chapter:22
"Selesai"
Tangan mungil yang sangat cantik,menutup beberapa buku.
Megembalikan ke posisi semula di ujung kamarnya.
"Aku sudah mengerjakan tugas ini,dan aku akan mempelajari materi besok".
Ucapnya riang sembari membawa buku sedikit tebal.
Jungwon,
Di malam hari sebagai andalannya menjadi pelajar,tidak memiliki sifat yang begitu malas.
Berprestasi mengenai bidang olahraga,namun cerdas dalam menangkap segala materi dengan cepat.
Dia tulis beberapa hal yang menurutnya sulit.
"hoh".
Terkejutnya setelah K datang mengusap rambut Jungwon.
"Hyung selalu tidak bilang jika ingin masuk kamarku".kesal Jungwon.
Bayangkan saja wajah gemasnya ketika dia menatap serius K.
"Kamu belajar dari sore hari,lapar tidak".
Jungwon menggeleng
"Sudah jangan pikirkan tentang eomma,kamu hanya dilarang keluar kamar.Tapi bukan dilarang makan".
"Coba saja saat malam itu kamu pulang,pasti tidak seperti ini".lanjut K
Setelah Jungwon memutuskan untuk menginap dirumah Sunoo,dia mendapat amarah yang besar serta hukuman.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Jungwon ketika resiko akan dirinya mendapat hukuman.
"Appa sudah hampir setengah bulan tidak pernah pulang hyung,kemana dia?".tanya Jungwon
"Emmm..Appa,Appa ditugaskan tidak di seoul".
"Pertama Appa pergi dia tidak membawa banyak koper".
K masih berdiri di samping adiknya,dia menatap dengan tulus.
"Jangan pikirkan yang lain,lanjutkan saja.Dan ingat,jangan tanyakan Appa kepada Eomma".
Jungwon mengangguk
"K hyung mau kemana?"
"Ke kamar".Jungwon segera menarik tangan hyungnya untuk duduk di bangku sebelahnya.
"Hyung sudah terlanjur masuk ke kamarku,jadi bantu aku mengerti ini".
Tanpa adanya penolakan,K segera membantu Jungwon untuk belajar.
Mereka berdua duduk bersama di depan meja belajar,dengan cendela yang terbuka.
Suasana malam yang disukai oleh Jungwon disetiap harinya.
Tidak jarang tawa selalu keluar,entah itu dari Jungwon yang mencoba lelucon agar suasana tidak terlalu serius.
"Fokus".K mencubit pipi adiknya
"Ini aku fokus hyung,tapi tulisanmu jelek".Ejek Jungwon
Alhasil K menggelitik Jungwon sampai tidak bisa diam.
Wajah yang memerah karena tertawa terlalu banyak,serta perut yang terasa sakit bagi Jungwon.
Namun K tidak menghentikan itu.
Dug
Kepala Jungwon terbentur ujung meja belajar,
"Ya ampun,hyung minta maaf.Ini sakit".
Jungwon mengusap kepalanya
"Biar hyung lihat".
"Ani..ini baik-baik saja".
"Tidak,hyung pastikan itu tidak terluka".
K begitu cemas ketika setelah kejadian kecelakaan tempo lalu.
Dia memeriksa dengan hati-hati.
Jungwon memeluk K,
"Hyung..aku ingin merasakan kecemasan dari eomma seperti itu".
Seketika suasana menjadi berbeda,
"Luka lama masih tetap sakit,tapi aku sudah terbiasa dengan itu".
K memeluk Jungwon juga.
"Suatu saat kamu akan jauh mendapat pelukan yang lebih,dari eomma,Appa,dan hyung.."
Ucap K pelan
"hyungmu".lanjut K
"Hmm..kamu kan hyungku,aku akan mendapat pelukan ini setiap kali aku sedih".
Jungwon layaknya pria kecil yang manja terhadap saudara laki-lakinya.
"Hyung gak boleh kemana-mana".
Rengek Jungwon masih di dalam pelukan kakak laki-lakinya.
"Aku dengar di sekolah akan ada pertandingan setiap tahunnya.Jake juga ambil ikut serta.Aku juga paham bagaimana kakaknya menceritakan Jake yang hebat dalam hal basket."
