perubahan
Sekolah diliburkan untuk satu minggu lamanya.Dikarenakan ada penyelidikan,dan juga pembersihan dari kekacauan yang terjadi.
Kelulusan hampir saja akan segera berakhir.Ujian juga tinggal satu bulan lamanya.Tugas masih diberikan oleh setiap wali kelas.
Wajah pucat dan tubuh lesu,Sunoo keluar rumah menuju ke teras.
Membawa segelas susu hangat dan juga laptop.
Sudah lama,ada sekitar 2 hari tidak bertemu dengan Jungwon.
Terakhir dia mencoba menghubunginya,namun tidak aktif.
Kini dia mencoba kembali untuk menghubungi Jungwon,namun...
"sepertinya kamu harus menjauhi Jungwon terlebih dahulu.Sekarang siapapun didekatnya akan merasa dalam bahaya.Jangan sampai hal yang sama terjadi kepada eomma appamu".
Nasehat Sunghoon yang diberikan di sekolah masih terngiang.
Tidak ada kebencian baginya terhadap sahabatnya tersebut.
Hanya merasakan aman jika tidak ikut campur lagi.
"Jungwon akan baik-baik saja.Karena masih ada Jay hyung disana".
Sunoo memblokir sementara nomor Jungwon.Dia tidak mau jika pesan masuk dari Jungwon didiamkan lama.Semua orang telah diblokir,nanti dia akan beralasan ganti nomor yang baru.
Tugas masuk dan kini dia hanya berfokus menikmati masa liburan sementara.
.
.
.
.
Setelah melakukan pekerjaan rumah sedari pagi.
Beralih ke dapur untuk memanggang roti dan juga menghangatkan sedikit makanan untuk sarapan.
Jungwon terbiasa melakukan pekerjaan rumah.Asisten rumah tangga dirumahnya tiba-tiba saja berhenti.
Hanya ada satu,yaitu satpam di depan rumahnya.
Rumah mewah dan megah kini terasa sunyi.
Setelah sarapan siang,Jungwon menuju ke tepi kolam renang untuk bersantai.
Laptop dan buku disiapkan ketika bangun tidur tadi.
"Sunoo hyung menghubungiku.Ada apa?".
Ketika Jungwon menyalakan handphonenya,dia mendapatkan panggilan masuk dari beberapa orang.
Termasuk sunoo.
"Paling dia ingin mengabariku jika tugas telah masuk.Heeseung hyung kenapa menelponku?ini aneh."
Membuka laptopnya dan mulai mengerjakan tugas.Meskipun dia masih merasakan sedikit pusing,namun semangatnya masih sama.
Beberapa soal tidak dimengerti,sengaja Jungwon sisihkan paling akhir.
Srkkk
Suara aneh sempat terdengar.
Namun Jungwon memilih untuk tetap diam dan melanjutkan tugasnya.
Untuk saat ini tidak boleh ada ketakutan lagi.Berulang kali suara aneh itu berada dekat dengan pohon dibalik dinding rumahnya paling belakang.
Langkah kaki mulai mendekat pada ranting yang bergerak.
Meskipun di bayangan otak Jungwon pasti akan ada senjata tajam nanti.
"Siapa?apa kamu menggangguku kembali.Tunjukan saja jati dirimu,aku tidak akan melaporkan ke polisi".
Ucap Jungwon dengan memastikan apakah ada orang.
Pesawat kertas melayang dari luar pagar menuju ke arah Jungwon.
Memang ada seseorang dibalik sana,
Pesawat kertas tersebut Jungwon ambil.Dibolak-balik namun tidak ada hal apapun.
Setelah dibuka,ada tulisan
'sampai kamu belum bertemu keluargamu,akan aku pastikan kamu mengalami hal yang sama dengan rasa kehilangan terus-menerus'
Satu paragraf ancaman didalamnya.
Tangan Jungwon gemetar,dia berusaha mengontrol emosinya.
"Mianhae jika aku ada salah.Tapi tolong hentikan semuanya dan bicaralah yang baik denganku".
Ucap Jungwon,sendirian.Mencoba memberi permohonan terhadap siapapun dibalik sana.
Jungwon mundur ketika ada kantong hitam dilempar,hingga dia menutup mulutnya.Plastik tersebut pecah,keluar cairan merah seperti darah.
