chapter 20
~akan kutemukan~
Setiap orang tentu saja memiliki rahasia atau kebohongan dalam hidup.
Perasaan tidak juga menjadi penyebab,menikmatinya seakan sebuah kebiasaan.
Sifat yang jelas berbeda di halayak keramaian,sedih sendiri di ruang tertutup.
Satupun tidak akan ada yang tahu,bahkan orang terdekat sekalipun.
Di malam hari,
Langit sedikit cerah menjadi latar akan pergantian hari.
Ya,itu yang dirasakan Jay untuk setiap titihan hidupnya.
Terdiam di jalan yang tidak jauh dari taman kecil.
Menyandarkan punggung di mobil,tidak melakukan apa-apa.
Sembari sesekali melihat jam di pergelangan tangan,Jay tetap masih diam.
Menatap sekeliling,tidak begitu banyak orang yang berlalu di depannya ataupun di seberang jalan.
"Bagaimana bisa cola ku habis".
Jay geram dengan minuman cola yang seingatnya masih ada di dalam mobil.
Alhasil dia beranjak pergi menuju ke minimarket terdekat,merasakan vibesnya berjalan kaki tepat pada suasana malam yang sejuk.
Hanya mengenakan jaket sebagai penghangat,jika dilepas maka kedinginan melanda Jay yang berlapiskan kain kaos putih lengan pendek.
Sesampainya di depan minimarket,Jay tidak langsung masuk ke dalam.
Dia melihat ponsel,
Tertera begitu banyak pesa masuk.
"Tidak penting".
Jay tidak membaca bahkan membalas pesan untuknya.
Tanpa bosa basi Jay langsung menuju ke tempat dimana terdapat beberapa pilihan minuman.
Dia membuka kulkas dan tidak ragu mengambil sebotol cola.
"Ekk..aigo ini sangat tinggi".
Jay melihat ke arah dimana suara keluhan datang.
Nampak tidak jelas karena orang tersebut memakai hoodie sampai menutup kepala menggunakan topi hoodienya.
"YAH".
Merasa kasian Jay menghampiri dan berniat membantu.
Dengan percaya diri Jay langsung meraihkan barang yang menyulitkan seseorang.
"Jay hyung".
Rupanya orang tersebut mengenali Jay,sontak respon Jay berubah menjadi sangat heran.
Di depannya kini adalah pria manis dan menggemaskan.
Jungwon,
Senyuman ceria Jungwon seperti biasa tidak pernah pudar.
Jay masih mengambil barang yang diinginkan Jungwon.
"Gomawo".
Jay mengangguk,
"Apa yang hyung lakukan??kenapa jauh sekali".tanya Jungwon
"Aku membeli minuman".
Jawab Jay dengan menunjukka cola di tangan.
Mata Jungwon tertuju pada cola,namun beralih kembali ke barang belanjaan.
"Kamu jadi menginap dirumah Sunoo".
"Bagaimana hyung tahu?".
"Jake yang bilang".
Jay berbohong,sebenarnya ketika di sekolah tidak sengaja dia mendengar pembicaraan adik kelasnya yaitu angkatan 1 ngobrol.
Ketika Sunoo jelas mengatakan rencana Jungwon menginap semalam dirumahnya.
"Aku ke kasir dulu yah hyung".
Jay menahan Jungwon dengan merentangkan tangan kanan.
"Aku sudah mengambilkan ini,mana upahnya".
Ucap Jay dengan senyum jahil.
Sontak Jungwon mengernyitkan alisnya,menautkan bibirnya yang mungil.
"hh..tidak tidak,aku hanya bercanda.Kita ke kasir bersama".
"Tapi hyung tidak boleh membayar punyaku".
Niat Jay sudah mudah ditebak oleh Jungwon
Kini keduanya sudah di depan minimarket,Jay memasukkan tangannya ke dalam saku.
Sedangkan Jungwon meneteng 2bungkus belanjaan untuk besok.
Dia diberi perintah oleh Sunoo,awalnya hendak pergi berdua.Namun ternyata Sunoo ada urusan di luar.
"Aku tidak tahu,secara bersamaan orang-orang sibuk".
Jay mengawali pembicaraan di tengah keheningan.
Jungwon menghadap tepat di depan Jay.
"Sunghoon membatalkan perjanjian denganku tadi siang,aneh sekali".
Bercerita sembari meneguk sebotol minuman cola.
"Mungkin Sunghoon hyung sudah ada janji sebelumnya".
