29.


Bahasa non-baku!

“Ayolah, [Name]~!”

“Panggil gue mbak!” ucap [Name] kesal, “Lo tuh masih sekutil!”

“Pokoknya gue nggak mau! Lo nggak liat gue lagi apa?!”

Kevin Jamaludin, pemuda itu menghentak-hentakan kakinya kesal di atas lantai, “Pelit banget! Kuaduin Mamah [Mom's Name] nih!”

“Gue pukul lo!?” [Name] melotot mengancam.

“TANTE!!! MBAK [NAME]-”

“IYA YA AMPUN! OKE NIH OKE!”

Kevin tersenyum bahagia, “YES! Oke! Gue ambil jaket dulu!”

“Cepetan! Gue abis ini mau nonton YBC!”

“Sabar!” teriak Kevin sambil menaiki tangga menuju lantai dua.

Seorang wanita paruh baya datang dari arah dapur, mendekati [Name] yang kini sedang mengupas kulit bawang di ruang tengah, “Kevin bikin ulah ya, [Name]?”

[Name] menoleh kearah suara lembut barusan lalu menggeleng, “Nggak kok, Tante! Bikin migrain doang.”

Ibunda Kevin, wanita berwajah manis itu tersenyum lalu meraih pisau di tangan ponakannya, “Sana cuci tangan, biar Tante lanjutin..”

“Eh? Makasih, Tante!” [Name] berlari menuju dapur lalu berteriak keras, “KEVIN CEPETAN! GUE TINGGAL NIH?!”

“SABAR KEK! LAGI SEMPROT PARFUM NIH!”

---

“Halo? Lo di mana?”

“Rumah lah! Masak di sungai.”

“Um.. kesini dong, Maki.” [Name] melirik kesamping, “Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.”

“Sok misterius! Sape? Nenek lo?”

“Nenek gue udah bersatu dengan tanah, btw.”

“MAH?! KOK MATI LAMPU SIH?!”

“Buru, Maki! Kesini dong!”

“Kemana, anjay! Gue aja nggak tau lo di mana!”

“Lah iya, ya?” [Name] mengedarkan pandangannya kesekitar, “Monokrom kafe, deket warnet yang sering lo datengin itu loh.”

“Huh? Jauh amat! Pesenin ojol, baru gue mau!”

[Name] mendesis kesal, melirik kearah seorang pemuda yang kini sedang duduk di sampingnya sambil menatap lekat kearahnya penuh harap, “Oke! Gue pesenin! Cepetan ya!”

“Cepetan apaan gilak! Lo suruh gue menunggu dengan cepat?!” terdengar bunyi grasak-grusuk.

[Name] tertawa, “Siap-siap maksudnya!”

“Oke! See you, bitch!”

“Bye, slut!”

Terkekeh puas, “Terus? Mau apa lagi?” [Name] menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.

“Udah! Hehe, makasih, [Name]- maksudnya mbak [Name]~!”

“Hehe, pala bapak kau!”

---

[Name] kini sedang berdiri sendirian di pinggir jalan, menggenggam sebuah ponsel di tangan kirinya, “Kok gue tiba-tiba males ngapa-ngapain ya..?” gumamnya sambil menatap mobil-mobil berlewatan.

“Apa aku bundir aja?”

“Eh- jangan! Nanti Atsumu jadi duda dong..?” [Name] menjauh dari jalan raya, melangkahkan kakinya di atas trotoar jalan, menuju sebuah market.

“Beli es krim deh..”

---

“Sekalian poki deh..” gumam [Name] sambil menjauhi lemari pendingin dan berjalan kearah rak jajanan, di tangan kanannya ada se-cup es krim.

“Moga nggak abi-”

Bruk!

“Aduh- sorry!”

Tak sengaja ia menabrak seseorang yang tiba-tiba muncul dari pertigaan rak, “Maaf, nggak sengaj-”

“Eh?”

“Ah?”

“Atsumu?”

“[Name]? Kamu ngapain di sini?”

[Name] mengerjapkan matanya, “Nyari belut,” jawabnya asal.

Kok awkward ketemu mas pacar di saat-saat seperti ini.

Atsumu Miya, pemuda itu tersenyum kikuk, “Bareng yuk?” ucapnya sambil menunjuk keranjang belanjaannya yang berisi bahan-bahan masakan.

“Boleh.”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top