Chapter 4 - Ah Cy

Tetesan air mata di pipi Ah Cy semakin menjadi gadis itu tidak dapat menghentikannya. Ia menangis dalam diam. Xiao Tan datang membawa dua porsi makanan dan minuman. Xiao Tan heran kenapa Nona Ah Cy menangis.

Siapa yang tega melakukannya? Bukankah Ah Cy adalah gadis yang baik? Batinnya terus bertanya.

Xiao Tan meletakkan makanan yang dipesan di meja. Duduk di sebelah Ah Cy.

"Xiao Tan..." Tanpa aba-aba Ah Cy memeluk Xiao Tan. Xiao Tan mengurungkan niatnya untuk bertanya langsung. Ia akan membiarkan Ah Cy menangis terlebih dahulu.

Setelah dirasa tangisan Ah Cy sedikit reda. Xiao Tan barulah bertanya.

"Ada apa Ah Cy?" ucap Xiao Tan lembut.

"Kenapa Pangeran Liang menolak cintaku?" ucap Ah Cy masih menangis.

"Pangeran Liang siapa?" tanya Xiao Tan ingin tahu. Sungguh dia tidak tahu Liang mana yang Ah Cy maksud.

"Apa? Kamu tidak tau siapa Pangeran Liang, Xiao Tan?" tanya Ah Cy menatap mata Xiao Tan dengan mata masih berair.

Xiao Tan menggeleng pelan. Perut Ah Cy berbunyi nyaring seakan menyahut ucapan Xiao Tan.

Xiao Tan menghapus air mata Ah Cy lembut. "Jangan nangis lagi."

Ah Cy berusaha mengendalikan dirinya agar tak menangis lagi. Bukankah selama ini Liang selalu menatapnya begitu kenapa dia hari ini begitu cengeng?

"Kita berbicara sambil makan ya aku tahu kamu lapar dan makanannya sudah mulai dingin," ujar Xiao Tan tersenyum mengambil pisau memotong sapi panggangnya sembarangan yang penting bisa terpotong.

Ah Cy ikut memotong sapi panggangnya dengan anggun memasukkan ke dalam mulut. Rasa enak yang menjalar di lidah sedikit mengikis rasa sedihnya.

"Katakanlah," ucap Xiao Tan di sela-sela makan.

"Pangeran Liang adalah laki-laki yang aku cintai selama lima tahun terakhir ini," sahut Ah Cy dengan nada rendah.

Ah Cy memberi jeda sebelum melanjutkan kalimatnya. "Tapi Pangeran Liang tidak suka akan kehadiranku." Terselip rasa sedih saat gadis bertubuh gemuk di mengatakannya.

Xiao Tan mendengarkan cerita Ah Cy dengan seksama tanpa berniat untuk menyela.

"Tapi Pangeran Liang tidak mencintaiku," sambung Ah Cy.

Xiao Tan tahu bagaimana rasanya jika orang yang kita cintai tidak mencintai kita rasanya kecewa dan sakit. Cinta bertepuk sebelah tangan.

"Suatu hari Pangeran Liang akan mencintaimu," ucap Xiao Tan.

"Aku berharap begitu."

Makanan mereka habis. Kemudian Ah Cy membayarnya di kasir. Ah Cy tidak mengajak pelayan ataupun pengawal.
Mereka melangkah keluar dari kedai tersebut.

🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌🐌

Kejadian tadi siang masih membekas di pikiran Nona Ah Cy. Dia berjalan di halaman belakang kediamannya untuk menyegarkan pikirannya.

"Nona muda ketiga," panggil pengawal setia Ah Cy.

Ah Cy menghentikan langkah diikuti empat pelayan setianya.

"Hormat Bo Lin Nona Muda ketiga." Pengawal bernama Bo Lin menunduk hormat.

"Bangunlah."

"Hamba ingin mengatakan sesuatu mengenai Pangeran Liang," ucap Bo Lin serius.

"Kalian bisa pergi sebentar," ujar Ah Cy kepada empat pelayan setianya.

"Baik Nona."

Keempat pelayan menghormat sebelum melangkah pergi.

Ah Cy mengajak Bo Lin pengawal setianya untuk duduk di kursi yang tersedia di halaman belakang kediamannya.

"Selama beberapa bulan hamba mengawasi Pangeran Liang. Hamba ingin menginformasikan kalau beberapa tipe gadis yang disukai Pangeran adalah gadis bangsawan, kuat, cantik, menarik , memiliki keahlian dan bakat bertubuh ramping, dan ideal," ucap Bo Lin.

"Kamu boleh pergi," ucap Ah Cy.

Bo Lin menghormat sebelum pergi.

Ah Cy melamun. "Pangeran Liang tidak menyukai gadis sepertiku. Badanku gemuk tidak ramping apalagi seksi itu sangat jauh, tidak pandai dalam bakat apapun," ucap Ah Cy sedih.

"Tidak ada yang menyukai gadis sepertiku," lirih Ah Cy parau.

🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝

See you next chapter 😊

Kasihan Ah Cy 😢

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top