chapter.23


TIDAKKK

Kala terdengar suara teriakan salah satu siswa dari halaman sekolah.

Mula yang berunding membicarakan sesuatu kini terkejut.
Jungwon hendak pergi begitu saja namun Jay menahannya.

"Aku yang akan melihatnya".

Jake lari menuju keluar ruangan,sedangkan Sunghoon duduk ketakutan juga disamping Sena.

"Aku ingin melihatnya hyung".

Jungwon masih kekeh untuk keluar ruangan.Daniel menahan lengan temannya sangat erat.
Keringat di dahi Jungwon sudah sangat basah.

"Kamu bisa tenang tidak,Jake memeriksa keluar.Apa kamu lupa dulu pernah ada teror?".
Sahut Sunghoon,dia merasa geram ketika menyaksikan Jungwon yang sifatnya sangat keras.

"Sepertinya itu bukan apa-apa,kita keluar sekarang.Aku melihat banyak yang berlarian diluar untuk berkerumun".
Jay meminta temannya untuk ikut keluar ruangan latihan basket menuju ke halaman.

"bagaimana bisa dia lompat dari atas".
Ucap siswa yang berjalan di depan mereka.

Mendengar hal itu,Jungwon menatap kosong tanpa sepatah kata dia lari.

"Hyung".Teriak Daniel menyusul kepergian Jungwon.

"Tidak..tidak mungkin itu Sunoo".
Sena menutup mulutnya terkejut.
Sunghoon menjaga Sena dalam rangkulannya.

Jay melihatnya langsung meninggalkan Sunghoon dan Sena.

"permisi".

Jungwon tepat di barisan kerumunan paling depan.
Namun yang dia lihat adalah mayat perempuan,dia bunuh diri lompat dari atas rooftop.

"Hyung"

"Bukan.Dia bukan Sunoo hyung".
Ucap Jungwon yang masih terkejut.

Setelah beberapa tahun,terjadi kembali kejadian bunuh diri dari salah satu murid yang tidak pernah diinginkan.

Guru yang berdatangan menghimbau muridnya untuk menjauh.
Karena pihak polisi yang akan menangani kejadian ini.
Banyak yang menangis,ketakutan serta terkejut secara bersamaan.

Lantai 2.
Lagi-lagi menjadi tempat pilihan untuk mengakhiri kehidupan.

Jake menyadari letak keberadaan Jungwon dan Daniel.

"Kalian ikut hyung".

Jake mengajak keduanya untuk duduk di bangku tepi halaman.

"Kalian jangan memikirkan yang aneh-aneh dulu,sepertinya dia siswa yang begitu depresi".

"Aku tahu tentang itu hyung,tidak usah kamu jelaskan lagi".

"Sunoo".
Daniel melihat Sunoo dari sisi kanan,terlihat dia begitu baik-baik saja dan sedang menghampirinya.

"hei kamu,darimana saja.Kami semua mencemaskan keadaanmu".
Sunoo duduk begitu saja disamping Jungwon.

"Kamu baik-baik saja kan hyung,apa masih ada yang membuatmu terluka.Ceritakan saja semuanya padaku".
Bahkan ketika Jungwon bertanya pun masih tidak ada respon sama sekali.

"Sepertinya kamu sangat sedih.Diamlah disini dan jangan kemana-mana"
Rangul Jake terhadap Sunoo.

Di tengah halaman polisi sudah berdatangan dan menyelidiki bunuh diri itu.
Siswa siswi yang berkumpul untuk menyaksikan,perlahan dibubarkan.

"Aku begitu takut ketika mendengar ada berita yang mengguncang seperti ini.Jadi aku langsung turun kebawah saja".

"Kamu hyung ketika sedih seperti ini tidak perlu takut untuk menghadapinya.Masih ada aku dan Jungwon hyung di sampingmu.Kami dari siang terus mencari dirimu".

"Biarkan saja Daniel,dia memang seperti itu.Tidak ingat kita yang selalu ada untuknya".
Sahut Jungwon dengan tidak menatap Sunoo.

"YAHH..kalian kenapa menghakimiku seperti ini??aku juga mempunyai alasan untuk melakukan ini sendiri"

"Kalian diam,jangan berdebat dan saling menyalahkan seperti ini".

Jake melerai perdebatan mereka.

Jay,Sunghoon dan Heeseung baru datang dari halaman.
Mereka bertiga begitu sangat berwibawa ketika berjalan beriringan.
Tanpa di segani mereka memang terlihat layaknya seperti senior.

