part.16

Suasana sekolah yang begitu gelap,
mobil terparkir di halaman begitu saja.

Tanpa ragu Jay keluar dan memasuki area sekolah.
Topi yang dia gunakan jelas saja untuk menutupi identitasnya.
Karena ini adalah tempat sekolah yang begitu jelas dia gunakan untuk menemui seseorang secara nyaman.

Berhati-hati melihat sekeliling,ketika dia tidak sedang merasakan takut sekalipun.

Sampainya di depan ruang latihan basket.

"Kau menunggu begitu lama".
Ucap Jay

Wanita cantik dan manis tersenyum simpul.

"Kenapa hanya area sekolah yang menjadi tujuanmu?".
Lanjut Jay,terus berdiri dengan bertanya tanpa jeda.

Sena..

Dia adalah seseorang secara sembunyi dia temui.Membuat perjanjian untuk bertemu,dan Sena memilih tempat untuk itu.

"Jay ah,duduklah.Ini begitu panjang sehingga kamu akan lelah mendengar semuanya".

Acuh Jay tetap menatap datar Sena,dia bukan orang asing..jelas saja.Karena keduanya adalah sahabat dekat.

"Bahkan kamu juga akan mengajakku untuk bekerja sama bukan?".

"Ceritakan".Jay duduk begitu saja,yang kemudian diikuti oleh Sena.

"Maaf jika aku memilih tempat ini untuk pertemuan kita.Hanya ini yang jelas sekali aman,kamu tau kan Heeseung oppa dan Sunghoon.Mereka akan menemukan kita di kafe atau tempat manapun itu.Pertama kali aku ingin mengatakan ini Jay".
Kalimat begitu terhenti,Jay menatapnya tepat di depan Sena berada.
Tidak tahu apa yang membuat Sena diam secara tiba-tiba,jelas ada ketakutan yang menyelimuti.

"Mengatakan apa?".
Tanya Jay sinis

Sena diam saja,memalingkan wajahnya ke arah lain.
Tatapan Jay yang begitu tajam mampu menghentikan niat yang begitu penting.

"Katakan saja apa yang membuatmu untuk aku mendengar ceritamu".
Sena menggantikan topik begitu saja.

"Emm ne...aku tidak akan basa basi sepertimu".
Sindir Jay

Sena mengangguk

"Tentang Jungwon".

"LAGI" sahut keras Sena

"Dia akan mengikuti perlombaan,bahkan dia tahun lalu menjadi ikon di sekolah ini dengan prestasinya.Aku bertanding setelah setahun vakum.Hee hyung sangat berharap aku bisa bermain,Sunghoon juga..melihatnya antusias dan melupakan resiko yang akan dia dapatkan.Sedangkan Jungwon,dia pria remaja yang dibenci karena aku".
Cerita Jay

"Emm Jay ahh..ini pendapatku saja.Kali ini buatlah Sunghoon memenangkan impiannya.Maka jauhi Jungwon dan buat dia menjadi lemah di perlombaan besar nanti".

Sini tatapan Jay secara frontal.
Sena sungguh mengatakan pendapat tanpa mengetahui situasi.

"Kau tahu,setahun dulu aku kecelakaan di lapangan itu karena kesalahan team.Hee hyung bilang Sunghoon adalah penyebabnya,Jake tidak tahu apa-apa.Apa aku bisa mempercayai mereka?sekarang semua temanku terlalu menyimpan banyak kebohongan".

Sosok Jay yang terkenal dengan sifat dingin terhadap situasi.Justru malam ini menjadi pertama kali untuk mendengar Jay berbicara tentang pikiran secara bertahap.
Sena sudah tidak bisa menahan perasaan kekhawatirannya.
Yang dia cukup tahu,Jay sangat kuat dan tidak peduli dengan siapapun.

"Sungguh aku tidak tahu tentang kecelakaan itu.Satu hal aku ingat,ketika Jungwon mengangkat juara.Disitulah Sunghoon sangat marah".

"Itu aku di rumah sakit".
Sahut Jay.

Terdiam sejenak,Jay menunduk

"Lalu apa tujuanmu?ingin menang tahun ini,atau kamu tetap membiarkan impianmu untuk seseorang yang kamu anggap sangat dekat".Sena memberikan perihal tentang pendapatnya.
Jay tidak suka itu,karena disinilah Jay meminta pendapat.Bukan mendengar penilaian dari Sena.

