible bola basket menuju ke ring.
Setelah mendengar hal itu,Ni-ki dengan sigap bermain.
Di halaman ini,keduanya terus bermain.Jay terus memasukkan bola kedalam ring..begitupun Ni-ki yang bisa saja begitu cepat merebut bola dari kuasa Jay.
"Wuu..Jay hyung kita selisih satu poin sekarang.Jika aku menang kamu harus jongkok dengan menggendongku sebanyak 10x".
Jay mengekspresikan kesetujuan,permainan ini semakin serius hanya merebutkan satu poin saja.
Dan..
Ni-ki memenangkan taruhan,berlari memutari Jay sebagai selebrasi kemenangan.Terkekeh jahil untuk kekalahan Jay yang masih terdiam.
"Baiklah,aku menepati janji".
"Kau siap hyung,1 2 3".
Jay menggendong Ni-ki menerima hukuman,jongkok lalu berdiri sebanyak 10x.
Ni-ki terus tertawa menghitung hukuman untuk Jay
Sedangkan Jay sangat kelelahan.
"Yakk..kamu berat sekali".
Ucap Jay berat,wajahnya memerah
"Huahh".
"Hyung sangat capek,aku akan ambilkan minum untukmu".
Tangan Jay mampu meraih Ni-ki,melarang untuk mengambilkan minuman.
"Duduklah".
Ajak Jay.
Ni-ki duduk bersama Jay berdua di halaman,keduanya seperti terlihat begitu dekat dengan waktu.
"Kamu sangat pandai bermain basket ini,tidak ingin dikembangkan atau kamu sudah ada jadwal khusus".
Ni-ki menggelengkan kepala sebagai jawaban.
"Besok kamu ikut aku berlatih bersama temanku,disana ada junior dari kalangan sekolah.Cobalah".
Pernyataan Jay melukis senyuman Ni-ki didepannya.
"Jinjja hyung"
Jay mengangguk.
"Jay hyung ada pertandingankah??"
Tanya Ni-ki,Jay mengangguk.
"Pertandingan pertama kali setelah aku bangkit dari koma".jawab Jay.
"Ceritalah hyung,aku ingin dengar".
Kegemasan dan kelembutan Ni-ki mampu mendekat begitu saja bersama Jay.
Langit yang indah,angin yang sejuk..berdiam duduk di halaman basket.Begitu layaknya sebuah saudara yang bermain di malam hari
Menceritakan kejadian awal yang membuat Jay mengalami sakit begitu parah,serta Ni-ki mendengar dengan seksama memasang ekspresi begitu serius.Sesekali Jay tersenyum menatap ekspresi pria muda di depannya,namun rasa keingin tahuan Ni-ki tetap saja di terapkan.
"Kamu hebat hyung,aku mengagumi itu".sahut Ni-ki disela Jay bercerita.
Senyuman manis untuk tamu spesial keluarga Park Family.
Mengacak-acak gemas rambut Ni-ki sembari bercanda.
Terlihat sangat dekat,kembali ke fakta bahwa mereka baru saja bertemu.
Jay masih tidak memperdulikan siapa dan apa hubungan dengan Ni-ki.
Hanya saja dia ingin memperlakukan hal itu sebagai adik,jika dia memang benar-benar adiknya.
"Aku sangat nyaman dengan Jay hyung".Batin Ni-ki menatap tulus pria remaja di hadapannya begitu asik bercerita.
Teruntuk pria manis dan tampan
~JAY~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top