Chapter 20 - Hutan Mengerikan

Beberapa hari kemudian sampailah kedua orang itu--Mo Lian Cheng dan Xiao Tan-- serta jangan lupakan seekor kuda jantan cokelat. Tanpa kuda jantan itu mereka berdua tidak akan sampai di hutan yang menakutkan ini.

Aura di hutan ini begitu berbeda dengan hutan yang pernah Xiao Tan dan Lian Cheng temui. Aura di sini begitu pekat dan juga gelap. Pohon-pohon yang ada pun sangat aneh--daunnya hitam, cokelat tua dan beberapa berwarna merah tua-- sangat bertolak belakang.

Langkah Qi Qi semakin lama semakin melambat seolah-olah ada yang menghisap energinya. Kuda jantan itu merasa lemas dan tak bertenaga padahal Qi Qi sudah makan rumput yang banyak dan juga air. Mo Lian Cheng dan Xiao Tan turun dari kuda dengan hati-hati.

Xiao Tan menatap langit di atas yang berwarna ungu gelap ditemani awan-awan yang berwarna kuning kehijauan yang bergerak perlahan.

"Cheng'er...lihat langitnya aneh sekali," ucapnya kaget.

"Iya, sudah aku katakan kemarin hutan ini memang berbeda dari hutan yang lain," sahut Cheng mengga ndeng tangan Xiao Tan.

Bruk...

Tiba-tiba Xiao Tan jatuh terduduk. Badannya tiba-tiba terasa lemas.

"Tan'er...kamu tidak apa-apa?" Lian Cheng panik.

Xiao Tan menggeleng lemah.

"Badanku rasanya lemah sekali...," ucap gadis berambut hitam itu pelan.

"Hutan ini seakan menghisap energi di dalam tubuh kita padahal sebenarnya tidak," jelas putra mahkota kekaisaran Yun Zhi.

"Apa maksudmu?" tanya Xiao Tan langsung.

"Hutan ini menutupi keadaan yang sebenarnya atau bayangan."

"Hm, jadi sebenarnya badanku tidak lemah begini? Ini hanya bayangan yang sebaliknya?" tanya Xiao Tan.

"Quèshí, nín zhǐ xūyào kǎolǜ zìjǐ jiànkāng qiángzhuàng de zhēnshí zhuàngtài. Nàme móshù de zuòyòng jiù huì màn man xiāoshī," jelas Mo Lian Cheng. (Tepat sekali, kamu hanya perlu memikirkan keadaanmu yang sebenarnya yaitu berbadan sehat dan kuat. Maka pengaruh sihir di sini akan perlahan-lahan menghilang).

Xiao Tan mengangguk perlahan. Dia mencoba menutup matanya, memusatkan pikiran dan mengatakan di dalam hatinya bahwa dia berbadan sehat dan kuat.

"Kau hanyalah gadis lemah."

"Tubuhmu sakit dan lemah."

"Lemah, tak berguna dan cengeng."

"Penakut, lemah dan di bawah perlindungan orang lain."

Suara-suara lain yang bermunculan di pikirannya berusaha menganggu konsentrasi Xiao Tan.

"Cheng'er kenapa ada suara-suara lain yang mengangguku." Adu Xiao Tan kesal.

"Kamu harus bisa memusatkan pikiranmu dan hiraukan omongan-omongan yang muncul. Jika kamu tidak bisa melakukannya maka kita tidak bisa bergerak dan pergi dari sini."

"Baiklah, aku akan berusaha."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top