chapter 21 :
Pagi,
Hadirnya penuh harapan untuk memperbaiki di setiap malam yang terlalui,menjadikannya untuk menggantikan hari kemarin
Persaingan untuk setiap perwakilan ekstrakulikuler akan segera datang,
Hanya menunggu 2minggu.
Tahun ke tahun akan tetap terlaksana.
Memungkinkan sebuah icon atau musuh-musuh yang lain.
Siswa yang tidak keberatan datang di pagi yang buta terlihat di beberapa halaman.
Semua seperti sedang menyiapkan sesuatu,
Sena memangku sebuah laptop dengan menatap buku.
Jarinya sibuk menyalin beberapa tugas.
Rambut yang dikuncir,wajah yang tenang menjadi dasar kecantikan.
"pagi noona".
Sena kedatangan tamu di pagi hari,tidak begitu terkejut.
Namun senyuman kesenangan akan kehadiran Sunoo
Hubungan keduanya seiring waktu menjadi akrab layaknya saudara saling mengandalkan kepercayaan.
"Apa yang noona lakukan disini?".
Sunoo bertanya dengan tas yang masih di punggung
"Noona menyalin beberapa tugas saja,karena deadlinenya masih tiga hari lagi,maka noona mempercepat".
Jawab Sena
Sunoo menyimak serius Sena yang fokus menyalin tugas.
"Selesai".
Sena menutup laptop dan menghadap ke arah Sunoo
"Kamu berangkat sendiri,dimana Jungwon".
"Dia datang bersamaku,hanya saja langsung menuju ke ruang latihan taekwondo".
Sena mengernyitkan alisnya,
"Bilang padanya jangan sering-sering latihan,belum 1bulan sembuh dari kecelakaan itu".
Sunoo mengangguk setelah mendengar saran dari Sena.
"Noona tahu,semalam dia terluka".
"Hah??apa dia terjatuh?atau kepalanya kembali berdarah".
"Aku sudah mengganti perbannya setelah darah itu keluar,namun tadi malam tangan Jungwon terluka karena cakaran kucing di taman".
Sena tidak mampu menahan tawa itu,Sunoo kebingungan dengan reaksi Sena.
"Kucing".
Sena masih terus tertawa.
"Iya aku berkata benar,semalam juga Jay hyung sendiri yang mengabariku langsung".
Mendengar nama Jay,Sena berhenti tertawa dan kembali menatap Sunoo dengan serius
"Jay..dia dirumahmu".
Sunoo menggeleng
"Jungwon dengan Jay hyung tidak sengaja bertemu di minimarket daerah tempatku tinggal".
"Jungwon bilang,dia merasa puas karena membuat Jay hyung jalan kaki cukup lama".Sunoo kini tersenyum puas.
Sena juga ikut tersenyum,
"Sunoo".
"Hmm".
"Kamu sosok teman yang begitu sayang kepada Jungwon.Dari mata kamu yang tulus ini,terkadang membuat noona begitu iri"
"Maksud noona?".
Sunoo tetaplah adik kelas yang menggemaskan teruntuk Sena.
"Kalau kamu mau,bisa bantu noona untuk mencari tahu siapa yang terlibat kecelakaan Jungwon".
Sunoo terkejut.
"Ini tidak sulit.Noona sudah punya beberapa tujuan yang akan kita datangi,dengan bersamamu itu sudah membuat noona tenang.Dan satu,kamu bisa menghindar dari Sunghoon".
Sunoo masih berpikir,tidak menjawab dengan cepat tawaran Sena
"Aku akan pikirkan noona,aku pergi dulu".
"Kebiasaannya selalu sama".
Ucap Sena
"Sunoo-ya".
Panggil Sena,Sunoo yang melangkah pergi tidak jauh,langsung berbalik ketika mendengar panggilan Sena
Sunoo segera menghampiri Sena kembali.
"Ada apa noona?".
"Duduklah".
Tarik tangan Sena terhadap lengan Sunoo
"Noona butuh teman sekali,apa kamu tidak kasian melihatku sendiri seperti ini hmm".
Sunoo masih tidak paham dengan ucapan kakak kelasnya ini.
"Aku tidak mau menganggu noona mengerjakan tugas".
"Ani..aku sudah selesai.Hanya saja noona ingin merasakan berbicara bersama dengan adik kelas yang imut".ucapnya dengan mencubit pipi Sunoo
Sunoo hanya tersenyum,tiba-tiba saja dirinya merasa begitu malu.
