kehidupan baru

Setelah drama kian panjang di sekolah,akhirnya kejahatan itu selesai.Jake mengantarkan Sena dan Sunoo pulang bersama dengan Heeseung di dalam mobilnya.

Diam tidak ada suara,suasana terkejut itu masih terasa.

"Jay meminta kita semua untuk tidak menemui Sunghoon terlebih dahulu".
Di grup basket ada larangan dari Jay.

Heeseung membacanya dan Nicholas serta teman yang lain juga membalas pesan tersebut.

"Memangnya mengapa rumah Sunghoon disita ya oppa?".
Tanya Sena.

"Itu karena eomma nya terjerat kasus korupsi di Jepang".
Kebohongan Jake mendapatkan tatapan sinis dari Heeseung di sampingnya.

"Meskipun Jay itu sangat keras kepala dan egois,tapi sikap sebagai pelindung orang yang dia sayang sangat besar.Paling mengejutkan adalah ketika Jungwon diangkat menjadi adiknya".

Celoteh Sena di dalam mobil.

"Besok kita kunjungi Jungwon yah".

"Sen".

Tekan Jake saat mendengar ucapan Sena.

"Jay kan melarang mengunjungi Sunghoon,apa salahnya mengunjungi Jungwon?".

Sunoo menahan Sena untuk membantah dan maunya sendiri kali ini.Bukan juga urusan mereka berdua.

Mobil telah sampai di depan rumah Sunoo.Sena juga ikut mampir disana,karena mereka berdua masih kekeh ingin mengunjungi Jungwon nanti malam.

Jake turun juga dari mobil sementara hanya ingin berbicara sebentar dengan Sena.

"Ikuti perkataanku kali ini,jangan buat Jay marah.Aku tau kamu tidak khawatir dengan Jungwon,itu hanya dirasakan oleh Sunoo.Tapi kamu justru penasaran dengan musibah Sunghoon".
Tebakan Jake secara rinci dan emosional.

"Apanya?jika sunoo khawatir akan sahabatnya aku juga harus mengantar dia.Urusan yang lain terserah,aku tidak mau tau".
Bantah Sena,

Heeseung menekan bel mobil berniat memanggil Jake untuk kembali dan pergi.

"Semuanya kini hanya marah padaku,mereka berubah Sunoo ya".

.

.

.

.

Apartemen itu sangat aman dan lumayan jauh dari sekolah.Begitu dekat dengan sungai Han favorite mereka semua.

Hari telah menjelang sore,
Karena tidak ada bahan memasak sama sekali,terpaksa Jay memesan makanan dari luar.Jungwon didapati tertidur pulas di ruang tamu,dengan baju dari pagi yang sama.

Sunghoon sendiri masih ada di dalam kamar,belum keluar sama sekali.
Terakhir Jay liat dia menonton sinema di laptop.

Sekolah aktif kembali dua hari kedepan.Jadi sementara selama dua hari libur dia meminta untuk tidak bertemu siapapun.

Memakai celana pendek warna putih dan kaos hitam.Jay berdiam di depan meja makan dekat dengan jendelanya.

Drrtttt...

Ponsel Jungwon berbunyi hanya sekali kemudian mati.

Ddrrttt...

Jay pun mengambil ponsel Jungwon disamping dia tidur.

'Ne,yeoboseyo'

Dari sebrang ternyata Jake yang menelpon.

'Kamu silahkan saja jika datang kesini,tetapi hari ini jangan dulu.Besok saja antarkan dia mengambil pakaian dan lainnya dirumahnya'

Pembicaraan keduanya mulai serius hingga beralih ke teras depan.

Saat bangun dari tidur,Jungwon melihat pintu rumah terbuka.Dan bayangan Jay di teras.

Berjalan perlahan dengan mata sembabnya terlalu lama tertidur.

'untuk saat ini sampai hari dan besok jangan temui Sunghoon dulu,aku saja yang satu rumah masih belum berani mendekat'

Obrolan pun berhenti memberi sebuah pemahaman kepada Jake.Semua mulai khawatir dengan keadaannya,apalagi ponsel Sunghoon disita oleh Jay.

Ketika berbalik badan ada pria mungil yang baru terbangun,

"Tadi aku lihat Sunghoon hyung mengambil air minum di dapur".

Jay hanya mengangguk.

"jika aku meminta ijin untuk pergi nanti bersama Sena noona dan Suno hyung pasti dia akan marah".

Gumam Jungwon dengan badan terdiam,tidak mencoba menatap mata seseorang di hadapannya.