Jawab Jungwon
Jay mengangguk,dia menatap dua tangan adik kelasnya itu penuh dengan kantong belanja.
Meskipun hanya dua kantong,namun dirinya merasa ibah.
"Hyung antar pulang,mobilku ada disana".
Tunjuk Jay ke seberang jalan yang tidak jauh,Jungwon mampu melihat keberadaan mobil Jay.
"Tidak usah hyung,rumah Sunoo hyung dekat".
Jay berjalan mendahului Jungwon.
"Hyung".
Kaki kecilnya mengikuti kemana teman dekatnya itu pergi membawa kantong belanjaan Jungwon
"Sampai kan,kali ini jangan menolak.Hyung juga penasaran dimana tempat tinggal Sunoo.Jika kamu tidak suka,hyung bisa mencarinya sendiri".
Jungwon hanya diam,
"Aku ada ide".
Jay membatalkan niatnya setelah mendengar Jungwon menemukan ide.
Dia tutup kembali pintu mobil
"Temani Jungwon main di taman hyung".Jay menggeleng dengan cepat
"Ahh hyung,hanya sebentar saja".
"Tapi ini sangat dingin,apa untungnya bermain di taman?".
"kajja".Jungwon menarik lengan Jay untuk mengikutinya.
Jay hanya pasrah dan berjalan sesuai kemauan Jungwon.
"Hemm,kita jalan santai saja.Jangan menarikku,nanti kamu jatuh".
Jungwon melepas tangan Jay dan menyamai langkah
Sesekali Jungwon melirik ke wajah Jay,
"Hm?".
Jay menyadari itu
"Hyung tahu tidak,aku mengganti perban dengan yang baru".
Jungwon membuat pengakuan untuk lukanya.
Jay menatap dahi yang tidak dia sadari,bahka Jay sudah berulang kali memahami jika perban baru membaluti luka di dahi adik nya..
"Tadi tiba-tiba saja berdarah,sepertinya aku kelelahan".
Setiap langkahan meniti jalanan taman yang sunyi,tidak banyak orang.
Jungwon bercerita begitu banyak..
Mulai dari latihan taekwondo,hingga rencana nanti ketika dia sudah bisa mendapatkan kesempatan untuk merasa bahagia.
"Kenapa hyung hanya tersenyum dan selalu menjawabku dengan singkat".
Tanya Jungwon
Sepertinya dia lupa,seorang pria disampingnya adalah pria yang dingin.
Jay tidak suka bicara,bahkan tersenyum hingga terkekeh.
Namun kali ini itu tidak menahan
"Kamu saja yang cerita,hyung mendengarkan".
"Tidak seru".
Jungwon berhenti berjalan,
"Wae??".
Jungwon langsung jongkok ketika kucing hitam mampu mengalihkan niatnya.
Berhenti begitu saja,tidak kenapa kucing ini mengalihkan Jungwon untuk melanjutkan perjalanan.
Jay mengira bahwa terjadi sesuatu,ternyata dia baru menyadari bahwa ada kucing di tepian jalan.
Kembali dan menyaksikan Jungwon bermain dengan kucing.
Mengelus kepala hingga memainkan bulu kucing tersebut.
Perasaan sedikit geli menerjang Jay,
"Jungwon ah,"
Panggilan Jay tidak mendapat sahutan sedikitpun
"Hiii,kamu lucu banget.Ngapain di sini sendirian".
Jungwon terus berbicara dengan kucing
"Hyung dia menatapmu"
Jay menatap tajam Jungwon tanpa ekspresi
"Woo".Jungwon mendapat cakaran di telapak tangan,setelahnya kucing itu lari meninggalkan tempat
"Hem kan".
Jay melihat cakaran di tangan Jungwon,sedangkan Jungwon terus mencari-cari kemana arah kucing itu pergi.
Matanya terus melihat di sekitar tanpa henti.
"Ini tidak sakit kok hyung".
Jay meniup telapak tangan Jungwon,justru Jungwon jahil meniup wajah hyungnya
"Tapi kemana kucing itu,aku hanya ingin mendekatinya tiba-tiba saja pergi".keluh Jungwon
"Kucing liar akan sulit akrab dengan orang baru.Lantas ketika dia mengenal dan merasa aman,maka tidak akan pergi.Justru dia akan mengikuti".
Jay menjelaskan pengetahuan yang dia tahu,hanya sedikit.
"Bagaimana hyung tahu?".
"Anggap saja kucing itu Jungwon".