"Wae??pipi kamu memerah"
"Aniya,aku hanya tidak suka dipuji saja".
Sena dengan gemasnya mencubit pipi Sunoo.
Sungguh keduanya terlihat begitu dekat,Sena sebagai anak tunggal tentu saja ingin merasakan memiliki saudara.
Sunoo juga sebagai anak tunggal begitu senang,dia bersyukur banyak sekali orang di sekitar yang baik.
Terutama sosok kakak perempuan seperti Sena.
Selain hanya bercanda,rupanya Sena membantu Sunoo memilih desain ruangan taekwondo.
Masing-masing ekstrakulikuler akan mempercantik ruangannya.
Disini Sena menunjukkan beberapa model gambaran.
Sunoo terus mengatakan semua sangat bagus,alhasil Sena tidak mengerti.
"Jadi mana yang cocok untukmu".
Tanya Sena
"Aku suka semua yang noona tunjukkan".
"Lalu?".
"Jika aku memilihnya sendiri,itu belum tentu yang lain suka".
Sunoo merasa bimbang
"Tidak apa-apa untuk hal itu.Jadikan ini sebagai ide dari kamu,tapi tetap dengarkan saran yang lain.Noona tahu pasti yang kamu andalkan adalah Jungwon".
Sunoo mengangguk menyatakan apa yang diucapkan oleh Sena adalah benar
"Jungwon pasti punya ide yang bagus,optimisnya begitu kuat."
"Aku bisa melihat dari tatapan Jungwon,begitu kuat dan tidak ingin menyerah.Jika kamu ingin melihat sisi lain dari Jungwon,maka lihatlah Jay".sena menambahkan sebuah topik pembicaraan.
Masih tetap di tepi halaman,keduanya duduk bersama.Tidak peduli akan banyaknya siswa/i di tengah halaman.
Hanya saja tempat yang mereka gunakan sangat nyaman dari keramaian.
"Jay hyung begitu tidak mudah ditebak,dulu dia biasa saja terhadapku dan Jungwon.Bahkan setelah kecelakaan Heeseung hyung,anak taekwondo takut terhadapnya.Sehingga banyak keluar dari taekwondo"
Begitu nyata,
Sunoo mengingat kembali sikap dan perlakuan anak angkatan 3 pada dulunya.
"Setiap aku dan yang lain berpapasan dengan Jay hyung,maka akan langsung menunduk.Berbeda dengan Jungwon,dia akan santai berjalan".
Sena tertawa begitu saja.
"Noona kenapa selalu tertawa ketika aku bercerita?"kesal Sunoo
Ternyata alasan Sena tertawa adalah karena kehadiran Jungwon.
Tanpa suara Jungwon datang dan tetap mendengar cerita Sunoo
Sunoo menyadari itu setelahnya,
"Kemarilah".
Jungwon yang baru datang langsung bergabung duduk di bangku tepi halaman.
Dia memilih untuk duduk di tengah,tanpa ragu dan dengan tersenyum ceria.
"Apa tidak bisa kamu duduk si tepi saja".Kesal Sunoo
"Terserah aku,kamu juga ngapain ngomongin aku".
Jungwon segera menepis perkataan Sunoo
"Sudah..Jungwon habis latihan".
Jungwon menggeleng
"emm coba noona lihat tangannya,kata Sunoo semalam terluka".
Sena menarik telapak tangan Jungwon,hanya bekas cakaran kucing yang sedikit.
Sena pikir lukanya begitu besar dan parah.
"Bagaimana bisa ini terjadi?".tanya Sena
"Hem ceritakan dengan jelas".
Sahut Sunoo
Sena dan Sunoo menatap menantikan Jungwon untuk bercerita
"Baiklah,aku akan bercerita tentag kucing itu".
.
.
.
Dilain hal,
Jay baru datang di sekolah,dia memasuki kelas yang cukup siang.
Terlambat dan berwajah datar adalah kebiasaannya.
Dikelas sudah begitu ramai dengan kehadiran teman-temanya.
"Hai Jay".
Sapa Heeseung yang ternyata baru datang setelahnya
"Hyung tidak bawa mobil yah".
"Bagaimana kamu tahu?".
Tanya Heeseung
"Aku hanya menebak saja,ternyata benar".
"huh".