Ucap K sembari mengusap rambut Jungwon
"Tahun kemarin kamu menjadi ikon di sekolah,jika tahun sekarang kamu gagal,itu tidak apa."
Jungwon tetap diam mendengarkan K bercerita.
"Tapi aku ragu untuk pertama kalinya hyung,tahun ini tidak seperti tahun kemarin.Dalam setiap ekstrakulikuler memiliki tim yang hebat.Sedangkan aku hanya terisisa tiga orang saja."
"Kemana semuanya".
Tanya K,ekspresi Jungwon berubah menatap dengan sendu.
"Tragedi yang terjadi antara aku dengan seniorku dulu menyebabkan taekwondo kehilangan anggota.
Apalagi seniorku itu pindah ke dunia basket,belum lagi seniorku yang lama vakum kini datang kembali.Dia terkenal sekali hyung,selain tampan dia juga kaya".
K tertawa mendengar cerita dari Jungwon.
Respon yang membuat Jungwon terkejut.
"Apa ada yang lebih kaya dari Jake di tim basket?".
"Hmm..ada hyung.Dia tapi sangat baik,karakternya begitu ditakuti banyak siswa lainnya."
"Hyung sangat penasaran seperti apa dia??apakah dia menyakitimu atau meluakimu?".
Jungwon menggeleng sebagai jawaban.
"Aku pernah main dirumahnya,dan itu sangat besar.Setiap dinding terdapat fotonya.Aku juga sering bermain dengannya di sekolah".
"Memang kamu anaknya sangat manis dan imut,jadi siapa yang tidak mau berteman dengan Jungwon".
K menggoda Jungwon.
"Kamu lanjutkan tidur,ini hampir larut malam.Jangan begadang".
K keluar dari kamar Jungwon dan meninggalkan Jungwon sendirian.
Telepon dari Sunoo terlihat dari layar ponsel Jungwon.
Dia hanya melihat saja tanpa mengangkatnya.
Berulang kali suara notif pesan juga dari ponsel Jungwon,namun dia tetap fokus pada sebuah buku.
Mengerjakan semua tugas serta bejalar dengan serius.
"Aku akan segera mengakhiri dan pergi tidur".
Hampir beberapa tugas telah selesai dengan tepat waktu.
Waktu menunjukkan sudah pukul setengah sebelas malam,namun mata indah itu belum mengantuk sama sekali.
"Jika saja K hyung tahu jika aku begadang maka dia akan marah".
Jungwon merapikan meja belajar,memasukkan buku pelajaran untuk besok,dia juga meraih baju tidur di gantungan almari miliknya.
Bersiap untuk tidur dengan senyuman yang tidak pernah lepas.
"Jungwon".
Baru saja hendak berbaring tiba-tiba seorang wanita membuka pintu dan menatapnya.
"Eomma".
Jungwon berdiri dari tempat tidur.
"Tolong kamu pergi ke gudang dan carikan bendaku yang hilang".
Ucap Eomma Jungwon,yang tidak mendapat respon.
"Warnanya putih,kotaknya hijau..itu sangat berharga.Harus ketemu yah".
Jungwon menghela nafasnya panjang,
Dengan pakaian baju tidurnya,Jungwon masuk ke dalam gudang.
Mencari dari tumpukan kecil yang tidak seberapa kotor.
Jungwon memulai pencarian dari sisi sebelah kanan.
Banyak beberapa kotak coklat bertumpukan.
Tidak juga lemari yang kosong dengan pintu terbuka.
Terus mencari dengan hati-hati,jati dirinya yang selalu rapi juga diterapkan.
"Sayang banget sepatu ini".
Ucap Jungwon membersihkan sepatu berwarna abu-abu.
Tidak tahu kenapa setiap tangannya menemukan barang yang masih bisa digunakan selalu dia bersihkan.
Sesekali matanya menginginkan untuk terpejam,
"huff".
Jungwon bersandar di dekat jendela yang dikunci.
Waktu menunjukkan pukul 23.30
Namun dirinya masih belum tidur.
Pintu gudang terbuka secara perlahan,posisi yang mengantuk langsung kembali semangat.
"Jadi dari tadi kamu hanya tidur dan tidak mencarinya".