Jungwon tersenyum menyimpulkan maksud dari Jay,
"Tidak".
"Terserah Jungwon,hyung juga tidak mau diikuti".
"Namun apa salahnya jika kucing liar mengikuti siapa saja entah itu orang baru".
Jay juga meninggalkan Jungwon dengan berjalan terlebih dahulu
"Hyung".
Panggil Jungwon,
Jay berbalik dengan cepat tanpa mengetahui jika Jungwon sudah dibelakangnya.
Tulang hidung Jungwon terbentur pundak Jay
Melihat Jungwon yang kesakitan dengan hidung memerah,Jay hanya terkekeh.
"Bukannya menjawabku,hyung malah tertawa".
Kesal Jungwon masih memegangi tulang hidungnya.
"Kamu tidak perlu menafsirkan segala kata yang keluar dari mulutku".
Tatapan halus seorang Jay mampu dirasakan Jungwon,dia kembali merasakan sosok kakak laki-laki yang selalu menjaganya setiap waktu.
Jungwon mengangguk paham,dia tidak ingin menjawab setiap kata untuk rasa penasarannya.
"Masalah apa yang membuat Jay hyung selalu menjadi misteri?".
Gumam jungwon
Sampailah di kejauhan taman,tepatnya kini berada gang menuju rumah Sunoo.
Rumah itu tidak terletak tepat ditepi jalan,lingkungan yang begitu tertutup.
Jay meletakkan kantong belanja milik Jungwon di tanah.
"Apa Sunoo sudah kembali?".
"Entahla hyung,aku tidak tahu".
Jay mengambil ponselnya dari saku celana,dia sepertinya mencoba menghubungi Sunoo,untuk memastikan apakah dia sudah kembali ke rumah.
Jungwon hanya diam,dia masih terus melihat cakaran kucing di telapak tangan.
'Apa kamu masih diluar rumah?'
Sunoo rupanya menjawan telepon dari Jay
'Cepatlah pulang,Jungwon tangannya terluka'
Mendengar pernyataan itu,Jungwon memanyunkan bibirnya
Jay menyuruh Jungwon untuk diam ditempat,
'ha a,bye'
"Hyung kenapa bilang seperti itu,Sunoo hyung pasti akan khawatir".Protes Jungwon
"Sunoo selalu khawatir tentangmu,maka jangan buat dia merasa sedih untukmu".
"Bersyukurlah meskipun serumit apapun di kehidupan rumah,kamu masih banyak menyayangi.Hyung sangat senang akhirnya kamu mencoba keluar dari lingkup itu,dan memilih tempat ternyaman".
Lanjut Jay memberi nasehat terhadap Jungwon
"Sepertinya lemak pipi akan tumbuh lagi".cubit Jay merasa gemas
Jungwon tidak merespon secara lebih,yang dia berikan hanya seutas senyuman singkat.
Bahkan dia akan marah ketika pipinya dicubit siapapun itu.
"Lalu hyung kapan akan keluar dari lingkup masalah yang Jay hyung alami".
Perkataan Jungwon menghentikan suasana riang menjadi penuh pembalasan akan teka-teki kehidupan
"Hyung tidak ada masalah".
Jawab Jay
Jungwon meragukan itu,
"Mungkin selama aku bertemu dengan hyung itu secara tidak sengaja.Nyatanya disetiap aku menatap mata hyung,yang Jungwon lihat hanya tanda hitam.Tanda segala kericuhan pemikiran yang rumit".
Jay tersenyum mendengar ucapan Jungwon,
Bagianya itu mungkin lelucon semata untuk menimpal nasehat yang diberikan untuk Jungwon.
"Hyung tahu tidak,jika aku sering mendengar Jake hyung merasa kesal.
Dia selalu berkata bahwa pertemanan yang semakin penuh rahasia,dan entah dia sadar atau tidak.Ada kalimat yang membuatku terkejut"
"Apa?".Jawab Jay dengan cepat
"Hidup Jay penuh masalah dan rahasia,bagaimana bisa dia keluar dengan cepat".
Sama persis Jungwon mengingat kalimat yang Jake tidak sadari keluar dari mulutnya.
"Oke.Aku memang punya masalah yang sangat rumit.Tapi aku bisa mengontrol itu dan tidak menyakiti diri sendiri."
"Tapi Jungwon takut,jika selama ini hyung berurusan denganku.Pasti itu menghambat perjalananmu".
Jay mengangkat alisnya tidak paham.
