5.
Bahasa non-baku!
“Yoho!!”
“Ayo ambil bola di gudang, woi!”
“Woi! Kabane! Ayo!”
“Eh, ini olahraga bareng kelas sebelah?”
“Wakaka! Gak sabar liat bidadari cantik!”
“Pak Samsul sakit ya?”
“Iya, makanya kelas sebelah nimbrung ke kita.”
Atsumu yang sedang berjongkok sambil menalikan sepatunya sontak menoleh saat merasa ada seseorang ikut jongkok di sampingnya, “Hah? Kita olahraga bareng kelas sebelah?” tanyanya pada orang itu.
Teman sekelasnya yang juga berjongkok menalikan sepatu di sampingnya itu mengangguk, “Bareng kelas mana?” tanya Atsumu.
“Kelas temen lo yang pinter itu loh.”
“Ha?”
“Sapa namanya- um.. Kitashin? Ah iya! Kitashin!”
Atsumu mengangguk-angguk lalu berdiri, “Gue duluan, bro!” hendak berjalan keluar kelas dan pergi ke lapangan tiba-tiba ia berhenti seolah tersadar sesuatu, melototkan matanya.
‘BERARTI ADA [NAME] DONG ENTAR?!’ batinnya.
---
“Baik anak-anak, karna Pak Samsul sakit, jadi kalian digabung ya!”
“Iya, Pak!” jawab semua murid dari dua kelas berbeda yang sudah berbaris rapi di lapangan itu.
“Hari ini tanggal 15, nomor absen 15 tolong pimpin pemanasan!” ucap Pak guru ber-name tag Handoko itu.
“Kelas mana, Pak?”
“Kelas..- Terserah!”
Seorang gadis bersurai [Hair color] maju kedepan, dia [Full Name] si nomor absen 15.
“Gue aja!” ucap gadis itu sambil menyengir.
Atsumu yang berada di balisan paling belakang yang sedari tadi mencari-cari gadis itu di barisan mana tiba-tiba menyesal, “Kamvrit, kenapa nggak baris paling depan aja gue..! Tau kalo gini ah!” gumamnya.
“Angkat tangan kalian! Jangan ada yang letoi!” ucapan tegas [Name] memulai pemanasan.
“Itu yang barisan pojok! Anda tipes?”
“Lu ngapain? Angkat!”
“1-2-3-4-5-6-7-8! Ulang!”
“Kitashin! Lari di tempat, bukan gerak jalan!”
“Sakura! Ino! Jangan pukul-pukulan! Yang bener!”
“Yang nggak keringetan ulang pemanasan sampe keringetan!”
“Tarik nafas! Keluarin!”
Sesi pemanasan selesai, [Name] berkacak pinggang lalu tersenyum bangga saat melihat para didikannya terengah-engah.
“Anj- ini pemanasan apa maraton?!”
“Berasa mendaki gunung Himalaya!”
“Wuah! Perut gue jadi two pack!”
“Lah gue? Three pack, anjir!”
“Mana bisa!”
[Name] mengedarkan pandangannya lalu menangkap Pak Handoko sedang duduk di pinggir lapangan sambil asik meminum sebotol es teh, [Name] menggerutu, “Pantes buncit..”
”Oke, guys! Pemanasannya selesai!”
Semuanya langsung bernafas lega, [Name] kembali ke barisannya, lain kali jangan sampai biarkan [Name] memimpin pemanasan! Atau jika ada pelajaran olahraga tanggal 15 harus bolos!
Atsumu tepar di tempat, wajahnya full keringat, matanya melirik kearah di mana [Name] berada, senyumnya langsung terbit saat melihat raut ceria gadis kesukaannya itu.
“Bisa-bisanya lo secantik itu..?” lirih pemuda bersurai pirang itu, jantungnya berdegup tak karuan, perutnya tiba-tiba terasa geli.
“Ah! Gila gue lama-lama karna lo!” Atsumu mengibaskan kepalanya, surainya bergoyang, ia sengaja melakukannya, agar keringatnya hilang.
“WOI! AYO MAIN BASKET YOK!”
“VOLI GASLAH!”
“GIRLS! KUY MAIN BADMINTON!”
“AMBIL ALAT LOMPAT TALI YUK! KITA MAIN BARENG!”
“AMBIL BOLA SEPAK! KITA ADU OTOT KAKI!”
Atsumu bangkit dari duduknya, “Ayo main voli, bro!”
---
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top