31.


Bahasa non-baku!

Segelas es sirup rasa melon diletakkan dengan hati-hati ke atas meja, Atsumu tersenyum bangga dengan hasil susah payahnya.

“Makasih!” ucap [Name] sambil tersenyum manis kearah kekasihnya.

Sontak saja si pirang salting, “I-iya, sama-sama.” Memalingkan wajahnya kearah lain menghindari tatapan sang gadis yang semakin membuatnya bersemu.

[Name] mengambil gelas tersebut lalu meminumnya perlahan hingga tersisa setengah, dalam batin ia berkomentar, ‘Agak kemanisan..’ ia tak ingin Atsumu tersinggung.

“Kemanisan ya..?” Atsumu meringis, [Name] hanya tersenyum, “Sedikit, tapi enak kok.”

Ini pertama kalinya Atsumu membuat minuman, sebelum-sebelumnya ia dibuatkan oleh kembarannya. Jadi wajar saja jika rasanya tak sesuai ekspektasi seperti koki. Bahkan menyentuh pisau dapur saja ia tak pernah.

“Oh iya, novelnya?” ucap [Name] mencoba mengalihkan topik, melihat Atsumu nampak cemberut.

“Ah! Iya! Bentar ya, kuambilin. Di dalem kamar soalnya,” dengan nampan yang masih di tangan kirinya, pemuda itu berlari kecil masuk kedalam kamar.

[Name] geleng-geleng kepala, ia terkekeh lalu mengedarkan pandangannya kesekitar menelisik kembali seisi ruangan.

---

“Wah! Keren banget! Serius? Kamu ketemu penulisnya langsung?!” [Name] melotot tak percaya, buku novel dengan tebal lima ratus halaman pas di tangannya di bolak-balik.

Atsumu mengangguk, ia tersenyum tipis melihat antusias kekasihnya, “Lagi beruntung sih waktu itu, jadi bisa ketemu.”

“Aish! Dari seluruh penulis favoritku itu, dia yang paling susah ditemuin,” cerocos [Name] sedikit kesal, “Paling suka karyanya yang mana?”

“Um.. 'Rembulan ciptakan indahmu'. Kalo kamu?”

“Sumpah! Kok bisa kamu suka yang itu?!” [Name] melongo, “Aku baca sampe halaman enam, terus sampe sekarang nggak kulanjutin! Karna bikin emosi!”

Atsumu terkekeh, ia mengulurkan tangannya menyingkirkan anak rambut [Name] yang mengganggu penglihatan gadis itu hingga beberapa kali berkedip.

“Harus sabar sih.”

“Aku paling suka 'Mengapa tak bersama saja?' Bener-bener plot twist-nya nggak terduga!”

[Name] menggenggam erat kepalan tangannya, “Kok Arin malah nikah ama adeknya!”

“Dan, pacarnya itu bapaknya,” ucap Atsumu.

[Name] tertawa, ia menatap kedua manik Atsumu dalam lalu menghelakan nafasnya panjang, “Jadi, gini..” menggaruk tengkuknya kikuk.

“Aku mau.. mengenalmu lebih jauh.”

Kedua pupil Atsumu sontak membesar, degup jantungnya tak normal.

“G-gimana?”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top