chapter 26


Setelah pulang dari rumah Jay.
Jungwon dan Sunoo berjalan bersama di trotoar.

Sunoo memainkan hpnya dengan menunduk tanpa menghiraukan seberapa ramainya jalanan.

"Jungwon ah kenapa kamu diam?".
Lirik Sunoo yang kemudian memainkan hpnya kembali.

"Sudahlah jangan di pikirkan,benar kata Jake hyung.Itu semua bukan sepenuhnya salahmu,memang Sunghoon hyung saja yang emosian.Lagipula dia.."

"Hyung,kamu menyuruhku untuk tidak peduli lagi.Tapi kamu malah meluapkan segala amarahmu."sela Jungwon.

"Hehehe"

Sunoo terus berjalan dengan menunduk sampai dia tidak tahu jika temannya berhenti di depan minimarket.
Jungwon hanya melihat saja,membiarkan temannya sadar sendiri.

"Kamu ini sangat di sayangi sekali dengan eommanya Jay hyung,seperti kalian ini memiliki hubungan darah saja".
Masih belum sadar,Sunoo berbicara sendiri.

"Yah Jungwon ah"
Teriak Sunoo setelah menyadari akan hal itu,dia pun menuju ke supermarket dimana Jungwon tertawa di depannya.

"Kamu ini memang sangat tidak sopan,bagaimana jika aku terus berjalan sendirian dan terjadi sesuatu denganku nantinya".

"Yah kamu sangat terlambat menyadarinya,sedari tadi kamu tidak memperhatikan jalan hyung".

Jungwon dan Sunoo kemudian masuk kedalam supermarket,mereka hendak membeli minuman dan bersantai di pinggir sungai han nantinya.
Setelah belanja keduanya berjalan menikmati indahnya malam hari,karena besok adalah hari libur bagi mereka.Maka tidak ada lagi kesempatan untuk di lewatkan.

"Lama sekali kita tidak seperti".
Jungwon mengangguk mendengarnya.

"Duduk disini hyung".

Sunoo memakan cemilan dan kembali melanjutkan bermain game di hpnya.

"Jungwon,aku tau kamu sedang memikirkan sesuatu jadi cepat katakan".
Pinta Sunoo.

Jungwon hanya terdiam dengan minuman di tangannya.

Selang beberapa menit,tatapan Jungwon tertuju pada mobil yang terparkir di tepi jalan.
Tepatnya dekat taman sungai han.

Hohh

Jungwon menelusuri mobil dari arah kiri ke kanan dan seterusnya.
Dia memperhatikan dengan seksama.

"Hyung".
Teriaknya memanggil Sunoo

"Wae,apakah kamu terluka?jangan selalu pergi sendiri Jungwon ah".

"Ani,tapi lihatlah mobil ini.Aku sekilas mengingatnya,ini sama persis dengan yang menabrakku waktu itu".
Jelas Jungwon

"Ini kan mobil yang tempo hari aku lihat dan tanyakan di service mobil dengan Sena noona".
Batin Sunoo

"Iyah hyung aku tidak salah itu,meskipun aku buram ketika melihatnya tapi aku jelas ingat itu.Bentuknya sama namun catnya berbeda".

Sunoo juga memperhatikan mobil dengan seksama,kemudian dia berusaha mengambil gambar dengan hp miliknya.

"Kamu mau menuduh orang hyung dengan memotonya".
Sunoo diam tidak berkara apapun

Sena noona
Noona aku mendapatkan ini di tepi jalan sungai han,aku harap noona masih mengenalnya.Sama persis bukan noona.

(send picture)

"

Aku harap noona membacanya dengan cepat".

Jungwon mengamati sekitar,dia ingin tahu siapa pemilik mobil ini.

Sena
Aku mengingatnya Sunoo,itu aku tahu dan terima kasih untuk infonya.Aku akan dengan segera memberitahu Jake tentang foto ini.
Apakah pemiliknya ada disitu?

"Noona membalasnya".

Sunoo
Tidak ada pemiliknya noona,sepertinya dia keluar sebentar ada urusan.

