9.


Bahasa non-baku!

“Ah, minggu depan PAS.”

[Name] merebahkan kepalanya keatas meja, ia melenguh lelah, “Males.. tapi abis PAS libur panjang!”

Maki yang sedang bermain dengan tongkatnya melirik gadis di sampingnya sekilas, “Libur panjang mau ngapain lo?”

“Maraton anime dong, apa lagi?” ucap [Name] semangat, “Gue mau nonton William! Wakakaka!”

“William?”

“Moriarty the patriot itu loh!”

Maki ber-oh ria, “Coba deh nonton Boku no Pico.”

[Name] menaikan kedua alisnya, “Boku no Pico? Tentang apa tuh?”

Maki memalingkan wajahnya tersenyum misterius lalu kembali menatap [Name] dengan senyum lembut.

“Tentang perjuangan seorang gadis berjualan es krim keliling.”

“Ih, pasti bikin terharu! Nanti nonton deh!” [Name] tersenyum lebar.

Maki menahan sudut bibirnya susah payah agar tak tertarik lalu mulutnya menggelakkan tawa, “N-nonton aja, pasti lo suka.”

“Woke!”

---

[Name] kini sedang di perpustakaan, ia mencari sebuah buku tebal berjudul 'matematika mudah!' yang biasa ia pinjam untuk belajar sistem kebut semalam.

“Mana ya?” gumam gadis itu sambil mendongak menatap rak di hadapannya.

Buku-buku tebal tertata rapi, warna-warni, namun lebih dominan berwarna merah tua.

“Itu gak si?” [Name] mendekatkan tubuhnya ke arah rak, ia menyipitkan matanya kearah sebuah buku berwarna pink.

“Eh iya, tapi kok di atas banget!” [Name] ingin menangis saat itu juga, buku yang ia cari terlihat berada di bagian rak paling atas.

Gadis bernetra [Eye Color] itu mengedarkan matanya kesekitar, ia mencari seseorang yang bisa ia jadikan penolong untuknya, dan gotcha!

“Psst! Hei! Atsumu!”

Entah sebuah keberuntungan atau kebetulan, seorang pemuda berambut pirang dengan wajah tertekuk membaca sebuah buku tebal bertulisan tebal 'Fisika itu indah!', ia mendongak saat merasa dipanggil.

“Eh? Apa?” matanya melotot kaget.

[Name] menyengir, ia menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya 'peace'.

“Minta tolong dong,” ucap [Name] sedikit berbisik sambil berjalan kearah Atsumu yang kikuk di tempat, pemuda itu duduk di sebuah kursi yang disediakan perpustakaan.

“Ambilin buku di sana, tinggi banget, aku gak nyampe.”

Atsumu mengangguk lalu mengikuti langkah [Name] menuju tempat yang gadis itu maksud.

Dengan mudah tangan pemuda itu terulur mengambil sebuah buku tebal berwarna pink itu, kemudian ia berikan pada [Name].

“Yes! Makasih!”

Atsumu tersenyum kaku, “S-sama-sama.”

“Kamu belajar buat PAS ya?” tanya [Name] sambil melirik sebuah buku di tangan kiri Atsumu.

“Iya.”

“Mau belajar bareng?” [Name] memiringkan kepalanya sedikit ke samping, ia tersenyum santai.

Atsumu sontak gelagapan, “I-itu! I-iya, ayo!”

“Hahaha, gas!”

---

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top