"Kamu dan mawar ternyata sama,sia-sia aku mengajakmu".
Rajuk Jay hendak beranjak pergi

"Salah..aku dan mawar berbeda.Aku tau tentang pikiranmu,sedangkan Mawar hanya tau tentang keistimewaan dirimu.Yah,aku berkata benar hari ini.Jungwon itu penyembuh bagimu,Sunghoon sahabat baikmu,Heeseung oppa adalah hyungmu.Tapi kamu lupa satu hal Jay.Justru merekalah yang menghambatmu untuk berjalan sesuai pemikiran".

"Tidak".

"Iya.Seolah kamu tidak percaya,baik akan aku katakan.Diam-diam Sunghoon telah membenci seseorang.Aku tidak tahu itu,Sunoo berkata padaku dia sangat takut jika Sunghoon terus mengajaknya berbicara.Apa kamu tanya mereka mengobrol apa??tentu tidak".
Tegas Sena

Jay begitu terdiam ketika akhirnya tanpa panjang lebar Sena menyimpulkan maksud sebenarnya tanpa dia berbicara.

"Jake akhir-akhir ini hanya denganku,rasa kepercayaanmu terhadap temanmu.Itulah yang terjadi".

"Lalu apa aku harus menjauhi semuanya?dan aku tetap saja mendapat masalah,dikehidupan pribadi".
Jawab Jay

"Sebelum aku pergi...aku katakan ini.Menanglah dan ambil juara dari Jungwon,maka kamu akan melihat dua reaksi.Pertama kesenangan sahabatmu,dan kedua kesedihan adikmu".

"Dia bukan adikku.Aku hanya merasa begitu nyaman dan takut dia terluka."

"Terserah,yang terpenting kali ini kamu benar-benar mau mengikuti saranku.".Sena tegas sekaligus juga ingin meringankan beban Jay

"Hmm...apa?".

"Pertama,fokus untuk latihan..."

"Yahh,aku tidak butuh saranmu jima tentang itu".Jeda Jay memotong pembicaraan Sena begitu saja.

"aishh..diamlah.Ketika kamu ingin fokus maka hiraukan yang lain.Jangan dekat dengan Jungwon,maka akan terjadi kekacauan.Bukan dari team basket,ini juga tentang team taekwondo".

Percakapan yang begitu singkat,Sena mencoba membantu Jay sebagai teman yang bingung dengan kondisi.

Tidak ada pilihan untuk Sena
Satu-satunya saran adalah yang selama ini dia perhatikan.
Mungkin Jay tidak akan mengikuti saran Sena,sulit meyakinkan sosok pria dengan hati lembut serta pemaaf seperti Jay.

Tangan yang menopang dagu,tatapan mata fokus pada lantai coklat ruangan latihan ini

Tidak ada jawaban mengenai saran yang ingin dia dapatkan.

"Ini hanya saranku,lakukan jika benar-benar membantu.Bukan menjauhi untuk membenci Jungwon,hanya saja jadilah sosok adil untuk dirimu sendiri".

Tatapan teralih,Jay mengangguk paham.

"Itulah Jay,pergi tanpa terima kasih".
Kesal Sena menatap Jay yang beranjak dari tempat awal pembicaraan.

Sesampainya di depan mobil Jay,mereka berdua berhenti.

"Apa aku mengantarmu pulang?".
Tanya Jay

Sena memicingkan alisnya tidak paham.

"Sebuah tawaran atau hanya memastikan saja".ejek Sena

"Terserah".

"YAH aku bisa pulang sendiri."
Sena berjalan cepat mencari kendaraan taksi untuk dia pulang.

Jay sama sekali tidak punya niatan memasuki mobil terlebih dahulu.
Yang dilakukan hanya memastikan temannya benar-benar mendapat kendaraan untuk pulang

•••

Di sekolah

07.00

Waktu masa persiapan untuk ajang perlombaan setiap esktrakulikuler yang singkat.
Hanya tersisa satu bulan saja..

Suasana sekolah terlihat antusias,
Siswi cantik yang khas dengan rambut hitam dengan senyuman manis terlihat memasuki gerbang sekolah.

Begitupun juga siswa yang berdatangan.

"Jinjja??jadi kalian pulang malam sampai Jungwon hyung dimarahi".

Kedatangan siswa-siswa imut dan tampan angkatan satu.
Tiga siswa terdiri dari Jungwon,Sunoo dan Daniel.

Daniel yang aktif terus bercanda ketika sedang berjalan.
Dua sahabatnya memberi respon tawa karena leluconnya.

"Hati-hati,jangan terlalu lincah.Hal buruk bisa saja terjadi".
Ucap seorang siswi menasehati Daniel.

Daniel berhenti seketika,
Seniornya ini adalah wanita yang dulu mantan anggota ekstrakulikuler taekwondo.