Heeseung melemparkan kertas ke wajah Jay.
Sontak Jay hanya tertawa jahil.
"Hiii...pagi Jay,pagi Heeseung oppa".
Teriak suara mawar dari ambang pintu.
"Balik juga ke Korea".
Goda Heeseung
"Yakan emang ngapain lama-lama di Hongkong".
Tepis Mawar
Jay menatap kehadiran mawar dengan tajam.
"Pagi".Salam Jake ke semua teman-temannya yang ada di kelas.
Heeseung bersalaman dengan Jake seperti gaya andalan mereka.
Mawar melambaikan tangan ke arah Jake
"Oh hei,apa kabar?".
Ramah Jake kepada mawar
"Tentu saja aku baik".jawab Mawar
Jay masih jadi pria yang tidak bersuara,sebelumnya dia bercanda dengan Heeseung.Lantas seketika terdiam kembali
"Sunghoon tidak datang bersamamu".
Mawar duduk di depan Jay
"Kenapa kamu hanya diam?".
Bukannya membalas pertanyaan dari mawar,Jay justru beranjak dari bangku.
"Kamu mau kemana".
Jay berbalik dengan mengatakan..
"Aku mau cari Sena,urusanku dengannya belum selesai".
Jawabnya lembut
"Yah Jay ah aku ikut".
Jake segera lari menyusul kepergian Jay mencari Sena.
Mawar memasang ekspresi kesal penuh dendam.
Heeseung kembali ke bangku awalnya dan tidak ingin ikut campur urusan Mawar.
"bro".
Jake merangkul Jay dari belakang.
Keduanya berjalan bersama,memakai seragam sekolah dengan identitas sebagai angkatan 3.
"Rasanya aku ingin bolos lagi".
Ucap Jay
"Jangan bercanda,kau ini sudah angkatan 3 dan tahun ini akan lulus.Bagaimana dengan hasil akhirmu nanti?".
"Sama sekali tidak terlintas dibenakku Jake.Orang tuaku tidak begitu peduli dengan nilaiku,karena mereka membebaskan aku dan akan seperti itu.Berbeda denganmu".
Jay menghadap Jake.
"Aku tidak pernah bercanda dengan kemauanku,jika aku lulus maka itu takdirku.Jika tidak,aku akan tetap menjadi seperti ini".
"Tidak Jay".
Elak Jake menepuk pundak Jay
"Kamu tidak seliar itu,ada masalah dalam hidupmu.Sehingga kamu selalu mengambil keputusan tanpa berpikir".
"Satu lagi Jake..aku memintamu untuk tidak berbicara masalahku di hadapan Jungwon".
Jake menunjukkan ekspresi terkejut
"Benarkah??apa dia tahu".
Jay menggeleng,
"Untungnya dia tidak paham".
Jake dan Jay melanjutkan perjalanan menuju ke halaman angkatan 1.
Tujuan mereka mencari keberadaan Sena.
Dari sepanjang sisi halaman tidak ada sama sekali kemunculan Sena terlihat.
"Apakah dia ijin hari ini??biasanya dia kemari menemui Sunoo".
Jay terus menatap bangku sekitar,yang terlihat hanyalah siswa siswi lain.
"Jay aku ingin mengatakan sesuatu..bahwa nanti malam aku deng.."
Jay pergi begitu saja ketika Jake belum menyelesaikan pembicaraan,
Alhasil Jake begitu diam melihat temannya pergi dari sekolah untuk niatnya membolos.
***
Malam hari_
Gadis cantik dan manis berdiam diri di tepi jalan.
Memakai celana jeans dengan kemeja hitam..
Seperti menantikan kehadiran seseorang untuk pergi bersama.
Dia Sena,
Wanita tegas dan cuek terhadap situasi ataupun dirinya.
Sesuatu telah direncanakan bersama dengan Sunoo.
"Dia sampai mana yah".
Bola mata Sena terus mencari ke sekeliling,berharap Sunoo segera datang
Senyumannya terlukis saat menangkap Sunoo melambaikan tangan dari seberang
"Noona".
Sunoo berlari menuju ke arahnya
Dengan memakai hoodie abu-abu serta topi di tangan yang belum terpakai.
"Mian aku sedikit lama".
"Gwaenchana".
Sena mengacak rambut Sunoo
"Kita kemana sebagai tujuan awal?".
Sena menarik tangan Sunoo untuk mengikuti langkahnya.
