part.15

"Aku tidak tahu cara merapikan ini".

Di sebuah almari seorang pemuda menatap penuh berpikir.
Melirik ke arah almari lain,berusaha mencari ruang untuk sebuah barang.

"Akhirnya kamu datang,mbak apa ini sudah benar?".
Tanyanya ketika kedatangan pelayan dari luar.

Gudang yang begitu kotor,berdebu serta berantakan kini akan di rapikan.
Tidak tahu mendapat sebuah ide darimana.
Jelas saja itu keinginannya sendiri.

"Tinggalkan saja,biar saya yang melakukannya tuan muda".
Jawab pelayan tersebut.

Pemuda itu pun keluar gudang,hoodie yang dia kenakan.Dilepas begitu saja merasa begitu banyaknya debu yang menempel.

"Ohh hyung,kau sudah pulang".

Berpapasan dengan pemilik rumah,

"Ni-ki".

Pemuda yang hanya mengenakan kaos putih itu menghampiri Jay setelah menyapanya.

"Sejak kapan kemari".

"Tadi pagi,Jay hyung sudah tidak ada di rumah.Kata tante hyung sedang keluar".

Jay mengangguk paham setelah Ni-ki yang di depannya menceritakan kehadiran di rumahnya setiap hari.

"Aku istirahat dulu yah.Ada perlu kamu bisa masuk saja".

"Iya".

Melepaskan sepatu begitu saja,mengisi daya hp yang sudah sangat merah setelah sepanjang hari dia gunakan.

"Huff...capek banget".
Jay membaringkan badannya,memejamkan mata.

Kondisi yang sangat sibuk ditambah dengan latihan keras untuk kembali ke dunia basket andalannya.

Wajahnya yang begitu rupawan mulai terlelap di kenyamanan kasur yang empuk.
Posisi yang tidak sengaja dia baringkan,AC yang mendukung,Jay akan cepat terlelap jika itu dalam ketenangan.

"Hyung".

Panggilan untuknya tidak menganggu ketenangan tidurnya.

Rupanya Ni-ki masuk kedalam kamar Jay perlahan,mengamati Jay yang tertidur.
Alhasil Ni-ki membatalkan untuk mendekat ke arah ranjang Jay.

"Dia tidur,aku akan pulang saja.Disini membosankan.Sesuatu yang aku cari sejak pagi tidak ada".celotehnya pelan.

Ni-ki pun keluar dari kamar dengan memutup pintu secara perlahan.

Sayangnya Jay menyadari kehadiran Ni-ki,bahkan matanya terbuka begitu mendengar ucapan Ni-ki.

"Dia mencari sesuatu sejak pagi?".
Tatapan penuh teka teki ke arah pintu.

Rupanya kedatangan seorang adik manis menganggu tidurnya.
Jay bergegas mengambil jaketnya kembali,memakai sepatu yang belum dia simpan.

"Tidak tidak,jika aku kembali ke kafe itu lagi.Pasti aku sedikit lelah mendengar perdebatan Jungwon Sunghoon soal pertandingan.Jika aku kerumah Hee hyung,dia akan mengancamku untuk memanfaatkan Jungwon.Bahkan,jika aku kekantor..itu sama saja.Aku tau,aku harus mengikuti siapa kali ini".

Jay mencabut hpnya dari charger.
Berjalan sedikit cepat keluar dari rumah dan mengendarai mobil.

Ni-ki tidak mengetahui kepergian Jay lagi,dirinya di dalam kamar tamu menikmati game.
.
.
.
.

***

"Dia ingin bertemu dengan anda".

Singkir tangan wanita muda untuk sekretaris andalannya.

"Sombong sekali dirimu".
Ucap MinYeong menyapa SoHee.

Senyum sinis untuk kedangan tamu spesial

"Tapi maaf..aku tidak begitu renggang.Lihat ini,sangat sibuk."

MinYeong menutup pintu ruangan kerja SoHee yang tepatnya bekerja di perusahaan suaminya sendiri.

"Kenapa kau kemari??jika kamu ingin meminta penjelasan cukup panjang,tidak saat ini".

Duduk SoHee di kursi,

"Kau lupa aku ini siapa?".
Tanya MinYeong

So Hee melirik ke arah lain,berpura-pura tertawa dengan ucapan wanita cantik sekaligus istri bosnya sendiri.

"Aku tau.Tapi ini ruanganku,jika kau perlu denganku cepat katakan,jika tidak jangan membuang waktu".
So Hee menatap jam tangan berlagak seperti jati dirinya.