Hanya senyuman dan anggukan yang Daniel berikan.

"Noona sangat baik sekali.Apa kita bisa mendapat juara lagi?".
Pertanyaan teralihkan untuk Jungwon

"Apa ini??kita ke kelas dan berganti pakaian untuk latihan".

Sunoo menarik Daniel meninggalkan Jungwon yang masih terdiam di tempat.

Jungwon memperhatikan suasana sekolah seperti akan menggelar sebuah persaingan
Rasanya ini adalah kedua kalinya Jungwon menatap situasi ini,namun hanya vibes nya saja yang berbeda.

Jahitan di dahi kini dia sentuh,masih diselimuti oleh perban kecil.
Luka yang masih basah sebelum dua bulan kering.

Redup seketika hatinya,jika mengingat penyebab atas dirinya mendapat luka.Maka hatinya sakit seketika.

"apapun itu,jika kita kalah.Setidaknya kamu pernah menjadi sejarah".

Suara teriakan dari keramain tempat yang tidak jauh dari Jungwon.

Tatapannya tepat mengarah pada sumber suara tersebut.

Kedatangan angkatan tiga yang begitu ramai,khususnya dari ekstrakulikuler jujitsu.Musuh terbesar yang sangat Jungwon tidak suka karena kecurangannya.

Berdiri sendiri di tepi halaman,sehingga sekelompok anak jujitsu beralih pada kehadiran Jungwon.

"Oh hii..ikonik angkatan satu".

Sapa Chungha memegang posisi tertinggi di ekstra jujitsu.

"Weiii,apakah sendiri disini memantau kami adalah trikmu".
Sahut kyubaek.

Tidak berkutip membalas omongan keduanya,Jungwon masih tetap dengan tatapan santainya.

"aish,kok aku mencium aroma kekalahan tahun Ini.Lihat saja dirinya sudah lemah".
Ejek yang lain.

"Hyung,aku tidak merasa bangga pernah jadi ikonik.Aku juga tidak mengawasi kalian..bahkan aku tidak pernah lemah".

Akhirnya Jungwon berani menjawab setiap tuduhan yang ditujukan untuknya.

Tawa dari Chungha dan empat temannya.

"Lalu apa aku peduli??".

"Kau dan temanmulah yang ingin tahu saja".
Sinis Jungwon dengan kalimat savage.
Namun itu sangat tidak sopan,Chungha seangkatan dengan Jay.
Berarti posisinya disini sebagai yang tertua dan senior.

"Berani berbicara informal,pandang saja dirimu sebagai junior disini.
Jangan sampai aku membuatmu batal mengikuti lomba".
Ancam Chungha menenakankan Jungwon.

Namun tidak ada ketakutan sama sekali dari raut wajahnya

Begitupun team jujitsu itu pergi,tetap saja Jungwon tidak beranjak dari tepi halaman.

"Jika aku hari itu masih belum sadar,maka aku tidak membayangkan akan menatap halaman ini lagi.Melihat keramaian antusias semua orang,dan juga melatih diriku secara jati raga bukan mental".
Gumam Jungwon

"Ahhh...ne ne.I know man".

Kali ini suara yang tidak begitu asing teruntuk Jungwon.

Kedatangan team basket angkatan tiga.
Siapa lagi jika itu bukan Heeseung dan yang lain.

"Bukankah ini halaman angkatan satu,lalu kenapa dari awal aku bertemu angkatan tiga terus".
Keluh Jungwon,

Dia sangat tidak mengetahui sesuatu hal,bahwa halaman ini menjadi favorite untuk angkatan tiga.
Karena lokasi yang dekat dengan parkiran mobil tentu saja tidak ingin menghambat perjalanan menuju kelas.

Tidak berbalik bahkan menyapa.
Justru Jungwon membelakangi posisi awalnya berpura-pura sibuk menonton pertandingan taekwondo.

"Jungwon".
Ucap Jake.

Langkah Heeseung,Jay,Sunghoon,dan juga Jake terhenti seketika.
Menatap kompak keberadaan Jungwon duduk bersantai.

Tidak ada respon dari pria muda sebagai juniornya itu.

"Tidak biasanya dia sendiri dan cuek seperti itu".
Heeseung menatap Jay di belakangnya.

"Wae??itu bukan Jungwon".
Jawab Jay

"Ahh shit".
Umpatan seketika keluar dari mulut Jungwon,
Di hadapan Jay yang mengambil handphonnya secara tiba-tiba.

Teman-teman Jay yang lain juga terkejut mendengar sosok pria manis seperti Jungwon berkata kasar.

"Hyung berikan padaku".