Seperti sosok kakak perempuan dengan adik laki-laki yang menikmati perjalanan malam.
"Duduk dulu,noona jelaskan".
"Kamu ingat waktu itu aku dengan Jake mendapatkan video rekaman cctv kafe.Sangat buram namun akhirnya aku bisa mendapat jelas gambar mobil yang menabrak Jungwon".
Sunoo melihat dengan seksama foto yang ditunjukkan oleh Sena pada ponselnya.
Sunoo terus menzoom foto,nyatanya yang dia lihat hanya darah di jalan.
"Ini".
Sena menyadari akan hal itu,dia membantu Sunoo mendapatkan info tentang mobil
"Di dalam video mobil ini begitu cepat sekali,jadi Jay memilih tidak mengungkapnya dan membiarkan Jungwon sembuh total terlebih penting".
Sunoo menganga,
"Mobil itu yang satu-satu nya terlintas noona.Sedangkan jika ada mobil lain maka akan banyak yang melintas di jalan kafe."
Sunoo memahami video begitu cepat,dia putar berulang kali.
Sayangnya saat kejadian Sunoo datang terlambat dan menyaksikan temannya sudah tergeletak
"Bahkan setelah mobil ini melaju cepat,darah ini juga mengalir.Jelas saja ini yang menabrak Jungwon".
Sena tersenyum bangga dengan kepintaran Sunoo
"Aku mendapat nomor itu".
Sunoo tidak hentinya berbicara,
"Noona sudah mencatatnya,dan bahkan noona juga mendapat info jika ada bengkel yang menerima service mobil di tanggal besoknya".
Sunoo segera beranjak,
"Kalau begitu kita segera berangkat mencari tahu bengkel itu noona".
Sena dan Sunoo segera berjalan kaki meniti jalan.
Keduanya menghampiri setiap bengkel mobil,berusaha mencari informasi.
Dengan menunjukkan plat nomor mobil sebagai petunjuk.
"Ah ne gomawo".
Sena tidak mendapat jawaban dari pihak bengkel.
Tanpa menyerah keduanya berjalan bersama kompak untuk mencari sesuatu.
"Tidak ada".
Sunoo mengeluh,
"Kita baru dapat 3bengkel..noona yakin pasti akan segera mendapatkannya.Kita berpencar kamu mau".
Sunoo mengangguk antusias
"Tapi jangan terlalu jauh,dan tetap nyalakan ponsel".
Sunoo berlari kesana kemari dan langsung menuju ke bengkel.
Sayangnya di tempat tersebut banyak sekali mobil yang di service.
Sunoo begitu lupa nomor plat mobil,dia mencari dan berusaha yakin terhadap mobil apapun yang berwarna hitam.
"Ada apa?".
Seorang wanita mendatangi Sunoo
"Maaf..aku hanya mencari mobil".
Wanita di hadapannya tidak paham,Sunoo begitu gugup.
"Maksudnya kamu mencari mobil baru".
Sunoo menggeleng
"Sebenarnya mobil yang menabrak temanku,kejadiannya sebulan lalu.
Apakah ada orang kemari untuk menyervice mobil bekas kecelakaan".
"Tidak ada.Di bengkel kami ini hanya menerima pembenaran mesin untuk mobil baru,bukan untuk mobil yang hancur karena kecelakaan".
"Bagaimana bisa aku menjelaskannya".Gumam Sunoo
"Baiklah..maaf yah,terima kasih".
Sunoo pergi dari bengkel.
Dirinya menyerah tanpa alasan,menghentakkan kakinya di tanah untuk kekesalan.
"Itu bengkel sangat bagus,namun kenapa hanya satu mobil saja.Bahkan lebih dari 3 montir".
Sunoo melihat di arah pojok jalan sebelah kanan.
Terdapat bengkel yang sangat bagus dan luas,hanya saja kejanggal itu dirasakan Sunoo.
"Jika bengkel yang sederhana saja begitu ramai,lantas kenapa disana hanya satu mobil saja".
Tanpa menunggu waktu lama Sunoo berjalan menghampiri bengkel itu.
Dia menyebrang dengan hati-hati,malam sudah menunjukkan hampir larut.
Namun Sunoo tidak mengantuk ataupun yang lain.
Dengan memakai topi sebagai menutupi dirinya,dan tanpa rasa takut berdiri di depan bengkel.
"Permisi".