Sena
Tolong kamu fotokan di dalam mobilnya jika jendelanya terbuka.
Tapi hati-hati,jika Jungwon ada disitu jangan biarkan dia sendiri

Sunoo
Baiklah

Sunoo kemudian memotret suasana dari dalam mobil,jendela mobil bagian belakang terbuka.

Jungwon masih bingung apa yang dilakukan oleh Sunoo.

Bayangan orang asing terlihat,Sunoo bergegas menarik tangan Jungwon dan membawanya lari menjauhi area mobil dengan cepat.

"Hyung ada apa?".

Jungwon terlihat sangat cemas bahkan bingung,Sunoo terus berlari menariknya dengan cepat.

Bagaimanapun Sunoo akan berusaha berlari dengan cepat,baginya dan pikiran dalam benaknya keselamatan Jungwon lah yang paling utama.

"Hyung perlahan saja,aku sangat lelah".
Ucap Jungwon dengan berlari begitu cepat.

"Ayo Jungwon ah jangan berhenti,ini tidak aman".

Namun ketika Jungwon berhenti ditengah jalan,dia terasa sangat melelahkan.

Sunoo mencoba membujuk,bayangan 2 orang dari kejauhan semakin terlihat begitu dekat.

Tanpa segan Sunoo menarik tangan Jungwon dengan keras dan mengajaknya berlari.
Namun yang Sunoo lakukan justru membuat Jungwon jatuh tersungkur,didepan mereka berdua ada tempat persembunyian yang dirasa sangat aman untuk sementara waktu.

"hyung aku merasa pusing".
Jungwon mengeluh kepada Sunoo.

Dengan mengintai situasi yang begitu mencekam,karena ada 2orang pria bertubuh kekar mengejar mereka.

"Aku tidak tahu kenapa mereka mengerjar kita?seharusnya kita tidak lari hyung,kita tidak melakukan kesalahan apapun".celoteh Jungwon

"Kamu diam saja Jungwon ah,aku ini juga mengkhawatirkan kamu.Kita sama-sama berlindung,bukan tentang dia jahat atau tidak.Yang jelas pasti niat mereka jelek melihat kita".

Jungwon menyandarkan kepala di dinding,dia menahan rasa pusing itu.
Keringat dingin yang dia rasakan di sekujur tubuh.

Merasa sudah aman,Sunoo beranjak dari tempatnya.Dia menoleh ke arah Jungwon yang sedikit tertidur.

"aku tidak kuat lagi hyung".

"Tunggu disini sebentar yah,jangan bersuara.Aku akan carikan bantuan".
Sunoo meninggalkan Jungwon sendiri di gang yang gelap dan kosong.
Dia berlari sangat kencang dipenuhi rasa cemas.

Sesampainya di tepian jalan raya,Sunoo mencari dengan seksama mobil taksi,atau tumpangan apapun itu.

Sesekali dia menengok ke arah gang yang ditempati Jungwon beristirahat.

Tinn..

Mobil putih menepi dan berhenti didepan Sunoo.

Saat keluar,ternyata Jake lah yang menghampiri Sunoo secara kebetulan.

"Sedang apa kamu di daerah yang jauh ini".
Tanya Jake

"Hyung syukurlah kamu datang

Sunoo segera menarik tangan Jake untuk ketempat awal dimana dia meninggalkan Jungwon sendiri.

"Jungwon ah".
Tanpa menunda waktu,Jake membopong tangan Jungwon.Begitu dia terlihat lemas,Jake langsung menggendong menuju ke mobil.

"Ini kalian kenapa malam-malam seperti ini keluyuran.Sabar Jungwon ah hyung akan membawamu".

Cemas Jake ketika meletakkan Jungwon di mobil,tubuhnya bersuhu hangat sekali serta mata yang mulai terpejam perlahan.

Sunoo berulang kali melirik ke arah kanan kiri untuk mengawasi apakah orang asing tersebut masih mengincarnya.

"Yah,apa yang kamu tunggu".

Segera Jake mengemudikan mobilnya menuju klinik terdekat,pertolongan pertama untuk Jungwon harus segera dilakukan.

