Chapter 11 - Anjing Liar Xanpus

Sore hari ini Xiao Tan memutuskan untuk berjalan-jalan sendirian di hutan tanpa ditemani oleh siapa pun.
Daun-daun yang hijau sangat segar di pandangan mata, bunga-bunga yang indah. Beberapa ekor kuda liar sedang makan rumput.

Xiao Tan tersenyum cerah. "Pemandangan seperti ini sangat jarang aku lihat."

"Yang aku selalu lihat di sana adalah polusi udara, kendaraan yang selalu berlalu lalang."

Xiao Tan melangkah dengan terus melihat pemandangan di sekelilingnya.

Guk

Guk

Guk

Dari arah belakang seekor anjing liar mengejar Xiao Tan. Kesalahan apakah yang membuat dia dikejar oleh anjing itu? Dia kaget setengah mati. Bagaimana bisa anjing itu tiba-tiba muncul dan mengejarnya. Demi apa pun dia takut dengan anjing. Karena sewaktu berusia lima tahun gadis itu pernah dikejar oleh dua ekor anjing yang besar. Saat itu, Xiao Tan hampir saja digigigit dan sekarang kejadian itu terulang kembali.

"Ah, tolong aku! Ada anjing yang mengejarku!" teriak Xiao Tan spontan panik.

Dia berlari secepat mungkin, napasnya tidak beraturan dan detak jantungnya menggila. Kejadian mengerikan itu berputar kembali di otaknya.

Jangan sampai anjing ini menggigitnya 

Xiao Tan berlari tanpa melihat ke depan dengan jelas. Di dalam hatinya yang terpenting dia bisa menghindar dari anjing liar itu. 

Xiao Tan tanpa menyadari, dia sudah menabrak seorang laki-laki. Laki-laki yang sedang bersiap-siap menarik anak panah untuk memanah seekor rusa jantan besar. Rusa itu sedang memakan rumput hijau. Karena ulah Xiao Tan anak panah itu justru mengenai seekor kelinci putih yang kebetulan berada di dekat rusa. Rusa jantan yang menyadari bahaya segera berlari sejauh mungkin. Laki-laki berpakaian perak itu berdecak kesal, dia sudah bersusah payah mendapatkan mangsa yang bagus. Sekarang, hampir saja dia mendapatkannya seseorang yang entah siapa menyenggolnya. Mari kita lihat siapa yang sudah mengganggunya ini. Lian Cheng berbalik. Kalimat yang ingin diucapkannya hilang begitu saja, saat matanya menatap seorang gadis yang tampak perlu dikasihani.

"Tolong aku,'' kata Xiao Tan memohon. Dia terlihat menyedihkan. Rambut panjangnya terlihat acak-acakan.

Hati laki-laki yang diajak berbicara Xiao Tan ini tergerak untuk membantu gadis yang berada di hadapannya ini. Dia mencari tahu apa yang menyebabkan gadis cantik di hadapannya ini ketakutan. Eh, kenapa dia jadi memuji gadis di hadapannya ini? Ah, sudahlah itu tak penting.

Guk

Guk

Guk

Tanpa berpikir panjang Xiao Tan menjadikan laki-laki di depannya ini sebagai tameng. Gonggongan anjing itu begitu kuat membuat gadis cantik itu ketakutan, tubuhnya bergetar ketakutan. Tanpa permisi dia sudah menggenggam erat pakaian pria ini.

"Tolong buat dia pergi..." Cicit Xiao Tan lemah.

Mo Lian Cheng menyadari bahwa gadis di yang bersembunyi di belakang ini sangat ketakutan. Genggaman tangannya di bajunya begitu kuat.

"Tenanglah, anjing liar itu tidak akan menyakitimu," kata Lian Cheng lembut.

Lian Cheng menarik Xiao Tan dengan lembut keluar dari punggung tegapnya. Tangan kiri Lian Cheng memegang tangan Xiao Tan. Busur Lian Cheng disimpan ke dalam tas punggung.

Anjing liar itu masih terus menggonggong mengerikan. Anjing berbulu hitam lebat itu melangkah maju mendekati dua orang anak manusia itu.

"Anjing itu..."

Mo Lian Cheng mengerti maksud gadis di sampingnya ini. Dia menggunakan kekuatannya membuat anjing liar itu diam di tempat dan tidak menggonggong lagi.

"Jika saja kamu tergigit olehnya, maka kamu akan terkena penyakit manusia anjing. Anjing ini adalah peliharaan para Xanpus, tepatnya anjing yang berasal dari neraka." jelas pria yang memakai baju perak. Xiao Tan tidak menjawab.

Demi menjaga agar yang lain tidak tergigit oleh anjing ini dan juga gadis yang masih saja ketakutan ini. Mo Lian Cheng menggerakkan tangannya ke arah anjing berbulu hitam lebat itu, sihir es keluar dari tangannya membungkus anjing itu. Seketika, membuat tubuh anjing itu membeku. Kemudian, pecah berkeping-keping.

"Dia jadi hancur," ujar Xiao Tan pelan menatap kaget.

Xiao Tan berusaha mengontrol rasa takutnya. Sehingga tubuhnya tidak lagi bergetar ketakutan. Lagi pula anjing itu sudah hancur.

"Terima kasih," kata Xiao Tan tulus. Jika saja tidak ada laki-laki ini, maka apa jadinya dia nantinya? Mungkin saja dia akan digigit anjing yang entah punya siapa ini.

Mo Lian Cheng merasa tertarik dengan gadis di dekatnya ini. Aura gadis ini begitu memikat. Seolah dialah gadis yang mengisi hatinya. Mo Lian Cheng tersenyum seraya mengangguk.

"Tapi kamu harus bertanggung jawab," balas Lian Cheng setelahnya.

Mata cokelat Xiao Tan menatapnya bingung. "Tapi, aku tidak membuatmu rugi apa pun."

Mo Lian Cheng terkekeh. "Kata siapa kamu tidak membuatku rugi? Hm?" katanya ambigu.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

See you

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top