Sapa Sunoo terhadap montir pria di depan pintu bengkel.
"Ini bengkel service mobil untuk kecelakaan tidak".
Montir tersebut mengangguk.
"Sebentar yah aku menghubungi noonaku dulu".
Sunoo kembali ke tempat asalnya berdiri jauh dari bengkel.
Nafasnya tergesa karena rasa ketakutan.
Jawaban montir yang singkat seolah menutupi sesuatu.
Tatapan terhadap sunoo begitu mencurigakan.
"Noona Sena..aku akan menghubunginya".
"hohh noona,cepatlah kemari.Aku akan shareloc".
Sunoo menatap serius bengkel dari seberang,dirinya berada di tepi jalan begitu sunyi.
Dari arah timur terlihat Sena lari begitu cepat.
"Wae??apa kamu mendapat petunjuk?"
Ucap Sena dengan mengatur nafasnya
"Itu noona".
Tunjuk Sunoo kearah bengkel
"Dari sekian banyaknya bengkel,aku menemukan satu yang menerima service untuk mobil kecelakaan".
Tanpa basa basi Sena langsung hendak menghampiri bengkel tersebut.
Namun langkahnya terhenti,dia terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Noona".
Sunoo tidak mengerti dengan kediaman Sena yang begitu saja.
"Mawar".
Ucap Sena terkejut.
Sunoo melihat ke arah bengkel tersebut,
Keduanya melihat jika Mawar berada di bengkel sedang berbicara dengan montir.
Tepat mobil disampingnya dibuka,karena sebelumnya tertutup oleh kain.
"I..i..itu plat nomor yang menabrak Jungwon kan".
Tanya Sunoo
"Noona kenapa kamu hanya diam saja,apakah itu mobilnya?".
Desak Sunoo terus bertanya kepada Sena
Tanpa ada jawaban sekalipun,Sena menangis begitu saja.
Dia sangat sangat terkejut mengenai kenyataan ini.
Sena lari dengan terburu-buru,tidak peduli seramai apa jalan.
"aku akan mengganti plat ini secepatnya,dan terima kasib sudah merubah warna mobilku.Karena kejadian itu tidak diusut secara hukum,maka aku cukup bersantai".
Sena geram dan mengepalkan tanganya,begitu dia langsung menarik Mawar menjauh dari bengkel.
"YAHh".
Mawar berusaha melepaskan tarikan tangan Sena.
"Pengecut".
Sena menampar Mawar secara langsung.Sontak hal itu terasa sakit bagi Mawar.
"Sena".
Geram Mawar,wajahnya memerah karena emosi.
"Kurang ajar sekali kamu".
"DIAM KAMU".
Bentak Sena.
"Jahat banget kamu Mawar,apakah menyenangkan bagimu jika hampir membunuh seseorang hoh.Apa itu menguntungkan bagimu".
Sunoo hanya melihat mereka berdua,dia menangis mengetahui kenyataan.
"Maksudmu apa??jangan menuduhku yang tidak benar aku lakukan".
Elak Mawar
"Stop berbohong dan jujurlah denganku.Setelah menabrak Jungwon kamu menghilang dan lari ke tokyo hemm..kamu pikir itu aman untukmu.Tidak!!ingat satu hal siapa yang tidak menuntut kejadian ini".
Sena berhenti berbicara,dia mengatur nafas karena sesaknya kemarahan
"Jay".
"Tapi apa dia bisa tidak menuntut ini semua ketika tahu kamulah pelakunya".
Mawar terdiam.
"Jika kamu menyukai Jay,maka jangan buat dia kecewa denganmu mawar".
"Hentikan!!aku memang yang menabrak Jungwon.Dan aku ingin dia mati".
Sunoo semakin terisak mendengar ucapan Mawar,
"Jungwon adalah penghalang untukku,dia merubah kedekatan ku dengan Jay.Siapa dia??bukan keluarga ataupun kerabat".
"Tapi Jungwon itu cowok yang mesum".
"NOONA".
Teriak Sunoo dari belakang,
"Jangan menilai temanku sesuka pandanganmu,jelas kamu bersalah tapi dengan gampangnya kamu merasa biasa saja.Jungwon itu tidak mesum ataupun g*y,aku tahu apa yang noona pikirkan.Kamu hanya tidak suka dia dekat dengan Jay hyung bukan".