"Gimana kejadiannya di halaman"
Tanya Jake

"Kamu tahu disana memang bahaya bukan.Jadi jangan bermain di rooftop lantai 4.".
Tunjuk Heeseung kepada Jungwon,Daniel dan Sunoo.

Rooftop tersebut terletak di atas ruang kelas mereka.

"Jadi ini bukan real bunuh diri hyung".

Heeseung menggelengkan kepalanya.

"Jangan banyak bertanya,sekarang apa kamu merasa lebih tenang setelah berada di atas selama seharian".
Tanya Jay kepada Sunoo

"Bahkan jika belum,diamlah saja disana selama beberapa hari".
Sahut Heeseung

"Hyung,kau ini".Jake menyikut lengan Heeseung untuk tidak berkata yang membuat Sunoo sakit hati.

"Iya hyung maaf,aku memang salah dalam hal ini.Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan,berita ini sangat membuatku ingin marah.Terlebih lagi itu memang jelas aku yang tersebar".

Jungwon tidak memperhatikan temannya bercerita.Dia masih fokus melihat keramaian bahkan beberapa polisi di halaman sekolah.

Dalam benaknya terdapat beberapa pemikiran yang terlintas.
Tatapan fokusnya masih setia menatap halaman dengan keramaian yang terjadi.

"Bagaimana dengan orang tuanya nanti jika dia mengetahui bahwa anaknya pulang dalam keadaan tidak bernyawa".
Kalimat yang diucapkan Jungwon menarik perhatian dari beberapa orang sekitar disampingnya.

"Apa yang kamu katakan Jungwon ah?"

"Jangan dipikirkan,ini bahkan sudah terjadi berulang kali".
Heeseung menjawab dengan nada sinis.

"Tapi kemungkinan besar dia mempunyai alasan dibalik niat tersebut hyung".
Jawab Jungwon

"Terserah kau saja..".
Sunghoon beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan obrolan.

"Heeseung hyung,Sunghoon ah,kalian mau kemana.Aku ikut".Jake menyusul

"Hyung aku tau kamu belum makan siang,aku temani di kantin"
Daniel mengajak Sunoo untuk makan di kantin.Wajah yang murung dari Sunoo membuat temannya merasa khawatir.

Jay melirik kepergian temannya satu persatu.
Yang dia dapati hanyalah Jungwon yang masih terdiam duduk di bangku.

"Hyung tidak pergi juga".
Tanya Jungwon menatapnya.

Jay menggeleng sebagai jawaban.

"Sekarang kamu buang semua pikiran yang membuatmu sedikit berlebihan".

"Wae?".

"Seharusnya itu yang aku tanyakan".

Jay duduk di samping Jungwon

"Kenapa kamu mengucapkan kalimat tadi".

"Tentang kejadian inikah".
Jay mengangguk mengiyakan.

"Kan benar saja.Jika orang tuanya tau bahwa anaknya telah tiada,maka apa yang akan dia rasakan".

"Terlalu banyak bicara itu tidak baik.Cepat kembali ke kelas,atau kamu latihan untuk persiapan pertandingan".
Jay beranjak dari bangku

"Hyung tidak mau mendengarku bercerita tentang kesedihan nya.
Atau memang Jay hyung bosan dengan ceritaku".
Rengek Jungwon ketika semua teman-temannya mulai kembali ke kelas.

"hmm..pria mungil dan kecil sepertinya memang aktif berbicara".
Gumam Jay berbalik menatap Jungwon

Senyuman Jungwon terukir.

"Apa pentingnya korban dengan diriku yang mendengar karangan ceritamu.Kamu membuat drama kesedihan saja,jangan berkata seperti itu.Apalagi kamu sampai mulai berpikir nasib ini nasib itu"

"Kan Jungwon hanya kasihan hyung".

"Anii.Aku tahu kamu pasti akan mencoba berbicara sampai melanjutkan ke masalah yang kamu hadapi".

Tebakan Jay menuju kepada keadaan Jungwon di rumahnya.

"Jungwon kembali ke kelas Hyung".

"Tapi ingat.Jangan mencoba mencari tahu tentang dunia bunuh diri".
Jungwon mengangguk

"Jay hyung selalu saja memerintahku untuk menurut padanya,padahal alu hanya bercerita tentang nasib keluarganya.Siapa juga yang mau bunuh diri".celoteh Jungwon sendiri dengan menuju ke kelasnya.

"Yah"

Wanita cantik dan juga body goals ini menghentikan langkah Jungwon dengan berhenti di depannya.

