chapter.25
MinYeong keluar dari kamarnya untuk pergi mengambil segelas air minum.
Jay dari bawah berlari kecil menghampiri dirinya.
"Terima kasih sayang,tapi eomma bisa sendiri".
Ucap MinYeong setelah menerima segelas teh hangat dari tangan putranya.
"Ahh eomma,istirahat saja di kamar.".
Jay memapa MinYeong untuk masuk kembali kedalam kamar.
"Begitu Appa pulang nanti,Eomma akan segera periksa Oke".
"Kamu memberi tahu Appa kamu sayang?".
Jay mengangguk
"Appa tidak akan sibuk bertahan lama eomma.Ia tidak akan tega setelah menerima pesanku".
Tawa jail Jay
MinYeong hanya menikmati secangkir teh hangat dengan menatap putranya.
"Emm sayang,Maura lama tidak pernah datang kemari.Bagaimana kabarnya?".
"Dia baik-baik saja,hanya saja menjadi buronan teman-teman".
"Buronan??".
"He em.Maura terlibat menyebarkan skandal kencan pertama kali angkatan 3 dan 2."
MinYeong masih bertanya-tanya dan penasaran,sedangkan Jay menjelaskan segala kejadian yang dia dapatkan.
"Kasus kecelakaan Jungwon saja belum usai,kini skandal yang dialami teman Jungwon."
"Disisi lain aku tidak ingin menyalahkan siapapun,bahkan Maura ataupun Sena."
"Eomma tahu kamu pasti begitu menyayangi keduanya bukan".
Ejek MinYeong
"Kemana kamu sayang?".
"Hee hyung akan kemari sebentar lagi,eomma istirahat".
MinYeong tertawa kecil setelah melihat tingkah kekesalan anaknya yang tidak tertutupi.
Jay paling tidak suka ketika dia dijodohkan dengan wanita seperti halnya yang dikatakan MinYeong.
Soal cinta putra kesayangannya tidak begitu memikirkan.
_
"hah iya kamu dimana sekarang hyung?".
Heeseung menerima telepon dari sepupu laki-laki yang hendak pergi kerumahnya malam ini.
Sambil menuruni anak tangga,Heeseung meletakkan jaket di bahu kanannya.
"Baiklah,aku akan menjemputmu di tempat biasanya.Setelah turun di halte,hyung bisa langsung makan di kafe saja.Nanti aku akan kesana"
"he em,oke bye".
Heeseung mengakhiri telepon dengan cepat.
"Jika aku tidak kerumah Jay maka dia akan marah besar,youngJin hyung masih lama sampai di seoul.Aku masih bisa latihan dengan anak-anak".
Pembantu Heeseung terlihat gelisah ketika menghampirinya.
"Ada apa?".
Tidak ada jawaban dari pembantu rumahnya tersebut,hanya ketakutan yang terlihat.
Tidak mungkin juga hantu yang menampakkan diri.
Dengan melihat dari tirai,Heeseung menangkap mobil kakek Jay di halaman.
Matanya membulat terkejut ketika dia menyadari akan terjadi masalah yang besar.
"Itu tuan,saya tadi mengatakan bahwa anda belum pulang dari sekolah.Jadi aku mengatakan apa yang aku pikirkan saja".
Jelas asisten rumah tangga Heeseung
"Tuan jangan keluar jika sendirian".
"Tidak apa,ini tidak semenakutkan yang kamu bayangkan.Dia kan tamu,aku harus menyambutnya".
Ucap Heeseung santai
Meskipun di benaknya begitu takut dan bingung.Entah sikap apa yang harus dia berikan,mengingat masalalau yang masih banyak rahasia dan teka teki.
"Kakek Park".
Sapa Heeseung dengan santai dan mencoba tenang.
"Kenapa anda datang kemari?".
Canggungnya
"Aku tidak ingin masuk kerumahmu meskipun aku tahu kamu tidak akan mengatakannya.Aku hanya memintamu memantau sampai mana pergerakan cucuku menyelidiki urusan Eommanya".
Heeseung sudah menduganya bahwa hal ini akan terjadi dan dia akan terlibat.
"Jay sangat dekat denganmu bahkan dia tidak akan mencurigaimu sama sekali".
Lanjut Park
"Maaf sebelumnya,apa yang anda katakan itu diluar urusan saya.Jay bukan hanya teman namun juga adik bagi saya,ini alasan saya tidak akan melarangnya bebas selepasnya".