Ucap SoHee
"Jelas saja kamu ini begitu bodoh dan berbeda dengan kakakmu.Ini pasti karena kamu selalu maunya sendiri,pulang larut malam,main-main sama temen gak pulang,ngatur kehidupan sendiri.Lupa iyah,kalau selama ini numpang".
Jungwon hanya menggeleng,dia sudah terbiasa dengan setiap cacian ataupun perbandingan.
"Aku sudah mencarinya,tapi kotak yang ada hanya berwarna coklat..eomma".
Jawab Jungwon
"Aku heran sama kamu Jungwon,selama Appa tidak pernah pulang kamu semakin liar.Mengambil keputusan tanpa bertanya,memerintah K untuk membantumu mengerjakan tugas,pekerjaan rumah juga".
"Tidak"
"Apanya yang tidak??yang aku katakan salah hah.Jangan berlagak seperti anak turunan CEO yang mempunyai perusahaan besar,kemudian bergaya diluar sana dengan teman-teman."
"Cukup eomma..Jungwon tidak seperti itu.Aku tahu aku salah kemarin,menginap di rumah Sunoo hyung tanpa pamit.Tapi itu karena aku menyusun strategi untuk perlombaan taekwondo".
Elak Jungwon
"Penting banget emang taekwondo.Apa itu membuat kamu menggantikan segala posisi yang aku inginkan??yang hanya menjadi harapan sekarang ini hanya K.Urus segala kehidupan kamu jika maunya sendiri".SoHee menarik tangan Jungwon kasar menuju ke kamar
"Kalau bukan sebuah amanah aku tidak akan pernah mengurusmu".
Ucap SoHee
Brakk..
Mata indah Jungwon terpejam karena terkejut dengan SoHee yang membanting pintu begitu keras.
Berkaca-kaca setiap mengingat segala kalimat yang berputar di pikirannya.
"Kenapa ketika aku sibuk mencarinya eomma tidak lihat??sedangkan disaat aku istirahat sebentar,eomma menyaksikannya dan menilaiku begitu saja".Kesal Jungwon
"Selalu seperti ini.Mau aku berbuat baik di depan eomma.Hanya cacian yang aku dapatkan sebagai kebiasaan".
Jungwon duduk di atas kasur.
Dia tidak ada niatan untuk tidur meskipun waktu menunjukkan cukup larut malam.
Jungwon selalu percaya dengan malam,dimana akan berganti menjadi esok hari.
Kecewa untuknya akan tergantikan dengan ketenangan.Tidak peduli akan jadinya dia dikelas,tidak tidur sampai larut malam.
"Jika ada seseorang yang sama denganku,pasti dia lebih bahagia diluar sana"
Jungwon menyatukan bintang-bintang dengan jari telunjuknya.
Seolah memang benar-benar dapat disatukan.
Di seberang terlihat jalanan dengan beberapa sinar lampu menyala.
Jungwon sangat menyukai cahaya,khususnya lampu taman.
Baginya healing terbaik untuk menenangkan pikiran.
Tangan menopang dagu semakin lemah,mata indah itu hampir terpejam..
Hingga pada akhirnya Jungwon memilih untuk tidur,dengan posisi duduk di dekat jendela yang terbuka.
***
Pagi di sekolah,
Jake melangkahkan kakinya sambil memakan cemilan ubi di tangannya.
Tidak pernah datang terlambat ke sekolah,aura nya yang segar mampu menambah daya ketampanan.
Sapanya tersenyum setiap berpapasan dengan murid yang lain.
"Hai Jake,how are you man?"
Sapa teman cowok yang dulu pernah satu kelas dengan Jake.
"Yo man,i'm doing fine".
Justru keduanya saling menertawakan.
"Tidak ada yang beda dari setiap kita bertemu".
"Betul sekali itu,aku duluan oke.Byee".
Jake melambaikan tangannya.
"Bagaimana bisa kita mendapat berita seperti ini".
"Coba lihat,ini benar-benar Sena".
Siswi yang membicarakan tentang Sena di depan kelas.
Jake meragukan apa yang dia dengar,namun ternyata itu begitu jelas.
Seseorang telah mengirim ke situs sekolah.
Jake tanpa menunda juga memeriksa perihal tersebut.
"What?".
Jake terkejut
Dia berjalan lebih cepat menuju ke kelas untuk membicarakan berita tersebut kepada teman yang lain.