MinYeong melihat hal aneh ini dengan geram.
Tetap berdiri menatap wanita licik yang sangat berurusan penting dengan Park Family

"Begitukah.Lalu dirimu dikantor ini hanya sebagai mantan sekretaris.Jadi jangan berlebihan sohee yah".
Jawab angkuh MinYeong

Dirinya memang berhati lembut,namun ketika savagenya mulai kembali.Apapun yang benar akan dia ucapkan,meskipun pandai berbohong akan situasi

SoHee mendekat menghadap MinYeong istri atasannya sekaligus teman dekatnya dulu.

"Oh ya.Lalu urusanku dikantor tidak berpengaruh juga dengan urusan pribadimu dengan appamu.Lantas jika aku dikantor adalah mantan sekreataris,itu juga karena mu.Untuk anak keduamu yang sial itu".

MinYeong merasa geram begitu mendengar lontaran kata kotor menghina anaknya.

"Ingat itu..diriku ini begitu berharga untukmu.Jangan mengancam,mencaci,atau memandang aku serendah appamu memandang suamimu".

MinYeong mendekat dengan tatapan tajam

"Sekarang aku sedikit memerlukanmu,sedikit.Putraku telah kembali".

Hhhhhh.....

Tawa SoHee memotong pengucapan MinYeong,

"Kembali??siapa??Jay?atau anakmu yang kedua.Selamat,dan berbahagia.Apakah cukup puas?".
Sahut So Hee

"Jay..dia sangat berbahaya bukan jika tahu apa yang sebenarnya.
Dirimu akan tetap terancam oleh putramu sendiri ketimbang dengan appamu,pergi dari sini".

Tiba-tiba saja So Hee menatap tajam pintu ruangannya.
Mencurigai seseorang akan hadir menamuinya.
MinYeong memakai syal dan kacamata hitam untuk menyembunyikan jati dirinya.

Suami So Hee datang dan berpapasan dengan MinYeong.
Karena penyamaran yang mulus,itu tidak mendasari kecurigaan.
Begitupun So Hee yang terus menatap temannya manjuah dari ruangan.

"Apa yang membuatmu ke kantor sayang?".
Sapa So Hee lembut.

"Aku dengar anak kita datang,dimana dia?".

"Sedang bekerja,berbisnis besar dan lebih menguntungkan".

Jawaban So Hee mampu mengundang tawa suaminya,keduanya tertawa lepas seolah hendak mencapai suatu tujuan yang besar.

"Lalu keadaan anak itu sekarang,apakah dia baik-baik saja?jika dia sakit lagi.Maka kita akan kesusahan".

SooHee menepuk pelan bahu suaminya,dengan menunjukkan sebuah foto di hp.

"Hmm?".

"Tenang saja.Dia sudah menjadi pelindung di dunia lain.Mereka berteman,tapi aku akan membuat pertemanan itu hancur.Sehingga tidak ada kedekatan lagi".

***

Jay menyiapkan tas dengan jaket,charger,senter,dan juga dompet di dalamnya.
Pakaian yang hanya hoodie hitam serta jeans hitam adalah hal terkeren baginya.

Jay
Apa aku harus menjemputmu??

Sambil mengirim pesan kepada seseorang,kini Jay telah berjalan perlahan keluar dari kamar pribadinya.
Ni-ki bersantai di ruang tamu membuat Jay sedikit kesulitan.

Kecerdikan yang bagus,
Jay meraih setumpuk majalah terbaru eommanya yang tergeletak di atas laci.

"Ohh ne ne,sebentar.Aku akan jalan,kalian tunggu dikafe.Buku ini brgitu banyak".
Ucap Jay dengan berbicara dengan orang lain di telepon.

Ni-ki mengamati setiap jalan Jay sampai keluar pintu rumah.
Tidak penuh penasaran ataupun curiga.Ni-ki melanjutkan bersantai bermain game fifa andalannya.

Senyum senang yang hadir,membuang majalah di tempat sampah.
Begitupun memasuki mobil dan bersiap pergi.

"Mianhae Ni-ki,hyung harus melakukan ini.Karena statusmu belum jelas bagiku".
Gumam Jay.

Klung..

Pesan masuk terbuka,

Jungwon
Hyung.
Ini mungkin tidak sopan,tapi aku minta maaf telah menuduhmu.