Tegas Heeseung
Mata kakek Jay begitu terlihat seolah Heeseung telah membantahnya.
"Saya akan pergi kerumah Jay karena dia memintaku datang tidak terlambat".
Anak buah dari Park menahan tangan Heeseung dengan begitu keras.
"Setelah ini silahkan kamu pikirkan sebelum kejadian 19tahun yang lalu terulang kembali kepada ibumu di Jepang".
"Hentikan ancamanmu".
"Lepaskan dia,urusan kita akan tetap berlanjut".
Park beserta dua anak buahnya pergi meninggalkan rumah Heeseung.
Mencoba menahan emosi dan berpikir positif seolah tidak akan terjadi apapun adalah usaha bagi Heeseung.
"Sampai kapan aku akan berurusan dengan kakek lupa umur seperti dia.Jika bukan karena Jay aku sudah menghantamnya dengan batu".
"Tuan Heeseung baik-baik sajakah".
Pembantu dirumah Heeseung keluar dan memastikan keadaan Heeseung.
"Ahh aku tidak apa-apa,hanya berdebat sedikit saja".
Mencoba menenangkan pembantu pribadi yang begitu terlihat sangat cemas.
"Emm aku lupa,setelah aku pergi jangan bukakan pintu jika orang tersebut tidak dikenal".
Pembantu Heeseung hanya mengangguk paham.
Kini tujuannya adalah pergi menuju rumah Jay seperti rencana yang dia dan temannya pikirkan.
Di dalam mobil,Heeseung bersantai dengan mendengarkan sebuah lagu yang dia sukai.
Bahkan dirinya dengan tanpannya mengendarai mobil begitu santai.
"hoh"
Heeseung menerima telpon dari sepupu laki-lakinya yang akan datang.
"Aku sedang dijalan ini hyung".
"Ahh baiklah,kamu akan menginap dirumah paman dulu baru kerumah."
Heeseung tidak jadi menjemput sepupunya dikarenakan dia sudah berada di rumah pamannya Heeseung.
"Akan lebih baik aku belikan minuman kesukaan Jay."
Coffe latte merupakan minuman favorite Jay sejak dia bersamaan dengan teman-temannya.
Berhubung Heeseung hanya melewati cafe tempatn Jungwon bekerja dulu,kini meskipun terpaksa dia turun dari mobil.
Suasana yang begitu ramai pengunjung serta Heeseung tidak ragu untuk masuk kedalam.
Di dalam .... menyapa Heeseung.
"Sudah lama aku tidak bertemu denganmu dan yang lainnya".
Heeseung hanya tersenyum tipis.
"Ada yang aku pesan disini".
Ucap Heeseung singkat
"Bisa aku bicara denganmu Heeseung ah".
"Sebentar".
Heeseung ikut .... untuk masuk kedalam ruangan.
Dia melihat jaket Jungwon berwarna biru di sofa yang terlipat rapi.
"Duduklah"
"Sebenarnya ada yang aku beritahu kepadamu,dan ini memang tidak penting.Terkait kamu begitu tidak nyaman kehadiran Jungwon dalam dunia circle kalian".
Heeseung yang mendengar sangat kaget,bagaimana dia bisa tahu.
"Jungwon cerita padaku,pria manis sepertinya hingga tertidur di sofa".
Tidak mengerluarkan suara sama sekali.
"Kamu tahu ini sangat penting,jika kamu tidak menyukainya maka buat dia gagal dalam persiapan lomba.Hanya ini yang bisa kulakukan".
"Maksudmu bagaimana??setelah tadi apa yang kamu bicarakan kini berubah begitu saja".
"Tidak.Jungwon tidak harus ikut pertandingan taekwondo,kondisinya setelah kecelakaan sangat tidak baik.
Kemarin dia mengeluarkan darah dari hidungnya,memang dia belum pulih sama sekali".
"Dan tujuannya denganku apa?".
Heeseung mempertegas ucapannya.
***
"Jake letakkan itu,kamu sangat menggangguku".
Sunghoon kesal karena Jake mengganggu konsentrasinya bermain game.
Jake begitu senang dengan menggelitik wajah tampan Sunghoon dengan kemucing.
"Jake,itu kotor".