Betul,ia adalah senior angkatan 3.
Satu usia dengan Jay.
Maura

"Noona".
Sinis Jungwon

"Kenapa?kamu terkejut melihatku,atau kamu takut."

Maura masih berusaha berbicara dengan Jungwon.
Lorong sekolah yang tidak begitu sepi,banyak juga yang berkeliaran.
Namun mereka berdua masih berhadapan dan berbicara satu sama lain.

"Ani.Aku hanya ingin tahu,apa yang membuat noona menghentikan jalanku".

"Kamu sudah melihatnya bukan tadi,apa yang terjadi di luar sana?pastinya kamu punya kekhawatiran yang sama denganku.Ditambah sekarang ini ada sebuah kerumitan dan"

"Bicaralah yang semestinya,langsung ke poin.Aku tidak ingin mendengar celoteh yang tidak penting".
Sahut Jungwon memotong kalimat Maura.

"sakit noona".
Maura mencengkram dan menarik lengan Jungwon,ketika dia hendak pergi.

"Kurang ajar banget,udah bisa melawan senior yang lebih tua.Jangan melawan hanya karena kamu mulai dekat dengan circle Jay".

Maura begitu menakutkan dimata Jungwon,sama sekali sosok wanita yang membuatnya melangkah ke belakang.

"Ingat baik-baik,aku bisa saja membuatmu sama seperti yang terjadi kali ini.Ataupun temanmu yang sudah depresi itu.Jangan macam-macam denganku".
Ancaman Maura.

Yang dirasakan Jungwon sangat rumit,menahan amarah serta mencoba untuk menghargai bahwa dia sebagai seniornya adalah yang paling utama.

"Sungguh sangat jahat,dia membuat temanku kedalam berita bodoh.Justru dia juga akan mengancamku".
Celoteh Jungwon

***

Park Family

Pembantu rumah keluarga Park dibuat terkejut dengan kedatangan Park Minyeong yang semakin awal.

Tidak seperti pada jam biasanya,kini dengan memegang tas masuk ke dalam rumah.

"Nyonya tumben pulang cepat hari ini".
Tanya pembantunya.

"Kamu buatkan aku air susu hangat yah,aku tidak enak badan".

Park Minyeong segera membersihkan badannya lalu kemudian dia memilih untuk tidur.

"hmmm".
Pembantu Park Family masuk membawa yang diminta Park Minyeong.

"Saya pijit".
Hanya anggukan yang diberikan.

"Di kampus tadi,badanku sangat terasa capek sekali.Seperti habis olahraga,makan siang juga tidak selera".Curhat Park Minyeong mengenai kondisi tubuhnya.

"Apa nyonya hamil?".

Pertanyaan itu sontak membuat mata Park Minyeong membulat.

"Bagaimana bisa aku hamil?ada-ada saja kamu".

"Tentu bisa Nya.Kan masih ada tuan".
Goda pembantu dengan iseng.

"Kamu ya,di rumah saja dia jarang.Bagaimana melakukannya.Yang benar saja".
Tawa pembantu memecah keseriusan.

"Aku juga sudah punya putra yang dewasa,belum lagi masalah keluarga ini yang runyam.Ditambah lagi putraku masih kurang mandiri".

"Tuan muda Jay sudah mandiri,Nya.
Dia bahkan tidak pemarah seperti dulu,mungkin akan senang mendengar kabar bahwa eommanya mengandung".

Park Minyeong tersenyum sipit.

"Sepertinya tuan muda datang".

Suara pintu kamar Jay yang terletak di lantai bawah mudah dikenali.
Selain cara membukanya yang tidak perlahan,waktu juga menunjukkan saatnya Jay pulang dari sekolah.

"eomma..eomma".
Teriak Jay memanggil dari lantai bawah

"Bagaimana tuan muda tahu bahwa nyonya sudah pulang".

"Yakan dibawah ada mobilku".
Jawab MinYeong sedikit merasa aneh dengan pertanyaan pembantunya.

Jay memasuki ruangan kamar MinYeong,disambutlah kedatangan sang putra dengan senyuman.

"Eomma tidak biasanya pulang cepat".
Ucap Jay duduk di tepi ranjang.

MinYeong hanya menggelengkan kepala.

"Sebenarnya nyonya tidak enak badan,ciri-cirinya persis seperti saat hamil tuan muda".

"Kamu".
MinYeong menyikut lengan pembantunya dan memberi isyarat untuk keluar dari kamar.