Celoteh Sunoo
"Apa an sih?sok tau banget,gimana kalau teman kamu waktu mati.Hoh..pasti kamu nangis yah"
"Jangan berlagak seolah kamu bebas mawar,aku akan melaporkan ini kepada Jay".
"Jika kamu berani berbuat itu terhadapku,maka aku juga bisa lebih berbuat jahat daripada kemarin.
Memangnya siapa Jungwon bagimu??".
Sena menyeka air matanya.
"Kamu tahu cinta, ketika kamu menyukai seseorang dengan tulus maka siapapun yang menjadi kebahagiaan baginya akan aku jaga".
Mawar mengernyitkan alisnya.
"Kamu suka sama Jay".
"Hah,jawab".
"Hmm..aku menyukai Jay,dan selamanya akan tetap seperti itu".
Sena berani bersuara mengenai perasaan yang dia pendam.
Namun terpaksa akan terungkap di depan mantan teman dekatnya.
"Pengecut,munafik".
Ketus Mawar
"Hoh,aku memang munafik.Tapi jauh lebih munafiknya kamu."
"Beraninya kamu menyukai Jay secara diam,bahkan kamu dulu yang aku percaya untuk segalanya Sen."
Kekecewaan dirasakan berat oleh Mawar.
Sementara perdebatan terjadi antara Mawar dan Sena.
Sunoo memilih untuk bersandar di pohon,dia tidak percaya bahwa pelaku yang menabrak Jungwon adalah orang terdekat di antara mereka.
Klung..
Bunyi notif pesan dari ponsel Sunoo.
Jungwon
Sunoo hyung apa yang kamu lakukan??aku sangat bosan dirumah,kepalaku terus tidak berhenti sakit
Sungguh hati sangat tidak tertahan,
Jungwon
Bisakah aku kerumahmu sekarang.
Kenapa kamu lama tidak membuka pesanku,Jay hyung tidak aktif kamu tidak aktif😥
Beberapa pesan yang dikirimkan dari Jungwon.
"Bagaimana bisa ku mengatakan padanya bahwa Mawar noona yang menabraknya".
Gumam Sunoo
Sunoo
Mianhae Jungwon ah..aku sedang diluar rumah malam ini.
Kirimnya pesan untuk Jungwon.
"Noona kita pulang saja,urusannya akan aku bicarakan denganmu nanti".
Sunoo melerai perdebatan antara Sena dengan Mawar
"Kamu jangan khawatir noona.Hukum tidak akan mendatangimu,karena temanku berhati suci tidak sepertimu.
Jika soal Jay hyung aku tidak menebak itu,bisa saja aku memberitahu Jungwon,namun aku tidak menghentikan Jay hyung tahu".
Ucap Sunoo penuh penekanan terhadap Mawar.
Lancang baginya melontarkan kalimat cukup menekan terhadap senior.
Tapi dia melakukan semua karena demi keadilan Jungwon.
"Coba noona bicarakan baik-baik kepada Jay hyung.Itu jauh lebih baik sebelum Jungwon sendirilah yang mengadu".
"Biarkan saja Jay tahu tentangmu..dan hukum menunggumu".
Sahut Sena
Mawar mengeluarkan smirk kelicikan.
"Kalian pikir aku takut,justru kalianlah yang akan ketakutan.Terutama kamu Sena."
Mawar bangga mengenai perkataanya sendiri.
"Soal Jungwon.Aku tidak begitu peduli meskipun hukum akan menjatuhiku.Ataupun Jay akan marah,tidak peduli tentang itu".
"Sangat licik kamu noona..aku akan segera membuka ini semua".
"Berani kamu melangkah dan mengancamku,maka tidak hanya Jungwon dalam bahaya.Maka dirimu juga".Ancam Mawar terhadap Sunoo
"Hentikan omong kosongmu".
Bentak Sena
"Kita pergi Sunoo,berbicara dengannya yang tidak punya otak akan melelahkan".
Sena menarik tangan Sunoo menjauh dari Mawar.
"upss..aku harus mengabadikan ini,pasti akan menjadi hot news".
Licik Mawar yang dilakukan terhadap Sena.
'cukup aku mampu mencintainya dalam diam,tapi bukan berarti aku tidak berhak memilikinya.Kecewamu akan menjadi kecewaku,siapapun yang menjadi senyummu akan aku jaga.Meskipun itu bukan aku'
-Sena der Yorn-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top