Sunghoon lagi dan lagi teriak menolak candaan Jake.
"Hee hyung belum datang juga".
Jake mengangguk.
"Jay ahhh".
Jay dengan cepat mengambil hp milik Sunghoon.
"Aku tidak akan membiarkanmu terus bermain game".
"Bercandamu sangat tidak lucu".
Berusaha merebut hp miliknya dari tangan Jay,namun gagal.
Jake menarik jaket Sunghoon hingga dia gagal berdiri.
"Kalian ini kenapa?aku hanya bermain game saja".
"Wuhh kenapa kamu sangat marah hmm??"
Usil Jake.
"Jangan ganggu dia Jake,biarkan saja dia dengan dunianya.Tapi apa kamu lupa bahwa dalam pertemuan tidak ada yang harus bermain hp".
Perkataan Jay tidak digubris sama sekali.
"Rasanya aku ingin menyiram dia dengan air ini".
Jake menumpahkan sedikit jus ke jaket Sunghoon.
Jay akan menduga bahwa pertengkaran segera dimulai.
"Hyung".
Rengek Sunghoon segera menghampiri Heeseung yang baru saja masuk kedalam rumah Jay.
"Kalian ini memang tidak bisa akur sehari saja".
"Kamu seperti seorang ibu ketika memarahi mereka berdua hyung".
Sahut Jay
"Justru ketika aku punya anak nanti,aku harap tidak seperti mereka".
"Memangnya kamu akan menikah muda".
Sahut Jake
"Hentikan,kita harus dengan cepat latihan hari ini."
"Hyung".
Jay menghentikan langkah Heeseung menuju lapangan basket disamping rumah Jay.
Sunghoon dan Jake pun terdiam setelah Heeseung berhenti.
"Ada apa??bukankah kita sudah lengkap.Nicholas kan tidak bisa datang".
"Atau kamu mengundang Sena kemari".
Sela Sunghoon,dan hanya mendapat sikap cuek.
"Tidak dua-duanya,aku meminta Jungwon kemari".
"Jay".
Heeseung memercingkan alisnya tidak paham mengenai pernyataan Jay.
Ekspresi terkejut sedikit kecewa terlihat
"Kamu ini bagaimana Jay,kita akan latihan untuk perlombaan nanti.Bagaimana jika kubu sana melihat dan menonton kita".
Seperti biasa,Sunghoon paling anti dengan adik kelas mereka semenjak dekat dengan circle angkatan 3.
"Kalian dengarkan aku dulu.Hyung,eomma sakit dan tidak ada yang menjaga selama aku latihan dengan kalian.Jungwon yang akan membantuku,dia juga tidak akan ikut campur soal latihan nanti".
"Baiklah..akan lebih baik jika eomma ada yang menjaga".
Suara nada Heeseung berubah lembut.
Mereka berempat pun keluar dari pintu,di teras Jungwon dan Sunoo baru memasuki gerbang.
Langkah kedua pria mungil tersebut mengarah mendekat.
"Malam Heeseung hyung,Sunghoon hyung,Jake hyung,Jay hyung".
Sapa Jungwon,diikuti Sunoo yang membungkukkan badannya tanda hormat.
"Malam.Senang kalian ada disini,kenapa tidak bilang denganku tadi".Jake yang baik akan hatinya menghampiri Jungwon serta Sunoo.
"Ani,aku tadi dari rumah Sunoo hyung".jawab Jungwon
"Apa kamu jalan kaki?"
Pertanyaan Heeseung menatap ke arah Jungwon.
Jungwon hanya menggeleng dan menunjuk taksi diluar gerbang.
"Kalian ke lapangan saja dulu,nanti aku menyusul".
Jay membawa Jungwon dan Sunoo masuk kedalam rumah.
Tidak asing bagi mereka berdua,termasuk Jungwon.
Meskipun tidak terlalu sering namun tempat semewah ini sudah biasa baginya.
Mereka bertiga pun menaiki tangga menuju ke kamar MinYeong yaitu eomma Jay.
"Eomma".
Sapa Jay memastikan apakah MinYeong tertidur atau belum.
MinYeong menyambut kedatangan putranya dengan senyuman hangat,bahkan aura sakit tidak terlihat.
"Eomma belum tidur".
"Tidak,eomma membaca artikel di laptop".Ucapnya dengan laptop di pangkuan.