Jay fokus berkendara kembali,bukan tidak berniat membalas pesan Jungwon.Namun memang hal penting telah Jay siapkan.

Klung..

Jungwon 4
Jungwon6

Pesan yang terus bermunculan,

"Apa dia menganggapku marah".
Akhirnya Jay berhenti di tepi jalan,

Jungwon
Tuhkan bener kata Jake hyung
Jay hyung tersinggung
Aku tidak tenang,apa aku terlalu formal
Kau tau hyung,ketika kamu pulang semua menyudutkan ku.
Mereka bilang aku salah bicara,seharusnya aku tidak seperti itu.
Apa itu benar??
Jungwon akan mengirim pesan ini sampai pagi jika hyung diam

Dibaca..

Jay tersenyum membaca semua pesan spam dari adik kelas yang sekaligus dia anggap sebagai adik sendiri.

"Pasti dia menggembungkan pipinya dan berkata..."

Klung..

Belum selesai Jay berbicara,tawa itu lepas begitu saja setelah pesan berikutnya dari Jungwon.

Jungwon
Hyoongg...aku lapar tapi aku harus menunggu pesan ini.
YAH apa kamu tertawa membaca pesan ini..paboya.

"Baiklah,akan aku diamkan dia.Bayi ini terlalu banyak berbicara".

Jay
Tadinya aku tertawa,tapi begitu adikku berkata pabo padaku.Kemarahanku datang menjadi lebih besar

Jungwon
😅😅
Aku akan makan dengan Sunoo hyung,sampai bertemu besok hyong.

"Aishh jinjja,makanannya mengalihkan kesalahan yang dia buat.
Beginilah pria dibawah umur".

Obrolan yang singkat akhirnya selesai.
Jay melanjutkan perjalanan untuk menemui seseorang.
.
.
.
.

"selesai"

Jungwon menatap Sunoo.

"Apakah dia memaafkanmu?".
Jungwon menggeleng

"Wah..dasar gila.Kamu tuh salah sama Jay hyung.Bagaimana jika besok di sekolah dia mengacuhkanmu dan aku.Aku jadi takut ketika melihat wajah dinginnya".
Celoteh Sunoo sembari menatap teman yang lahap menyantap ramyeon panas.

"Jungwon ah.Jangan anggap hal ini remeh,kata-kata yang kamu lontarkan itu sangat melukai hatinya.Apa kamu lupa??kamu dianggap adiknya,dia sayang banget sama kamu,dan.."

Jungwon melayangkan genggaman tangan kanan di depan wajah Sunoo.
Sontak celoteh yang panjang begitu cepat terhenti,

"Dia tidak marah padaku,aku tau itu".
Jawab Jungwon

"YAH,apa kamu rabun??kepergian mendadak itu tentu saja karena kesal".

"Kau mengajakku berdebat lagi.Memangnya siapa yang bisa marah dengan pria seimut aku".
Jungwon mengeluarkan kalimat savage dan penegasan untuk Sunoo.

Seolah Sunoo terkekeh dengan mengacak rambut Jungwon

"Apa yang lucu?memang benar aku imut,coba tanyakan pada Jay hyung,K hyung..apa yang paling mereka suka dari Jungwon?pasti jawabannya karena aku lucu dan imut".

Tetap saja Sunoo terkekeh,namun menjadi sangat keras.
Wajahnya memerah,

"Jungwon ah...justru hal seperti ini yang menurutku paling imut.Ketika kamu marah,bisa saja K hyung dan Jay hyung berpendapat berbeda".
Jawab Sunoo

Tawa yang terlukis kini pudar,
raut wajah sendu menunduk menatap lain yang kosong.

Sunoo menyadari akan hal itu,perubahan suasana yang terlihat sangat sepi.

"Mereka berbeda memang,dulu aku ingin merasakan diperlakukan layaknya seorang adik tersayang seperti daniel.Namun tidak aku dapatkan..ketika aku terbiasa.Tuhan menghadirkan sosok penyembuh".

Sunoo tersenyum cerah ketika Jungwon menatap dengan tatapan yang selalu dia lihat.

"Jangan buat dua orang ini kecewa yah".Angguk Jungwon

"Aku juga akan melindungimu,karena aku juga hyung untukmu".

Jungwon tertawa

"Aku?"
Sunoo mengangguk sekaligus tidak paham

"Aku dan kamu itu bukan adik kakak.Tapi musuh".