Kali benar-benar dia merasakan ketakutan.Akhirnya Jungwon lari untuk masuk kedalam rumah.Meninggalkan handphone dan komputernya di tepi kolam.
Kertas yang masih ada di genggaman tangannya.Jungwon letakkan kedalam saku,dia baru tersadar jika hpnya berada di luar.[[
"hai".
Kedatangan Sena begitu senang menyapa Jungwon.
"Kamu ngapain bersandar di pintu.Habis olahraga yah".
Tanya Sena
"Ani.Aku mau mengambil hp dan laptopku disana,tadi aku pergi ke kamar mandi terburu-buru".
Tunjuk Jungwon ke arah kolam renang.
"Emmm..kamu siapkan makanan ini yah.Noona akan ambilkan".
Tangan Sena ditahan oleh Jungwon untuk membuka pintu kaca tersebut.
"Biarkan saja noona,aku tidak membutuhkannya".
Pernyataan yang sangat aneh.
Tidak menghiraukan Jungwon,Sena tetap kekeh dan menuju ke tepi kolam.
Mata Jungwon memantau dari balik pagar,dia tetap mengingat akan ancaman tersebut.Sena mengambilkan hp dan laptop Jungwon.Dia sangat santai,hanya Jungwon yang merasa tegang.
Pintu kaca langsung ditutup begitu Sena masuk.Kecemasan terlukis.
"Aku kedapur dulu".
Melihat tingkah dan gerak-gerik Jungwon,Sena merasa ada hal aneh.
Memantau keadaan diluar,dengan sangat teliti dia melihat sekitar kolam.
"Pohon itu bergoyang,disaat yang lain tidak bergoyang.Apa Jungwon?tidak.Dia tidak akan mengundang wanita dan menyembunyikan dibalik pagar dinding.Ohhh..apa ada orang aneh lagi meneror Jungwon?".
Sena menutup tirai dengan cepat.
"Katakan kepada noona,ada apa dipagi hari?".
Tubuh mungil Jungwon digoncang oleh Sena untuk segera menceritakan keanehan yang didapat.
"Jangan lagi menutupi sesuatu Jungwon ah,"
Paksa Sena semakin menjadi-jadi.
"Baiklah aku akan menghubungi Jay".
Jungwon memohon untuk Sena tidak melakukannya.Dia akan bercerita yang sebenarnya meskipun sedikit takut.
Kertas putih disaku,ditunjukkan kepada Sena.
Keseriusan yang menimbulkan ekspresi terkejut,sangat terkejut.
"Dia juga melempar satu kantong plastik berisikan seperti darah".
Sena hanya menepuk dahi tidak bisa berkata-kata.
"Jungwon ah,bahaya masih belum selesai.Satu persatu dia bilang,bisa saja eomma kamu,hyung kamu,teman kamu,bahkan juga aku".
Hanya bisa menunduk pasrah.
"Katakan padaku,mengapa semuanya bisa terjadi?".
Tanya Sena.
"Begitu noona ceritanya".
Jungwon menceritakan semuanya diruang tamu.Bisa dipahami dari Sena sendiri,berusaha untuk tetap tenang dalam situasi tegang.
"aku akan bicara padanya nanti".
Gumam Sena.
"Kamu belum sarapan yah.Tapi kemana semua asisten rumah kamu.Sepi sekali".
Tanya Sena lagi
"Ketika aku pulang dari rumah sakit sudah tidak ada semuanya.Mereka meninggalkan surat,bertuliskan diambil perusahaan kembali.Aku menggaji mereka tepat waktu dan bonusnya noona".
Jelas Jungwon.
.
.
.
.
Jake memonitor komputer cctv bersama dengan kepala polisi dan juga kepala sekolah.
Anak buah park ... juga ada beberapa untuk melindungi Jake.Perintah dari appa Jay.
Semua orang seksama menyaksikan dari sisi cctv di tempat yang berbeda dan banyak.
Kemahiran bermain komputer cukup lama.Jake sendiri yang mengecek semua cctv disini.
"Tunggu".
Kepala polisi memberi isyarat Jake untuk memutar mundur dimenit sebelumnya.
Ternyata ada penampakan satu siswa dengan topi hitam dan masker hitamnya.