Sunoo mencoba menahan tangis karena rasa takutnya,Jake yang melihat kesunyian serta menatap mata Sunoo penuh air mata.

"Apa yang kamu cemaskan?Jungwon tidak akan kenapa-napa.Percayalah padaku".

"Tidak ada hyung".

"Ahh Jungwon ah".
Kegembiraan dari Sunoo ketika melihat Jungwon terbangun.

Jake segera memberhentikan mobilnya.

"Apa kamu merasa pusing?".
Tanya Jake

"Cepat katakan kepada Jake hyung keluhan tubuhmu".

"Aku tidak apa-apa,tadi sempat pusing hyung."
Jawab Jungwon

Jungwon memperhatikan Sunoo dengan seksama dan penuh tanda tanya.

"Mobil yang menabrakku tadi".
Jungwon melihat ke arah luar jendela kaca mobil Jake.
Namun yang dia lihat bukan tempat sebelumnya.

"Mobil?menabrakmu".
Jake terkejut

"Nanti aku ceritakan hyung".
Sunoo menunduk setelah mendapat tatapan tajam dari Jake.

Jake sudah memiliki insting bahwa mereka telah melakukan gegabah yang begitu bahaya.
Bagi Jake,Jungwon tidak tahu apa-apa.Sehingga tatapan dan pikirannya menuju ke arah Sunoo.

Jake melajukan mobilnya kembali menuju kerumah Jungwon.
Tidak!!
Jungwon tidak ingin pulang kerumah,dia meminta untuk ke kafe pamannya.

"Bye hyung".
Salam perpisahan dari Jungwon.

Jake melemparkan senyuman manis untuk temannya yang lebih muda darinya.

Di tepi jalan Jake memerintah Sunoo untuk turun dari mobil.

"Bagaimana bisa kamu melakukan pekerjaan yang berbahaya tanpa hyung dan Sena?".
Tegas Jake

"Itu tidak di sengaja hyung,Jungwon sendiri yang melihat mobil itu duluan.Dia pergi untuk mengamati,setelah dia ingat akan kejadian itu".

"Kamu tau mobil itu milik siapa?".

Sunoo menggeleng

"Sena noona yang tau".

***

Sesampainya di rumah,Sunghoon langsung menuju ke dalam kamar tanpa melepas sepatunya.
Amarahnya sudah tidak dapat dibendung,buku yang tertata rapi di atas meja belajar.Kini sudah berantakan di lantai,kulitnya putih mudah menunjukkan kemerahan pada dirinya.

"Eomma".

Sunghoon meringik memanggil nama ibunya beberapa kali,dia sangat kesepian.

"Bogoshipoyo".

Sunghoon menangis sendiri di dalam kamar,nenek yang bersamanya sudah kembali ke rumah pamannya.
Tinggal dirumah ditemani pembantu dan sopir juga tidak membuatnya nyaman.

Sudah hampir 4tahun ibu Sunghoon pulang pergi dari Jepang ke Korea selatan.
Dia sulit sekali bertemu,bahkan satu tahun tidak pernah.

Tertunduk sendiri menatap dirinya di kaca.

"Jika Appa masih hidup aku tidak akan sendirian,Eomma masih bisa memasakkan sup daging untukku tiap malam.
Eomma akan mendukung apa yang akan aku lakukan dan aku cemaskan".

Tut tut tut...

"Ahhhhhhh".

Sunghoon melempar hpnya sejauh mungkin,pembantu yang mendengar segera masuk ke dalam kamar dan memastikan tuannya baik-baik saja.

"Apa yang kamu lakukan?".
Tanya perempuan muda berpakaian rapi,Sunghoon yang mendengar segera berbalik badan.
Tanpa waktu lama dia berdiri dan memeluk dengan erat.

"Eomma".
Isak tangis pria tampan dan manja.

"Kamu menunggu Eomma sayang.Ini aku datang,apa yang kamu cemaskan?".

Dengan mengusap-usap rambut anaknya serta memeluk hangat.

Sunghoon masih tidak menjawab sama sekali pertanyaan itu.