"Kenapa?".
Tanya Jay

Rupanya kedatangan () mengalihkan obrolan serius yang gugup.Makanan yang dipesan sudah datang,Jay memesan cukup banyak sampai besok pagi.

Jungwon masih sendiri di teras rumahnya.Tidak ada keberanian untuk berbicara,ditambah mendengar ucapan di telepon tadi.

Menata beberapa pilihan makanan di meja makan,

"Kamu tolong masukkan ini di kulkas.Kemudian siapkan piring untuk kita makan,tidak boleh ada yang telat makan".
Jay meminta bantuan kepada Jungwon.

Perintah itu dikerjakan secara langsung.Sementara Jay langsung ke kamar sunghoon untuk bergabung makan malam.

"Kamu harus makan,di meja sudah siap".

Sunghoon hanya mengangguk,dia baru saja bangun dari tidurnya.

Ketiganya kumpul di meja makan dan siap makan bersama.Keluarga cemara sekali bukan,ditambah sikap dewasa Jay yang mencoba menghidupi mereka berdua.

"Jay ah,setelah aku pikir sepertinya rumah akan aku jual saja".
Pertama kali dalam hari ini Sunghoon mengeluarkan suaranya.

"Uangnya bisa aku gunakan untuk lainnya dan membelikan eomma sesuatu nanti,atau menyewa pengacara hebat".

Jay berhenti menyantap makanannya,sendok dan pisau dia letakkan begitu saja.Rupanya tidak terima itu masih ada,belum ikhlas jika eomma nya sebagai penjahat dan akan ditahan.

Tangan Jungwon mencegah hyungnya untuk membantah kalimat sahabatnya.Dia berulang kali memastikan bahwa Sunghoon masih lantur,tatapannya saja berbeda.Kesedihan itu masih kalut.

"Aku juga sama hyung.Akan menjual rumahku untuk mencari eomma di kampung nenek.Uang itu akan aku berikan padanya,dialah berhak menerima uang itu".

"Untuk apa kamu memberikan uang itu?dia telah membuangmu.Ambil saja uangnya,masa depan kamu masih panjang".Jawab tegas Sunghoon menasehati Jungwon

"Lalu kamu?menyewa pengacara hebat hanya untuk meringankan kejahatan".
Tanya balik Jay.

"Tidak.Aku tidak ada niatan".
Selesai menghabiskan makanannya,Sunghoon langsung menuju ke teras depan.Namun sebelumnya laptop dikamar dia ambil terlebih dahulu.

"Tuhkan hyung,dia tadi nglantur bicaranya."
Tebakan Jungwon benar,itu membuat kekhawatiran Jay semakin bertambah.Jika masalah dengan mental dan kejiwaan itu menakutkan.

"Iya makasih yah.Kamu makan dulu yang banyak,nanti diberesin.Jungwon adik yang baik dan pintar".
Senyuman keduanya menjadi akhir pembicaraan cukup serius.

Di ambang pintu senyuman Sunghoon juga terlukis.Dia belum di teras,memandang dua pria di meja makan dengan serius.

"Eomma kamu begitu jahat sampai ingin membunuhnya.Namun aku tau mengapa kamu bungkam?aku tidak menyangka ternyata sahabatkulah yang membungkammu untuk meneriaakan sebuah alasan."

Gumam Sunghoon.Menyesali perbuatan kebenciannya dulu,dan juga cemas akan dirinya.

Suasana malam hari begitu sejuk,ditambah bintang cantik dilangit sana.Sunghoon masih bersantai di teras rumah,tidak jauh dari kediamannya dulu.Sementara ponsel disita oleh Jay,dia mengalihkan kesuntukan dengan bermain game di laptop jaman sekolah dulu.

Kedatangan Jungwon membuat Sunghoon teralih.

Secangkir susu hangat diletakkan dimeja,

"Terima kasih,duduklah".

Tadinya canggung,namun karena diminta akhirnya Jungwon ikut serta duduk diteras.

Belum ada sebuah obrolan diantara keduanya.Tatapan Jungwon senang susu hangat buatannya sendiri dinikmati oleh Sunghoon kakak kelas yang dingin itu.

"Besok sekolah sudah dimulai hyung".

"he em,kenapa?apa ada barangmu yang tertinggal?".

Jungwon menggeleng,

"Apa hyung hadir?".

"Maaf,tapi aku khawatir jika sunghoon hyung tidak hadir di sekolah".
Tambah Jungwon.

"Justru kamu memberikan informasi penting,jika kamu tidak mengatakannya aku tidak tau.Ponsel disita Jay,dia juga pelupa pasti memberitahuku".

Jawab sunghoon pelan dengan senyuman.