"Jake".
Kedatangan Jake disambut dengan sapaan oleh Heeseung.
Apa yang terjadi di kelasnya tidak seperti apa yang dibayangkan oleh Jake sebelumnya.
Justru yang dia lihat sekarang,semua teman di kelas terlihat tenang.
Fokus pada kesibukan masing-masing.
"Hyung".
"Kenapa sangat tergesa sekali kamu".
Heeseung memotong pembicaraan Jake.
"Ada berita di sns sekolah kita,dan itu sangat gempar sekali".
Ucap Jake bercerita.
"Iya aku sudah tahu,dan apa kamu lihat disini tidak ada yang mempunyai akal sepertimu".
Jawab Heeseung dengan mengacak rambut Jake.
"Wae".
"Aku sudah mengetahuinya,tapi aku tidak percaya itu Sena dengan Sunoo."
"Hyung selalu seperti itu,tidak seru".
"Yang benar saja ini Sena,sangat fatal sekali".Siswi yang berdatangan di kelas mereka mulai membicarakan info yang menyebar.
"Tapi lihat saja itu memang Sena.Siapa pria itu?".
"Tertera dia Sunoo,junior kita".
"Lihat Jake.Jika aku tidak seru menurutmu maka bergabunglah dengan siswi yang lain".
Goda Heeseung terhadap Jake.
Tidak ada respon dari Jake.Dia memainkan ponselnya.
"Dasar bocah".
Jake dan Heeseung sedikit terkejut saat mengetahui Sunghoon membanting tas nya sedikit keras di bangku.
"Ada apa denganmu?"
Sunghoon tidak menjawab sama sekali bahkan melirik lawan bicaranya.
"Pasti dia dengar berita skandal nya Sena.Jelas saja kan,dia menyukai Sena".
Jake berbicara pelan di hadapan Sunghoon langsung.
"ANI".jawab Sunghoon mempertegas
"Lalu kenapa kamu datang-datang membanting tas seperti itu.Sangat tidak sopan".
"Heeseung hyung saja tidak mengutikku kenapa dengan dirimu".
Heeseung menutup mulut Jake untuk diam memancing amarah dari Sunghoon.
"Kalian bisa tenang sedikit,ini di dalam kelas.Jangan samakan dengan di ruangan latihan ataupun dirumah.
Sekarang apa yang membuatmu kesal?".
Tanya Heeseung terhadap Sunghoon
"Aku..aku hanya sedikit kesal dari rumah.Ditambah pagi seperti ini banyak yang bertanya denganku mengenai skandal Sena.Di halaman depan setiap berpapasan selalu bertanya padaku.Kau tahu hyung".
Sunghoon berhenti melanjutkan penjelasannya.
Dari ambang pintu Jay baru datang dengan santainya.
Tanpa ragu Sunghoon bergeser karena bangku yang dia tempati sekarang adalah milik Jay.
"Selamat siang Jay".
Sapa Jake
"Memangnya aku terlambat lagi,tapi ini masih pagi dan pelajaran belum mulai".
Tett...
"Jay jay".
Heeseung menertawakan momen yang tidak sengaja secara bersamaan.
Jam istirahat_
"Sunoo dimana?".
Jungwon bertanya kepada Daniel.
Daniel tidak mengetahui keberadaan Sunoo sama sekali,bahkan disaat bel istirahat berbunyi justru Sunoo sudah cepat meninggalkan kelas.
"Sebenarnya dia kemana?".
Jungwon merasa frustasi ketika terus mencari kepergian Sunoo dalam keadaan sedih.
"Hyung,bisakah kita biarkan dia dengan dirinya sendiri saja".
"Kamu ini gimana.Dia sedang sedih,aku takut Sunoo hyung kenapa-napa".
Daniel dan Jungwon saling merasa gelisah.
Dari arah utara Jay,Sunghoon dan Jake datang.
Ketiganya menyadari akan hal yang menjadi pemdangan di jalan.
"Kalian membuatku berhenti di jalan yang seharusnya aku lewati".
Ucap Jay begitu dingin.
Jake dan Sunghoon juga ikut-ikutan berhenti.
Daniel menepi,namun tidak dengan Jungwon.