Jake memperbesar tampilan gamnar tersebut.Dia baru teringat inilah yang dimaksud oleh Jay temannya.
"Mengapa dia memakai safety seperti ini?sedangkan yang lain tidak".
Tanya kepala polisi kepada kelapa sekolah.
Jake memotret bukti tersebut dengan hpnya sendiri.
"Kita putar cctv di depan lapangan basket".
Permintaan yang dikabulkan.
Tiga orang menatap layar komputer begitu fokus dan jelih.
Banyaknya siswa siswi berhamburan masuk kedalam ruangan.
Hanya siswa bertopi yang tidak masuk dijam yang ditetapkan pada jadwal.
Terus meneliti sampai kemenit-menit berikutnya.
"aku juga tidak melihat eomma Sunghoon memasuki ruangan diari awal."
Gumam Jake ditengah kefokusan yang terjadi.
Kepala polisi meminta untuk ditunda terlebih dahulu,ada panggilan masuk yang harus diutamakan.
Kepala sekolah pun meminta guru yang lain mengambil data siswa siswi yang jatuh sakit mengalami trauma.
Jake masih tetap didepan komputer.
Jarinya terus memutar semua cctv,tatapan fokus tidak ingin melesetkan sedikitpun video.
Cctv parkiran dipagi hari diputar oleh Jake.Mulai dari masih kosong tidak ada mobil apapun.
Begitu lama menunggu siapa yang datang terlebih dahulu?
Hingga,
Satu mobil hitam datang lebih awal,meskipun tidak terlihat begitu jelas karena letak cctv tidak mencakup semua parkiran.
"Loh,dia datang diawal sekali.Untuk apa dia datang dipagi hari".
Sengaja melakukan aksinya sendiri disaat kesempatan datang.
Senyuman pahit terlukis,bahkan Jake memutar pandangannya untuk melihat situasi.
Terus fokus meneliti setiap rekaman cctv dari beberapa sudut yang tertangkap.
"Jika aku seperti ini,maka ini kejam bagiku.Aku akan menghapus bukti valid ini demi sahabatku".
Gumam Jake.
Jarinya sangat cepat dan gelisah.
Tepat waktu,kepala sekolah masuk kedalam ruangan sesaat setelah Jake melakukan semuanya dengan lancar.
"Bagaimana Jake?".
Tanya kepala sekolah
"Hanya menemukan satu siswa yang mencurigakan.Sebelumnya di halaman depan juga sempat menabrak mobil Jay".
Jake menjelaskan rincihan yang didapat.
"Kamu sebaiknya kembali,jika masih perlu bisa datang besok.Situasi sangat runyam dan mencekam.Hati-hati".
Nasehat dari kepala sekolah sungguh berkesan.Sebelum meninggalkan sekolah,Jake berpamitan kepada kepala polisi yang bertugas.Memberi semangat dan juga harapan untuk semuanya.
Melanjutkan langkah dengan intens.Sungguh berbahaya membawa bukti yang didapat.
Berlagak seolah siswa biasa yang datang ke sekolah.Jaket kulitnya menambah ketampanan Jake.
Jake berhenti sebentar,dia lupa tidak memakai kacamatanya.
Kacamata adalah fashion nomor 1 bagi remaja tampan ini.
Weitt...
"Ada apa pak?kenapa mengikutiku?".
Kacamata dikeluarkan dari saku,sebelum memakainya dia berkaca sedikit di kacamatanya.
Namun,
Ternyata dia melihat keberadaan kepala sekolah yang tidak jauh dari dirinya.Seperti seolah membuntuti.
Jake sempat bertanya dengan berbalik cepat.
"Aku hanya mengantarmu dan memastikan selamat sampai ke parkiran".
Jawab kepala sekolah Jake.
Berusaha mencari bahan untuk berbicara.
"Emm sepertinya di dalam mobil sudah ada anak buah Appa Jay.Tadi aku memintanya menungguku".
Kepala sekolah hanya tersenyum dan berbalik arah.Jake memastikan bahwa benar dia pergi jauh,ada ketakutan yang besar hingga Jake berjalan cukup cepat.
Berlari sesekali menuju ke parkiran.Memasuki mobil dan mengunci mobil dengan cepat.