Mereka berdua keluarga baru dihidup Jay.Sebelumnya juga tidak ada yang mau ini terjadi,semua begitu tidak terduga.

'nanti kita beli hadiah yang besar yah sayang'

Suara cukup mengalihkan pandangan.Pemandangan indah seorang ibu berjalan bersama putra kecilnya ditepi jalan.Tatapan Sunghoon begitu fokus,air mata juga sempat jatuh dengan adanya mengingat moment bersama sang eomma.

Jungwon menyadari akan hal tersebut,

Tanpa perlu diminta,pelukan hangat dari Jungwon ditangkap oleh Sunghoon.Sama-sama memiliki masalah begitu berat,kehilangan seorang ibu dengan cara yang berbeda.Tangisan sedikit pecah dari sunghoon,meskipun dia dewasa tapi perhatian diperlukan.

"Hyung tenanglah.Jangan begitu larut dalam kesedihan,kita hadapi semuanya sama-sama.Buktikan jika kamu seorang anak yang membanggakan,semoga permasalahan ini cepat selesai.Aku sudah memaafkan segalanya,ini memang takdirku.Dan,aku harap tidak ada lagi yang harus seperti ini karena ku".

"Tidak tidak haha..aku hanya sedikit terharu.Kita masuk besok sekolah".

Kembali menjadi terlihat baik-baik saja,Jungwon cukup merasa tenang namun sedikit sedih juga.

"eomma..disaat seperti ini aku pikir hanya kamu yang jahat kepadaku.Ternyata ibu yang lain juga sama,dia tidak kembali bahkan hanya untuk menjengukku".

Melamun didepan rumah sendiri setelah menenangkan Sunghoon yang sedih.Jay pasti sudah tertidur di dalam,tanpa lama Jungwon menutup pintu dan menguncinya.Mematikan semua lampu dan bersiap untuk tidur.

Kamar yang siap ditempati hanya dua,Jungwon diminta sementara tidur bersama hyungnya.Sedikit canggung,karena ini takdir baru baginya sebagai adik angkat Jay.

Perlahan membuka pintu kamar karena takut mengganggu Jay yang tertidur duluan.

"hyung pasti lelah,apalagi dia paling utama dalam menangani semuanya sendirian.Rela berpisah dari keluarga hanya karena menemani temannya yang rapuh".

***

Park Family_

Kediaman rumah mewah keluarga park cukup sunyi.Hanya saja beberapa karyawan masih aktif bekerja di ruang tamu,staf kantor diminta datang karena rapat tidak begitu penting.

Park MinYeong baru selesai memasak menu makanan cukup enak dan banyak.

Senyuman cantik itu terlihat indah,setiap yang melihatnya akan terpanah.Seorang ibu pekerja keras dengan masih bisa menjadi figur ibu rumah tangga.

"sayang eomma sudah masak kesukaan kamu".
Teriakan park min yeong membuat suasana dapur sunyi.Satu pembantu menghampirinya.

"Nyonya"

Park MinYeong pun kembali sadar dan ingat jika putranya tidak tinggal dirumah lagi sementara waktu sampai Sunghoon sembuh dari trauma.

"Ah aku lupa tadi,panggil yang lainnya untuk makan malam.Aku kembali ke kamar sebentar".

Pembantunya yang membantu menyiapkan semua menu makanan pun melaksanakan perintah.

"ada apa sayang?".

"Merindukan seorang putra kesayangan,biasanya juga dia selalu datang padaku dan tersenyum.Menanyakan apakah aku membuat menu masakannya."

Larut sedih kembali lagi,tadi di dapur berusaha menjadi cukup kuat.Namun ketika mendapat perhatian dari suami tercinta akhirnya air mata itu jatuh.

"Dia pasti akan kembali kerumah ini.Jangan pernah halangi niatnya menjadi laki-laki yang bertanggung jawab".
Jawab park ....

"Kamu selalu tenang,putra kita sekarang hidup mandiri.Pokoknya aku akan kirim pembantu rumah untuk membantunya bersih-bersih,memasak dan lainnya."

Park ... dilarang menolak rencana keputusan istrinya.Dengan sangat terpaksa dia sebagai suami ikut saja dan pasrah.

Setelah cukup lega,park Minyeong memanggil asisten pribadi kantor milik suami,meminta mengirimkan sarapan pagi besok untuk Jay.

Memanggil bendahara kantor juga,meminta untuk menemui Jay meminta kebutuhan rumah yang belum terbeli.

"Tapi bu,saya takut tuan muda Jay marah ketika bertemu saya".

Sifat putra tunggal sangat berbeda,paling tidak suka diikut campuri.

"Baiklah,saya sendiri besok menemuinya".

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top