"Apa yang membuatmu gelisah?".
Tanya Jake
"Sunoo hyung pergi dari kelas setelah bel berbunyi,sangat cepat".
Sunghoon terkekeh dan menjadi perhatian Jungwon.
"Jelas saja dia pergi dari kelas,kan udah bel.Kita juga pergi dari kelas,kalian juga".
Sunghoon tidak bisa menahan tawanya
"Hyung ini tidak bercanda.Setelah berita bohongan itu di SNS tersebar,aku khawatir dengan kesedihannya".
Jay sama sekali tidak bersuara.
Dia menyikut lengan Sunghoon menyuruhnya untuk diam.Namun kerecehan Sunghoon tidak terkontrol.
"Sunoo tidak akan jauh dari sekolah,kemungkinan dengan sendirinya dia tenang".
Sahut Jay.
Singkat namun memiliki arti yang begitu menenangkan.
"Aku sudah bilang padamu hyung,biarkan dia sendiri".
Daniel berpindah disamping Jungwon.
"Jangan khawatir,jika ini bohong maka akan cepat hilang.Sena juga sedang dalam masa yang sama".
Ucap Jake menepuk pundak Jungwon pelan.
"Aku ingin tahu siapa yang menyebar ini??dan kenapa bisa mereka berdua keluar di malam hari secara bersamaan?".
"Itu editan bisa saja.Tidak mungkin Sena dengan Sunoo..".
Sunghoon menyangkal dengan cepat segala pertanyaan Jay.
Dari arah selatan Sena terlihat sedang berjalan menuju ke arah mereka mengobrol.
"Kenapa?".
Sena hanya menjawab dengan gelengan.
"Itu tidak bisa untuk dihilangkan,aku sudah bicara dengan pihak sekolah.Tapi aku kena amarah yang luar biasa,mereka bilang aku memang kencan dengan junior.Menjelang perlombaan ini bisa jadi kemunculan rumor sebagai mata-mata berdatangan".
Jelas Sena panjang lebar.
"Begini saja,kita cari tempat duduk dan diskusi menyelesaikan ini".
Semua menyetujui usulan dari Jake.
Sunghoon,Sena dan Daniel jalan duluan untuk menuju ke ruang latihan basket.
Jay menahan lengan Jungwon,sepertinya Jungwon tidak ada niatan mengikuti urusan ini.
"Kenapa kamu malah berbeda arah?".
Tanya Jay
"Aku tidak percaya untuk berita itu,aku akan mencari Sunoo hyung dan mendengar cerita darinya".
"Jungwon ah".
Jungwon berhenti dan berbalik menghadap Jay seniornya.
"Kamu tahu bukan untuk keluar dari rumitnya pemikiran adalah dari diri kita sendiri.Semakin orang lain mendesak untuk pikiran itu keluar,maka akan memperbanyak segala pemikiran yang berbaris untuk diceritakan".
Jungwon mendengar nasehat dari Jay.
"Sunoo tidak jauh,dia ada di roftoop.Biarkan tenang dengan sendirinya,sama seperti kamu ketika berada di dekat lampu taman".
Jay mencoba membuat Jungwon tenang dan tidak cemas.
Dari mata begitu terlihat ketakutan yang besar,setelah Jay mengatakan roftoop maka Jungwon semakin takut.
Tanpa menunggu,Jungwon lari meninggalkan Jay.
Tidak bisa dicegah,watak yang keras kini membuat Jay menyerah membujuknya.
"AISHH".
Jay memutuskan untuk mengikuti kemana Jungwon lari.
Tergesa-gesa begitu menaiki tangga,dia fokus untuk segera menemui Sunoo temannya.
Setelah sampai tangga kedua,Jungwon menyeka air matanya sebentar.
"Aku tidak ingin hal buruk terjadi".
Pernah sebuah kisah cerita singkat dimana Sunoo paling membenci film bergenre perpisahan.
Segala hal yang menjadi cerita diungkapkan kepada Jungwon sebagai pendengar.
"jika perpisahan karena orang lain itu sakit,maka aku lebih setuju berpisah dengan keadaanku".
Jungwon terdiam mendengar cerita,
"bayangkan berapa banyak masalah yang berada di bebanmu,jika lelah maka pilihlah yang terbaik".