"YAHH"

Obrolan dua sahabat lama terus berlanjut.
Bagaimana tidak??
Jungwon begitu suka menggoda Sunoo dengan kalimat jahil.
Sunoo sangat mudah kesal hingga raut wajahnya memerah.Sekalipun itu hanya ada tawa yang terlukis,tidak ada lagi tangisan untuk pria mungil raja lesung pipi yang cantik.

Jauh dari kelam yang pernah terdengar,dirasakan bagi Jungwon banyak kesulitan.Hanya Sunoo satu-satunya pendengar,menghibur dan teman untuk kesepian itu.

"Tapi kamu memang lucu ketika kesal,coba marahlah kembali".

Giliran Sunoo jahil kepada Jungwon

"Tidak,aku tidak suka dibilang lucu denganmu.Aku hanya suka Jay hyung mengatakan itu".
Perdebatan belum selesai sampai sini

"Hohh...apa hanya aku yang tidak boleh??cutieeee".
Pipi cabi itu dicubit keras oleh Sunoo.
Tangan yang cukup ditahan untuk tidak mencubit sudah tidak bisa.

"Sakit hyong".
Bentak Jungwon

"Aku lega,teruslah melawanku maka akan aku gigit".

Kesal dengan begitu cepat,Jungwon beranjak dari kursi dan memakai tasnya.

Sunoo hanya memperhatikan gerak gerik kemarahan temannya.

"Jungwon,tunggu"

Berjalan cepat tanpa menoleh sedikitpun kepada Sunoo.

"Apa kamu marah?".

Mendengarnya Jungwon berhenti dan berbalik.

"Tentu saja.Tadi di kafe kamu mengganggu selera makanku.Sekarang kamu menggangguku lagi."
Teriak Jungwon di tengah jalan

Sunoo masih di tepi taman yang tidak begitu jauh dari lokasi Jungwon berdiri.

"Jangan jalan terlalu cepat,ini sudah malam.Kita pulang bersama".
Bujuk Sunoo,tetap saja Jungwon hanya berdiri tidak.acuh

Tinnn...

"JUNGWONN AHH"

Teriak Sunoo sambil lari ke arah Jungwon.

"Apa kamu gila dan ingin bunuh diri".
Teriak seseorang yang mengendarai mobil truk itu.

Sunoo membungkuk sebagai tanda permintaan maaf untuk yang terjadi.

Jungwon jongkok ketakutan dengan kedua tangan meringkuk menutupi telinganya.Trauma kecelakaan belum hilang dari dirinya.

"Gwenchana??ayo kita menepi".
Sunoo merangkul ketakutan yang dirasakan jungwon.

"Sudah sudah..semua telah baik-baik saja.Tidak ada yang terluka,kamu selamat".
Ucap Sunoo membersihkan celana Jungwon dan merapikan rambut hitam yang tidak kusut.
Hanya saja itu cara Sunoo mengurangi ketakutan.

"Kita akan pulang,mianhae.Aku sempat membuatmu kesal".
Jungwon menggeleng

"Tidak,aku saja yang kesal".

"Ayo kita pulang,besok harus sekolah.
Jangan pikirkan tadi,itu wajar terjadi di tengah malam.Aku saja pernah".

"Hampir ditabrak?".
Sunoo menggeleng

"Pernah melihat kejadian seperti ini 2x maksudnya".
Pukulan tas dari Jungwon melayang tepat di wajah Sunoo

"YAHh...aishh kamu sangat tidak sopan".





















Berjalan bersama beriringan dengan canda tawa yang lepas.
Dari sinilah semestinya penyembuh itu hadir,namun Sunoo telah tahu apa yang dia lakukan itu sesuai perintah.

"Buatlah dia terlindungi.Agar mandiri dan tidak berlindung dibalik Jay.
Ada saatnya membutuhkan dirinya bukan orang lain".
Sunoo mendengar ucapan seseorang di hadapannya dengan seksama.
Berulang kali mengangguk paham dan setuju.

"Aku akan membantu Jungwon sembuh dari traumanya.Baru aku akan menemaninya menjadi periang yang mandiri".

"Yap kamu benar.Kita harus melindungi teman kita.Semestinya,aku dan Jay akan tetap melindungi kalian.Tapi kebersamaan tidak harus sering terjadi".

Tidak paham dan hanya mendengar.
Sunoo begitu polos dan mudah diajak diskusi secara terbuka.
Orang ini hanya tersenyum dengan andalan itu.
Sunoo menganggapnya kakak laki-laki yang ceria.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top