"Eomma benar sedang mengandung".

"Tidak sayang,jangan dengarkan ucapan bibi.Bagaimana bisa eomma mengandung dalam keadaan menstruasi hmm".
Jelas Park MinYeong.

"Sekarang kamu bersihkan badanmu,ganti baju dan makan".

"Jay capek banget hari ini".
Menolak perintah eommanya dengan tidur di pangkuan MinYeong

"Kenapa??tadi ada ujiankah,sampai putraku yang keren ini kelelahan".

"Ani.Jika hanya ujian saja aku bisa,seharian tadi banyak kejadian aneh.Belum lagi aku latihan".

"Ada apa hari ini di sekolah".

"Siswa bunuh diri jatuh dari gedung".

MinYeong terkejut mendengar cerita dari Jay.

"Lagi sayang,sudah lama eomma tidak mendengar kabar seperti ini".

"Begitupun teman dekat Jungwon mendapat skandal yang tidak jelas".
Park MinYeong mendengarkan segala cerita dari putra kesayangannya.
Tidak biasanya momen seperti ini terjadi,dimana hanya berdua saling bertukar cerita.

"Kekuatan manusia adalah terletak pada dirinya sendiri,memang sulit menebak seberapa kuat seseorang menghadapi masalah.Bisa saja itu dia lemah dari mental,atau juga memang sudah saatnya dia menyerah".

Jay menatap Eommanya dengan pandangan serius.

"Kematian itu memang dinanti,juga dihindari sayang.Kamu tau,ketika kita berada di titik paling rapuh itu bisa juga kita di titik paling rendah dalam bertahan hidup".

"Tapi kenapa dengan mengambil langkah kematian".

Park MinYeong tersenyum menyimpulkan.

"Antara takdir Tuhan yang menentukannya.Jangan diambil mudah sebuah masalah yang kita hadapi,sekali-sekali kita harus marah".

"Lalu Eomma dan Appa memilih untuk tidak marah kepada Kakek".

Jay membuat MinYeong terdiam,sungguh pertanyaan yang tidak akan mendapat jawaban.

"Karena Eomma dan Appa punya Jay di rumah.Itulah kekuatan separuh Eomma".
Ucap MinYeong,Jay memejamkan matanya menikmati lembutnya tangan seorang ibu yang memainkan rambutnya.

"Dan juga adikmu".Gumam MinYeong

Rahasia terbesar bagi diri seorang MinYeong adalah menyembunyikan identitas adik laki-laki Jay.
Putra kedua Park Family,yang selama 17 tahun lamanya hilang.

Kesalahan besar yang akan diterima bagi seorang Eomma.Karena jalannya untuk selalu membohongi putra pertamanya,yang jelas dipandang di publik bahwa Jay sebagai putra tunggal.

"Eomma istirahat saja yang banyak,Jay ngantuk".

"Tidak tidur disini saja sayang".

"Ani,aku bukan anak kecil".

MinYeong terkekeh sembari menatap kepergian Jay yang menuju ke kamarnya kembali.

"Hmmm..ada apa denganku,sangat pusing sekali".
Ucap MinYeong dengan memijat bagian pelipis.

...

Jay baru saja keluar dari kamar mandi,rambut yang basah dibiarkan begitu saja secara acak.

Kaos putih serta celana pendek abu-abu menjadi style nya di malam hari.

Klungg

Heeseung hyung
Jangan lupa latihan malam ini,pastikan kamu tidak terlambat

Jay membaca pesan dari Heeseung dalam sebuah notif,niatnya untuk segera membalas pesan tidak ada.

Jay masih menatap layar laptop,yang dia buka adalah file pemberian pamannya mengenai daftar karyawan di perusahaan kakeknya.

"Aku seperti orang gila di malam hari,stres di pagi hari dan selalu menghadapi ujian di siang hari.Seperti ini saja juga bisa membuatku mati".
Keluh Jay dengan menyandarkan punggung di kursi.

Heeseung hyung
Jay ahhh...kamu memang ingin membuatku marah dengan tidak membaca pesanku HOH

Pesan dari Heeseung kembali di dapatkan Jay.

"Aishh hyung ini".
Kesal Jay

Jay
Aku sudah membacanya,tapi aku tidak ada niatan untuk membalas pesanmu.Malam ini aku tidak bisa ikut latihan.

"Aku tahu pasti dia akan bertanya 'alasan apalagi'".
Ucap Jay sudah menebak jawaban yang akan diberikan oleh hyungnya.