Jay memberikan hp Jungwon.

"Apa yang kamu lakukan disini Jungwon ah?".
Tanya Jake

"Bersantai".
Singkat dari Jungwon

"kembalilah ke kelas,sebelum senior yang menjahilimu kemari".
Heeseung memperingatkan Jungwon.

Tidak ada jawaban dari Jungwon,
merapikan tasnya dan meninggalkan tempat dengan berjalan perlahan.

"Kenapa dengannya??".
Tanya Jake

"Kemungkinan dia takut dengan kehadiranku".Kalimat savage dari Jay mengejutkan yang lain.

"Wae wae..apa kamu bertengkar dengannya.Ayolah jangan seperti ini,kita bersaing bukan bermusuhan".

"diam kau Jake".

Sunghoon dan Jake saling bertukar pendapat bahkan setiap kali sering tidak akur.
Ketika keduanya dekat,begitu sungguh hingga tidak ada jarak.

.
.
.
.

0021

Ruang latihan taekwondo

"syukurlah kamu cepat kemari,aku khawatir denganmu yang menyendiri"

Sambut Sunoo sembari menepuk bahu Jungwon pelan.
Ekspresi datar yang diterima Sunoo,bahkan tidak bersuara.

Jungwon membuka tasnya mengeluarkan seragam ganti untuk latihan taekwondo.

"Kita hanya bertiga".tanya daniel menghentikan aktifitas Jungwon

"gwenchana gwenchana...aku akan menata persiapan kita,kamu tolong ambilkan papan di belakang yah".
Daniel begitu pergi setelah perintah Sunoo

"Kamu pasti bisa".Sunoo melihat tatapan hangat itu lagi dari sahabatnya

"Kita hyung.Aku,kamu dan Daniel".

Senyuman manis dan imut itu terlihat kembali.Sejak pagi Jungwon terus membuat Sunoo merasa cemas.

"Bukankah ini papan anak basket yah hyung,sepertinya kita tertukar"

Dari samping Daniel membawa matras untuk latihan.Sayangnya yang dia dapatkan adalah bukan milik ekstrakulikuler mereka masing-masing.

"Ohh..kita harus menukarnya dengan segera".

"Tidak hyung.Biarkan saja,aku tidak membutuhkan itu."
Tegas Jungwon

"Untuk ini aku membuat kesepakatan untuk tidak menghadirkan team basket dalam masalah kita".
Jungwon berbalik arah.

"Aku mohon".
Kalimat terakhir Jungwon,kemudian dia bersiap-siap untuk latihan.

"Kenapa dengannya??apa aku terlambat".Tanya daniel penasaran

"Diamlah.Ikuti saja,cepat tutup pintu dan ayo berlatih".

"bagaimanapun Jungwon ah,hyung akan mendukungmu.Mari kita tunjukkan".
Gumam Sunoo,air mata keluar begitu saja.

"oke...1..2..3".

Jungwon memimpin instruksi pemanasan,meskipun mendapat respon bercanda dari Daniel.
Ketiganya masih tetap pemanasan dengan keceriaan yang begitu damai.

Siapa sangka.
Dulu ruangan yang terisi dengan banyaknya peminat.
Kini tersisa hanya mereka bertiga sebagai senior.
Junior sudah tidak bisa mengikuti ekstrakulikuler dikarenakan kesibukan untuk awal mata pelajaran sekolah.

Begitu berkembangnya team² yang lain,maka peralihan bisa saja terjadi.

"Aish,kamu fokus dong.Jangan membuatku tertawa".
Dercak kesal Sunoo untuk Daniel di sampingnya

Daniel yang tidak terima disalahkanpun menjawab dengan kalimat debat, "YAH...apa aku,kamu juga menanggapi candaanku".

Tidak menganggu keseriusan seorang Jungwon sendiri.
Dirinya terus melakukan pemanasan hingga akhir.
Benar-benar merasa siap dengan kondisi pemulihan.

"Ke kantin yok,aku lapar.Nanti kita makan di rooftop saja".
Usul Daniel di tengah latihan.

Sunoo dan Jungwon mengangguk kompak.Mengikuti sang pemuda di antara mereka bertiga.

"lihat saja mereka bertiga terlihat begitu tampan dengan seragam taekwondo".

"Astaga,Jungwon memang junior angkatan satu yang manis".
Ucap senior Jungwon,noona yang selalu dia dengar mengeluarkan kalimat pujian.

"Aku yakin jika bertiga pasti lebih awal terjatuh".

Tidak juga selalu godaan dan pujian yang mereka dapatkan.
Cibiran serta cemoohan mengenai jumlah sekarang.