"Aku ingin pindah sekolah eomma.Dekat rumah nenek juga tidak apa-apa,di desa sana sangat menyenangkan dan aku tidak akan kesepian".

Sontak perihal tersebut membuat Park Bo Young terkejut.
Pasalnya selama ini tidak ada kesedihan hingga keputusan besar seperti ini.

"Lalu dengan Jay".

Sunghoon terdiam.

"Sayang,eomma tahu dalam pertemanan memang akan seperti itu.Bahkan hubungan percintaan tidak ada apa-apanya.Bayangkan saja kamu pindah sedang kamu akan ujian untuk memasuki universitas,singkat sayang.Eomma tidak sayang kepada uangnya,eomma hanya ingin kamu menikmati masa SMA kamu dengan mudah.".
Sentuhan hangat tangan seorang ibu memberi arahan yang benar untuk putra tunggalnya.

"Tapi aku hanya ingin mandiri,berteman selamanya juga tidak mungkin,Sunghoon tidak ingin musuhan.Aku suka berteman dengan mereka,aku tidak ada masalah apapun".

"Tap.."

"Eomma.Disini dikota ini aku merasa penuh penekanan,kenangan lama selalu menghantui diriku.Orang-orang yang aku benci selalu menjadi bayanganku.Jika aku tidak bisa pindah,maka aku ingin kuliah di luar negeri saja".

"Baik tapi dengan Jay".

Sunghoon menghela napas panjang.

"Eomma,aku ingin sendiri tidak dengan siapapun.Ingin mandiri saja tidak boleh".

Park Bo Young tertawa melihat tingkah anaknya,justru akan sangat merasa bangga ketika putra yang selama ini hanya diam memendam segalanya sendiri,kini bisa mengambil sebuah keputusan.

"Eomma akan memasak makanan kesukaan kamu sayang,kita akan menikmati masa berdua hari ini di rumah".
Sunghoon mengangguk.

"Aku tidak akan sulit seperti ini jika iblis itu mati.Ditambah lagi kedatangan Jungwon di kehidupan pertemanan yang bahkan akan bubar selamanya.Aku harus mencari tahu identitas asli dari dirinya".

Sunghoon keluar kamar dengan membawa tas hitam serta topi hitam yang ia kenakan.

"Eomma aku pergi".

"Sayang eomma memasak makanan untukmu".

Teriakan Bo Young tidak dihuraukan.

"Apa yang terjadi dengannya selama aku tidak ada di rumah?".
Tanya kepada Art dirumah.

"Tidak tau Bu.Tuan hanya bermain saja seperti biasanya,dijemput Jake dan pulang dengan Jake.
Hanya saja kemarin tuan pulang lebih awal naik taksi".

"Sebelumnya dia berangkat dengan siapa?".

"Bersama dengan Jake.Kerumah hyungnya begitu,yang saya dengan dari Jake mereka akan latihan untuk persiapan basket".

"Pasti ini ada masalah dengan Jay,mereka berdua susah sekali bertengkar.Aku khawatir dengan putraku,kau tau dia mencoba untuk pergi dari teman-temannya".
Curhat seorang ibu begitu cemas.

"Tidak apa nyonya,tuan kan tampan jadi mudah mendapat teman baru baginya".

"Kau ini".

***.

Jay melempar kaleng soda ketempat sampah yang kena sasaran.

Berjalan sendiri menyusuri taman adalah ketenangan.

"Hai Jay".

"Iyah".

Sapa dua perempuan yang mengenali dirinya,mereka mungkin satu sekolah.

Hari libur yang memang menyenangkan ditambah dia tidak sendiri di rumah.

"Kakek ini selalu saja menghubungiku,malas sekali".

Jay mendadak berhenti ketika seseorang menghadang dari depan.

Yah,Sena tersenyum manis di depan Jay.

"Aku tau kamu akan kemari,aku tau itu kan".

Jay cuek dan terus berjalan.

"Jay ah,akan lebih seru jika aku menghubungi Jungwon dan Sunoo".

"Yahh".

Hp Sena terlempar ke tanah ketika Jay menghempas dengan keras.