Heeseung hyung
Alasan apalagi ini Jay??kita sudah hampir mencapai hari pertandingan.

Jay tertawa membaca pesan dari Heeseung yang sesuai dengan tebakannya.

Jay
Eomma sedang sakit,Appa tidak ada di korea hari ini hingga lusa.

Heeseung hyung
Eomma sakit apa??aku akan kesana nanti malam

Heeseung terbiasa memanggil Eomma kepada Park MinYeong,karena dirinya yang menjadi sahabat lama sekaligus kakak laki-laki bagi Jay.
Putra Park Family...tidak menutup kemungkinan bagi seorang Heeseung yang kenal sangat lama dengan Park Family untuk tidak menganggap orang tua Jay sebagai orang tua sendiri.

Jay
Baiklah.

Heeseung hyung
Aku akan memberi kabar kepada yang lain untuk tidak latihan hari ini.
Aku segera berangkat

Jay
He em.Aku akan memberi kabar kepada Sunghoon,aku takut dia ngambek tidak mendapat kabar dariku secara langsung

Heeseung hyung
Dia tidak aktif seharian,moodnya juga rusak.Ini semenjak skandal Sena dengan Sunoo

"Ah iya,aku lupa menanyakan kabar Sena.Apa dia baik-baik saja??atau sedang kesulitan bernafas".
Ucap Jay dengan jail,tidak heran sifatnya yang selalu jahil kepada Sena

"Tapi Sena tidak akan suka jika aku menanyakan kabarnya,pasti dia berpikir aku menertawakan kejadian ini".
Jay membatalkan niatnya untuk mengirim pesan kepada Sena.

"Aku semakin berpikir Eomma dan Jungwon sama-sama punya pikiran yang mirip.Dimana keduanya begitu menganggap bunuh diri sebagai kesalahan diri sendiri".

"Jungwon.Eomma sangat menyukai Jungwon,bagaimana jika aku menyuruhnya datang kerumah.Jika Jungwon dirumah,pasti dia akan bercerita panjang lebar dengan eomma.Sedangkan aku akan latihan basket,Nahh benar aku latihan di lapanganku".
Senyum lebar seorang Jay ketika mendapatkan ide yang kreatif.

Jay memulai mengirim pesan kepada teman-temannya termasuk juga Jungwon

Jay
Hyung,kita akan tetap latihan basket di lapanganku

Jay selesai mengirim pesan kepada Heeseung.

Jay
Sunghoon ah,datanglah kerumah.Kita akan latihan basket di rumah.

Sunghoon si
He em,aku sudah tahu dari Hee hyung
Dibaca...

"Sudah jelas bahwa Sunghoon tidak mood,hhh".
Tawa Jay setelah membaca pesan dari Sunghoon

Jay
Jungwon ah,hyung minta kamu malam ini datang kerumah hyung.Aku butuh bantuanmu

"Jake.Pasti dia sudah membaca pesan di grup,jadi aku tidak perlu memberinya kabar".

Klung..

Jungwon ah
Kenapa hyung??

Jay
Nanti aku ceritakan di rumah,apa kamu tidak sibuk.Atau jika eommamu menghukummu tidak keluar rumah,yah tidak usah

"Tapi pleasee Junwon ah,aku butuh kamu datang kerumah".
Batin Jay menunggu jawaban dari Jungwon

Jungwon ah
Aku tidak mendapat hukuman apapun.Aku akan kerumah Jay hyung malam ini🤗

Jay
Syukurlah kamu tidak mendapat masalah yang besar.Hyung tunggu dirumah

Jungwon ah
He em

Jay
Hyung jemput kamu atau bagaimana?

Jungwon ah
Tidak usah hyung,setelah dari rumah Daniel aku akan kerumah Jay hyung dengan Sunoo hyung yah

Jay
Emm iyah,ajak Sunoo sekalian tidak apa-apa.

"Adik yang baik.Aku bisa latihan basket tanpa bingung Eomma dijaga siapa.Aku sangat tidak bisa menangkap segala cerita dari Eomma,Jungwon sangat cocok dengannya".


















Maaf yah jarang update
Lagi sibuk kerja soalnya,yah kalau dulu masih aku sekolah enak banyak freenya😥
Aku sampai lupa alurnya loh kalau lama-lama gak nulis.
Maaf yah kalau ceritanya sedikit berantakan.
Ini aku masih berusaha mengingat file yang hilang,yang kehapus

Tau ah

I Love You All readers yang udah setia😍😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top