3.
Bahasa non-baku!
Atsumu keluar dari kelasnya sambil menggendong tas, bel tanda pulang telah berdering lima belas menit yang lalu, ia sengaja keluar kelas lebih lambat.
Matanya mengedar kesekitar koridor mencari sosok bersurai abu-abu yang merupakan kembarannya, mulutnya mengerucut mendumel, tuh anak kok nggak ada? Biasanya udah nongol terus ngomel-ngomel karna nunggu lama.
“Eh! Kembarannya Osamu!”
Atsumu menghentikan langkahnya lalu menoleh kaget kebelakang, “Eh?”
[Name] berjalan kearahnya sambil tersenyum penuh arti, tas selempang berwarna pink tersampir di bahu kiri gadis itu.
“Saya boleh minta tolong ke kamu nggak?” Atsumu sontak mengangguk, siapa sih orang yang menolak permintaan tolong doi?!
“Ini,” [Name] merogoh saku roknya mengambil beberapa lembar uang lalu menyodorkannya pada Atsumu, “Kasih ke Osamu, bayaran buat onigri tiga hari yang lalu.”
Atsumu mengangguk-angguk, “Itu aja?” suara pemuda itu bergetar, [Name] mengangguk.
“Iya, makasih loh ya! Eh, by the way.. saya belum tahu nama kamu, dari kemarin saya panggil kamu 'kembarannya Osamu',” ucap [Name] lalu terkekeh.
“Boleh saya tahu?”
“Atsumu.”
“Hm? Atsumu?”
“I-iya, namaku Miya Atsumu..”
“Ah! Atsumu ya..? Oke, Atsumu! Saya pulang duluan ya, bye!” ucap [Name] lalu berjalan pergi, sebelumnya ia melambaikan tangannya dulu pada Atsumu.
“B-bye!” Atsumu melambaikan tangannya, pemuda itu menatap punggung [Name] yang kian menjauh dengan degup jantung tak karuan.
[Name] menoleh sekilas kebelakang melihat Atsumu, gadis itu tersenyum lalu menghadap ke depan lagi.
“W-wow.. cantik banget..” gumam si surai pirang.
---
Di parkiran sekolah, Osamu sedang duduk di atas jok motor kembarannya sambil meminum sekaleng soda.
“Oit! Bro!” seorang pemuda berkulit gelap berjalan kearahnya sambil melambaikan tangan, ia Aran.
“Oi! Belum pulang lo?” Aran menggeleng, “Nungguin Kitashin, katanya dia mau pulang bareng gue.”
“Terus, ini dia di mana?”
“Ke kantor guru bentar ngumpulin tugas,” jawab Aran sambil memukul tangki bensin motor Atsumu.
“Mana kembaran lo? Kok lo di sini sendirian? Biasanya lo nungguin dia di koridor tiap pulang,” tanya Aran, Osamu menghendikan bahunya, “Masih di kelas kali, bosen gue nungguin dia di koridor mulu, makanya gue ke sini.”
“Oh-”
“Woi! Osamu!” Atsumu datang dengan wajah sebal.
“Dicari-cari malah nongkrong di sini sama Aran! Biasanya lo nunggu di koridor!” Osamu memutar bola matanya, “Hello~! Gue juga punya titik jenuh kalik!”
“Taik lo!”
“Nih duit buat lo,” Atsumu memberikan tiga lembar uang di genggamannya pada Osamu, pemuda itu menaikan sebelah alisnya, “Ada angin apa nih ngasih gue duit?”
“Bukan dari gue, dari [Name],” dengan malu-malu Atsumu mengucapkan nama mbak crush-nya.
“Ha? [Name]?”
“Uang buat onigri tiga hari yang lalu.”
“Oh~” Osamu memasukan uang itu kedalam saku, “Kok dia bisa nitipin ke lo?”
“Bisa lah!”
“[Name]? Yang sekelas ama Kitashin itu?” ucap Aran, Osamu mengangguk.
“Ah! Cewek lucu itu ya?” Aran tertawa, “Dia kocak banget anjir! Suka ngelawak!”
Atsumu mengerutkan keningnya, “Masak sih?”
“Iya, ah! Dia kalo sama orang asing itu suka banget ngomong formal, kek 'saya-kamu' gitu.”
“Tapi kalo udah deket, beuh!” Aran tertawa sambil geleng-geleng, Osamu mengangguk-angguk, Atsumu cengo.
‘Jadi gue masih orang asing ya?’ batin Atsumu.
“Dulu pas pertama kali gue ngobrol ama dia, berasa lagi diinterogasi.”
“Bo'ong lo ya?! Masak sih?!” Atsumu jadi kepo, makanya dia bilang begitu.
Aran menahan senyumnya, “Lo suka sama [Name] kan? Kok kepo gitu tentang dia?”
“Kok tau?”
“WHAT?!”
“SERIUS?!”
---
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top