"Bagaimana bisa dua orang bertemu dan berteman dekat?nyatanya masing-masing dari itu punya masalah".Jungwon menunduk
"Tentu saja bisa.Peranku adalah sebagai kakak yang kamu butuhkan selama ini,dan kamu berperan sebagai adik laki-laki yang menyembuhkan".
Jawab Jay
Dengan segera Jungwon memeluk Jay.
Dia tidak pernah melupakan senyuman khasnya dalam setiap waktu.
Tangan Jay mengusap lembut kepala Jungwon yang berada dalam dekapan.
Dia merasakan layaknya saudara,
Coba bayangkan selama ini dia selalu sendiri.Tidak pernah tahu rasa peduli dan memberikan kasih sayang untuk orang lain.
Teruntuk pertama kalinya,orang asing datang dengan membawa amarah.
"Dengar,Jungwon tetaplah adik laki-laki yang selalu lucu,kuat,dan selamanya akan begitu."
Bisik Jay
Jungwon mengangguk dan masih menyandarkan kepala di pelukan hyungnya.
Tepatnya kakak kelas yang dia anggap sebagai kakak kandung sendiri.
Yah sendiri
"Janji yah hyung".
Keduanya tertawa bersama menyepakati sebuah kesepakatan untuk tetap menjadi saudara.
"Aku akan menunggu Sunoo hyung di teras,hyung hati-hati.Byee".
Jungwon masuk kedalam gang menuju ke rumah Sunoo
Sendiri menatap kepergian Jungwon,
Masih diam dan belum beranjak sama sekali
"Meskipun akan hadir orang sebagai marga keluargaku suatu saat nanti,Jungwon akan tetap adik yang aku sayangi".
Ucap Jay pelan
Langkahnya berbalik menuju ke tempat asal dimana mobilnya terparkir.
Di sekeliling yang sunyi,gelap menjadi latar kesendirian.
Berbahagia sesaat..
"Aish".
Jay merasa kesal karena kucing hitam menganggu jalannya.
Dia tetap memilih berjalan dengan mengabaikan kehadiran kucing itu.
"Waee...pergilah dan jangan ikuti aku".
Celoteh Jay terhadap kucing hitam,
bukannya pergi justru daritadi mengikuti Jay dari belakang
Meonggg~~~
Jay jongkok dan melihat kucing hitam tanpa menyentuh.
"Pergilah dan jangan membuat orang lain tertarik,kemudian kamu membuatnya terluka.Tidak semua orang sama dengan Jungwon".
Lanjut Jay
Kucing yang hanya diam dengan tiduran,tangan Jay perlahan ingin mengusap bulu kucing.
Namun alergi yang harus dia jaga membatalkan niat itu.
"Aish".
"Kenapa aku teringat Heeseung ketika melihat kucing ini".
Jay melanjutkan langkahnya kembali,kucing itu tidak mengikuti Jay sekalipun..
Jay tidak akan mengetahui alasan kucing hitam tadi mengikutinya.
Ternyata sebuah roti berada di sakunya,
Pelakunya adalah Jungwon
Flashback_
Sembari mendengarkan Jay berbicara,tangan kiri Jungwon memasukkan sepotong roti yang berada di saku celananya.
Dia memasukkan ke saku belakang Jay secara perlahan untuk tidak disadari Jay.
Dengan begitu Jungwon akan memberikan makanan kepada kucing yang dia cari di taman tadi.
"maaf hyung..semoga kucing itu memakannya".
Gumam Jungwon,dia masih tetap tersenyum.
,namun alasan Jungwon memeluk Jay adalah karena dia hanya berusaha melepas masalah dan merasakan sosok kakak laki-laki.
Bukan hanya tujuan memberi makan untuk kucing
Flashback off_
Cukup larut,
Taman yang tidak begitu besar hanya tertinggal lampu bersinar sebagai hiasan.
Tatapan dan pandangan begitu fokus di setiap jalan.
Hari-hari yang tidak menyulitkan juga tidak mengecewakan sama sekali.
Mungkin perjanjian yang dibatalkan adalah sebuah keputusan.
"Tidak biasanya Sunghoon membatalkan rencana,biasanya dia paling semangat".Ucap Jay sembari mengendarai mobil.
Kecepatan stabil yang selalu dia ambil,
Sesampainya dimobil Jay segera melajukan mobilnya dan kembali kerumah.
💢
'lesu,letih,mengcapek,mengsedih....'
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top