"Jungwon".
MinYeong menangkap kedatangan Jungwon pria manis.
"Kemari sayang".
Langkah yang perlahan menuju ke hadapan MinYeong,tanpa ragu Jungwon mendapat pelukan.
"Tante senang Jungwon datang".
Ucap MinYeong.
Sunoo tersenyum melihat pemandangan ini,begitupun dengan Jay.
Dia sudah terbiasa.
"Apa kabar??setelah kecelakaan kamu tidak datang kerumah tante".
Tangan menyentuh pipi cabi Jungwon.
Dengan mengusap poni Jungwon yang sedikit menutupi dahi.
"Jungwon fokus belajar di rumah".
"Eomma aku kebawah dan latihan bersama yang lain.Disini ada Jungwon dan Sunoo".
MinYeong mengangguk,Jay pun meninggalkan kamar MinYeong dengan segera.
"Kemari,senang sekali tante di datangi tamu yang manis dan tampan seperti kalian".
Sunoo dan Jungwon duduk di tepi ranjang Park MinYeong.
"Sini kalian naik".
Tidak ada reaksi dari keduanya,hingga MinYeong menarik tangan Sunoo untuk naik ke atas ranjang duduk disampingnya.
Jungwon juga menaikkan kakinya dan duduk di hadapan MinYeong.
"Tante sudah sehat atau perlu Jungwon buatkan susu hangat"
"Tidak perlu,tante sudah mendingan bukan".
Senyuman MinYeong yang selalu terpancar.
"Kalian ini satu kelas"
Keduanya mengangguk bersamaan.
"Sama-sama akrab dengan circle nya Jay putra tante".
Lagi dan lagi hanya anggukan yang di dapat.
"Kamu yang sedang mendapat masalah musim ini di sekolah".
Pertanyaan MinYeong mengarah terhadap Sunoo.
"Tante juga tahu dari Jay hyung".
"Iyah sayang,Sena adalah teman akrab jay.Jadi bagaimanapun Jay akan cerita".
"Itu bukan yang sebenarnya tante,aku hanya berjalan keluar bersama Sena noona membantunya mencari sesuatu.Kemuadian Naeun noona datang dan bertengkar dengan Sena noona.Aku berjalan ketepi karena takut terjadi apa-apa,aku hanya ingin menghubungi siapapun yang aku pikirkan.Kemudian Sena noona dan aku pergi,barulah foto beredar".
Jelas Sunoo
MinYeong mendengar dengan jelas dan cermat,dia melihat kejujuran di raut Sunoo.
Jungwon juga menyimak.
"Jangan khawatir,ini akan cepat selesai.Tante janji akan membantu kamu".
Sunoo yang mendengar berubah menjadi senang.
"Beneran tante".
Exited Jungwon
"Yehh aku bisa mengikuti pertandingan,hyung".
MinYeong yang mendapat gambaran ceria dari Jungwon juga ikut tersenyum.
"wahh".
"Jay ahh".
"kiri jay,yass"
"Heeseung hyung tidak benar"
Suara dari Jay dan teman-temannya di lapangan basket terdengar hingga ke kamar MinYeong.
Jungwon berada di jendela dengan kondisi terbuka,dia mengamati pertandingan di bawah.
Serta sesekali ikut tersenyum.
Sunoo dengan mama Jay sedang membaca artikel yang viral di sekolah,mengenai kasus kencan yanv benar-benar berpengaruh.
"Jungwon ah,apa kamu tidak lelah".
Tanya Sunoo
"Ani,sangat seru sekali melihat Jay hyung dan yang lain berlarian".
Jawab Jungwon
"Kalian berdua jika ingin kebawah silahkan,tante mau mandi sebentar".
Tanpa waktu lama Jungwon berlari kecil menuju pintu dan keluar.
Dia segera menuju ke tempat lapangan basket.
Sunoo berjalan pelan di belakang Jungwon.
"Wah".
Jungwon berhenti dan duduk di kursi.
Jay dan yang lain sedang asik berlatih,hingga bola basket berhenti tepat di depan Jungwon.
"Jungwon ah ambilkan bola lempar padaku".Jake berteriak enggan mengambil bolanya.
Jungwon pun mengambil dan melempar bola itu,namun tujuannya bukan ke arah Jake.
Melainkan ke ring untuk bisa memasukkan bola.