"Aku akan menghubungi Jay dijalan nanti.Intinya aku harus keluar secepatnya dari sekolah ini".
Mobil berhasil keluar dari lingkungan sekolah,kacau,cemas dan takut melakukan aksinya sendirian.
Flashdisk tidak pernah keluar dari saku jaket.Posisi yang pas dan sangat tepat.
Cukup jauh,
Berhenti sebentar di depan minimarket yang cukup ramai.
Panggilan telpon bahkan pesan masuk pun tidak dibalas sama sekali oleh Jay.Hanya sempat membacanya saja,kemungkinan Jay masih sibuk dengan urusannya.
Jake tanpa menunggu jawaban dari Jay,segera melajukan mobil kembali.
Dia tahu kemana dia pergi.Bisa saja Jay berada disana.
•••
Jay meregangkan badannya keluar dari cafe kopi.Seperti melihat remaja jompo saja.
Hanya memakai kaos oversize warna army dan celana panjang hitam.
Mobil mewahnya terparkir di depan.
Tinn..
Jay melepas senyumnya ketika seseorang berpamitan di depannya.
"Aigo.Rasanya aku ingin tidur seharian dan spa".
Keluh Jay,memilih duduk santai sebentar di depan cafe.
Memainkan ponsel tidak lupa dia lakukan diwaktu santai.
Urusannya sudah selesai tinggal menunggu kabar dari Jake.
"Jay ah.Akhirnya aku menemuimu disini".
Suara kedatangan yang Jay pahami tanpa melihat wajahnya.
Lirikan sinis enggan membalas obrolan.
"Tunggu".
Sena menarik lengan Jay yang hendak pergi ke mobil.
"Aku sedang sibuk,ada urusan lain".
Jay berusaha menolak dan pergi.
"Aku ikut".
Sena jalan terlebih dulu menuju kedalam mobil Jay.
Sudah tidak bisa membantah apa-apa lagi sekarang.Jay hanya pasrah dan capek jika melawan wanita.
Mobil pun dilajukan begitu cepat.Tujuan yang tidak diketahui.
"Kita berhenti di halte".
Pinta Sena kepada Jay,
Mobil berhenti sesuai permintaan.
"Aku tidak tahu masalahku apa sehingga membuatmu merasa benci padaku.Sekarang lupakan aku,ini penting Jay".
Sena menatap Jay untuk mengajak membahas obrolan penting.
Tetapi pria dingin ini memilih tetap menatap ke arah depan.
"Tadi pagi aku mengantarkan sarapan untuk Jungwon.Disana ketika aku datang,dia seperti nafas tersenggal dan takut".
Obrolan menarik jika tentang adik angkatnya.Jay menatap serius Sena
"Dia tidak bisa memang ditinggalkan dalam kondisi sendirian dirumah semegah itu.Tanpa asisten dan juga keluarga.Semua orang jahat bisa masuk.Tadi saja ada yang meneror dan memberikan surat ini".
Sena menunjukkan foto surat yang dia ambil sebelum pulang dari rumah Jungwon.
Ada juga foto kantong plastik berisikan darah.
"moment yang pas sekali.Seperti rencanaku ingin menjual rumah itu dan memindahkan Jungwon ke apartemen.Setelah surat adopsi nanti selesai,aku bisa memanfaatkan ini".
Gumam Jay.
"Tolong selamatkan dia.Kerasnya ego dia cuman kamu yang bisa.Aku mengajaknya tinggal bersamaku,tetapi Jungwon keras kepala sekali".
Sena kecewa atas niat baik yang ditolak.
"Jangan khawatir.Malam ini aku akan menemaninya.Cepatlah keluar dari mobil,aku tidak mau ada siswa yang tahu".
Dikala serius masih sempat Jay membenci Sena.Sebenarnya Sena terbiasa dengan sikap dinginnya.
Hanya saja masih tetap tidak berubah.
"Tuhkan,dia langsung pergi.Aku wanita tapi ditinggal gitu aja."
Sena sendirian di halte ketika jay benar-benar meninggalkan wanita cantik sendirian ditepi.
Meskipun dia kesal tetapi ada sesuatu yang disimpan didalam hati kecil wanita cantik berambut panjang itu.