"Yang tenang,tidak melukai hatimu.Hanya melukai tubuhmu namun segera berakhir".
Jungwon sampai di atas roftoop,nafasnya terengah-engah.
Di sekian yang menjadi pandangannya sama sekali tidak menunjukkan keberadaan seseorang.
"Hyung".
Jungwon menoleh ke arah Jay yang baru sampai.
"Dia tidak ada disini?tidak ada dimanapun?".
Rengek Jungwon putus asa.
"Sunoo ada,dia bukan disini.Kamu tahu roftoop andalan kalian berada.Disana bukan".
Tunjuk Jay ke arah atap sekolah yang lainnya.Jungwon baru teringat.
"Aku terlalu cemas".
Jawab Jungwon
"Dengarkan hyung dulu baru kamu bertindak.Biarkan dia disana tenang,nanti Sena akan menghampirinya dan berbicara dengannya.Jangan berpikir aneh-aneh".
Jungwon mengangguk dengan mengusap air mata di pipinya.
"Ikut hyung ke yang lainnya,kita pikirkan siapa dibalik berita ini?".
Jungwon mengangguk
"Aku capek".
Jay tersenyum singkat
"Itu yang hyung rasakan saat lari tadi.Kalau kamu jatuh itu pasti luka berat.Jangan gegabah".
Jay menggoda Jungwon dengan mengejeknya.
"Ayok".
Jungwon masih diam malas untuk menuruni tangga.
Dia tersadar rasa kelelahan diakhir.
"Hyung tidak akan menggendongmu,itu sangat melelahkan".
Jay menarik tangan Jungwon menuruni tangga dan kembali ke ruang latihan basket sesuai rencana awal.
Jungwon dan Jay menuju ke ruang latihan basket.
"Tapi siapa yang menyebar ini hyung?".
Pertanyaan Jungwon yang tidak disahuti oleh Jay.
"Hyung seharusnya menjelaskan kepada Sena noona".
Jay berhenti mendadak.
"Hubungannya denganku".
"Sena noona menyukai Jay hyung,jika hyung menjelaskan kepada pihak sekolah dengan mengaku sebagai pacar,pasti berita di SNS akan hilang".
Jay menyentil dahi Jungwon
"Sakit hyung".
"Jangan kebanyakan nonton drama.Sejak kapan aku menyukainya".
"Persis sekali hyung".
Jungwon tertawa menggoda Jay
"Berhentilah berhalusinasi tentang kedewasaan,lihat kamu masih dibawah umur".
"Aku bukan anak kecil,aku tahu apa itu perasaan suka.Sena noona suka denganmu,tanya saja Jake hyung".
Jay hanya menatap tajam.
Perjalanan menuju ke ruang latihan basket dilanjutkan dengan menutup pembahasan.
*ruang latihan basket
"kalian lama sekali,darimana saja?".
Jake menyadari kedatangan Jay dengan Jungwon.
Sunghoon mematikan ponselnya sembari berpindah tempat duduk.
Daniel juga sudah berkumpul.cukup lama ketika dia menunggu kedatangan Jungwon.
Tanpa lama-lama Jungwon duduk disamping Daniel.
"Tadi ada anak kecil yang lari-larian naik tangga".
Jawab Jay
"hah??disekolah.Tapi tidak pernah ada anak kecil".
Jake menyangkal ucapan Jay yang aneh.
"Dia mengarang cerita".
Sahut Sunghoon
"Baiklah aku akan bercerita yah dari sekarang".
Jake menceritakan semuanya dengan jelas,semua fokus memperhatikan dengan seksama.
Sesekali dari salah satunya memberi usulan serta menyengkal pendapat dari Jake.
Brakk..
Akhhhhhhhh
Teriak siswi-siswi diluar sana.
"Jungwon".
Jay menahan lengan Jungwon begitu seketika.
Daniel,Sunghoon dan Jake juga sangat terkejut.
"Ani hyung".
Jungwon memaksa untuk tetap pergi dan melihat situasi diluar sana.
Tidak bisa lepas begitu saja dengan cengkraman Jay,seorang teman yang akan menjadi kakaknya tidak bisa membiarkan adiknya gegabah hanya untuk melihat diluar sana.
"TIDAKK"
****
Tetap stay yak:))
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top