"Kamu datang tiba-tiba di hadapanku kemudian kamu tidak berpikir aku kemari untuk apa?".

"Tidak".

"Dan barusan saja kamu mengundang Jungwon Sunoo untuk menggangguku,begitu".

"Ne".

"YAHH Sena".

"YAHH Jay ahh".

Mereka berdua berhadapan saling beradu argumen.
Baik dari Sena dia memang suka berdebat dengan Jay

"Ambilkan ponselku dan minta maaf"

Perintah Sena

"Tidak.Bahkan aku akan membelikanmu ponsel baru dengan konternya".

"Sombong sekali,ambilkan ponselku".

"Sen".
Suara Jay meninggi begitu saja

"Ayolah camon,aku ingin sendiri".

"Aku tidak akan membiarkanmu sendiri Jay."
Tidak sengaja kalimat itu terucap dari Sena.

"Emm maksudku ketika aku berpapasan denganmu aku tidak ingin sendiri,aku hanya ingin bermain dengan teman".

"Kau ini,biasanya juga dengan Sunoo."

"Kau cemburu".
Goda Sena

"Aku lebih cemburu pada lampu taman yang tetap sendiri itu".

Tunjuk Jay kepada sebuah lampu taman ditengah-tengah rerumputan.

"Tapi itu ada burung diatasnya,jadi dia tidak sendirian yakan".

"Sekarang pergilah menjauh dariku".

"Kenapa dia selalu seperti ini?benar sangat berubah,karakter nya membosankan".
Jay terus berjalan meninggalkan Sena dan memang memilih untuk tetap sendiri.

Pria memakai hoodie warna beige dari kejauhan dikenali oleh Jay.
Memakai earphone di telinga andalannya,tepatnya itu hadiah ulang  tahun dari Jay.

"Jay ah".

Sunghoon menyadari bahwa dihadapannya itu Jay

"Kau sendiri".Tanya Jay

Sunghoon melirik ke arah kanan kiri dan belakang,

"Kau lihat di sekelilingku tidak ada orang".jawaban ketus Sunghoon

"Masih sama dirimu,ketika membenci orangnya selalu dirimu masih menyukai barang pemberian orang tersebut".
Jay mengacak rambut Sunghoon dengan pelan.

"Aku ini temanmu,saudaramu,hyungmu atau musuhmu?".

"Tidak semuanya,kau hanya orang dibalik penderitaan keluargaku".
Tidak sengaja kalimat itu keluar,baru pertama kali di dengar oleh Jay

"Wae??maksudmu apa?".

"Yah sunghoon ah".

Jay membuntuti Sunghoon yang berusaha menghindar.

"Sunghoon".

"Katakan maksudmu apa?".

"Tidak ada.Itu sudah inti dari maksudku,kenapa kamu terus mengikutiku?".

Sunghoon berlari kecil menjauh segera mungkin dari Jay.

"Emm hyung kau dimana?aku akan kesana".
Jay menelpon seseorang sebelum pergi.

Kini dia meninggalkan taman menuju tempat parkir.
Mengemudikan mobil menuju tempat tujuannya.

***

"Sunghoon benar-benar biadap,pria yang masih baru lahir saja sudah sok tau dengan keadaan.Akan aku hilangkan dia"

Salah satu anak buah dari kakek Jay menceritakan segalanya yang dia lihat dan dengar di taman sore tadi.

"Tidak semuanya,kau hanya orang dibalik penderitaan keluargaku".

Maksud dari perkataan Sunghoon inti dari perkara 13tahun silam.

"Benar tuan,saya melihat perdebatan tuan muda di taman dengan temannya tersebut.
Lalu kalimat itu keluar dari mulutnya".

"Belum lama kini Jay sudah tidak pernah kerumah,kemungkinan besar dia memang merencanakan sesuatu,aku tau betul dia.
Tidak jauh dari sifat putriku".
Ucap kakek Jay

"Lenyapkan Sunghoon jika dia terus menguntit sesuatu yang tidak pantas di dengar Jay cucuku".
Ucap kakek besar yang berkuasa

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top