Tidak ada respon sama sekali dari Jungwon,Daniel dan Sunoo

Berjalan fokus bertiga,

"Kita ke rooftop saja terlebih dahulu,lihat saja kantin begitu ramai".

"Aku kan bilang seperti kita ini jangan berpenampilan seperti ini.Selain populer aku yakin mereka terpesona".
Canda Daniel.
Mendapat pukulan peringatan dari Sunoo,just kidding

"Teruskan saja khayalan itu,kamu tampan.Tapi masih aku diatasmu"
Balas Sunoo terhadap kepercayaan Daniel

Sepanjang berjalan menaiki tangga 3lantai,dua ekstrovert selalu berbicara,bercanda serta berdebat.

Hanya Jungwon diam menyimak pembicaraan,mengikuti obrolan yang belum dia minati.

Roftoop lantai 3

Tidak sesuai ekspetasi,
pemandangan di hadapan mereka hanyalah menimbulkan rasa kebingungan.

Tahukah..jika seluruh anak basket bersantai disana.Tempat tujuan Daniel,Jungwon dan Sunoo

"Kita kembali saja".

Bukk..

Pundak Jungwon menabrak seseorang ketika berbalik.
Memicingkan wajahnya merasa sedikit sakit.
Namun dia adalah Jay,seniornya juga seseorang yang menganggapnya adik.

"Mian Jay hyung.Aku dengan temanku kemari hanya bersantai.Namun tidak tahu jika ada kalian".
Ucap Sunoo

Jay mengangguk sebagai respon yang manis.

"oh mian hyung.Aku tidak melihatmu,"
Singkat Jungwon dengan memegangi pundaknya.

"Kalian tidak latihan?".
Tanya Jay

Tidak ada jawaban,ketiganya saling menukar pandangan.
Entah perasaan canggung atau takut yang mereka rasakan.

"Sudah hyung,tadi di awal".

Akhirnya Daniel memulai pembicaraan,Sunoo mengiyakan ucapan di tengil di sampingnya.

"Kenapa dengannya?".
Sindir Jay kepada Jungwon yang hanya diam menatap arah lain.

"Apa lukamu bereaksi??istirahat saja jika memang iya.Berhenti sebentar,pulihkan itu.Satu minggu akan cukup".Jelas Jay

"emmm...tidak apa.Siapa yang bilang lukaku sakit.Aku tidak mengatakan apapun,permisi hyung.Maaf menganggu".

Jungwon berjalan mendahului Daniel dan Sunoo turun kebawah membatalkan niatnya berada di roftoop

Tatapan aneh dari Jay penasaran.
Daniel dan Sunoo mendapat tatapan itu juga,tentu saja rasa bersalah atas sikap temannya.

"Jungwon dari pagi tidak mood hyung,aku juga tidak tahu.Ah iya,matras team basket di ruangan latihan kami".

"permisi hyung"

Berjalan begitu saja menyusul kepegian Jungwon.

Jay masih diam di tempat mematung,seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Apa itu Jungwon dengan temannya?".
Tanya Jake.

Heeseung menoleh ke arah Jay datang,

"Hemm".Jawab singkat Jay

"Sepertinya ini tempat andalan angkatan 1,dan Heeseung hyung kenapa mengajak kami kesini?".
Kompak Jay,Sunghoon,Nicholas menatap Heeseung secara bersamaan setelah mendengar pertanyaan dari Jake.

Seperti merasa mendapat tuduhan,namun Heeseung masih melanjutkan makan siangnya.

"Nah iya.Biasanya kita makan di kantin atau di ruangan latihan".
Sahut Nicholas

"Apa Hee hyung merencankan ini begitu saja."
Jake kembali melontarkan pertanyaan.

"Baiklah"

Heeseung kini menatap Jay di depannya.

"Memang sengaja aku kemari mengajak kalian,agar kalian tahu bahwa teman kita ini sedang bermasalah dengan adiknya,atau adik kelasnya".

Jay yang dimaksud Heeseung tidak bersuara sama sekali.
Nicholas merangkul pundak Jay.

"That's right man.Dari pagi si tengil itu bersikap dingin,bahkan dengan kita".Nicholas membenarkan ucapan Heeseung.

"Hentikan,jangan menghakimi Jay.Jika memang ada masalah,mungkin itu Jungwon saja yang cari gara-gara".
Sunghoon yang diawal hanya diam tanpa sepatah katapun,kini dia mulai ikut campur.

"Aku akan pergi mengambil matras di ruang latihan taekwondo".

"Jay ah,aku ikut".
Jake mengejar Jay yang pergi untuk mengambil matras.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top