Jungwon dengan percaya diri melempar bola basket dan benar ia berhasil memasukkan bola ke dalam ring basket.
Tidak percaya akan hal itu Jungwon membuka mulutnya lebar-lebar,Sunoo yang melihat hal tersebut juga terkejut tidak percaya.
"Wah daebak Jungwon ah".
Jake memberi ucapan salut kepada Jungwon.
"Hyung baru tahu kamu pandai bermain basket".
Sahut Jay
Jungwon menggeleng.
"Ini baru pertama kali aku melemparnya,itupun hanya sekali".
"Tapi Jungwon,cara membidik kamu benar-benar akurat dan tepat.Tidak membutuhkan waktu lama".
Heeseung tiba-tiba saja juga ikut bersuara.
"Aku sebenarnya tidak begitu mementingkan lemparanmu,tapi yang jelas ini urusan ekstrakulikuler kami.Selain itu jangan ikut campur".
Tegas Sunghoon dibelakang.Jay,Jake,dan Heeseung menghadap ke arah Sunghoon.
"Kenapa kamu salahkan Jungwon?".
"Aku tidak suka saja jika selama latihan ada orang lain".
Sunghoon melirik ke wajah Jay
"Aku menyuruhnya kemari hanya untuk menemani eomma yang sakit sebelum Appa datang".
Jelas Jay dengan nada yang lembut,dia tahu bahwa Sunghoon tidak bisa diajak bicara dengan kalimat penekanan.
"Sebenarnya kamu iri kan,Jungwon hanya sekali dan dia tepat.Sedangkan kamu berlatih selama 3tahun masih tetap saja.Bahkan posisimu selalu ingin dirubah karena tidak cocok denganmu,aku rasa itu skillmu".
Mendengar perkataan yang panjang dari Jake,Sunghoon nampak tidak terima.
Dia menghampiri Jake dan mereka berdua saling berhadapan.
Heeseung menarik lengan Sunghoon untuk berhenti di depannya,namun dia tidak memaksa.
"Aku tidak ingin ribut denganmu sama sekali bahkan untuk kali ini.Setelah aku pikir memang benar,terkadang kamu butuh pukulan".
Brakk...
Sunghoon memukul wajah Jake dengan tinjuan.
Jake tersungkur ke bawah sambil memegangi pipi kirinya.
Heeseung segera menghadang Jake untuk tidak berdiri.
Wajah yang sama-sama memunculkan emosi.
Jay dari belakang Sunghoon menahan.
Sifat yang egois selalu mendasari diri Sunghoon.
"Hentikan.Jangan perkarakan ini sampai seperti ini,kalian tidak menghargai aku sebagai hyung kalian".
Heeseung berterik di hadapan keduanya terutama Sunghoon.
Jake masih duduk di bawah,di ujung bibirnya mengeluarkan sedikit darah.
"Hyung aku bantu,maafkan aku".
Jungwon membantu Jake untuk bangkit.
"Ah gwaenchana".
Jake tersenyum kembali
"Hari ini aku hentikan latihannya,dan kamu Sunghoon jangan pernah latihan jika masih memiliki egois yang tinggi."
Sahut Jay setelah lama diam.
"Benar kata Jay".Heeseung pun menyetujuinya.
"Tidak usah melarangku atas sifatku,lihat saja dirimu yang tetap angkuh seola tidak membutuhkan bantuanku".
Sunghoon pergi dari hadapan teman-temannya,dia meraih tas hitam.
"Aku keluar dari grup basket ini".
"Sunghoon,hei berhenti.Pikirkan lagi,hyung memintamu".
Heeseung berteriak,namun Sunghoon masih terus berjalan meninggalkan tempat.
"Sunghoon ah."
Sunghoon berbalik arah.
"Aku tidak akan meminta sampai membujukmu,yang jelas keputusan apa yang kamu ambil aku mendukung atau tidak itu urusanku,jika sampai kamu berubah pikiran kembali.Itu jelas urusanku".
"He em baiklah,aku katakan aku tidak menyesal.Tapi kamu akan menyesal setelah sekian tahun lamanya ketika tetap berhubungan baik dengan pria sok polos di hadapanmu".
Tunjuk Sunghoon kepada Jungwon.
Perdebatan itu berhenti,bagaimanapun yang salah dimata Sunghoon adalah kehadiran Jungwon.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top