"Sebenarnya apa sih yang dirahasiakan dariku?selalu saja ketika aku ingin membantunya,malah aku dikucilkan,dicuekin,niatku hanya ingin membantu.Meskipun aku tidak sekaya Jake,tapi otakku bisa dipakai berpikir".
Sena mengomel sendirian sembari menatap arah mobil Jay pergi.
"Kebenaran adalah hal yang paling istimewa.Aku akan melakukan semuanya sendiri,masalah yang rumit dengan tanda tanya besar ini harus aku pecahkan."
•••
J02 WW
Tenangnya suasana kantor.
Pegawai bekerja di sore hari tanpa ada halangan sedikitpun.
Mengingat sebentar lagi kelulusan cucu pertama dari CEO perusahaan sendiri.Semakin dekat pengumuman tahta yang dipublik ke semua media.
Seorang laki-laki terlihat sangat terburu-buru sekali.
Dia adalah kaki tangan (kakek),memasuki kantor memasang wajah yang cukup serius.
Hingga sampai dilantai atas,
Ada satu ruangan yang menjadi tujuannya.
"Akhirnya kamu datang".
Sapa seorang pria berumur duduk di kursi kuasa.
"Saya kembali Tuan,membawa beberapa informasi".
Jawab kaki tangan perusahaan tersebut.
"Mantan asisten putri anda dinyatakan hilang tidak ada jejak.Putranya dirawat dirumah bibinya dalam keadaan kaki sebelah kiri yang lumpuh.Berita yang didapat,semenjak memasuki area seoul,empat hari setelahnya menghilang tidak ada kabar.Mereka mengira kitalah yang membunuhnya".
Kakek Jay terkejut serta kecewa adanya berita yang dibawa oleh kaki tangannya.Bukan persoalan tuduhan,melainkan wanita ini adalah kunci rahasia terbesar dirinya.Membayar mahal serta memfasilitasi segalanya hanya demi sebuah tugas.
"Suaminya telah mati.Mengapa dia memilih menghilang?".
Ucap kakek Jay.
"Mengenai pembunuhan disekolah tuan muda Jay.Appanya telah mencoba mengulik kasus ini,tidak boleh ada campur tangan dari anda Tuan".
"SIAPA YANG MELARANGKU?".
suara kakek Jay mulai meninggi karena emosi.
"Tuan muda Jay sendiri."
Tidak ada yang bisa mengelak keputusan Jay.Bahkan kelemahan seorang bos mafia juga berada pada cucunya.Mendiang istri sebelum pergi,berpesan jika cucunyalah yang membuat dirinya bertahan ketika sakit.Menanti kelahiran sampai harus bertahan dengan sakitnya,hingga lahirlah Jay di dunia.Melukiskan senyuman serta membawa kebahagiaan terakhir hingga terpaksa harus kalah dari sakit.
Pewaris berikutnya yang diharapkan menjadi bos mafia muda.
Susah meluluhkan hati seorang Jay,ketika dekat dengan appanya sendiri.Dua manusia dijalan bisnis yang berbeda.
Park MinYeong pernah mengancam,jika memaksakan untuk menjauhkan putraku dari keluargaku.Maka dia akan membunuh dirinya sendiri dan putranya,diwaktu kecil.
"Permisi Tuan.Saya melanjutkan pekerjaan berikutnya".
Kakek Jay cukup merasa pusing kehilangan seseorang yang lama dinanti.
"pasti Park MinYeong ikut campur saol keberadaannya".
Gumam kakek Jay.
•••
Muntah-muntah dikamar mandi dengan memegangi perut.
Jungwon merasa jijik dan teringat bau itu,dia membantu satpam membersihkan darah teroran tadi.
Cukup lega rasanya,
Berjalan menuju ke kamar meskipun masih pusing.
Ting tung..
Pintu depan berbunyi,kemungkinan sena kembali lagi.Perkiraan Jungwon,akhirnya dia menuju kedepan dengan mata memerah.
Pintu terbuka dan rupanya Jake lah yang datang.Membawa satu pizza favorite Jungwon.
"Selamat siang menjelang sore".
Sapa Jake ceria
"Hahaha..masuklah hyung dan gomawo".
Jake masuk kedalam rumah dengan ekspetasi fatal.Ternyata Jay tidak disini.
"
Aku boleh meminjam laptopnya,ada kepentingan".
Jungwon mengangguk berjalan masuk kedalam kamar untuk mengambilkan laptop.
Setelah laptop ada,kini Jake menyambungkan flashdisk itu.
"Hyung belum mengerjakan tugas yah".tanya Jungwon sangat polos
"Aku tidak ada tugas kan angkatan 3."
Mendengar jawaban yang hanya dipahami dengan anggukan.
Suara mobil berhenti,jake mengintip dari jendela.Rupanya mobil milik Jay telah tiba.
Jungwon sedikit terkejut,ini pertama kalinya Jay kerumahnya.
"Aku sudah menduga pasti kamu akan kemari Jay ah".
Sapa Jake setelah jay masuk kedalam rumah.
"Jungwon,apa teroran itu melebihi batas?".
Tanya Jay mengabaikan Jake
"Dari Sena noona yah.Hanya diberi kertas dan kantong darah,sudah aku bersihkan bersama dengan satpam".
"Lalu kamu mau menunjukkan apa denganku?".
Tanya Jay lagi kini kepada Jake.
"Kemarilah duduklah,tadi di sekolah aku mendapatkan bukti.Semua cctv telah aku temukan,pertama ada disini".
Video pertama yang diputar adalah diparkiran.Jungwon ikut serta menonton video di laptop.Jay mengijinkannya karena ini bukan rahasia.
"Mobil ini pertama kali datang ke parkiran,dan lihat saja siapa yang keluar?".
Semua wajah terkejut.
"Eomma Sunghoon.Untuk apa dia datang diawal sekali.Sedangkan di podium penonton dia tidak terlihat".
Jay sangat terheran.
"Kedua,aku mengambil bukti ini lagi.Laki-laki misterius yang ditabrak Jay berlari menuju ke arah selatan,dimana bukan menuju ke lapangan".
Jake masih meneruskan putaran video yang didapat.
Kemudian ada lanjutan video eomma sunghoon mengarah ke selatan setelah parkir mobil.Jadi arah selatan ini yang didatangi pelaku tersebut setelah eomma sunghoon.
Masih terus memutarnya sampai semua siswa memasuki lapangan menonton pertandingan,sangat seksama sekali melihat satu-persatu.
"Tuhkan,eomma sunghoon tidak masuk ke lapangan.Jadi,aku menemui dia di akhir tepat dikamar mandi.Belum sempat aku mengocpy cctv tadi kepala sekolah dan kepala polisi datang.Hanya ini yang aku punya".
Jay terlihat sangat fokus berpikir.Tidak mungkin jika kejahatan ini pelakunya adalah eomma sunghoon.
"Lalu Jay,tadi saat aku menuju ke mobil.Kepala sekolah membuntutiku dari belakang,untungnya aku sadar.Aku curiga dengan dirinya,dia mungkin tau aku membawa bukti ini.Perasaan takut tadi masih terasa,tatapannya seperti ingin membunuhku".
Jelas Jake
"Baiklah.Aku semakin yakin jika ini semua pasti ada hubungannya dengan eomma sunghoon."
"Apa salahku dengannya hyung?".
Tanya Jungwon.
"kemungkinan ada beberapa penyebab dimasa lalu,kamu tidak perlu khawatir.Kita akan membantu masalah ini terpecahkan".
Jungwon mengangguk paham.
"Kalian melakukan sesuatu tanpa melibatkanku".
Suara sahutan dari ambang pintu.Jake,Jay dan Jungwon langsung berdiri dari duduknya karena terkejut dengan kedatangan seseorang.
"Untung saja aku cukup sadar,memang tidak ada yang beres dengan kalian berdua".
Tambahnya
Jay dan jake saling bertatapan merasa bersalah.
"Ini rahasia,bukan nasib"
Darah yang mengalir dalam dirinyalah yang membuat kekacauan semua ini.Sampai harus rela tumbuh besar di lingkungan orang tua toxic dan menerka.
Bukan pilihan baginya,
Pertemuan pertama yang melibatkan deretan masalah,berulang kali Jungwon berpikir '
"Semua ini terjadi ketika aku mengenalnya."
Bukan masalah baginya.Sebenarnya dia hanya ingin dilindungi,hingga orang terdekat menjadi korban.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top